cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Pengaruh suhu penyimpanan dan konsentrasi sitokinin terhadap pematahan dormansi benih kentang (Solanum tuberosum L.) G2 Anne Nuraini; Sumadi Sumadi; Yuyun Yuwariah; Hanifah Rulistianti
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.097 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.21468

Abstract

Sari. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah salah satu komoditas yang mendapat prioritas pengembangan, karena produk tanaman ini dipakai sebagai sumber karbohidrat serta memiliki potensi dalam diversifikasi pangan. Salah satu permasalahan dalam produksi kentang adalah terbatasnya persediaan benih kentang, karena adanya fase dormansi. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara suhu penyimpanan dan konsentrasi sitokinin terhadap pematahan dormansi benih kentang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan tiga ulangan.  Petak utama adalah suhu penyimpanan dengan tiga taraf, yaitu: suhu rendah ±10oC , suhu ruang  ±25oC  dan suhu tinggi ±30oC. Anak petak adalah empat taraf konsentrasi sitokinin, yaitu: 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, dan 150 mgL-1. Hasil percobaan menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara suhu penyimpanan dengan konsentrasi sitokinin dalam mempercepat pematahan dormansi benih kentang. Penyimpanan benih kentang pada suhu ruang disertai pemberian konsentrasi sitokinin 50 mgL-1 dapat mempercepat pematahan dormansi benih kentang G2. Perlakuan suhu rendah menghasilkan tunas yang lebih panjang tapi bobotnya tidak berbeda dengan yang diberi perlakuan suhu ruang dan suhu tinggi, sedangkan pengaruh perlakuan sitokinin tidak berbeda terhadap panjang tunas, persentase tumbuh tunas per ubi, dan bobot segar tunas.Kata Kunci : Benih Kentang, Suhu Penyimpanan, Sitokinin, DormansiAbstract. Potato (Solanum tuberosum L.) is one of the important agriculture commodities, because it contains carbohydrates and can use for food diversification in Indonesia. One of the problems in potato production is the limited of seed potatoes, because of potato seed dormancy. This experiment analyzed the interaction between storage temperature and concentration of cytokinin on dormancy breaking of potato seed. The experimental design used Split Plot Design with three replications. The main plot was the temperature of storage, that consisted of three levels: low temperature ± 10°C, room temperature  ± 25°C and high temperature  ± 30oC. Subplot consisted of four levels of cytokinin concentration: 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1 and 150 mgL-1. The results of the experiment showed that there was an interaction effect between storage temperature and cytokinin concentration on accelerating the breakdown of potato seed dormancy. Storage of seed potatoes at room temperature with application of 50 mgL-1 cytokinin accelerated the breakdown of G2 potato seed dormancy.  Low temperature treatment resulted longer shoot but the weight was not different than other temperature treatments, whereas cytokinin treatment did not differ in shoot length, percentage of bud growth per seed, and fresh weight of shoots.Keyword: Potato Seed, Storage Temperature, Cytokinin, Dormancy
Induksi partenokarpi dengan GA3 pada zucchini (Cucurbita pepo L) Risa Nurul Falah; Jajang Sauman Hamdani; Kusumiyati Kusumiyati
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.128 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.22423

Abstract

Sari  Buah zucchini partenokarpi dihasilkan  agar lebih efisien dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi GA3 dan waktu aplikasi terhadap partenokarpi. Penelitian dilakukan dengan penyemprotan GA3 pada perlakuan 0 ppm pollinated; 0, 500, 1.000, 1.500 ppm unpollinated; yang diaplikasikan pre anthesis dan anthesis. Perlakuan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan tiga ulangan. Analisis varian menggunakan Uji Fdengan tingkat kepercayaan 95%.  Uji lanjut menggunakan Tukey pada taraf nyata 5%. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis data adalah Minitab 17. Hasil penelitian pada konsentasi 1.500 ppm dan waktu aplikasi pre anthesis responsif dalam induksi  partenokarpi pada buah zucchini.Kata Kunci: konsentrasi, GA3,  partenokarpi, biji, zucchiniAbstract. Parthenocarpy zucchini fruit is produced to be more efficient in processing as food. This experiment aimed to determine the effect of GA3 application and time of application on parthenocarpy fruit formation in zucchini. The GA3 treatment was carried out by spraying 0 ppm to pollinated flower; 0 500, 1000, and  1500 ppm  to unpollinated flower. GA3 was applied at pre anthesis and anthesis. This experiment was arranged using Factorial Randomized Block Design (RBD) with three replications. Analysis of variance using the F Test with a confidence level of 95% followed with Tukey at the 5% significance level using Minitab 17. The experimental results showed that the concentration of 1000 ppm applied at pre anthesis were responsive in producing parthenocarpy zucchini fruit.Keywords: parthenocarpy, GA3, zucchini, seed number, concentrate
Pertumbuhan, hasil, dan kandungan kromium kangkung darat akibat kombinasi macam dan dosis bahan organik pada media tanam tercemar Intan Nurcahya; Noertjahyani Noertjahyani; Hudaya Mulyana
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.797 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.22464

Abstract

Sari. Kangkung darat merupakan salah satu tanaman yang dapat menyerap logam berat. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan, hasil, dan keamanan kangkung sebagai bahan konsumsi. Pencemaran lahan pertanian dapat disebabkan dari kegiatan industri, salah satunya yaitu limbah penyamakan kulit yang mengandung logam berat kromium yang mengairi lahan pertanian. Pemberian bahan organik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil tanaman kangkung darat dan menyerap logam berat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi macam dan dosis bahan organik pada media tercemar kromium penyamakan kulit terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan kromium pada tanaman kangkung darat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan sembilan perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan kombinasi macam dan dosis bahan organik terdiri dari serasah daun, pupuk kandang kambing, dan kascing dengan dosis masing-masing 5 t ha-1, 10 t ha-1dan 15 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi macam dan dosis bahan organik pada media tercemar kromium penyamakan kulit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, dan hasil tanaman kangkung darat. Kombinasi kascing 15 t ha-1 memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap tinggi tanaman, bobot segar per tanaman, dan bobot kering per tanaman, sedangkan pemberian serasah daun 5 t ha-1 menghasilkan tanaman kangkung darat dengan kandungan kromium yang lebih rendah (51,33 mgkg-1) dibandingkan perlakuan lainnya tetapi tanaman dengan kadar tersebut belum aman untuk dikonsumsi.Kata Kunci : kangkung darat, bahan organik, kromium, hasilAbstract. Water spinach is a heavy metal accumulator plant if grown in polluted soils. This raises the concern of water spinach safety as one of the most consumed vegetables in Asian household. Land pollution in water spinach cultivation area can be caused by industrial activities that involve heavy metals such as tannery. Industrial waste such as chrome leaches to the water system that eventually will be used as irrigation source for agriculture. Organic fertilizer is a potential solution to increase water spinach growth, yield, and absorb heavy metal contaminants. This research evaluated the effect of type and dosage of organic fertilizer on water spinach that grown in chromium-polluted soils. This research design used Randomized Block Design (RBD) with nine treatments and three replication. The treatment of combination of types and dosages of organic fertilizer. There were dried leaves, goat manure, and vermicompost with dosage of 5 t ha-1, 10 t ha-1 and 15 t ha-1. The results of this research showed that the effect of combination of organic fertilizer type and dosages at chrome polluted media gave better effect on growth, and yield of water spinach. Giving vermicompost of 15 t ha-1 gaves better effect on plant height, fresh weight of plant, and dry weight of plant, meanwhile the doses of 5 t ha-1dried leaves showed the lowest chrome content compared to other treatments, but these plants are still unsafe for consumption due to high chrome content.Keywords: water spinach, organic fertilizer, chromium, yield
Respons klon ubi jalar (Ipomoea batatas L.) var. Awachy-1 dan var. Biang terhadap aplikasi paclobutrazol Murgayanti Murgayanti; Anne Nuraini; Megianti Agtari; Agung Karuniawan
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.802 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.20886

Abstract

Sari. Paclobutrazol  merupakan salah satu zat pengatur tumbuh yang dapat digunakan untuk memodifikasi pertumbuhan tanaman dengan cara mempertahankan keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif.  Setiap genotipe tanaman akan menghasilkan respons yang berbeda terhadap pemberian paclobutrazol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara konsentrasi paclobutrazol dengan dua klon ubi jalar serta mengetahui konsentrasi paclobutrazol yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil dua klon ubi jalar. Percobaan dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2017 di kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada ketinggian 750 m dpl. Jenis tanah tempat percobaan adalah Inceptisol, tipe curah hujan C menurut menurut klasifikasi Schmidt  dan  Ferguson bertipe C (agak basah). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor dan diulang sebanyak empat kali. Faktor pertama yaitu klon ubi jalar (Awachy 1 dan Biang) dan faktor kedua yaitu konsentrasi paclobutrazol (0, 50, 100, 150 ppm). Hasil penelitian menunjukkan klon Biang menghasilkan jumlah ubi per tanaman yang lebih tinggi daripada klon Awachy 1. Konsentrasi paclobutrazol 50 ppm menghasilkan bobot ubi per tanaman yang lebih tinggi.Kata Kunci: paclobutrazol, klon, ubi jalar. Abstract. Paclobutrazol is one type of plant growth regulators that can be used to regulate plant growth with the aim of maintaining the balance of vegetative and generative growth. Each plant genotype would produce a different responses to paclobutrazol. The aimed of this study was to determine the interaction between the concentration of paclobutrazol and two sweet potato clones and to determined the best concentration of paclobutrazol for yield of two sweet potato clones. The experiment was conducted from February to June 2017 at Ciparanje Experimental Station, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang Regency, West Java on 750 m above sea level. Type of rainfall of the experimental area was classified as C type according to Schmidt and Ferguson. The experiment design used Factorial Randomized Block Design that consisted of two factors and repeated four times. The first factor was sweet potato clone (Biang and Awachy 1) and second factor was the concentration of paclobutrazol (0, 50, 100, 150 ppm). The results showed that the number of tubers in Biang produced higher than Awachy 1, and the treatment of paclobutrazol with concentration of 50 ppm had the best yield (weigth of tubers per plant).Keywords: paclobutrazol, clone, sweet potato
Penggunaan kalium nitrat dalam pematahan dormansi fisiologis setelah pematangan pada beberapa galur padi mutan organik spesifik lokal Aceh Halimursyadah Halimursyadah; Syamsuddin Syamsuddin; Hasanuddin Hasanuddin; Efendi Efendi; Najwa Anjani
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.197 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.25468

Abstract

Sari. Induksi mutasi radiasi merupakan metode efektif untuk meningkatkan keragaman tanaman.  Kajian akan sifat-sifat yang dibawa oleh generasi galur padi hasil mutasi penting untuk dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar gamma terhadap sifat dormansi fisiologis after ripening pada galur padi mutan organik dan mengetahui keefektifan penggunaan konsentrasi KNO3 terhadap upaya pematahan dormansinya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan dua faktor serta menggunakan uji lanjut Tukey pada taraf nyata 5%.  Faktor pertama adalah galur padi mutan organik terdiri 5 taraf yaitu G0 = tanpa radiasi (Sanbei Simeleu) sebagai pembanding, G1= Sultan Unsrat, G2= 39e, G3= 75d, G4=57e. Faktor kedua adalah  konsentrasi KNO3 terdiri 3 taraf yaitu K0 = 0%, K1 = 1%, dan K2 = 2%. Parameter yang diamati adalah potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh relatif, berat kering kecambah normal, dan persistensi dormansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur padi mutan organik berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering kecambah normal dan berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh maksimum. Konsentrasi KNO3 berpengaruh sangat nyata terhadap daya berkecambah dan berat kering kecambah normal, serta berpengaruh nyata terhadap potensi tumbuh maksimum dan kecepatan tumbuh relatif. Terdapat interaksi sangat nyata antara galur padi mutan organik dan konsentrasi KNO3 terhadap berat kering kecambah normal, dan interaksi nyata terhadappotensi tumbuh maksimum, dan daya berkecambah.  Kombinasi terbaik dijumpai pada galur padi mutan organik 57e dan konsentrasi KNO3 2%.Kata kunci: Setelah pematangan ∙ Dormansi ∙ Galur mutan ∙ KNO3 ∙ Padi Abstract. This study aims to determine the effect of gamma radiation on the physiological dormancy after-ripening of organic mutant rice lines and the effectiveness using KNO3 concentrations on efforts to break dormancy. The study was conducted at the Seed Science and Technology Laboratory, Syiah Kuala University. This research used a completely randomized design (CRD) with two factors and Tukey test at significance level of 5%. The first factor was the organic mutant rice lines that consisted of 5 levels. There were G0 = without radiation (Sanbei Simeleu) as a comparison, G1 = Sultan Unsrat, G2 = 39e, G3 = 75d, and G4 = 57e. The second factor was KNO3 concentration, that consisted of 3 levels. There were K0 = 0%, K1 = 1%, and K2 = 2%. The observed parameters were dormancy persistence, maximum growth potential, germination, vigour index, the simultaneity of growth, relative growth speed, and normal germination dry weight,. The results showed that the organic mutant rice lines had a very significant effect on the dry weight of normal sprouts and had a significant effect on maximum growth potential. KNO3 concentration has a very significant effect on germination and dry weight of normal sprouts and has a significant effect on the maximum growth potential and relative growth speed. There was a highly significant interaction between organic mutant rice lines and KNO3 concentration on the normal dry weight of the sprouts, and significant interaction with maximum growth potential and germination. The best interaction was found in organic mutant rice lines 57e and KNO3 concentration of 2%.Keywords: After ripening ∙ Dormancy ∙ KNO3 ∙ Mutantline ∙ Rice
Potensi jamur rizosfer bawang merah dalam menekan Fusarium oxysporum f.sp. cepae, penyebab penyakit busuk umbi bawang merah Satriyo Restu Adhi; Tarkus Suganda
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.815 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.22877

Abstract

Sari. Penyakit busuk umbi yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Foc) merupakan salah satu penyakit penting pada bawang merah. Pengendalian penyakit busuk umbi yang ramah lingkungan adalah dengan menggunakan pengendalian biologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan isolat jamur asal rizosfer tanaman bawang merah yang memiliki sifat antagonis terhadap Foc. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan November 2017 hingga Januari 2018. Tahapan penelitian ini terdiri atas: (1) isolasi dari tanah rizosfer pertanaman bawang merah asal Desa Pelayangan Kabupaten Cirebon, (2) uji antagonisme secara in-vitro dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan (3) uji kemampuan jamur rizosfer dalam memicu perkecambahan benih bawang merah. Dari hasil percobaan diperoleh 11 isolat jamur rizosfer yang terdiri atas genus Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, dan Trichoderma yang memiliki karakteristik mikroskopis yang berbeda satu sama lain. Hasil uji antagonisme menunjukkan bahwa 11 isolat jamur rizosfer yang diuji memiliki sifat antagonistik dan dapat menghambat jamur Foc secara in-vitro antara 65,58% hingga 84,71%. Isolat JRC1 (Aspergillus) dan JRC6 (Paecilomyces) memiliki sifat memicu perkecambahan benih bawang merah.Kata kunci: Bawang merah ∙ Jamur antagonis rizosfer ∙ Busuk umbi ∙ Fusarium oxysporum f.sp cepaeAbstract. Basal rot caused by Fusarium oxysporum f.sp. cepae (Foc) is one of the important diseases in shallot. Biological control is one of the environmentally friendly control methods. The purpose of this research was to obtain isolates of rhizospheric fungi of shallot which were antagonistic against Foc. Research has been conducted at the Laboratory of Phytopathology Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran, from November 2017 up to January 2018. The research consisted of: (1) isolation of fungi from shallot rhizosphere soil of shallot plantation located at Desa Pelayangan Cirebon, West Java, (2) in-vitro antagonistic test using a completely randomized design (CRD), and (3) test the ability of selected fungal isolates to triggering shallot seed germination. The experiment obtained 11 isolates of the antagonistic rhizospheric fungi consisted of Aspergillus, Penicillium, Paecilomyces, and Trichoderma which have different microscopic characteristics. The results showed that antagonistic rhizospheric fungi inhibit the growth of Foc. Their inhibitions rate ranged from 65.58% to 84.71%. The isolates of JRC1 (Aspergillus) and JRC6 (Paecilomyces) were able to trigger the germination of shallot seeds.Keywords: Shallot ∙ Antagonistic rhizospheric fungi ∙ Basal rot ∙ Fusarium oxysporum f.sp. cepae
Deteksi pestisida Deltamethrin pada daun teh dengan variasi semprot (3x dan 6x) menggunakan spektroskopi raman Agung Beny Saputra; Kurniah Kurniah; Risma Risma; Affi Nur Hidayah
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (572.507 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.24898

Abstract

Sari. Pestisida banyak digunakan petani untuk mencegah hama pada proses penanaman daun teh, padahal jika tertelan manusia bisa menimbulkan banyak penyakit. Kita perlu mempelajari metode yang mudah untuk mendeteksi kandungan pestisida. Pada penelitian ini, pestisida deltamethrin pada daun teh dideteksi dengan menggunakan alat spektroskopi Raman. Daun teh segar disemprot pestisida dengan konsentrasi 0,01 ppm; 0,1 ppm; 1 ppm; 10 ppm; dan 100 ppm. Variasi penyemprotan juga dilakukan pada daun teh, yaitu 3x dan 6x penyemprotan untuk setiap konsentrasi pestisida yang digunakan. Daun teh yang sudah disemprot kemudian dikeringkan dan ditaruh di dudukan sampel di alat spektroskopi raman dengan sumber laser yang dipakai adalah 532 nm. Spektroskopi Raman  membantu dalam menentukan nilai deteksi pestisida pada daun teh dimana nilai deteksi pestisida berupa perbandingan antara panjang gelombang (Raman shift) dengan intensitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai deteksi pestida yang disemprot pada daun teh dan menentukan pengaruh variasi jumlah semprotan pestisida ke daun teh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pestisida deltamethrin pada daun teh berhasil dideteksi dengan menggunakan alat spektroskopi Raman. Pada penyemprotan 6x puncak deltamethrin menunjukkan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas puncak pestisida deltamethrin dengan kondisi penyemprotan 3x pada daun teh.Kata kunci: Pestisida Deltamethrin ∙ Spektroskopi raman ∙ Teh Detection of Deltamethrin pesticide on tea leaves with different spray variations (3x and 6x) using spektroskopi raman Abstract. Pesticide were widely used by farmers to prevent pests on tea plant , whereas if swallowed by human could cause many diseases. We need to know the easy method to detect deltamethrin pesticide.  In this experiment, deltamethrin pesticides in the tea leaves were detected using Raman spectroscopy. The fresh tea leaves were sprayed with pesticides at the concentration of 0.01 ppm, 0.1 ppm, 1 ppm, 10 ppm, and 100 ppm. Spraying concentration were also carried out on the tea leaves with 3  and 6times spray variation for each concentration. The sprayed tea leaves were dried and placed in a sample position at the Raman spectroscopy. Its testing tool helped in determining the detection value of pesticides on tea leaves, the value of detection of pesticides in the form of a ratio between wavelength (Raman shift) with intensity. The purpose of this study was to determine the detection value of pesticides sprayed on tea leaves and determine the effect of variations in the amount of pesticide spray to tea leaves. The results showed that the deltamethrin pesticide on tea leaves was successfully detected using the Raman spectroscopy. In spraying 6 times, the peak of deltamethrin showed a higher intensity compared to the peak intensity of the pesticide deltamethrin with spraying conditions 3 times on the tea leaves.Keywords: Deltamethrin pesticides ∙ Raman spectroscopy ∙ Tea leaves
Pengaruh metode aplikasi dan dosis stimulan cair terhadap produksi lateks pada tanaman karet Klon PR 300 umur 25 tahun Cucu Suherman; Intan Ratna Dewi; Ria Wulansari
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.767 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.23586

Abstract

Sari. Penggunaan stimulan pada tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) merupakan salah satu upaya yang umum dilakukan untuk meningkatkan produksi lateks. Penggunaan stimulan bertujuan untuk memperpanjang masa aliran lateks sehingga lateks yang dihasilkan dapat lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan terbaik dari metode aplikasi dan dosis stimulan cair yang digunakan untuk meningkatkan produksi lateks pada klon PR 300. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2015 di PT. PP Bajabang Indonesia yang memiliki ketinggian tempat 200 meter di atas permukaan laut dengan ordo tanah Inceptisol. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 11 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali dengan susunan perlakuan sebagai berikut: Tanpa stimulant (A); Metode Groove + dosis 0,5 mL/pohon (B); Metode Groove + dosis 0,6 mL/pohon (C); Metode Groove + dosis 0,7 mL/pohon (D); Metode Groove + dosis 0,8 mL/pohon (E); Metode Groove + dosis 0,9 mL/pohon (F); Metode Bark + dosis 0,5 mL/pohon (G); Metode Bark + dosis 0,6 mL/pohon (H); Metode Bark + dosis 0,7 mL/pohon (I); Metode Bark + dosis 0,8 mL/pohon (J); dan Metode Bark + dosis 0,9 mL/pohon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode aplikasi groove dan bark yang dikombinasikan dengan beberapa dosis stimulan cair pada tanaman karet umur 25 tahun menghasilkan volume lateks yang relatif sama dengan tanpa stimulan pada klon PR 300.Kata kunci: Klon PR 300 ∙ Stimulan karet ∙ Penyadapan Abstract. The application of stimulant on rubber tree is one of the common efforts to increase latex production. This application is supposed to extend the period of latex flow, so that can produce more latex. The aim of this research was to get the best treatment combination of application method and liquid stimulant dosage that used to increase latex production on clone PR 300. The research was conducted from March to May 2015 at PT. PP Bajabang Indonesia at 200 meters altitude. The research was arranged using Randomized Block Design (RBD), consisted of 11 treatments and 3 replications. The treatments were: Without Stimulant (A); Groove Method + 0.5 mL/tree dose (B); Groove Method + 0.6 mL/tree dose (C); Groove Method + 0.7 mL/tree dose (D); Groove Method + 0.8 mL/tree dose (E); Groove Method + 0.9 mL/tree dose (F); Bark Method + 0.5 mL/tree dose (G); Bark Method + 0.6 mL/tree dose (H); Bark Method + 0.7 mL/tree dose (I); Bark Method +0.8 mL/tree dose (J); and Bark Method + 0.9 mL/tree dose (K). The results of this research showed that groove method and bark method that combined with variant dosage of liquid stimulant in 25 years old rubber plants produced the same latex with no stimulant on clone PR 300.Keywords: Clone PR 300 ∙ Rubber stimulant ∙ Tapping 
Respons pertumbuhan tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L.) belum menghasilkan terhadap pemberian pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk organik cair Fatwa Halimah Risandi; Mira Ariyanti; Mochamad Arief Soleh
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.299 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.23607

Abstract

Sari. Kelapa kopyor merupakan salah satu plasma nutfah yang ada di Indonesia dan potensial untuk dikembangkan. Upaya peningkatan produktivitas kelapa kopyor dapat  melalui pemupukan, yaitu dengan pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemupukan yang tepat untuk tanaman kelapa kopyor belum menghasilkan dengan kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan PT. Mekar Unggul Sari (Taman Buah Mekarsari), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada bulan Juli sampai dengan Desember 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 16 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 2 tanaman dan diulang sebanyak 2 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa kombinasi dosis 50% pupuk anorganik dengan 25% dosis pupuk organik cair dari dosis anjuran cenderung berpengaruh baik pada parameter pertambahan tinggi tanaman, lilit batang, dan  jumlah daun, sementara kombinasi dosis 75% pupuk anorganik dan 125% dosis pupuk organik cair cenderung meningkatkan rata-rata luas daun.Kata kunci : Pupuk anorganik ∙ Pupuk organik cair ∙ Kelapa kopyor Abstract. Kopyor coconut is one of the germplasm from Indonesia and potential to be developed. Efforts to increase the productivity of kopyor coconut can be through fertilization, by providing inorganic fertilizers and liquid organic fertilizers. This study aimed to understand the right fertilization for young kopyor coconut plants that applied by combination of of inorganic fertilizer and liquid organic fertilizer. This research was conducted at the PT. Mekar Unggul Sari (Mekarsari Fruit Garden), Cileungsi, Bogor, West Java, from July to December 2018. It used a Randomized Block Design (RBD), that consisted of 16 treatments and each treatment consisted of 2 plants and repeated 2 times. The results showed that the combination of 50% dosage of inorganic fertilizer with 25% dosage of liquid organic fertilizer had a trendto give better effect on plant height, stem diameter, and leaf number, while 75% dosage of inorganic fertilizer with 125% dosage of liquid organic fertilizer tend to gave better effect on leaf area.Keywords : Inorganic fertilizer ∙ Liquid organic fertilizer ∙ Kopyor coconut
Aplikasi pupuk organik dan N, P, K terhadap pH tanah, P-tersedia, serapan P, dan hasil padi hitam (Oryza sativa L.) pada inceptisol Anni Yuniarti; Eso Solihin; Ayuning Tiara Arief Putri
Kultivasi Vol 19, No 1 (2020): Jurnal Kultivasi
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.32 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v19i1.24563

Abstract

Sari. Padi hitam memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan, yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah kanker / tumor, dan banyak manfaat lainnya. Dewasa ini, produktivitas padi hitam masih relatif rendah, dengan beberapa penyebabnya adalah degradasi lahan dan ketidakseimbangan nutrisi di tanah. Salah satu ordo tanah yang distribusi secara luas di Indonesia yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman adalah Inceptisol. Oleh karena itu, Inceptisols memerlukan penanganan yang tepat, seperti aplikasi pupuk organik dan anorganik yang seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui macam pupuk organik dan dosis N, P, K terbaik terhadap pH tanah, P tersedia, serapan P dan bobot gabah kering panen dan gabah kering giling padi hitam (Oryza sativa L.). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan, tiga ulangan. Jenis pupuk organik terdiri dari kompos jerami, pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, dan pupuk kandang domba dengan dosis 10 t / ha. Pupuk N, P, K yang digunakan terdiri atas dosis 50% dan 100% rekomendasi (Urea 300 kg/ha; TSP 50 kg/ha; KCl 50 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kandang ayam + 100% N, P, K rekomendasi memberikan bobot gabah kering giling terbaik pada padi hitam (Oryza sativa L.) menghasilkan 55,40 g / tanaman atau 7,09 t/ ha..Kata kunci: Padi hitam ∙ Pupuk organik ∙ Pupuk N,P,K ∙ Inceptisol ∙ Fosfor Application of organic and N, P, K fertilizer to pH, P-available, P absorption, and black rice yield (Oryza sativa L.) in inceptisol ABSTRACT. Black rice has good advantages for health, which can increase the body's resistance to disease, prevent kidney failure, prevent cancer/tumors, and many other benefits. Today, the productivity of black rice is still relatively low, with several causes being land degradation and imbalance of nutrients in the land. One of the land orders that is widely distributed in Indonesia for plant cultivation is Inceptisols. Therefore, Inceptisols needed a proper handling, such as balanced application of organic and inorganic fertilizers. The aim of this research was to know the best type of organic fertilizer and the best dosage of N,P,K on soil pH, available P, P uptake and yield of black rice (Oryza sativa L.). The experimental design used Randomized Block Design (RBD) with 10 treatments and three replications. The type of organic fertilizer consisted of rice straw compost, chicken manure, cow manure, and sheep manure, with 10 t/ha doses. The N,P,K fertilizer that used has a dosage of 50% and 100% (Urea 300 kg/ha, TSP 50 kg/ha, and KCl 50 kg/ha). The results showed that the application of chicken manure + 100% N,P,K gave the best yield on black rice (Oryza sativa L.) yield of 55.40 g / plant or 7.09 t/haKeywords: Black rice ∙ Organic fertilizer ∙ N,P,K fertilizer ∙ Inceptisols ∙ Phosphorus