cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Kultivasi
ISSN : 14124718     EISSN : 2581138X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Kultivasi diterbitkan oleh Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret, Agustus, dan Desember. Kultivasi mempublikasikan hasil penelitian dan pemaparan ilmiah dari para dosen dan peneliti di bidang budidaya tanaman. Bidang kajian yang dipublikasikan jurnal ini diantaranya adalah agronomi, pemuliaan tanaman, ilmu gulma, teknologi benih, teknologi pasca panen, ilmu tanah, dan proteksi tanaman.
Arjuna Subject : -
Articles 495 Documents
Sifat campuran herbisida berbahan atrazin 500g/L+ mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma Dedi Widayat; Uum Umiyati; Yayan Sumekar; Dani Riswandi
Kultivasi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.575 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v17i2.17646

Abstract

AbstrakGulma bila tidak dikendalikan dapat menurunkah hasil tanaman 20% sd 80%, untuk itu pengendalian gulma mutlak diperlukan. Pengandalian gulma dengan menggunakan herbisida tunggal bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan gulma resisten, untuk mengnangulanginya perlu dilakukan pencampuran herbisida. Campuran herbisida dengan dua atau lebih jenis bahan aktif dapat bersifat sinergis, aditif, atau antagonis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sifat campuran herbisida Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L terhadap beberapa jenis gulma. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juni 2017, di Laboratorium Kultur Terkendali Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Perlakuan terdiri dari tiga jenis herbisida dengan empat tingkat dosis, yaitu herbisida tunggal Atrazine (1080, 540, 270, 135, 0  g /ha), Mesutrion (196, 98, 49, 24,5, 0 g/ha) dan campuran herbisida dari Atrazin 500g/L+ Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110,0 g/ha) dengan empat ulangan. Gulma target adalah Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide,, Cleome rutidosperma.  Data dianalisis dengan analisis regresi linier dan metode MSM untuk menentukan perlakuan LD50 dan harapan LD50. Hasil penelitian menunjukkan Herbisida Campuran Atrazin 500g/L + Mesutrion 50 g/L memiliki nilai LD50 Harapan sebesar 0.097 g ai/ha dan nilai LD50 perlakuan sebesar 0.0283 g ai/ha dengan kotoksisitas sebesar 3.416 ( > 1) menandakan sifat campuran yang sinergis pada keenam gulma yang diuji yaitu A. conyzoides, A. piloxeroide,, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , Herbisida campuran, gulma.AbstractWeed can decrease the yield of plants 20% to 80% if they cannot be controlled, so weed control is absolutely necessary. Weed control by using a single herbicide continuously will cause weeds resistant, so it is necessary to mix herbicides. Combinations of herbicide with two or more types of active ingredient can be synergistic, additive, or antagonistic. The purpose of the study was to determine the characteristic of the herbicide mixture of Atrazine 500 g / l + Mesutrion 50 g / l for several types of weeds. The study was conducted in March – June 2017, at the Controlled Culture Laboratory, Padjadjaran University, Jatinangor. The treatment consisted of three types of herbicides with four levels of dosage, namely Atrazine herbicide (1080, 540, 270, 135, 0 g/ha), Mesutrion herbicide (196, 98, 49, 24.5, 0 g/ha) and herbicides mixtures Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L (880,440, 220,110.0 g/ha) with four replications. Target weeds were Cyperus rotundus, Axonopus compressus, Digitaria sanguinalis, Ageratum conyzoides, Alternanthera piloxeroide, Cleome rutidosperma. Data were analyzed by linear regression analysis and MSM method to determine LD50 treatment and LD50 expectations. The results showed that Atrazine 500 g/L + Mesutrion 50 g/L Herbicides Mixed had a value of Hopeful LD50 of 0.097 g ai/ha and LD50 treatment value of 0.0283 g ai/ha with a co-toxicity of 3.416 (> 1) that indicating a synergistic mixture in the sixth weeds tested are A. conyzoides, A. piloxeroide, C. rutidosperma, C. rotundus, A. compressus, D. sanguinalis.Keywords: Atrazine, Mesutrion , herbicide mixtures, weeds
Identifikasi keragaman genetik plasma nutfah ubi kayu liar (Manihot glaziovii muell) berdasarkan karakter morfo-agronomi Agung Karuniawan; Hendi N Wicaksono; Debby Ustari; Tia Setiawati; T Supriatun
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.147 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.14038

Abstract

Plasma nutfah tanaman merupakan sumber bahan genetik bagi program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman genetik plasma nutfah ubi kayu liar berdasarkan karakter morpho-agronomy. Percobaan dilaksanakan pada bulan Desember 2014 hingga Juni 2015. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan 23 aksesi ubi kayu liar dan diulang sebanyak dua kali. Analisis komponen utama menghasilkan biplot dengan nilai PC1 dan PC2 yang memiliki kontribusi terbesar terhadap variasi yaitu masing-masing sebesar 27.98% dan 19.45%. Analisis klaster menghasilkan gambar dendogram terdiri dari dua klaster utama yaitu I dan II.  Pada gambar dendogram terdapat jarak euclidean antara 0.00 hingga 3.32. Hal ini menunjukan bahwa plasma nutfah ubi kayu liar Unpad adalah luas.Kata Kunci : Analisis Komponen Utama, Analisis Klaster, Biplot, Dendogram, Keragaman genetik, Ubi Kayu Liar.
Pengaruh invigorasi benih hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) terdeteriorasi terhadap mutu fisiologis serta dampaknya terhadap hasil Sumadi Sumadi; Tati Nurmala
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.91 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.23309

Abstract

Sari. Invigorasi benih merupakan upaya perbaikan mutu benih terdeteriorasi dengan berbagai zat pengatur tumbuh, pestisida yang diperkaya dengan hormon tumbuh, dan agen hayati. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan substansi yang tepat bagi invigorasi benih hanjeli terdeteriorasi serta dampaknya terhadap hasil biji Benih bermutu tinggi merupakan salah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.Percobaan pot dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan Juni 2016 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, kampus Jatinangor, Sumedang.  Percobaan dirancang dengan Rancangan Petak Terbagi  diulang tiga kali. Petak utama adalah dua tingkat  vigor benih, yaitu benih bervigor sedang  (daya berkecambah ± 80%) dan benih terdeteriorasi (bervigor rendah yang daya berkecambahnya ± 50%). Anak petak berupa lima taraf perlakuan invigorasi, yaitu: kontrol; perendaman benih dalam air panas 700C selama 30 menit; pelapisan benih dengan zat thiametoksam; perendaman benih dalam larutan asam giberelat instan dan pelapisan benih dengan larutan kompos Trichoderma. Hasil percobaan menunjukkan terdapat saling keterkaitan antara tingkat deteriorasi benih dengan  invigorasi benih sebagaimana terukur pada daya tumbuh,  tetapi tidak berpengaruh terhadap komponen hasil  dan bobot biji per tanaman. Invigorasi dengan asam giberelat instan dan kompos Trichoderma mampu meningkatkan vigor benih terdeteriorasi sebesar 47,36 – 60,52 %Kata kunci: Deteriorasi, Coix lacryma-jobi L., Invigorasi Abstract. Seed invigoration is an effort to improve the quality of deteriorated seeds by various growth regulators, pesticides enriched with hormones, and biological agents. The objective of the study was to determine the appropriate substance for quality enhancement of deteriorated job’s tears seeds and their impact on yield. High seed quality is one of the factors affected growth and yield. The experiment was conducted from November 2015 to June 2016 at the Experimental Stations, Faculty of Agriculture,  University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Experiments designed by split plot design that replicated three times. The main plot was two levels of deterioration of seeds, there were medium vigor seeds  (germination capacity (GC) ± 80% ); deteriorated seeds or low vigor  (GC ± 50%). Subplot consisted of five levels of invigoration treatment, there were control; soaking the seeds in 700 C hot water for 30 minutes; coating of seeds with thiametoxam; soaking the seeds in instant gibberellic acid (GA)  and coating the seeds with Trichoderma compost solution. The results of the experiment showed that there was an interaction effect  between the level of seed deterioration and seed invigoration as measured by seedling emergence potential, but no affected on  yield components and seed weight per plant. Invigoration with GA and Trichoderma able to vigour increased of  deteriorated seedsKey words : Deteriorated Seed, Job’s Tears, Invigoration
Pengaruh cekaman kekeringan terhadap hasil dan sensitivitas tiga genotip jawawut Sheli Mustikasari Dewi; Yuyun Yuwariah; Warid Ali Qosim; Dedi Ruswandi
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.786 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.19636

Abstract

Jawawut merupakan salah satu tanaman serealia lokal Indonesia yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan genotip jawawut yang memberikan hasil paling baik dan sensitivitas paling rendah pada berbagai tingkat pemberian air di rumah plastik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2017 di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNPAD. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari tiga macam genotip, yaitu genotip 44, 46, dan 48. Anak petak terdiri dari tiga taraf kadar air tanah, yaitu 75%, 50%, dan 25% dari kapasitas lapang. Hasil penelitian menunjukkan genotip 46 dan 48 menghasilkan bobot biji per rumpun lebih banyak dibandingkan genotip 44, masing-masing sebesar 32, 50 g-1 dan 32,57 g-1 vs 25,81 g-1, namun genotip 48 merupakan genotip dengan kriteria peka (P), yang memiliki indeks sensitivitas 1,25. Genotip 44 dan 46 termasuk keriteria medium toleran (MT), dengan indeks sensitivitas masing-masing sebesar 0,87 dan 0,85. Sekalipun hasilnya paling rendah namun genotip 44 memiliki potensi adaptif untuk dikembangkan di lahan kering dengan kemampuan menghasilkan prolin yang lebih banyak dibandingkan genotip 46 dan 48 pada tiga level pemberian air yang berbeda dengan kurva respons hasil yang masih linier bila dikaitkan antara prolin, hasil, dan indeks sensitivitas.Kata kunci : genotip jawawut, kadar air tanah, hasil, sensitivitas ABSTRACTMillet is one of Indonesian local food crops that can develope as food sources. The purpose of this study was to obtain the genotypes of millet which gave the best effect on the yield and lower sensitive at various levels of water supply in the plastic house. The study was conducted from June to September 2017 at the Experimental Station of The Faculty of Agriculture, Padjadjaran University, Sumedang, Indonesia. The research used Split Plot Design with three levels of main plot: genotypes 44, 46, and 48. Subplot consisted of three levels of water field capacity: 75%, 50% and 25%. The results showed that the genotype 46 and 48 had the higher seed weight than genotype 44 (32,50 g-1 and 32,57 g-1 vs 25,81 g-1), but the genotype 48 had sensitive(S) with sensitivity index 1,25. Genotype 44 and 46 had medium toleran (MT) with sensitivity index 0,87 and 0,85. Even had the lower yield, genotype 44 had adaptive potential to developed in the dry land, with proline production more than other genotypes at the three levels of different available water capacity, and yield response curve was still linier when linked between proline, yield and sensitivity index.Key words: millet genotype, soil water content, sensitivity
Respons pertumbuhan tanaman kelapa belum menghasilkan terhadap pemberian air kelapa dan asam humat Mira Ariyanti; Santi Rosniawaty; Muhamad Rizky Permana
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.09 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.23356

Abstract

SariKelapa kopyor banyak diminati masyarakat karena memiliki sifat yang unik. namun produktivitas kelapa kopyor masih rendah. Peningkatan pertumbuhan kelapa kopyor belum menghasilkan dapat dilakukan dengan aplikasi zat pengatur tumbuh alami (ZPT) seperti air kelapa yang diaplikasikan langsung pada tanaman dan asam humat sebagai bahan organik untuk meningkatkan kualitas tanah agar dapat sesuai bagi pertanaman kelapa kopyor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi aplikasi air kelapa dan asam humat terbaik terhadap pertumbuhan tanaman kelapa kopyor belum menghasilkan. Penelitian dilaksanakan di Lahan Taman Buah Mekarsari, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, pada bulan Mei 2018-Oktober 2018. Penelitian ini menggunakan tanah berordo Ultisols. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancangan acak kelompok (RAK) dengan 11 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari kombinasi aplikasi air kelapa dengan konsentrasi 50%, 75%, 100% dengan dosis asam humat 10 mL/L, 20 mL/L, 30 mL/L per tanaman serta aplikasi air kelapa 100% dan asam humat 30 mL/L per tanaman sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukan kombinasi aplikasi air kelapa 75% + asam humat 20 mL memberikan respons terbaik terhadap pertambahan tinggi tanaman pada 16, 20, dan 24 minggu setelah perlakuan sedangkan kombinasi aplikasi air kelapa 100% + asam humat 20 mL memberikan respons terbaik terhadap pertambahan lilit batang pada 8 – 24 minggu setelah perlakuan.Kata kunci: air kelapa, asam humat, kopyor  AbstractKopyor coconut demand usually increase because its endosperm has unique character, but kopyor coconut productivity is still low. The growth of young kopyor coconut can be improved by natural Plant Growth Regulation (PGR) such as coconut water and humic acid as an organic material for improving soil properties. The research was purposed to find out the effect of the combination of coconut water and humic acid applications on young kopyor coconuts plant growth. The research was conducted at Mekarsari Fruit Garden, Cileungsi, Bogor, West Java, from May 2018 to October 2018. The soil ordo was Ultisols. The experimental method used randomized block design (RDB) with 11 treatments and 3 replications. The treatments consisted of various combination of  coconut water concentrations: 50%, 75%, 100%; humic acid dose: 10 mL/L, 20 mL/L, 30 mL/L per plant; and 100% coconut water  and 30 mL/L humic acid as controls. The results showed that combination of the treatment 75% coconut water + 20 mL humic acid has the best response to addition of plant height on 16, 20, and 24 week after treatment (WAT) while the treatment 100% coconut water + 20 mL humic acid has the best response to addition of plant trunks on 8 until 24 WAT.Keywords — kopyor coconut, coconut water, humic acid
Pertumbuhan, hasil dan karakter fisiologis padi yang diberi pupuk hayati pada pertanaman kelapa sawit belum menghasilkan I Annisa Nuraisah; Cucu Suherman; Mira Ariyanti; Anne Nuraini; Mohamad Arief Soleh
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.41 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.21183

Abstract

Sari ruang terbuka diantara tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman pangan, khususnya  padi sebagai tanaman sela dalam rangka mendukung program ketahanan nasional. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh dosis pupuk hayati yang berpengaruh paling baik terhadap pertumbuhan, hasil, dan karakter fisiologis tanaman padi yang ditanam pada pertanaman kelapa sawit TBM 1 serta melihat dampak penanaman padi sebagai tanaman sela terhadap pertumbuhan kelapa sawit. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada bulan Desember 2017 sampai bulan April 2018. Percobaan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari enam perlakuan dosis pupuk hayati, yaitu  0, 75, 100, 125, 150, 175 mL/tanaman. Setiap perlakuan diulang empat kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan dosis pupuk hayati berpengaruh terhadap jumlah gabah isi, bobot gabah per tanaman, dan bobot gabah 100 butir yang di tanam pada pertanaman kelapa sawit saat tanaman belum menghasilkan (TBM 1). Dosis pupuk hayati 100 mL/tanaman cenderung memberikan pengaruh baik terhadap karakter morfologis dan fisiologis padi. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak dipengaruhi oleh budidaya padi sebagai tanaman sela.Kata kunci: karakter fisiologis, pupuk hayati, tumpangsari Abstract. Open space among palm oil trees at IPS I could be used for growing annual crops such as rice for supporting food sufficiency national program. This study was to obtain proper organic fertilizer dosages for improving best plant growth and yield of rice under palm oil trees at IPS I. The experiment was conducted at experimental station of Faculty of Agriculture, Padjadjaran University from December 2017 to April 2018. The experimental design was Randomized Block with six treatments of fertilizer dosage: 0, 75, 100, 125, 150, 175 mL/plant. Each treatment was replicated four times. The application of organic fertilizer affected on filled grains number, grains weight per plant, and 100 grains weight.  The dosage of 100 mL/plants had good trend on morphological and physiological traits of rice. Oil palm growth did not affected by rice cultivation between oil palm areas.Keywords: Intercropping, organic fertilizer, physiological traits
Uji daya hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) akibat aplikasi jenis nutrisi alternatif dengan pendekatan bioklimatik di kabupaten Karawang Rommy Andhika Laksono Andhika Laksono
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.056 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.20105

Abstract

Sari Karawang merupakan wilayah di Jawa Barat yang sangat potensial dalam pengembangan budidaya jamur tiram putih. Salah satu usaha penerapan sistem pertanian yang berkelanjutan atau sistem pertanian yang peduli lingkungan dapat dilakukan dengan pemanfaatan nutrisi alternatif dan modifikasi bioklimatik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis nutrisi alternatif terbaik yang mampu memberikan produksi jamur tiram putih tertinggi pada setiap posisi baglog. Penelitian dilakukan di kumbung percobaan Fakultas Pertanian UNSIKA, Kabupaten Karawang, dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Perlakuan terdiri dua faktor, yaitu jenis nutrisi alternatif dan posisi baglog. Faktor jenis nutrisi alternatif terdiri dari 5 taraf, yaitu aquades 100%, air leri 80%, ekstrak kulit kentang 40%, ekstrak tauge 60%, dan air kelapa tua 60%, sementara faktor posisi baglog terdiri dari 2 taraf, yaitu vertikal dan horizontal. Perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh interaksi antara jenis nutrisi alternatif dan posisi baglog selama 1 periode tanam (8 minggu) terhadap jumlah rumpun jamur per baglog, jumlah tudung jamur per rumpun, diameter tudung jamur maksimal per baglog, panjang batang jamur maksimal  per baglog  , bobot segar jamur per baglog, bobot kering jamur per baglog, serta intensitas panen per baglog. Pada posisi baglog vertikal, jenis nutrisi terbaik adalah air leri 80%. Pada posisi baglog horizontal, jenis nutrisi terbaik adalah ekstrak tauge 60%.Kata Kunci: Jamur tiram putih, nutrisi organik, posisi baglog  Abstract. Karawang is a region in West Java that is very potential in developing white oyster mushroom cultivation. One of the efforts to implement a sustainable agricultural system or an environmentally friendly agricultural system can be done by alternative nutrients application and bioclimatic modifications. This study aimed to obtain the best alternative nutrients that were able to provide the highest production of white oyster mushrooms in each baglog positions. The study was carried out at the experimental field of the Faculty of Agriculture, UNSIKA, Karawang, from January to August 2018. The research method used factorial randomized block design (RBD). Treatments were consisted of two factors. There were types of alternative nutrient and baglog position, which was repeated 3 times. Types of alternative nutrient consisted of 5 levels: 100% aquadest, 80% liquid waste from rice washing, 40% potato peel extract, 60% bean sprouts extract,  and 60% old coconut water, while baglog position consisted of vertical and horizontal positions. The results showed that there was an interaction effect between alternative nutrient types and the positions of baglog for 1 planting period (8 weeks) on the number of mushroom clumps per baglog, number of mushroom caps, maximum mushroom hood diameter per baglog, maximum mushroom stem length per baglog, fresh weight mushrooms per baglog, mushroom dry weight per baglog, and crop intensity per baglog. In the vertical baglog position, the best type of nutrient was 80% liquid waste from rice washing. In the horizontal baglog position, the best type of nutrient was 60% bean sprout extract. Keywords: Baglog position, organic nutrient, White oyster mushroom
Studi jarak tanam dan naungan terhadap pertumbuhan dan potensi Asystasia gangetica (L.) T. Anderson sebagai tanaman penutup tanah Yenni Asbur; Yayuk Purwaningrum; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Dedi Kusbiantoro; Dian Hendrawan; Khairunnisyah Khairunnisyah
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.026 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.21422

Abstract

Sari Tanaman penutup tanah adalah salah satu praktek pertanian berbasis alam yang dapat meningkatkan penyediaan berbagai layanan ekosistem di agroekosistem. A. gangetica merupakan gulma yang banyak dijumpai di perkebunan kelapa sawit dan berpotensi sebagai tanaman penutup tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari jarak tanam optimum terhadap pertumbuhan dan potensi A. gangetica sebagai tanaman penutup tanah pada lahan terbuka dan ternaungi. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian UISU, Medan, dari Januari-April 2018. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah naungan yang terdiri dari dua taraf, yaitu: tanpa naungan dan naungan 50%. Faktor kedua sebagai anak petak adalah jarak tanam yang terdiri dari tiga taraf, yaitu: 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm, 40 cm x 40 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa A. gangetica berpotensi sebagai tanaman penutup tanah karena tumbuh cepat, cepat menutupi lahan, mampu beradaptasi terhadap lingkungan, dan mampu menekan pertumbuhan gulma dengan jarak tanam optimum 20 cm x 20 cm..Kata Kunci: Tanaman penutup tanah, jarak tanam, naungan, menekan gulma Abstract. Cover crop is one of nature-based agricultural practices that can increase the provision of various ecosystem services in agro-ecosystems. A. gangetica is a weed that is often found in oil palm plantations and has the potential as a cover crop. This study aimed to study the optimum planting distance of growth and potential of A. gangetica as a cover crop on open and shaded land. The study was conducted at the Experimental Field, Faculty of Agriculture, UISU, Medan, from January to April 2018. The study used a Split Plot Design with three replications. The first factor as main plot was shade that consisted of two levels, there were: without shade and 50% shaded. The second factor as subplot was planting distance which consisted of three levels, there were: 10 cm x 10 cm, 20 cm x 20 cm, and 40 cm x 40 cm. The results showed that A. gangetica has the potential as cover crop because it grew fast, cover land rapidly, adapt to the environment, and able to suppress weed with an optimum planting distance of 20 cm x 20 cm.Keywords: Cover crop, planting distance, shade, weed cover
Pertumbuhan dan hasil padi hitam yang diberi chlormequat chloride di lahan basah pada musim kemarau Fiky Yulianto Wicaksono; Andala Muhamad Nurdin; Aep Wawan Irwan; Yudithia Maxiselly; Tati Nurmala
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.637 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.20439

Abstract

Padi hitam merupakan varietas padi yang mengandung pigmen antosianin paling tinggi. Permasalahan budidaya padi hitam yang dikeluhkan oleh petani adalah tanaman terlalu tinggi. Tanaman yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tanaman rebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek retardan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi hitam sehingga tidak terlalu tinggi, namun masih memiliki produktivitas yang tinggi. Penelitian menggunakan metode eksperimen yang dilakukan di kebun percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang mulai bulan Maret sampai dengan September 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Retardan yang diberikan adalah chlormequat chloride (CCC) dengan konsentrasi 1500 ppm. Perlakuan merupakan waktu aplikasi retardan, terdiri dari: tanpa aplikasi (kontrol), aplikasi retardan pada saat vegetatif aktif, pemanjangan batang maksimum, jumlah anakan maksimum, dan inisiasi bunga. Semua perlakuan diulang 4 kali. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan dan hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi CCC tidak memberikan perbedaan nyata terhadap komponen pertumbuhan, namun meningkatkan beberapa komponen hasil. Waktu aplikasi CCC saat jumlah anakan maksimum atau akhir fase vegetatif memberikan jumlah malai dan indeks panen lebih tinggi dibandingkan kontrol.Kata kunci: Padi hitam, retardan, sawahAbstractBlack rice is a rice variety that contains the highest anthocyanin pigment. One of the problem of black rice cultivation is the plant height. The plant is too high so it cause plant lodging and decrease yield. This study aims to determine effect of retardant on growth and yield of black rice so the plants are not too high, but still have high productivity. The study used experimental method, that conducted at Ciparanje experimental station, Faculty of Agriculture, University of Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, from March to September 2018. Experimental design used randomized block design. Retardant given was chlormequat chloride (CCC) with a concentration of 1500 ppm. The treatment was application time of CCC in several growth stages, that consisted of: without application (control), application at active vegetative phase, maximum stem length, maximum number of tillers, and flower initiation. All treatments were replicated 4 times. It observed growth and yield component. The results showed that application of CCC gave no significant effect on growth component, but increased some yield component. Chlormequat chloride application at maximum number of tillers or end of vegetative stage gave number of panicle and harvest index that was higher than control.Keywords: Black rice, retardant, lowland rice 
Pengaruh bahan organik berbasis gulma paitan dan pupuk NPK terhadap sifat kimia tanah, pertumbuhan, dan hasil tomat pada Ultisols Intan Abas Nur Khairunnisa; Anung Slamet Dwi; Sapto Nugroho Hadi
Kultivasi Vol 18, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.692 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v18i3.21140

Abstract

Sari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan organik gulma paitan dan pupuk NPK terhadap sifat kimia tanah (C organik, N, dan P total), serta pertumbuhan dan hasil tomat pada Ultisols.  Penelitian dilaksanakan di screen house Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, pada bulan Juni sampai September 2018. Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial 3x3. Faktor pertama adalah bahan organik tumbuhan paitan, terdiri atas 3 taraf, yaitu 0, 125, dan 250 g/tanaman. Faktor kedua adalah dosis NPK, terdiri atas 3 taraf, yaitu 0; 3,61; dan 5,42 g/tanaman. Seluruh kombinasi perlakuan dialokasikan ke dalam unit percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 3 kali. Variabel yang diamati meliputi C organik, N total, P total, serta pertumbuhan dan hasil tomat. Data dianalisis dengan uji F, dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan organik tumbuhan paitan dengan dosis 250 g/tanaman cenderung memperbaiki sifat kimia tanah, serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tomat seperti jumlah daun, luas daun, bobot segar buah per tanaman sebesar 43,29% dari kontrol, dan jumlah buah sebesar 54,26% dari kontrol. Pupuk NPK dengan dosis 5,42 g/tanaman cenderung berpengaruh terhadap sifat kimia tanah, serta berpengaruh nyata semua variabel pertumbuhan dan hasil kecuali bobot segar akar. Kombinasi bahan organik tumbuhan paitan dengan dosis 250 g/tanaman dan pupuk NPK dengan dosis 5,42 g/tanaman cenderung berpengaruh terhadap sifat kimia tanah dan berpengaruh nyata terhadap variabel luas daun.Kata Kunci: Tithonia diversifolia, pupul NPK, Tomat, Ultisols Abstract. This research aims to know effect of organic matters of Tithonia diversifolia weeds and NPK fertilizer to soil chemical properties (organic carbon, total N, and total P), growth, and yield of tomato in Ultisols soil. The research was conducted at Screen House of Faculty of Agriculture, Jenderal Soedirman University, Purwokerto regency, from June to September 2018. This research used 3x3 factorial treatment design. The first factor was the dosage of organic matters of Tithonia diversifolia, consisted of 3 levels: 0, 125, dan 250 g/plant. The second factor was the dosage of NPK fertilizer, consisted of 3 levels: 0, 3.61, and 5.42 g/plant. All of treatment combinations were allocated to the experimental unit that used Randomized Block Design and was replicated 3 times. The variables observed were organic C, total N, total P, growth, and yield of tomato. Observational data were analyzed by F test, then Duncan's Multiple Range Test. The results showed that dosage 250 g/plant of organic matter of Tithonia diversifolia improved soil chemical properties, and affected significantly to growth, and yield variable likes number of leaves, wide of leaves, number of fruit, and fruit fresh weight. Dosage 5.42 g/plant of NPK fertilizer improved soil chemical properties, and affected significantly to all variables of growth, and yield, except root fresh weight. Combination of Tithonia diversifolia organic matter dosage 250 g/plant and 5,42 g/plant NPK fertilizer improved soil chemical properties and affected significantly to leaves area.Keywords: Tithonia diversifolia, NPK fertilizer, Tomato, Ultisols