cover
Contact Name
Surya Farid Sathotho
Contact Email
suryafarid@isi.ac.id
Phone
+6282228334645
Journal Mail Official
dtreview@isi.ac.id
Editorial Address
Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang
ISSN : 25025880     EISSN : 26866027     DOI : https://doi.org/10.24821/dtr.v4i2
Core Subject : Humanities, Art,
Dance & Theater Review (DTR) is a journal published in May and November, hosted by the Faculty of Performing Arts of Institut Seni Indonesia Yogyakarta. It is firstly published in May 2018. Journal of DTR contains any results of research and creation of dance, theatre, and wayang as well as performing arts education.
Articles 71 Documents
Kuratorial Solo International Performing Arts (SIPA) 2021 sebagai Bentuk Inovasi dan Konsistensi Festival Berskala International I Wayan Dana; Rika Amalia Putri
Dance and Theatre Review: Jurnal Tari, Teater, dan Wayang Vol 5, No 2: November 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v5i2.9538

Abstract

Solo International Performing Arts (SIPA) 2021 Curatorial as a Form of Innovation and Consistency on an International Scale Festival This research focuses on the curatorial process in Performing Arts practice by taking a case study at the largest annual Performing Arts event in the city of Solo, SIPA (Solo International Performing Arts) in 2021. SIPA Festival has a curatorial concept that is detailed and mature and relevant to the circumstances of the times. Curatorial at the SIPA Festival focuses on the selection of event themes, mascots, and the selection of performers. The research method used is a qualitative method, which will focus on observation, documentation, and structured interviews. The main source of data is from the description of the source, and the memory of the source. The results of this study are about the explanation of the curatorial process in the series of SIPA 2021 events,- and the identification of the concept of curatorial thinking. Each SIPA 2021 performer has their own reasons why they were chosen to perform on the magnificent stage of SIPA 2021, this reason is in the description of the curators. The standards applied by SIPA Festival for its performers are absolute requirements that must be met by performers in order to be able to display their works on the SIPA 2021 stage.Keywords: Solo International Performing Arts, Festival, Performance Art, Curatorship, Curator
The Phenomenon of Religious Intolerance in Indonesia As a Source of Creation in GAMA-A? #2 Dance Works Rines Onyxi Tampubolon
Dance and Theatre Review Vol 6, No 1: May 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i1.9292

Abstract

“GAMA-A? #2” is a work that exists to respond to the realities of life regarding cases of religious intolerance in Indonesia. Cases of religious intolerance are seen as a problem in understanding the essence of the function and meaning of religion. This paper will describe the creative process of forming ideas, concepts, and forms of work originating from the phenomenon of religious intolerance. The creative process begins with reading the problem through the phenomenological method which will help the dance choreographer understand the meaning of various events and human interactions in the phenomenon of religious intelligence in Indonesia. The conclusion of the interpretation of the reality of this problem will be used as the basis for composing a dramatic work which is divided into five scenes by presenting elements from the six religions recognized in Indonesia. The work on the visual form of the work will go through the Alma M. Hawkins Creation Method (Exploration, Improvisation, and Composition) by working on large group dances, with 12 interfaith dancers consisting of six men and six women. The presence of this work aims to answer the problem of cases of religious intolerance in Indonesia to maintain unity in the concept of diversity by creating solidarity based on harmonious humanity. Keywords: Religion, Intolerance, Group Dance Fenomena Intoleransi Agama Di IndonesiaSebagai Sumber Penciptaan dalam Karya Seni Tari GAMA-A? #2Oleh Rines Onyxi Tampubolon, S.Sn, M.SnProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK“GAMA-A? #2” merupakan karya yang hadir untuk merespon realitas kehidupan tentang kasus intoleransi agama yang ada di Indonesia. Kasus intoleransi agama dipandang sebagai permasalahan dalam pemahaman essensi dari fungsi dan makna agama. Tulisan ini akan menjabarkan proses kreatif pembentukan ide, konsep, dan wujud karya yang bersumber dari fenomena intoleransi agama. Proses kreatif dimulai dengan membaca permasalahan lewat metode fenomenologi yang akan membantu penata tari dalam memahami makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia dalam fenomena inteloransi agama di Indonesia. Simpulan interpertasi dari realita permasalahan ini yang akan dijadikan landasan dalam menyusun dramatik karya yang dibagi menjadi lima adegan dengan menghadirkan elemen-elemen dari enam agama yang diakui di Indonesia. Penggarapan wujud visual karya akan dilalui dengan Metode Penciptaan Alma M.Hawkins (Eksplorasi, Improvisasi, dan Komposisi) karya garap tari kelompok besar, dengan jumlah penari 12 orangpenari lintas agama yang terdiri dari enam orang laki-laki dan enam orang perempuan. Kehadiran karya ini bertujuan menjawab persoalan kasus intoleransi agama di Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam konsepkebinekaan dengan cara menciptakan solidaritas berdasarkan kemanusiaan yang harmonis.Kata Kunci : Agama, Intoleransi, Tari Kelompok
Kajian Hasil Rekonstruksi Tari Opak Abang di Kabupaten Kendal Anggun Ida Mawadda; I Wayan Dana
Dance and Theatre Review Vol 6, No 1: May 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i1.9337

Abstract

Tari Opak Abang merupakan tarian resmi Kabupaten Kendal, diresmikannya tari Opak Abang menyebabkan dirubahnya penampilan kemasan pertunjukannya. Pemerintah Kendal melakukan rekonstruksi dengan kegiatan penggalian, reinterpretasi, dan reaktualisasi. Penelitian ini mengulas sejauh mana hasil rekonstruksi tari Opak Abang sebagai identitas kesenian Kabupaten Kendal. Keberhasilan dikenalnya tari Opak Abang membutuhkan kolaborasi peran penta-helix, diantaranya pemerintah, pelaku seni, masyarakat penyangganya, budayawan atau seniman, media, dan pebisnis. Pemerintah Kabupaten Kendal sudah melakukan upaya untuk mengenalkan tarian ini dengan melibatkannya dalam berbagai festival dan acara. Namun kenyataannya tarian ini belum cukup dikenal secara merata, bahkan oleh masyarakat Kendal itu sendiri. Nampaknya ketidakseimbangan para peran penta-helix membuat tarian ini belum dikenal menjadi identitas kesenian Kabupaten KendalKata kunci: rekonstruksi, tari Opak Abang, pentahelix
Rekonstruksi Dramaturgi Soekarno dalam Drama Rainbow: Poetri Kentjana Boelan Ikhsan Satria Irianto
Dance and Theatre Review Vol 6, No 1: May 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i1.9244

Abstract

Penelitian rekonstruksi dramaturgi Soekarno bertujuan untuk menelusuri bagaimana drama Rainbow: Poetri Kentjana Boelan dipentaskan pada tahun 1939 di Bengkulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian sejarah teater dengan metode penelitian kualitatif.  Objek formal dalam penelitian ini adalah teori dramaturgi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, studi arsip dan studi dokumen. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini, antara lain: Pertama, konsep pemeranan yang digunakan adalah konsep imitasi. Kedua, konsep penyutradaraan yang digunakan adalah konsep otoriter. Ketiga, konsep tata artistik yang digunakan adalah gaya romantik.
Analisis Bentuk Penyajian Kesenian Dikir Kepri Bermadah Oleh Sanggar Saidina Ali, Pulau Lengkang Feri Yansyah
Dance and Theatre Review Vol 6, No 1: May 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i1.7177

Abstract

. Bentuk penyajian dari Dikir Bermadah dapat dianalisis dari berbagai aspek yaitu : 1. analisis penari 2. analisis lagu dan syair 3. analisis musik pengiring 4. analisis simbolis 5. analisis komposisi 6. analisis tata busana dan property
Ragam Dan Makna Kinesik Dalam Pertunjukan Kintir Sutradara Ibed Surgana Yuga Nanang Arisona; Surya Farid Sathotho
Dance and Theatre Review Vol 6, No 1: May 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i1.7925

Abstract

Penelitian tentang aspek kinesik ini bertujuan untuk mengkaji ragam gerak dan maknanya dalam pertunjukan Kintir oleh Kelompok Seni Teku Yogyakarta. Analisis ragam gerak meliputi gaya gerak dan gesture para tokoh. Analisis makna gerak meliputi analisis gerak ilustrasi,  bahasa isyarat, ekspresi emosi, dan ekspresi karakter gerak. Analisis ragam gerak dilakukan dengan melakukan identifikasi terhadap bentuk, gaya, dan motif gerak yang dilakukan para pemain. Sedangkan analisis semiotik digunakan untuk menemukan makna kelindan gerak sepanjang pertunjukan berlangsung dengan mengambil segmentasi kinesik yang terdapat dalam tiga belas sistem tanda yang digagas Tedeus Kowzan. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga ragam gerak yang memiliki perbedaan karakteristik, yaitu gerak realisik, gerak stilistik, dan gerak ikonik. Adapun analisis makna sistem kinesik menghasikan representasi tentang keagungan, keambiguan sikap, dan kekerasan terhadap anak-anak. Kata Kunci: Ragam, makna, kinesik, Kintir,
Wiwitan Sebagai Pergelaran Budaya Dalam Tinjauan Ekofeminisme Surya Farid Sathotho
Dance and Theatre Review Vol 6, No 2: November 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i2.11062

Abstract

Penelitian ini melakukan analisis wiwitan di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sebagai pergelaran budaya. Tradisi Wiwitan secara umum merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada Dewi                   Sri yang merupakan dewi padi. Sejarah turunnya ajaran wiwitan dimulai dari cerita rakyat Dewi Sri yang datang ke Tanah Jawa saat mengalami paceklik. Mereka memohon kepada Tuhan untuk diberikan rezeki dan terbebas dari bencana yang saat itu melanda. Wiwitan merupakan bentuk upacara yang berupa selamatan atau kenduri dan dilaksanakan sebelum melakukan panen. Menarik untuk dilihat mengapa pada masa sekarang ritual ini tetap dilakukan oleh sebagian petani meski dengan cara yang sederhana. Pada ritual tersebut terdapat unsur-unsur pertunjukan. Metode penelitian kualitatif memiliki beberapa keunggulan, yaitu: penyesuaian metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan peneliti, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden, serta lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola- pola nilai yang dihadapi. Sebagai sebuah kegiatan yang mengandung unsur pertunjukan, maka kajian dari sudut pandang teater sangat memungkinkan. Ada keterkaitan antara teater dan ritual sehingga mengkaji sebuah ritual dengan pendekatan teater ataupun sebaliknya sangat memungkinkan dengan menggunakan pemahaman pergelaran budaya atau cultural performance. Sosok Dewi Sri sebagai dewi padi yang dipuja petani memperlihatkan konsep Kosmologi Jawa terhadap Perempuan. Adanya unsur laki-laki dan perempuan dalam bentuk-bentuk ritual memperlihatkan bahwa kajian ekofeminisme bisa dilakukan pada ritual. Konsep ekofeminisme membahas bagaimana menyetarakan antara perempuan dan bumi serta hubunganya dengan laki-laki dalam budaya patriarki. Kata kunci: wiwitan, pergelaran budaya, ritual, ekofeminisme
Penerapan Pembelajaran SBDP Materi Seni Tari Kelas V B SD Negeri Nogopuro Alfian Eko Widodo Adi Prasetyo; Shinta Melia Khorini'mah; Khofifah Indah Permatasari
Dance and Theatre Review Vol 6, No 2: November 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i2.9443

Abstract

Latar belakang penelitian ini yaitu ditemuinya permasalahan dalam pebelajaran SBdP pada materi seni tari di kelas VB. Pandemi menjadi latar belakang tidak efektifnya pembelajaran praktik, hal ini yang menjadi kajian masalah tentang bagaimana mengembalikan pembeljaran praktik seni tari menjadi efektif kembali.Penelitian ini menggunakan Metode diskriptif kualitatif. Penelitian ini menerapkan trianggulasi data dan sumber data sebagai bahan uji keabsahaan. Hasil penelitian akan mendiskripsikan tentang bentuk penerapan pembelajaran SBDP seni tari pada kelas V B SD Negeri Nogopuro, yang meliputi perencanan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran SBdP seni tari menggunakan model pembelajaran kooperatif dan evaluasi pembelajaran seni tari berupa penilaian dalam bentuk pementasan tari kreasi daerah. Hasil kedua mendiskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran seni tari di kelas VB yang meliputi sisi peserta didik, sisi guru dan sisi lingkungan sekolah. Hasil belajar penerapan pada materi seni tari di kelas VB SD Negeri Nogopuro menunjukan peserta didik menari dengan percaya diri, kemampuan peserta didik menghafal nama-nama tarian cuku bagus tetapi masih kurang dalam menghafal asal daerah tari, peserta didik dapat menarikan sesuai dengan iringan, dan peserta didik mampu menentukan kostum serta properti yang sesuai dengan tarian.Kata kunci: Pembelajaran SBdP, Seni Tari, Sekolah Dasar
Interpretasi Nuja’’ Rame Kedalam Koreografi Tu Nuja’’ sebagai Upaya Konservasi Kultural Masyarakat Sumbawa Hana Medita
Dance and Theatre Review Vol 6, No 2: November 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i2.10755

Abstract

Sumbawa mempunyai keragaman budaya dan tradisi salah satunya adalah Nuja’’ Rame. Nuja’’ Rame adalah proses menumbuk padi secara bersama-sama, dan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian prosesi pernikahan adat Sumbawa. Nuja’’ sering dilakukan oleh  masyarakat Sumbawa saat panen dan dilanjutkan dengan acara pernikahan dikarenakan semua kebutuhan yang diperlukan sudah cukup dan mampu menggelar acara pernikahan. Dalam prosesi nuja’’ terdapat bunyi yang dihasilkan dari pola pukulan dari rantok dan deneng.Pukulan ini menggunakan pola yang bernama basalolo dan basanentek. Dua pola ini tidak bisa berdiri sendiri tetapi saling berkesinambungan. Pukulan utama yang memulai nuja’’ adalah pola basalolo dan pola basanentek yang mengisi pukulan utama. Dari gabungan dua pola tersebut menghasilkan irama yang sering dikenal dengan pangonteng, dari irama tersebut menjadikan kegiatan atau prosesi nuja’’ ramai memiliki suasana gotong-royongnya sangat kental. Bersumber dari prosesi nuja’’ maka diciptakan sebuah karya tari dan dijadikan sebagai upaya pemeliharaan atau pelestarian tradisi dan budaya melalui karya tari. Penciptaan koreografi kelompok ini bertipe dramatik  dengan mengolah pola serta gerak yang ada pada kegiatan nuja’.Kata kunci: nuja’ rame, prosesi, dan penciptaan koreografi
Aktualisasi Konsep Hredaya Kamala Madya dalam Penciptaan Tari Kamala Madya di Desa Tanjung Benoa, Bali Ida Ayu Wimba Ruspawati
Dance and Theatre Review Vol 6, No 2: November 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/dtr.v6i2.10862

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep filosofis Hredaya Kamala Madya dalam Kakawin Siwaratri Kalpa dan bagaimana konsep tersebut diintegrasikan dalam penciptaan tari berjudul Kamala Madya di Desa Tanjung Benoa, Bali. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif, penelitian ini memanfaatkan wawancara mendalam dengan Ida Bagus Wiryanatha, seorang pakar sastra kakawin, untuk merumuskan cerita dan nilai-nilai penting dalam Kakawin Siwaratri Kalpa, termasuk konsep Hredaya Kamala Madya. Analisis juga dilakukan pada video rekaman karya tari Kamala Madya untuk mengungkap bagaimana konsep tersebut terwujud dalam gerakan, musik, kostum, dan elemen penting tari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep filosofis Hredaya Kamala Madya melambangkan abstraksi bunga teratai di hati manusia, merepresentasikan penyucian batin sebagai langkah penting menuju kedamaian hati. Penelitian ini mengungkap inspirasi yang mendasari penciptaan Tari Kamala Madya dan memperkaya nilai artistik melalui simbolisme filosofis dalam elemen artistik seperti gerak tari, musik, tata rias dan busana serta property utama tarian berupa kipas. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan mendalam terhadap pemahaman Tari Kamala Madya khususnya dalam usaha memberdayakan masyarakat Desa Tanjung Benoa sebagai destinasi pariwisata pasca Covid-19. Kata kunci: Hredaya Kamala Madya, Kakawin Siwaratri Kalpa, Inspirasi, Penciptaan Tari, Tari Kamala Madya.