cover
Contact Name
Agus Kurniawan
Contact Email
kurniawanlearning@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
planoearth.ummat@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Planoearth
ISSN : 25025031     EISSN : 26154226     DOI : -
Jurnal Planoearth adalah peer-reviewed journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari penelitian di bidang Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Ekonomi Masyarakat Di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji – Kota Batu Ida Soewarni; Novia Sari; Endratno Budi Santosa; Ardiyanto Maksimilianus Gai
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.724 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.874

Abstract

Abstrak: Pariwisata merupakan sektor yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan cepat dalam penyediaan lapangan kerja dan peningkatan penghasilan. Desa Tulungrejo di Kota Wisata Batu, yang merupakan salah satu desa dengan beberapa destinasi wisata yang potensial meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak perkembangan pariwisata terhadap ekonomi masyarakat di Desa Tulungrejo. Metode analisa menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan analisis distribusi frekuensi dan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui perkembangan pariwisata, kondisi ekonomi, dan dampak perkembangan pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan pariwisata di Desa Tulungrejo semakin tahunnya meningkat. Hal ini mempengaruhi pendapatan masyarakat, memiliki pengaruh yang sangat signifikan 95,5% terhadap perekonomi masyarakat di Desa Tulungrejo, hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat wisatawan yang datang ke tempat wisata, maka semakin meningkat pula pendapatan masyarakat, yang  dihitung menggunakan metode regresi linier berganda. Abstract: Tourism is a sector which is able to rapidly increase the community economic growth in providing employment and increasing income. Desa Tulungrejo in Kota Wisata Batu (Batu Tourism City), which is one of the villages with several potential tourism destination to increase the community economic growth. This research aims to determine the impact of tourism development on the community economic condition in Desa Tulungrejo. Descriptive quantitative method was employed to analyze the data using frequency distribution analysis and multiple linear regression analysis to determine the development of tourism, economic conditions, and the impact of the tourism development on the community economic condition. Based on the research results, it was shown that the tourism development in Desa Tulungrejo is increasing annually. This affects the community income which has a very significant influence of 95.5% on the community economic condition in Desa Tulungrejo. In addition, the results of multiple linear regression calculation show that the higher the number of tourists coming to tourist destinations, the higher the income of the community.
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Religi Bukit Surowiti di Kecamatan Panceng, Gresik Tisa Angelia; Eddy Imam Santoso
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.838 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.1118

Abstract

Gresik Regency is an industrial area which is also one of the famous tourist destinations in East Java with a variety of tourism potentials, namely natural tourism, cultural tourism and religious tourism. Religious tourism is spread across several regions in Gresik and is developed to increase regional income. These religious tourism objects include guardian tourism and some Islamic religious tourism. Tourism Sunan Giri and Maulana Malik Ibrahim are two religious tourism objects that are visited by many tourists and become an icon of Gresik City as the Tourism City of Wali. Surowiti Hill Tourism is one of the attractions in Gresik which consists of religious tourism objects consisting of Islamic tombs and religious leaders, and cave-shaped nature tourism. However, in its development, Bukit Surowiti Tourism, which is in contact with Bukit Jamur Tourism and Dalegan Beach Tourism, has not been optimally managed and promoted. This study aims to determine the potential of Surowiti Hill Tourism and then formulate a strategy for developing religious tourism.This research uses exploratory research methods with SWOT analysis techniques. Explorative research is carried out by searching and gathering information to formulate a hypothesis. Research factors and factors that are related to other factors are natural potential and ancestral heritage are Islamic leaders and tombs, as well as the emergence of well-known religious tourism such as Wali Sunan Giri and Maulana Malik Ibrahim Tourism, nature tourism such as Bukit Jamur Tourism and Dalegan Beach Tourism in Gresik , factors of weakness from weather demands, water supply and inadequate accessibility, and safety factors, the lack of community and government support, as well as the increasing industrial development in Gresik. Furthermore, the factors that are expected to be a reference and contribution to local governments in formulating strategies for developing religious tourism in Surowiti Hill. 
Pilar-Pilar Eksistensi Dan Keberlanjutan Kampung Kramat: Kampung Tematik Di TPU Kasin Kota Malang Antonio Heltra Pradana
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.266 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.947

Abstract

Di Kota Malang terdapat kampung tematik di TPU Kasin yaitu kampung Kramat.Kampung ini telah ada sejak 50 tahun lalu dan dulu dikenal sebagai kampung pelarian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu tentang pola kehidupan social masyarakat Kampung Kramat, dengan mendalami hal-hal terkait cara masyarakat kampung Kramat bertahan hidup ditengah-tengah lingkungan pemakaman, pola hubungan antara masyarakat yang satu dengan yang lain di Kampung Kramat, proses transformasi Kampung Kramat dari Kampung pelarian menjadi Kampung tematik dan basis keberadaan dan keberlanjutan Kampung Kramat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif-induktif-kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini digunakan untuk menggali konsep warga Kampung Kramat bertahan hidup dan cara mereka mempertahankan kampungnya hingga sekarang menjadi kampung tematik. Hasilnya, kampung dapat bertahan keberadaannya karena memiliki konsep meruang-berkehidupan yang kontekstual-kompleks. Konsep-konsep ini menjadi pilar-pilar penyokong keberadaan dan keberlanjutan Kampung Kramat. Adanya studi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan khusus mengenai arahan pemberdayaan kampung kota melalui konsep tematik agar dapat lebih mengena dan berdaya guna. Khususnya bagi kampung yang terletak di area pemakaman. Abstract:  In Malang regency, there is a thematic village in TPU Kasin namely Kramat Village. This village has existed since 50 years ago and was once known as an escape village. The purpose of this research is to find out about the social life pattern of the people of Kampung Kramat, by exploring the things related to the way the village of Kramat survive amid the  funeral environment, the pattern of relationship between Community that is one with the other in Kampung Kramat, the transformation process of Kampung Kramat from the runaway village becomes the thematic village and base of the existence and sustainability of Kampung Kramat. The method used in this research is a-inductive-qualitative dexsriptif with a phenomenological approach. This approach is used to excavate the concept of villagers survive and the way they defend their village is now a thematic village. As a result, the village can survive its existence because it has a contextual-complex living concept. These concepts are the pillars of the existence and sustainability of Kampung Kramat. The existence of this study is expected to be a specific consideration of the direction of empowerment of village city through thematic concept to be more effective and effective. Especially for the village located in the burial area.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Wisata Alam dan Budaya Sebagai Media Promosi Desa Sangiang Tri Putri Rahmatillah; Osy Insyan; Nurafifah Nurafifah; Fariz Primadi Hirsan
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.894 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.970

Abstract

Pengembangan  desa  wisata  berdasarkan  budaya  dan  potensi  alam  berkembang pesat di Indonesiadan memberikan pemasukan besar bagi pembangunan. Salah satudesa yang  berpotensi  dikembangkan  sebagai  desa  wisata  adalah  Desa  Sangiang,  Kecamatan Wera,  Kabupaten  Bima,  Provinsi  Nusa  Tenggara  Barat. Penelitian ini  bertujuan  untuk mencari  tahu mengenai  permasalahan  mendasar  terkait  pengembangan  desa  wisata  alam dan budaya di Desa Sangiang serta upaya mengatasi permasalahan tersebut, mencari tahu sejauh  mana  peranan  dari  masyarakat  Desa  Sangiang  dalam  mendukung  pengembangan desa  wisata  Sangiang  dan  pada  akhirnya  dari  penelitian  ini  diharapkan  dapat  menemukan strategi  pengembangan  desa  wisata  berbasis  wisata  alam  dan  budaya  sebagai  media promosi  Desa  Sangiang.Adapun metode  yangdigunakan  dalam  analisis  adalah  deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Dari penelitian ini ditemukan bahwapermasalahan dasar yang menghambat  pengembangan  wisata  di  Desa  Sangiang berupa  pelayanan  sarana  dan prasarana  yang  belum  maksimal. Di  sisi  lain  kekuatan  yang  dimiliki  Desa  ini  dalam mengembangkan   wisata   adalahmasyarakat   setempat   sudah   ikut   berperan   dalam pengembangan  desa  wisata. Setelah  dilakukan  analisis,  strategi  yang  dapat  dilakukan dalam  mengembangkan Desa  Wisata  Sangiang  yaitu  peningkatan  kualitas  pelayanan sarana prasarana, menjaga dan melestarikan potensi wisata, meningkatkan promosi wisata, dan mengemas seluruh potensi wisata menjadi kesatuan paket wisata
Analisis Ambang Batas Lahan Pemakaman di Kota Makassar Kartini Kartini; Nur Syam AS; Fadhil Surur
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.582 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.1025

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk Kota Makassar dari tahun 2014-2016 berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kematian sehingga kebutuhan lahan untuk pemakaman tiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besar ambang batas lahan pemakaman umum Islam di Kota Makassar dan menyusun arahan perencanaan dalam pengembangan pemenuhan kebutuhan lahan pemakaman ditinjau dari aspek tata ruang. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, proyeksi penduduk dan daya tampung sebagai ambang batas lahan pemakaman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ambang batas lahan pemakaman umum Islam di Kota Makassar masih mampu menampung jumlah kematian hingga tahun 2023 dengan sistem normal sedangkan untuk sistem tumpuk mampu menampung hingga tahun 2029. Arahan perencanaan dalam pengembangan pemenuhan kebutuhan lahan pemakaman ditinjau dari aspek tata ruang dengan pengoptimalisasian lahan pemakaman, sistem penumpukan makam, hutang lindung sebagai tempat pemakaman umum, pemakaman berdiri, pemindahan makam, pembuangan abu kremasi, pemakaman terpadu dan ideal.
Studi Alih Fungsi Lahan Hutan Sagu Sebagai Perumahan Residence Di Kabupaten Jayapura Musfira Musfira; Harina H.Ohee
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.886 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.692

Abstract

Land problems in urban areas are very complex land issues, high rates of population growth, accompanied by the construction of residential areas, industrial estates and shopping areas which have led to increasing demands for land supply. In line with land use and urban land development, it causes frequent conflicts or land problems. The Nontrol Village of East Sentani District is one of the villages that has a Sago Forest Land which is protected by the Sago Forest Protection Act, and due to water infiltration, the community around the project area is very disturbed by the existence of the project and the income from Sagu begins to decrease , fish catches start to decrease, and pollute clean water. The purpose of this study is to identify the factors related to regulation and the issuance of permits for the construction of Residence Residence in Nindung City in the Sago Forest Protected Area. Analyzing the impact of the construction of the Recidence Nendali City housing on the Environment and Social Conditions of the Nontrol Village Community. The analytical method used to answer the research objectives is the descriptive method, where the descriptive method covers repetitive approaches to the object description at the study location. Research is not only limited to the stages of data collection but also includes analysis and processing of data. Whereas in this study began with collective data collection which was carried out through surveys and direct observations on the study sites which previously carried out literature studies as theoretical basic material.
Tahap Pengembangan Smart Kampung di Desa Ketapang Kabupaten Banyuwangi Vincentius Paulinus Baru; Achmad Djunaedi; Yori Herwangi
Jurnal Planoearth Vol 4, No 2: Agustus 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.616 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i2.1000

Abstract

Smart village merupakan sebuah konsep yang baru berkembang di dunia dan menjadi fenomena baru digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di desa. Desa Ketapang merupakan salah satu desa di kabupaten Banyuwangi yang telah berhasil mengadopsi konsep ini untuk dikembangkan di wilayah mereka. Dalam penerapannya berhasil digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di desa. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menjelasakan tahapan pengembangan dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam pengembangan konsep ini sehingga berhasil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus eksploratif berbekal sedikit teori dan mengeksplorasi kasus dilapangan. Hasil dari penelitian ini, tahapan perkembangan smart village terdiri dari empat tahap yaitu tahapan persiapan (2011-2015), tahapan pelaksanaan (Akhir 2015-2016), tahap pengembangan (2017-2018) dan tahap monitoring dan evaluasi. Program kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan terdiri dari pembangunan infrastruktur TIK dan pengembangan aplikasi layanan, penyiapan sumber daya aparatur pemerintah dan pengembangan komunitas masyarakat.Faktor-faktor yang berpengaruh dalam tahapan pengembangan smart kampung antara lain faktor kepemimpinan, teknologi, dukungan warga dan alokasi anggaran. Abstract: Smart village is a concept that has just developed in the world and has become a new phenomenon used to solve various problems in the village. Ketapang Village is one of the villages in Banyuwangi district that has successfully adopted this concept to be developed in their area. In its implementation, it was successfully used to overcome various problems that occurred in the village. For this reason, research is needed to explain the stages of development and what factors are influential in developing this concept so that it works. This study uses a qualitative approach with explorative case study methods armed with little theory and explores cases in the field. The results of this study, the stages of development of smart village consist of four stages, namely the preparation stage (2011-2015), the implementation stage (End of 2015-2016), the development stage (2017-2018) and the monitoring and evaluation stages. Factors that influence the stages of smart village development include leadership, technology, citizen support, and budget allocations.The phases of the village smart development of Ketapang consist of the preparation stage (2011- 2015), the stage of implementation (2015-2016), the development stage (2017-2018), and the Monitoring and evaluation stage (in each year). The Program activities conducted in the preparatory phase consist of ICT infrastructure development and Service application development, government apparatus resource preparation and community development.
Tipologi Peran Stakeholder dalam Mendukung Reforestasi di Daerah Istimewa Yogyakarta Fatirahma Mustafa; Agam Marsoyo
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.098 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.1653

Abstract

Reforestasi merupakan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tutupan hutan. Tahun 2000, tutupan hutan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya 17,42% dari luas wilayah DIY yang mencakup tutupan hutan negara dan hutan hak. Tahun 2016, tutupan hutan DIY telah mencapai 31,63% dari luas wilayah DIY. Keberhasilan reforestasi terjadi dalam waktu 16 tahun. Stakeholder yang terlibat memiliki peranan atas keberhasilan reforestasi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan tipologi peran stakeholder. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian induktif kualitatif dengan strategi studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 (lima) tipologi peran stakeholder yaitu sebagai pembuat kebijakan, perencana, fasilitator, pelaksana,  dan peneliti. Abstract:  Reforestation is a kind of method in order to improve the condition of forest cover. In 2000, the total forest cover area in Yogyakarta Province is 17,42% of the total area of Yogyakarta Province which includes state forest cover and private forest. In 2016, the total of forest cover area in Yogyakarta Province is 31,63% of the total area of Yogyakarta Province. Stakeholders involved in various forms of involvement have a role in the success of reforestation. This study aims to find out the typology of the stakeholder role. The research method was using an inductive qualitative research method with a case study strategy. The results showed that  typology roles of stakeholders areas policy creator, planner, facilitator, implementer, and researcher.
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Provinsi Nusa Tenggara Barat Zulfan Asri Ramdani
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.608 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.1639

Abstract

Pariwisata saat ini menjelma menjadi suatu industri yang secara aktif dipromosikan menjadi mesin penggerak ekonomi. Kawasan ekonomi khusus (KEK) merupakan salah satu pengembangan pariwisata yang dilakukan pemerintah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat Salah satu kawasan ekonomi khusus yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata adalah kawasan ekonomi khusus Mandalika yang berlokasi di kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai institutional setting pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika untuk melihat cakupannya dan dampaknya untuk kawasan tersebut. Kategori yang akan dibahas pada penelitian ini adalah spasial dan pariwisata. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah kabupaten Lombok Tengah sebagai aktor pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika yang berperan paling besar dibandingkan level pemerintah yang lainnya. Hal ini bisa terlihat pada institutional setting aspek spasial. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Tengah memberikan penjelasan secara detail mengenai pembagian kawasan pariwisata menjadi kawasan pengembangan utara, kawasan pengembangan tengah, dan kawasan pengembangan selatan. Sedangkan peraturan lain yang menyangkut Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika hanya membahas mengenai delineasi dan batas-batasnya saja.Abstract: Tourism is currently transformed into an industry that is actively promoted to be an economic engine. Special economic zones (KEK) is one of the tourism development carried out by the government to drive the community's economy. One of the special economic zones related to tourism development is the Mandalika special economic zone located in Central Lombok regency, West Nusa Tenggara. This study aims to examine the institutional setting for developing the Mandalika Special Economic Zone to see its scope and impact on the region. The categories that will be discussed in this study are spatial and tourism. The approach taken in this research is a qualitative approach with data collection techniques carried out through interviews and observations. The results showed that the Central Lombok district government as an actor in the development of the Mandalika Special Economic Zone played the most role compared to other levels of government. This can be seen in the institutional setting of spatial aspects. Central Lombok Regional Tourism Development Master Plan provides a detailed explanation of the division of tourism areas into northern development areas, central development areas, and southern development areas. While other regulations concerning the Mandalika Special Economic Zone only discuss delineation and its boundaries.
Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat Desa Piji dan Desa Gintungan Di Kabupaten Purworejo Andito Sidiq Swastomo; Doddy Aditya Iskandar
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.18 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.1631

Abstract

Pencapaian target SDG's penyediaan akses air minum bagi seluruh masyarakat membutuhkan usaha dan kerja keras dari pemerintah. Beberapa program pembangunan infrastruktur air minum telah diluncurkan oleh pemerintah guna memenuhi kebutuhan layanan dasar bagi masyarakat khususnya pada wilayah perdesaan. Namun dalam perkembangan pasa konstruksi, SPAM Desa terbangun mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberlanjutan sistem penyediaan air minum pedesaan berbasis masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Desain penelitian yang digunakan adalah multikasus olistik dengan dua desa penelitian yaitu Desa Piji dan Desa Gintungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyediaan air minum pedesaan dengan pendekatan berbasis masyarakat mempunyai keberlanjutan yang berbeda-beda. Desa dengan keberlanjutan pada aspek sosial, keuangan, lingkungan dan kelembagaan mempunyai tingkat keberlanjutan yang sangat baik sedangkan desa dengan keberlanjutan hanya pada salah satu aspek saja mempunyai tingkat keberlanjutan yang rendah. Hal ini terlihat pada sistem penyediaan air minum di Desa Piji yang mengalami keberlanjutan sebaliknya pada Desa Gintungan tidak terjadi keberlanjutan. Keberlanjutan SPAM Desa sangat dipengaruhi oleh modal sosial dan modal manusia yang dimiliki. Pada kedua desa penelitian, faktor modal sosial yang mempengaruhi berupa jaringan hubungan sosial yang kuat, kepercayaan, dan norma aturan, sedangkan faktor modal manusia yang berpengaruh berupa motivasi, komitmen, efektivitas tim kerja dan kepemimpinan.Abstract: Achieving the SDG's target of providing access to water for all communities requires effort and hard work from the government. Several water supply infrastructure development programs have been launched by the government to meet basic service needs for the community, especially in rural areas. However, in the development phase of construction, the SPAM Desa was developed experiencing different developments. This study aims to determine the sustainability of the community-based rural water supply system and the factors that influence the sustainability of the system. This research uses a qualitative approach with a case study method. The research design used was an olistic multicase with two research villages namely Piji Village and Gintungan Village. The results showed that the rural water supply system with a community-based approach has a different sustainability. Villages with sustainability in social, financial, environmental and institutional aspects have a very good level of sustainability while villages with sustainability in only one aspect have a low level of sustainability. This can be seen in the water supply system in Piji Village which experiences sustainability whereas in Gintungan Village there is no sustainability. Sustainability of SPAM Desa is strongly influenced by social capital and human capital they have. In the two research villages, social capital influencing factors are in the form of a strong social relations network, trust and rule norms, while influential human capital factors are motivation, commitment, work team effectiveness and leadership.

Page 4 of 11 | Total Record : 104