cover
Contact Name
Agus Kurniawan
Contact Email
kurniawanlearning@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
planoearth.ummat@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Planoearth
ISSN : 25025031     EISSN : 26154226     DOI : -
Jurnal Planoearth adalah peer-reviewed journal yang mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dari penelitian di bidang Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota.
Arjuna Subject : -
Articles 104 Documents
Penilaian Daya Tarik Obyek Wisata Studi Kasus: 20 Obyek Wisata di Ponorogo, Indonesia Rendy Bayu Aditya; Chrismonica Ayudiah
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2615

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menilai daya tarik obyek wisata dan mengungkap manfaat-manfaat yang didapatkan dari penilaian daya tarik wisata. Riset yang dilaporkan melalui artikel ini mengambil contoh kasus 20 obyek wisata yang ada di Kabupaten Ponorogo. Metode yang digunakan adalah analisis multikriteria dengan penilaian sederhana biner. Terdapat 4 komponen daya tarik yang digunakan meliputi Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, dan Penyokong. Keempat komponen tersebut diturunkan ke dalam 12 atribut meliputi: (1) Rating atraksi; (2) Jarak dari pusat kota; (3) Kondisi jalan; (4) Transportasi umum; (5) Tempat parkir; (6) Akomodasi terdekat; (7) Tempat ibadah; (8) Warung makan / restoran; (9) Toilet; (10) Informasi / ulasan; (11) Penunjuk / penanda; (12) Peta. Hasil riset menunjukkan bahwa dari 20 obyek wisata yang diteliti, 10 obyek wisata masih masuk dalam kategori dengan daya tarik agak rendah, rendah, dan sangat rendah. Sisanya masuk dalam kategori daya tarik sedang, agak tinggi, tinggi, dan sangat tinggi. Selanjutnya, manfaat dari penilaian daya tarik tersebut antara lain: berhasil mengidentifikasi peringkat dan kategori daya tarik obyek sebagai dasar perumusan prioritas pengembangan serta mengidentifikasi kelemahan masing-masing atribut dari setiap obyek wisata yang dapat digunakan sebagai dasar perumusan program dan kegiatan yang tepat sasaran dan tepat guna.
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Penyangga di TN Sebangau Berdasarkan Perspektif Sustainable Livelihood Approach Ardiyanto Maksimilianus Gai
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.3249

Abstract

Kawasan penyangga di TN Sebangau memiliki permasalahan dari berbagai sektor, seperti sosial, ekonomi dan lingkungan. Salah satunya adalah masalah kerusakan hutan. Saat ini masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga TN Sebangau bergantung pada hasil sumber daya alamnya. Namun, kesejahteraan yang rendah menuntut masyarakat untuk melakukan beberapa kegiatan yang melanggar kebijakan TN Sebangau dan berpotensi mengganggu lingkungan sekitarnya. Konsep pendekatan mengenai penghidupan yang berkelanjutan (sustainable livelihood) merupakan salah satu bentuk metode yang dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga TN Sebangau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode skoring, AHP dan analisis triangulasi. Subjek penelitian adalah masyarakat yang tinggal di kawasan penyangga TN Sebangau. Variabel yang digunakan adalah modal sosial, modal alam, modal fisik, modal manusia dan modal finansial. Hasil penelitian menunjukkan dari kriteria dan subkriteria pada 3 strategi, yaitu pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial dan aksi sosial, kriteria ‘pengembangan masyarakat lokal’ merupakan model pemberdayaan yang tepat untuk diterapkan di kawasan penyangga TN Sebangau. Sehingga diperlukan strategi pengembangan yang sesuai dengan masing-masing variabel terkait penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood).Abstract:  Sebangau National Park buffer zone had problem in many sectors like social, economic and environment. One of them is deforestation. Currently, people who lived at Sebangau National Park buffer zone depends on it natural resources. However, low-welvare condition requires people doing some violation against Sebangau National Park policy and potentially interfere the ecosistem. Sustainable livelihood approach presumed can be one solution to solve the problem at Sebangau National Park buffer zone. This research used qualitative descriptive approach, with scoring method, AHP and triangulation analysis. Research subject is people who lived at  Sebangau National Park buffer zone. Variabel that used is social capital, natural capital, physical capital, human capital and financial capital. The results showed that from criteria and sub criteria on 3 strategy, that is local community development strategy, social planning strategy and social action strategy, local community development criteria is exactly empowerment model to apply at Sebangau National Park buffer zone. So that the development strategy of the models are needed in accordance with each variable related to sustainable livelihood.
Efektivitas Perencanaan: Menilai Kapasitas Perencanaan Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Pacitan Dalam Mendukung Pengembangan Wilayah arfin fuad
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2581

Abstract

Perencanaan pembangunan khususnya pada penanganan jalan kabupaten tidak bisa lepas dari keterkaitan wilayah dalam perencanaannya.  Dengan melihat wilayah secara utuh maka program pembangunan yang akan direncanakan akan lebih terarah dan tepat dalam penanganannya dan mendorong pengembangan wilayah yang berimplikasi untuk kesejahteraan masyarakat.  Efektivitas perencanaan yang dilakukan akan berpengaruh juga terhadap perencanaan yang dihasilkan terutama dilihat dari kapasitas perencanaan yang dimiliki.  Variabel kapasitas perencanaan  yang digunakan dalam penelitian ini  yaitu tujuan program, tinjauan kebijakan, kondisi lingkungan, kepemimpinan, sumber daya finansial, struktur organisasi, pemahaman perencanaan dan latar belakang pendidikan,  koordinasi dan komunikasi, serta teknologi.  Hasil penilaian kapasitas perencanaan menunjukkan hasil 83% atau kapasitas tinggi. Kekurangan terletak pada variabel kepemimpinan, sumberdaya finansial dan teknologi yang harus terus dikembangkan yang memiliki nilai 60% atau kapasitas sedang.  Variabel yang masih harus ditingkatkan meskipun masuk dalam kategori tinggi dengan nilai 86,7% yaitu struktur organisasi, pemahaman perencanaan dan latar belakang pendidikan, serta koordinasi dan komunikasi dalam perencanaan yang perlu menjadi perhatian Kabupaten Pacitan.
Kajian Tarif Angkutan Umum Bus Damri Rute BIL – Kota Matram Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan Titik Wahyuningsih
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2620

Abstract

The increasing amount of people traveling in the city of Mataram causes the demand for satisfactory public transportation both in terms of quantity and quality. Damri Bus is one of the transportation that provides passenger public transportation services with one of the routes, specifically Lombok International Airport (LIA) - Mataram. The purpose of this research is to find out how much the Damri Bus passenger transportation rates are based on vehicle operating costs (VOC) route BIL - Mataram. The method used to analyze passenger transportation rates based on VOC is using the PCI (Pacific International Consultant) method. Based on the results of the analysis, it is known that the Damri Bus VOC is Rp 2,788,439, while the results of the data analysis based on the VOC obtained average rates in the Morning is Rp15,015, in the Noon is Rp 13,223 and in the Afternoon is Rp 42,262, with an average tariff is Rp 23,499 , 89. The actual tariff of Damri Bus routes BIL - Mataram is Rp. 30,000, the results show that the results of the tariff analysis with the actual tariff are still appropriate.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Aktivitas dan Pola Pesebaran Pedagang Kaki Lima (PKL) di Koridor Jalan Pejanggik, Kecamatan Cakranegara Ardi Yuniarman; Baiq Siti Noer Azima; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.3253

Abstract

Abstrak Koridor Jalan Pejanggik merupakan jalan kolektor 3 dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi di Kota Mataram dan merupakan kawasan ekonomi berupa perdagangan dan jasa/komersial. Tingkat kemenarikan kawasan ini secara ekonomi terlihat dengan banyaknya aktifitas ekonomi informal berupa Pedagang Kaki Lima (PKL.). kegiatan PKL memberikan dampak positif dan juga negatif terdapak fungsi dan aktifitas kawasan khususnya kawasan ekonomi Cakranegara. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pola aktivitas dan pola penyebaran PKL. Metode analisis yang digunakan berupa deskriptif kualitatif berdasarkan hasil wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa setiap aktivitas pedagang kaki lima dipengaruhi oleh hubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas formal di koridor jalan tersebut serta aktivitas ini dipengaruhi oleh waktu berdagangnya. Adapun pola penyebarannya cenderung linier mengikuti pola jalan. Saran: Kegiatan PKL perlu diakomodasi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan ruang jalan. Abstract:  The Pejanggik Road Corridor is a collector 3 road with a high density in Mataram City and is an economic zone in the form of trade and services/commercial. The level of attractiveness of this region is economically seen by the many informal economic activities in the form of street vendors (PKL.). PKL activities have both positive and negative impacts on the functions and activities of the region, especially the Cakranegara economic area. The purpose of this study is to determine the factors that influence the pattern of activity and patterns of distribution of street vendors. The analytical method used in the form of descriptive qualitative based on the results of interviews, observations, literature studies and documentation. The results of the analysis show that every street vendor's activity is influenced by the direct or indirect relationship with formal activities on the road corridor and this activity is affected by the trading time. The distribution pattern tends to be linear, following the road pattern. Suggestion: The activities of street vendors need to be accommodated according to the capacity and ability of the road space.
Pengembangan Pariwisata Kenjeran Berbasis Potensi Maritim Suning Suning Suning
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2585

Abstract

Industri pariwisata berbasis maritim saat ini menjadi kebutuhan daerah dan kota untuk pengembangan kawasan pariwisata, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai edukasi mengenalkan maritim kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi karakteristik pariwisata, potensi maritim, dan menentukan arahan pengembangan pariwisata. Metode penelitian yang di gunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan teknik analisis hierarki proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pariwisata yang ada di Pantai Kenjeran dilihat dari fasilitas sarana prasarana lingkungan sudah tersedia, namun perlu di tambahkan beberapa sarana prasarana seperti toilet, mushola, dan bak sampah di beberapa titik yang saat ini sudah mengalamim kerusakan. Potensi maritim yang ada berupa jenis biota laut, hasil produksi tangkapan laut, dan teknologi alat tangkap ikan. Arahan pengembangan kegiatan pariwisata berbasis maritim dengan skala prioritas 1 sebesar 58,2% jenis biota laut, 39,8% hasil produksi tangkapan ikan, dan 54,1% teknologi alat tangkap ikan. Skala prioritas 2 sebesar 41,8% jenis biota laut, 60,2% hasil produksi tangkapan ikan, dan 45,9% teknologi alat tangkap ikan. Dengan demikian arahan kebijakan yang direkomendasikan adalah penyediaan laboratorium biota laut dan kegiatan peningkatan alat teknologi tangkap ikan bagi para nelayan.
Kajian Perkembangan Struktur dan Pola Ruang Permukiman Kecamatan Banyumanik Rizqy Ridho Prakasa
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2711

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang tinggi menuntut pemerintah untuk menyediakan kebutuhan akan rumah yang layak huni dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat serta dilengkapi fasilitas pelayanan umum. Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam pemilihan rumah. Saat ini ketersediaan lahan di pusat kota tidak mampu memenuhi perkembangan perumahan. Fenomena ini membuat perkembangan perumahan bergeser ke daerah pinggiran. Kecamatan Banyumanik direncanakan sebagai daerah yang menampung pertumbuhan penduduk di pusat kota, sehingga perkembangan perumahan di kecamatan ini nantinya akan berkembang pesat. Tujuan dari penelitian ini ialah mengkaji perkembangan penggunaan lahan permukiman dan struktur ruang Kecamatan Banyumanik.
Kajian Karakteristik Permukiman Kumuh Kampung Pekojan Semarang Wahjoe Rini
Jurnal Planoearth Vol 5, No 2: Agustus 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v5i2.2600

Abstract

Perkembangan penduduk dan perekonomian di Jawa Tengah khususnya di Kota Semarang dewasa ini sangat pesat. Hal ini disebabkan karena letak Kota Semarang yang dekat dengan pelabuhan sehingga mengakibatkan banyaknya pendatang dari luar wilayah Kota Semarang sehingga terjadi akulturasi budaya yang beragam. Akulturasi budaya ini terjadi karena perbedaan karakteristik masing-masing penduduk yang tinggaldalam satu wilayah tertentu. Kampung Pekojan merupakan salah satu kampung di Kota Semarang yang memiliki karakter akulturasi budaya yang beragam tersebut. Lokasi Kampung Pekojan berada di Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah, terbentang dari Jl. Agus Salim kearah selatan dengan batas Kali Semarang. Kampung Pekojan memiliki 3 etnis yang tinggal dalam satu kampung yaitu Cina, Koja, dan Jawa.Karakteristik budaya yang ada di Kampung Pekojan ini menarik untuk dijadikan objek penelitian karena memiliki keunikan seperti bangunan yang masih mempertahankan bentuk aslinya maupun penghuninya yang berasal dari berbagai etnis. Di sisi lain, Kampung Pekojan menghadapi pemasalahan yang cukup kompleks seiring dengan perkembangan Kota dengan adanya kawasan kumuh di kampung tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik permukiman kumuh yang ada di Kampung Pekojan. Selain karakteristik, peneliti juga ingin melihat tingkat kekumuhan Kampung Pekojan. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membuat kategori kawasan kumuh melalui metode skoring berdasarkan pada panduan  atau pedoman identifikasi permukiman kumuh. Penelitian yang dilakukan akan menghasilkan karakteristik pemukiman kumuh di Kampung Pekojan serta tingkat kekumuhannya.
Kajian Kesehatan Lingkungan Permukiman di Kawasan Perdagangan Petudungan Kota Lama Semarang Andarina Aji Pamurti
Jurnal Planoearth Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v6i1.3433

Abstract

Petudungan merupakan perkampungan kuno yang berada di tengah Kota Semarang. Pemukiman Petudungan tumbuh dan berkembang menjadi kawasan perdagangan karena terletak pada jalur yang strategis. Masyarakatnya adalah etnis Tionghoa yang berusia lanjut, usia lanjut membutuhkan lingkungan permukiman yang sehat. Hunian di Petudungan terdiri dari dua jenis yaitu rumah toko dan rumah tinggal. Rumah tinggal menggunakan arsitektur tropis Tionghoa dengan pintu dan jendela yang selalu tertutup untuk menghindari pencemaran udara dan kebisingan dari aktivitas perdagangan. Dan drainase yang dipenuhi sampah selain dapat mengakibatkan banjir pada kawasan juga dapat  menjadi vektor penyakit. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pengukuran tingkat kebisingan menggunakan Sound Level Meter, pengukuran kualitas udara menggunakan alat ukur portable PM2.5 Air Quality Tester Detector dan pengukuran kelembaban udara menggunakan Hygrometer. Hasil Pengukuran kebisingan dan kualitas udara Kawasan Petudungan serta kelembaban udara ruangan adalah melebihi standard baku Peraturan Menteri Kesehatan. Tingginya tingkat  kebisingan dan pencemaran udara diakibatkan oleh padatnya kendaraan yang melintas dan kendaraan yang memiliki knalpot buruk. Kurangnya pencahayaan dan ventilasi serta kondisi fisik bangunan lama menyebabkan tingginya kelembaban udara yang dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan lingkungan permukiman yang berada pada kawasan perdagangan. Diharapkan pengambil kebijakan dapat mempertimbangkan perencanaan permukiman yang bercampur dengan kawasan perdagangan.
Arahan Kesesuaian Lahan Kering Untuk Pengembangan Tanaman Porang Di Kabupaten Bima Tribhuana Tungga Dewi; Suwardji Suwardji; Bambang Dipo Kusumo; Parta Tanaya; Nani Herawati
Jurnal Planoearth Vol 6, No 2: Agustus 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v6i2.4920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan dalam pengembangan komoditi baru pertanian yang sedang menjadi primadona dan peluang usaha, dan tidak kalah penting mendukung program konservasi lahan hutan, yaitu umbi porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan rekomendasi kebijakan terkait kesesuaian lahan serta dapat dijadikan dasar pengembangan budidaya porang (Amarphopallus ancophillus) pada lahan kering. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan yaitu  metode survei dan metode pengumpulan data sekunder berupa peta dan data spasial dari instansi yang terkait. Pengelompokan kelas kesesuaian lahan pada setiap unit lahan menggunakan sistim overlay atau tumpang tepat dengan berpedoman pada kriteria kesesuaian lahan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan kering cukup sesuai (S2) adalah 3.487 ha; kelas kesesuaian lahan kering sesuai marginal (S3) adalah 16.683 ha; dan tidak sesuai (N) adalah 469 ha. Dengan demikian,  potensi lahan kering untuk pengembangan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima sangat besar yaitu 20.170 ha atau 98,43 % dari total keseluruhan lahan kering di Kabupaten Bima.This research is aimed at mapping class suitability of land for Bulbs Porang (Amorphopallus ancophillus) as a new agricultural commodity to develop, which rises in demand, becomes potential commodity and moreover, supports land conservation program in Regency of Bima. This research is beneficial as information and policy recommendation relate to land suitability. This research conducted as survey method and secondary data collection method such as map and spatial data of related institutions. Class grouping of land suitability for each land unit used overlay system based on land suitability criteria of Bulbs Porang (Amarphopallus ancophillus). Research result showed that the class suitability of dry land was quite suitable (S2), approximately 3.487 ha; class suitability of dry land as marginal (S3) was 16.683 ha; and non-suitable result was 469 ha. Thus, dry land result was very big to cover 20.170 ha or 98.43 % of total dry land in the Regency of Bima.

Page 6 of 11 | Total Record : 104