cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Arsir
ISSN : 25801155     EISSN : 26144034     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur Arsir is published by Architecture Department, Faculty of Engineering, Muhammadiyah University of Palembang. It reviews any subjectt related to the field of architecture. Published a twice a year; in June and December; there are two version of publication; ISSN 2580-1155 (print) and ISSN 2614-4034 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 127 Documents
Pola Pemanfaatan Ruang pada Rumah Pengrajin Batik di Desa Simbang Kulon Rizkiyanti, Ika; Harsritanto, Bangun I. R.
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2423

Abstract

Pekalongan merupakan kota yang dikenal dengan industri batiknya. Banyaknya pengusaha batik dengan skala industri rumahan mengakibatkan industri ini menyatu dengan kehidupan masyarakatnya dan menjadi sebuah ciri kultural tersendiri terutama bagi masyarakat Desa Simbang Kulon yang mayoritas penduduknya adalah pengrajin batik. Aktifitas produksi batik rumahan telah menjadi faktor utama penggerak roda perekonomian yang pada akhirnya berdampak pada tata ruang rumah-rumah yang ada di Desa Simbang Kulon. Adanya fungsi ganda pada rumah hunian yaitu sebagai tempat usaha sekaligus sebagai tempat hunian yang tidak memiliki batasan yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pemanfaatan ruang dalam hunian pada rumah produksi batik di Desa Simbang Kulon. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif. Sampel diambil dengan teknik snowball sampling dengan jumlah sampel 7 responden. Analisis dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pemanfatan ruang pada rumah produksi batik di Desa Simbang Kulon diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu tipe campuran dan tipe berimbang. Pada tipe campuran, aktivitas membatik menggunakan ruang rumah di bangunan induk. Sedangkan pada tipe berimbang, aktivitas membatik berada di ruang rumah disekitar bangunan induk tetapi masih menempel dengan bangunan induk.
Pengaruh Material Kaca Terhadap Perpindahan Panas pada Bangunan Pendidikan (Studi Kasus Gedung Pasca Sarjana Poltekkes Semarang) Wibowo, Danang Rujito; Budi, Wahyu Setia; Setyowati, Erni
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2813

Abstract

Krisis energi dan pemanasan global menjadi isu penting sampai saat ini. Idealnya sebuah bangunan mempunyai nilai estetis, berfungsi sebagaimana tujuan bangunan tersebut dirancang, memberikan rasa aman (dari gangguan alam dan manusia/ makhluk lain), serta memberikan kenyamanan, akan tetapi juga memberikan dampak bagi penghematan energi bangunan tersebut. Selubung bangunan menjadi elemen utama terhadap masuknya radiasi luar ke dalam bangunan. Adanya desain selubung bangunan yang tepat, menjadikan pemakaian energi didalam bangunan dapat dihemat semaksimalnya. Selubung Bangunan sebagai elemen bangunan yang menyelubungi yaitu dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya dimana sebagian besar energi termal dan cahaya berpindah melalui elemen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa radiasi matahari adalah penyumbang jumlah panas terbesar yang masuk ke dalam bangunan. Konsep OTTV menghitung perpindahan panas dari luar ke dalam bangunan yaitu konduksi melalui dinding tak tembus cahaya, radiasi matahari yang melalui kaca, dan konduksi panas pada kaca. Overall Thermal Transfer Value yang selanjutnya disingkat OTTV adalah suatu nilai yang menggambarkan kemampuan selubung bangunan meneruskan panas secara menyeluruh dari luar ke sisi dalam atau sebaliknya, dinyatakan dalam W/m2. Nilai ini ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding masif dan dinding transparan (kaca) selubung bangunan gedung yang dikondisikan. Besar radiasi matahari yang ditransmisikan melalui selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade bangunan yaitu perbandingan luas kaca dan luas dinding bangunan keseluruhan (wall to wall ratio), serta jenis dan tebal kaca yang digunakan. Bila nilai OTTV suatu bangunan yang dihasilkan kurang/sama dengan 40 W/m2, maka bangunan tersebut sudah sesuai dengan Syarat Bangunan Gedung Hijau pada Peraturan Walikota Semarang nomor 24 tahun 2019. Gedung Politeknik Kesehatan Kemenkes (Poltekkes) Semarang sebagai objek studi adalah bangunan berlanggam modern dengan dominasi bukaan dinding bermaterial kaca. Kaca yang digunakan adalah kaca berwarna jenis Panasap. Hasil perhitungan OTTV pada dinding Utara Gedung Poltekkes Semarang sebesar 53,35 W/m2, pada dinding Timur sebesar 77,31 W/m2, pada dinding Selatan sebesar 52,40 W/m2, pada dinding Barat sebesar 26,43 W/m2. Dari hasil perhitungan OTTV didapatkan nilai Total OTTV sebesar 53,11 W/m2, sehingga disimpulkan bangunan Gedung Poltekkes Semarang tidak memenuhi syarat bangunan hemat energi berdasarkan Peraturan Walikota Semarang nomor 24 tahun 2019. Untuk mencapai nilai ideal OTTV bangunan Gedung Hijau berdasar Peraturan Walikota Semarang nomor 24 tahun 2019 pada Gedung Poltekkes Semarang, maka perlu dilakukan penggantian jenis material kaca pada bangunan tersebut atau mengurangi luasan dari bukaan dinding dari salah satu sisi bangunan.
Analisis Hubungan Antara Posisi Bukaan Pintu Dengan Temperatur Udara Pada Rumah Tradisional Palembang Terhadap Kenyamanan Thermal Ruangan Zulfikri, Zulfikri; Sary, Reny Kartika; Riduan, Riduan; Mafra, Ramadisu
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2196

Abstract

Berbicara tentang rumah limas Palembang tidak terlepas dari komponen bangunan yang ada, salah satunya yaitu komponen bangunan pengendali panas yang berhubungan dengan kenyamanan termal pada daerah beriklim tropis. Penelitian tentang komponen bangunan pengendali panas yang dapat menurunkan temperatur udara dalam rungan, salah satu faktor pendukung kenyamanan termal adalah angin, karena angin dapat menurunkan temperatur udara khususnya didalam rumah. Pada penelitian ini sample yang akan digunakan adalah rumah Limas Palembang yang telah berumur lebih dari 50 tahun dan memiliki komponen bangunan berupa bukaan  lawang kipas yang relatif masih dapat berfungsi dengan baik. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui posisi bukaan Lawang Kipas yang tepat sebagai struktur pembatas ruang  sehingga dapat memberikan kontribusi tentang pola gerakan udara yang dapat  berfungsi dalam mengendalikan temperatur ruang untuk mendapatkan kenyamanan termal.Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan meliputi data-data: temperatur kering, kelembaman udara dan pergerakan udara baik diluar bangunan maupun di dalam bangunan dan dianalisis dengan mencari beda temperatur antara kedua ruang serta pencocokan dengan standar kenyamanan yang ada yaitu dengan dua cara, cara pertama dengan menggunakan pendekatan temperatur kering, sedangkan cara kedua selain dengan pendekatan temperatur kering juga mempertimbangkan kondisi kelembaban dan pergerakan angin.Hasil penelitian menunjukkan, kondisi terbuka 1 daun pintu Lawang Kipas paling efektif pada periode pagi hari, untuk posisi terbuka 2 daun pintu paling efektif pada periode siang hari, untuk posisi terbuka tiga daun pintu paling efektif pada periode malam hari dan untuk kondisi pintu terbuka keseluruhan paling efektif pada periode sore hari.
Analisa Kepadatan Kota, Pergerakan dan Perkembangan Morfologi Kota Palembang, Indonesia Romdhoni, Muhammad Fajri
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2771

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi terkini dari kota Palembang yang mencakup arah perkembangan kota, kepadatan kota dan juga alur pergerakan di kota Palembang. Sebagai kota tertua di Indonesia, kota Palembang memiliki sejarah yang sangat kuat dengan terdapat layering street network dari fase morphologi kota yang berbeda-beda. Pemahaman mengenai arah pergerakan kota tersebut sangat penting, mengingat kota Palembang merupakan salah satu dari dua belas kota dengan akselerasi perkembangan tercepat di Inodnesia menurut laporan United Nations 2018 (Nations, 2018). Kota-kota di Indonesia akan mengalami perkembangan annual sebesar 2,4% sampai dengan 6% dan hal tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi Urban Fabric kota Palembang secara keseluruhan. Ekspansi pertumbuhan dan perkembangan kota Palembang tidak dapat dihindari lagi dan arah pertumbuhan tersebut perlu di kritisi. Penelitian ini menggunakan metodologi analisa overlay peta dan Analisa pertumbuhan kota dengan memanfaatkan imaji Landsat serta OpenStreetMap (OSM) yang dikombinasikan dengan data statsitik kepadatan kota Palembang yang bersumber dari BPS (Balai Pusat Statistik). Analisa yang digunakan pada peneilitian ini menerapkan Analisa quantitatif dan qualitatif dari metoda Space Syntax dengan teknik natural street yang efektif dalam mendiskripsikan perilaku pergerakan manusia pada sebuah kota secara makro. Hasil Penelitian ini adalah deskripsi kepadatan kota, pergerakan dan juga arah perkembangan kota Palembang yang nantinya dapat berguna untuk penelitian lanjutan kota Palembang.
Transformasi Lahan Tidur di Sekitar Kolam Retensi Menjadi Ruang Terbuka Publik Sary, Reny Kartika; Ihasan, Asmar
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2205

Abstract

Undang-Undang Tahun 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa setiap Kota harus meyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari luas wilayah kota dimana 20 % berupa RTH publik dan 10 % berupa RTH privat. Untuk itu maka pemerintah pusat, kota maupun kabupaten harus memanfaatkan lahan tidur menjadi sebuah RTH yang bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kota Palembang adalah lahan tidur disekitar Kolam Retensi. Kolam retensi adalah suatu fasilitas umum yang digunakan untuk mengendalikan banjir, dimana biasanya kolam retensi memiliki luas yang cukup besar, sehingga area di kawasan tersebut bisa digunakan untuk pembuatan RTH.Dengan adanya kolam retensi di beberapa kawasan khususnya yang berada dikota Palembang, maka pemanfaatan kawasan kolam retensi menjadi kolam retensi plus RTH bisa menjadi solusi lahan yang semakin langkah untuk pembuatan RTH. Luaran penelitian ini adalah : (1) Desain Ruang Terbuka Hijau Pada Kolam retensi Kedamaian Palembang, yang sesuai dengan standar Permen PU No.5/PRT/M/2008.
Kajian Tata Ruang Pura Pedaleman Giri Kendeng di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Widyandini, Wita; Nursruwening, Yohana; Lestariningsih, Dwi Jati
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2661

Abstract

Jumlah penduduk di Desa Klinting, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas yang memeluk agama Hindu sekitar 6,9% dari jumlah penduduk Desa Klinting seluruhnya.  Sebelum memeluk agama Hindu, mereka adalah pengikut aliran kejawen Wayah Kaki. Mereka melaksanakan ibadahnya di Pura Pedaleman Giri Kendeng yang juga terdapat di Desa Klinting.  Pada perkembangannya, saat ini Pura Pedaleman Giri Kendeng telah menjadi pusat kegiatan bagi para pemeluk agama Hindu di Banyumas.  Pola tata ruang yang meliputi : macam dan fungsi ruang, organisasi ruang, sirkulasi, orientasi, dan hirarki ruang dari Pura Hindu yang berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini, menjadi dasar keingintahuan dari peneliti untuk mengetahui dan menggalinya. Untuk itu, metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan datanya berupa observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ada beberapa, yaitu : 1) Pura Pedaleman Giri Kendeng menerapkan konsep Tri Mandala dan  konsep Desa Kala Patra pada tata ruangnya, 2) Elemen tata ruang pura meliputi : Candi Bentar, Balai Wantilan, Kori Agung, Aling-aling, Balai Piyasan, Panglurah, Padmasana, Candi Gedung, dan Taman Sari, 3) Orientasi pura menghadap ke arah Timur, 4) Hirarki paling tinggi adalah bangunan di area Utama Mandala.
Identifikasi Arsitektur Rumah Tradisional Melayu di Pulau Sumatera (Studi Perbandingan Komponen Pembentuk Arsitektur) Zain, Zairin; Milenia, Cinthia Junita; Aulia, Nurul Izzah
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2880

Abstract

Rumah Tradisional Melayu merupakan salah satu komponen budaya Melayu dalam arsitektur, dirancang dan dibangun dengan kreativitas dan kemampuan estetika oleh masyarakat Melayu sendiri. Pendirian rumah tradisional ini merupakan refleksi dari ragam nilai hidup masyarakat berupa budaya dan sosial. Pada  saat  bangunan  tersebut  dibangun tentunya  banyak  hal  yang  harus  dipertimbangkan,  seperti  aspek  lingkungan dan  iklim  tropis dimana terdapat pengaruh  pencahayaan  sinar  matahari  dan  curah hujan  terhadap  ruang  pada  arsitektur  lokal  Rumah  Tradisional  Melayu. Selain lingkungan dan iklim, faktor lain yang perlu diperhatikan lainnya adalah kebudayaan. Kebudayaan suku Melayu adalah berdasarkan hukum dan syariah agama Islam. Hal ini sehubungan bahwa Melayu identik dengan agama Islam. Melayu dan Islam tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Di Indonesia sendiri, Pulau Sumatera menjadi satu di antara wilayah yang banyak ditempati oleh orang-orang Melayu.Awalnya, masyarakat Melayu di Sumatera tidak hanya menetap di satu tempat saja, melainkan berpindah-pindah menyelusuri pantai dengan meninggalkan pemukiman-pemukiman kecil di sepanjang perjalanan. Artikel ini membahas Arsitektur rumah tradisional Melayu yang berada di Pulau Sumatera melalui metode perbandingan sumber pustaka (contents analysis) untuk mengindentifikasi elemen-elemen arsitektur sekaligus menjelaskan keterkaitannya dengan budaya dan kepercayaan setempat. Hasil studi ini memperlihatkan kesamaan elemen pembentuk arsitektur rumah tradisional Melayu di Pulau Sumatera dengan identitas pembeda pada bentukan atap. Kondisi ini disebabkan pengaruh permukiman Melayu di pesisir, dan kesamaan status sosial sebagai penganut agama Islam.
Pengaruh Desain Pada Kesakralan Masjid Hasbi, Rahil Muhammad; Musdinar, Inggit
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2482

Abstract

The Mosque is considered as the House of Almighty, Allah SWT, and also a place of worship for Muslims; doing salat, pray, reciting Quran, etc. When doing salat or praying, Muslims need to focus and concentrate, therefore they need a serene atmosphere that can support to focus and concentrate when they are doing the salat or praying and other activities. This condition can happen if the mosque produces a sacred atmosphere.Understanding the meaning of the sacred can vary in each individual. Each individual has her/his way to understand the meaning of sacredness. These differences emerge because of many factors which can influence the meaning of sacredness in a mosque. Therefore this study wants to find out what factors can influence the sacredness of a mosque and whether mosque design is one of the factors which have greatly influenced the sacredness of a mosqueThe research method is a qualitative method using grounded theory. The results of the study stated that the design was the most chosen factor by respondents as a factor influencing the sacredness of the mosque
Rumah Rakit Sebagai Penunjang Pariwisata Sungai Musi Primadella, Primadella; Iskandar, Iskandar; Ardani, Ahmad
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.1688

Abstract

Minat wisatawan dunia saat ini cenderung mengarah kepada sesuatu yang unik original dan mengandung nilai-nilai yang patut diteladani. Dengan demikian untuk pemenuhan motivasi berkunjung wisatawan dan kesediaan jenis atraksi di kota Palembang maka arahan pariwisata kota Palembang mengarah kepada wisata budaya. Manfaat yang dapat diambil dari pariwisata budaya tidak terbatas secara ekonomi, namun juga bermanfaat dalam hal pelestarian budaya yang pada saat ini cenderung mulai tersisih oleh perkembangan zaman. Rumah Rakit dan pasar terapung merupakan salah satu potensi atraksi wisata sejarah dan budaya yang belum terkelola di Sungai Musi. Penelitian  ini  bertujuan menyusun arahan pengembangan rumah rakit sebagai diversifikasi atraksi wisata serta sebagai prioritas pengembangan pola pemberdayaan masyarakat pariwisata di tepian Sungai Musi. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara mengamati secara seksama terhadap objek rumah, rakit melakukan wawancara dengan keturunan pemilik rumah, tokoh masyarakat, wawancara. Pengambilan data sekunder melalui data sejarah rumah rakit berupa buku penelitian terdahulu. Rumah rakit sangat berpotensi sebagai penunjang pariwisata Sungai Musi, hal-hal yang dapat dilakukan seperti perbaikan kondisi kawasan disekitar rumah rakit dan pasar terapung, sehingga dapat meningkatkan kualitas objeknya, pengembangan   sarana   dan   prasarana   penunjang   kegiatan   homestay   dan   pusat perdangan terapung (pasar terapung), pengembangan rumah rakit sebagai fasilitas akomodasi homestay di tepian sungai Musi dan pengingkatan kualitas restoran apung sebagi fasilitas perdagangan kuliner dan souvenir dan pengembangan Sumber daya Manusia di bidang pariwisata. Rekomendasi Pengembangan sarana dan prasarana dan fasilitas pendukung pengembanga pasar terapung di tepian sungai (kawasan pasar 16 Ilir dan kawasan sekanak), pengembangan wisata minat khusus berbasis wisata heritage, belanja dan alam (Sungai Musi), peningkatan kualitas rumah rakit di kawasan 5 Ulu, 7 Ulu dan 10 Ulu, pengembangan atraksi pendukung sebagai pendukung atraksi utama.
Identifikasi Green Area Pada Kawasan De Tjolomadoe Karanganyar Melalui Penilaian Greenship Neighborhood Versi 1.0 El Baqir, Almas Artha Meyvira; Syamsiyah, Nur Rahmawati
Arsir 2021: 2021: Arsir Edisi Khusus
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v0i0.3645

Abstract

De Tjolomadoe adalah bangunan wisata bekas pabrik gula Colomadu, yang terletak di kota Karanganyar. Sebagai area wisata De Tjolomadoe harus memperhatikan kenyamanan pengunjung, sehingga pada kawasan De Tjolomadoe terdapat Ruang Terbuka Hijau yang cukup luas yang diharapkan mampu memberikan udara segar di sekitar kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kawasan De Tjolomadoe termasuk dalam kategori bangunan berkelanjutan atau dikenal green building. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung ke De Tjolomadoe dan penilaian dari Parameter GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan sistem rating yang telah di sediakan oleh GBCI. Hasil yang diperoleh setelah melakukan pengamatan, kawasan De Tjolomadoe memperoleh nilai 44 poin dengan besar persentase yang diperoleh 36% dan termasuk dalam kategori silver, yaitu peringkat terendah dalam nilai sertifikasi GBCI. Hal ini menandakan bahwa kawasan De Tjolomadoe belum memenuhi kriteria green building.

Page 7 of 13 | Total Record : 127