cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research
ISSN : -     EISSN : 2503331x     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Pharmaceutical Science And Clinical Research (e-ISSN 2503-331x) offers a forum for publishing the original research articles, review articles from contributors, and the novel technology news related to pharmaceutical science and clinical research. Scientific articles dealing with natural products, pharmaceutical science-industry and clinical research, etc. are particularly welcome. The journal encompasses research articles, original research report, reviews, short communications and scientific commentaries pharmaceutical science and clinical research including: bioactive products, chemotaxonomy, chemistry, ecological biochemistry, metabolism, pharmacy management, pharmacoeconomics, pharmacoepidemiology, clinical pharmacy, community pharmacy, pharmaceutical social and pharmaceutical industry.
Arjuna Subject : -
Articles 184 Documents
Analisis Kesintasan Laju Kejadian Hipertensi Berdasarkan Perbedaan Usia Akseptor Kontrasepsi Oral Nur Alfan; Nurmainah Nurmainah
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i1.41924

Abstract

Peningkatan tekanan darah pada akseptor kontrasepsi oral dipengaruhi oleh perbedaan usia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji risiko dan laju kejadian hipertensi berdasarkan perbedaan usia akseptor kontrasepsi oral. Metode penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan studi kohort retrospektif. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan basis data akseptor yang menggunakan kontrasepsi oral di Puskesmas Perumnas II, Pontianak. Data yang digunakan adalah data akseptor baru yang menggunakan kontrasepsi oral selama Januari hingga Desember 2017. Periode ini merupakan tanggal indeks penggunaan kontrasepsi atau tanggal dimulainya penggunaan kontrasepsi oral pertama kali oleh akseptor.  Perjalanan penggunaan kontrasepsi oral oleh akseptor diikuti sampai akhir penelitian (30 Oktober 2019). Akhir pengumpulan data penelitian dikelompokkan menjadi kelompok usia ≤ 30 tahun dan kelompok usia >30 tahun dengan menganalisis risiko dan laju kejadian hipertensi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data akseptor yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 75 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji khi kuadrat, analisis Kaplan-Meier, cox proportion hazard test, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia >30 tahun berisiko 3,376 kali lebih besar mengalami kejadian hipertensi dibandingkan kelompok usia ≤30 tahun (p =0,016; RR=3,376; CI 95%=1,085-10,50). Laju kejadian hipertensi pada kelompok akseptor dengan usia >30 tahun lebih cepat 4,045 kali dibandingkan dengan kelompok akseptor yang berusia  ≤30 tahun (HR=4,045; CI 95%=1,18-13,88). Kesimpulan dari penelitian ini adalah usia akseptor >30 tahun memiliki laju kejadian hipertensinya lebih cepat dibandingkan akseptor dengan usia ≤30 tahun.
Efektivitas Larvasida Formula Granul Mengandung Ekstrak Bunga Melati (Jasminum sambac) dan Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti Jevi Ramadhan Berliani; Yumna Zulfa Salsabila; Rindy Fidestia Anjaini; Heru Sasongko
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i1.30620

Abstract

Nyamuk Aedes aegypti merupakan vector utama pada kejadian demam berdarah (DBD). Pencegahan penularan DBD menggunakan bahan kimia disinyalir menimbulkan permasalahan sendiri diataranya adalah pencemaran lingkungan, resisten dan residu bahan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas formula granul yang mengandung ekstrak bunga melati (EBM) dan ekstrak biji papaya (EBP) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Ekstrak diperoleh menggunakan metode maserasi. Formula dibuat menggunakan metode granulasi basah. Uji larvasida menggunakan 30 larva yang terbagi dalam 6 kelompok yaitu kelompok kontrol dan formula. Kelompok kontrol terdiri dari kontrol negatif yaitu formula granul tanpa zat aktif dan kelompok pemberian serbuk abate sebagai kontrol positif. Kelompok formula terdiri dari formula mengandung EBM 10%, EBP 10%, formula kombinasi mengandung EBM dan EBP (5%:5%) dan (10%:10%).  Nilai persen mortalitas larva diamati setelah 24 jam pemberian formula granul. Uji statistik one way-ANOVA dilanjutkan Post-Hoc  Test  LSD dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula mengandung ekstrak tunggal EBP memberikan nilai persen mortalitas secara signifikan (p<0.05) dengan nilai 60%. Pada formula kombinasi EBM dan EBP (5%:5% dan 10%:10%)memberikan nilai persen mortalitas sebesar13,4% dan 26,6% berbeda signifikan dibandingkan dengan kontrol negatif (p<0.05).
Postoperative Orthopedic Surgical Site Infection Antibiogram of dr. Soebandi Hospital, Jember in 2019 Nurul Indah Saffanah; Dini Agustina; Ika Rahmawati Sutejo
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v5i2.41947

Abstract

Surgical site infection (SSI) is a microbial infection of the surgical wound within 30 days of operation or one year after surgery if an implant is placed in a patient. The incidence level of postoperative orthopedic SSI range to 71%. An increase in antibiotic-resistant bacteria causes the treatment of postoperative orthopedic surgical wound infections to be less effective, so there is an increase in morbidity, mortality, length of stay, and economic burden on hospital resources.Antibiogram were used to guidethe clinician and pharmacist selectedthe best empiric antimicrobial treatment in the event of pending microbiology culture and susceptibility results to overcome the disadvantages of antibotic-resistant bacteria. This study aimed to form a postoperative orthopedic SSI antibiogram of dr. Soebandi Hospital in Jember City, East Java, Indonesia which can be used as a reference to rational therapy. This study used a descriptive observational study research design with medical records from January – December 2019.A total of 34 isolates were found from 33 patients who did a culture examination. Of the 34 isolates, 25 were found to be positive for bacterial growth, while nine were negative. Twenty-two bacteria were Gram-negative and others were Gram-positive. The bacteria were tested against beta-lactam and non-beta lactam antibiotics.From antibiogram, showed that Gram-negative bacteria sensitive to the meropenem and resistant to cefotaxime. While, gram-positive bacteria showed sensitivity to doxycycline and resistant to erythromycin and penicillin.
Steroid Β-Sitosterol Dari Kayu Batang Slatri (Calophyllum soulattri BURM. F) Soerya Dewi Marliyana; Muhamad Widyo Wartono; Ida Dahlia
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i1.44850

Abstract

Callophyllum soulattri Burm. F. merupakan salah satu spesies dari genus Callophyllum. Salah satu kandungan metabolit sekunder dari C. soulatrri adalah golongan senyawa steroid. Golongan steroid mempunyai beragam bioaktivitas antara lain antiinflamsi, antioksidan, antipoliferasi, antibakteri, antimalaria dan antikanker. Eksplorasi tumbuhan C. soulatrri masih terbatas oleh karena itu perlu dilakukan isolasi dan identifikasi metabolit sekunder dari tumbuhan tersebut. Satu senyawa golongan steroid telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dari ekstrak kayu batang C. soulattri. Metanol dipakai sebagai pelarut untuk maserasi, sedangkan fraksinasi dan pemurnian menggunakan metode Kromatgrafi Vakum Cair (KVC) yang dipantau dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Senyawa hasil isolasi ditentukan strukturnya dengan metode spektroskopi FTIR dan NMR (1H NMR, 13C NMR, HSQC dan HMBC) serta dibandingkan dengan pustaka. Berdasarkan hasil interpretasi spektra FTIR dan NMR, senyawa yang berhasil diisolasi dari ekstrak metanol kayu batang C. soulatrri adalah β-sitosterol berbentuk padatan berwarna putih.
Analisis Pengendalian Persediaan Obat BPJS Kategori A(Always) Dan E (Esensial) Dengan Menggunakan Metode ABC, VEN Dan EOQ Di IFRS Bhayangkara Tingkat III Nganjuk Darmawan, Nopandi Wisnu; Peranginangin, Jason Merari; Herowati, Rina
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i1.38960

Abstract

Penelitian ini  membahas tentang tata kelola obat-obatan di Rumah Sakit dengan manajemen seleksi, pengadaan, distribusi dan penggunaan obat secara rasional yaitu tepat obat, dosis dan biaya. Pemilihan obat kategori AE, karena obat kategori AE memiliki tingkat kritis berdasarkan pada jumlah pemakaian tinggi dan dengan jumlah item obat yang banyak. Tujuan dilakukannya penelitian yaitu untuk melakukan analisa terhadap kendali obat BPJS kategori AE menggunakan ABC and   VEN method, menganalisa pengendalian ketersediaan obat obat BPJS dengan metode EOQ dan ROP dalam peningkatan obat menjadi efisien serta menganalisa tingkat pelayanan obat. Desain penelitian ini yaitu quasi experiment non-control. populasi semua obat BPJS yang ada di instalasi farmasi, sampel penelitaian adalah obat BPJS berdasarkan analisis metode ABC dan VEN kategori AE pada bulan Februari sampai Juli 2019. Untuk mengamati sert amengukur tingkat keefesienan  pada  pengendalian ketersediaan obat-obatan maka diberlakukan indikator nilai persediaan dan Customer servis level (tingkat pelayanan), penelitian yang sudah mendapatkan hasilnya, maka akan dilakukan pengujian statistik Paired t-Test. Dari uji analisis menggunakan metode ABC dan VEN dapat mengidentifikasi obat yang memerlukan pengendalian persediaan yang lebih ketat dan memprioritaskan 29  item obat BPJS kategori AE. Indikator nilai persediaan dengan penerapan metode EOQ dan ROP sebelum intervensi Rp. 403.114.341 dan setelah intervensi Rp. 331.170.915 dapat meningkatkan efesiensi pengelolaan obat BPJS dan menurunkan nilai persediaan sebesar Rp 71.943.426  berdasarkan hasil sebelum – sesudah intervensi menunjukkan hasil signifikan (0,043). Indikator tingkat pelayanan (customer servis level) sebelum intervensi 91,76% dan setelah intervensi 94,39% berdasarkan hasil sebelum – sesudah intervensi menunjukkan hasil signifikan (0,025). Penggunaan metode EOQ dan ROP memudahhkan dalam perencanaan dan pengadaan serta merupakan upaya pengontrolan dan pemantauan persediaan obat agar obat yang diberikan tepat waktu dan kekosongan persediaan obat dapat dihindari.
Profil Pasien dan Penggunaan Antibiotik pada Kasus Community-Acquired Pneumonia Rawat Inap di Rumah Sakit Akademik wilayah Sukoharjo Yeni Farida; Verina Widyati Putri; Muchtar Hanafi; Nurmayda Sukma Herdianti
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v5i2.39763

Abstract

Pneumonia merupakan  penyakit infeksi yang masih menjadi permasalahan di dunia turut menyumbang angka mortalitas dan morbiditas. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur. Pengobatan utama penyakit infeksi akibat bakteri adalah penggunaan antibiotik. Tingginya intensitas penggunaan antibiotik yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan ancaman bagi kesehatan perlu untuk dikaji. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional untuk mengetahui profil pasien dan penggunaan obat pasien pneumonia. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik total sampling. Data diambil secara retrospektif dari rekam medis dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien pneumonia adalah pasien usia >65 tahun berjenis kelamin laki-laki dengan lama perawatan terbanyak 1-7 hari (81,8%), derajat keparahan terbanyak “Ringan” (45,5%), dan penyakit komorbid terbanyak kardiovaskuler (50,9%). Terapi antibiotik tunggal terbanyak adalah levofloxacin (38,2%), evaluasi penggunaan obat yang telah sesuai sebanyak 14,5%, dan potensi interaksi obat  terbanyak pada levofloxacin dengan methylprednisolon (26,4%).
Penelusuran dan Isolasi Fungi Tanah Muara Pelabuhan Besuki Serta Skrining Aktivitas Antibakteri Terhadap Pseudomonas aeruginosa ATTCC 27853 Mariatul Kibthiyyah; Bawon Triatmoko; Ari Satia Nugraha
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i2.44275

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Terapi infeksi bakteri dengan antibiotik yang tidak tepat penggunaannya dapat menyebabkan resistensi. Penemuan antibiotik baru dapat berasal dari bahan alam, salah satunya fungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etil asetat hasil fermentasi fungi khamir tanah muara terhadap Pseudomonas aeruginosa.Isolasi fungi tanah dilakukan menggunakan media Potato dextrose Agar (PDA) dilarutkan dalam air laut. Proses tersebut menghasilkan 7 isolat fungi kemudian disebut IS-PB-A1, IS-PB-A2, IS-PB-A3, IS-PB-T1, IS-PB-T2, IS-PB-B1, IS-PB-B2. Semua isolat fungi memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan uji antagonis. Pengujian aktivitas antibakteri  dilanjutkan menggunakan metode mikrodilusi. Aktivitas antibakteri disajikan dalam bentuk persen penghambatan. Hasil uji antibakteri dari tujuh ekstrak konsentrasi 100 µg/mL menunjukkan persen penghambatan tertinggi dari kode IS-PB-A2 (84,7 ± 1,4%) dan terendah dari kode IS-PB-T2 (30,5 ± 3,3 %). Senyawa yang berperan menghambat pertumbuhan bakteri dalam penelitian ini belum bisa dipastikan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Metanol dan Fraksi buah Talok (Muntingia calabura L.) pada Sel RAW 264.7 Tanti Azizah Sujono; Ika Trisharyanti Dian Kusumowati; Rima Munawaroh
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i2.47009

Abstract

Buah talok (Muntingia calabura L) secara empiris telah diketahui mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, diantaranya adalah sebagai imunomodulator. Namun mekanisme aksinya sebagai imunomodulator belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek imunomodulator ekstrak metanolik dan fraksi buah talok pada sel makrofag RAW 264.7. Sel RAW 264.7 diberi perlakuan dengan ekstrak metanolik buah talok (EMBT), fraksi heksan buah talok (FHBT), fraksi diklorometana buah talok (FDBT), fraksi etil asetat buah talok (FEABT) serta kelompok kontrol sel (KS), kontrol lipopolisakarida (LPS) dan deksametason. Viabilitas sel diukur dengan metode MTT assay dilanjutkan isolasi RNA, pembuatan cDNA dan PCR. Level ekspresi mRNA dari gen-gen seperti toll like receptor 4 (TLR4), interferon (IFN)-ɣ, interleukin (IL)-6, inducible nitric oxide synthase (iNOS), tumor necrosis factor (TNF)-α pada sel RAW 264.7 yang diinduksi lipopolisakarida (LPS) dianalisis dengan metode reverse transcription-PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deksametason menghambat ekspresi iNOS, IL-6, TNF-α, TLR4, IFN- ɣ dan NF-kB dibandingkan dengan kontrol sel dan LPS. Hal ini mengindikasikan bahwa deksametason mempunyai aktivitas antiinflamasi. Ekstrak metanolik (EMBT) dan fraksi buah talok (FHBT, FDBT dan FEABT) menurunkan ekspresi gen iNOS, TNF-α, IL-6, IFN- ɣ dan NF-kB jika dibandingkan dengan kontrol sel dan LPS, hal ini menunjukkan adanya aktivitas antiinflamasi. Ekstrak metanolik dan fraksi buah talok mempunyai  aktivitas imunomodulator melalui penghambatan inflamasi dengan menurunkan ekspresi gen iNOS, TNF-α, IL-6, IFN- ɣ dan NF-kB pada sel RAW 264.7 yang diinduksi LPS. 
Faktor Risiko Musculoskeletal Pain pada Pasien Chronic Myeloid Leukemia (CML) dengan Kemoterapi Nilotinib di RSUD Dr. Moewardi Rasmaya Niruri; Eti Poncorini Pamungkasari; Syifa Maulida Rahmah
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i2.44033

Abstract

Chronic Myeloid Leukemia (CML) merupakan penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan peningkatan sel mieloid dan ditemukan adanya kromosom Philadelphia yang disebabkan karena adanya translokasi respirok gen BCR-ABL. Nilotinib adalah Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) yang disetujui untuk pengobatan pasien dewasa yang baru di diagnosis CML dalam fase kronis (CML-CP) dengan kromosom Philadelphia positif (Ph+) atau pasien Ph+ CML yang resisten atau tidak toleran terhadap imatinib dalam fase kronis (CP) atau fase dipercepat (AP). Pada beberapa studi menunjukkan bahwa nilotinib berkaitan dengan munculnya efek samping obat. Salah satu efek samping obat yang terjadi pada penggunaan nilotinib yaitu musculoskeletal pain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi terjadinya musculoskeletal pain dan menganalisis pengaruh faktor usia, Indeks Masa Tubuh (IMT), dan riwayat Diabetes Mellitus (DM) pada pasien CML dengan kemoterapi nilotinib di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian dilakukan sebagai studi observasional dengan desain cross sectional pada 35 subyek pasien CML dengan kemoterapi nilotinib pada bulan Januari 2016 – Maret 2019. Evaluasi dilakukan selama 1 tahun setelah subyek mendapatkan kemoterapi nilotinib dengan menggunakan rekam medis dan lembar pengumpul data.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 13 pasien (37,1%) mengalami musculoskeletal pain. Hasil evaluasi dengan Algoritma Naranjo yaitu 7 pasien masuk dalam kategori possible dan 6 pasien dalam kategori probable. Indeks Masa Tubuh (IMT) berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya musculoskeletal pain dengan nilai p sebesar 0,041, nilai Odds Ratio sebesar 7, dan Interval Kepercayaan 95% sebesar 1,09 – 45,16. Sedangkan, faktor usia dan riwayat DM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya musculoskeletal pain.
Faktor yang Mempengaruhi Praktik Pelaporan Adverse Drug Reactions (ADRs) oleh Apoteker di Beberapa Rumah Sakit di Surabaya Tamzil Azizi Musdar; Muhammad Thariq Nadhafi; Lestiono Lestiono; Lichijati Lichijati; Umi Athiyah; Yunita Nita
JPSCR: Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jpscr.v6i2.49794

Abstract

Permasalahan kurangnya pelaporan ADRs sudah berjalan lama diseluruh dunia. Partisipasi apoteker dalam pelaporan ADRs diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi praktik pelaporan ADRs oleh apoteker yang bekerja di beberapa rumah sakit di wilayah Surabaya. Penelitian ini adalah studi cross sectional. Responden pada penelitian ini adalah seluruh apoteker yang bekerja di tiga rumah sakit di Surabaya. Kriteria rumah sakit adalah yang pernah mengirimkan laporan ADRs kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Sejumlah 49 apoteker berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara. Kuesioner yang digunakan sebelumnya telah melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Kuesioner terdiri dari pernyataan-pernyataan meliputi demografi responden, pengetahuan, sikap, akses sarana, lingkungan (perilaku tenaga kesehatan lain), dan praktik yang berkaitan dengan pelaporan ADRs. Pada lembar wawancara berisi pernyataan-pernyataan meliputi ketersediaan sarana dan kebijakan/peraturan terkait pelaporan ADRs. Pada uji pengaruh menggunakan regresi linear berganda diperoleh variabel pengetahuan (p=0,036), dan variabel ketersediaan dan akses sarana pelaporan ADRs (p=0,002) berpengaruh signifikan terhadap praktik pelaporan ADRs. Diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan dan ketersediaan dan akses sarana merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktik pelaporan ADRs oleh apoteker di rumah sakit.

Page 8 of 19 | Total Record : 184