cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
APTEKINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Prosiding Seminar Internasional Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia)
Arjuna Subject : -
Articles 186 Documents
SUATU KONSEP AWAL AKUNTABILITAS PENDIDIKAN YANG MANTAP DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI (Terkait dengan Akreditasi Program Studi pada Lingkungan LPTK PTK) Juanda, Enjang Akhmad; -, Mukhidin
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lives, especially here for educational management domain, as if automatically,mechanistically passes away. It seems that our routine jobs/ functions as if nearly exactly controlled,as if nearly without soul. Meanwhile outside demands to us directly or indirectly more and morechallenges. Furthermore, actually our environment facilities according to information technology moreand more exists and self perfecting.In daily educational practises, we as educational society and even our stakeholders arealmost dominantly immersed to routinity of existing life stream automatically. This condition affecting tosomething crucial in nature thus just forgotten. What is that? That is educational accountability,standing/ errecting educational accountability. With this kind of awaraness, in mind, and in turnfollowed by action, we hope we can approach to our effort to a peak performances condition.In this paper we tried to analyze the educational accountability elements related to informationtechnology era that assumed as can be created. This elements could be as artificial or as dailyhappening (elements), but in our ideas is in effort to enliven or to enacting it. Because the educationalaccountability as educational practician or conceptors in my point of view is our entail obligation. In thispaper generally, we tried to analyze diverse of existing facilities whether in software, hardware orbrainware as long as it can be regulated according to our possibility efforts and abilities.Keywords: ICT/TIK, accountability/akuntabilitas, ranking.
KONSEP PEMIKIRAN DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI UNTUK MENGHADAPI TUNTUTAN DUNIA KERJA Ratnata, I Wayan
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, untuk kedepan, bahwa perbandingan jumlah sekolah menengah kejuruan diharapkan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah menengah atas (SMA). Hal ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga terampil tingkat menengah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja baik di industri maupun dunia usaha.Saat ini masih ada kesan bahwa lulusan SMK, tingkat keterampilannya masih belum baik dan dikhawatirkan kalah bersaing dengan tenaga-tenaga kerja asing yang ada. Dengan kualitas lulusan SMK yang baik diharapkan mereka tidak hanya bekerja di Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing di luar negeri.Sering terdengar bahwa disatu sisi lulusan SMK cukup banyak, akan tetapi disisi lain lulusan yang mampu mandiri dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya masih sangat sedikit (terbatas). Tidak heran bahwa siswa-siswa SMK yang telah tamat (lulus) banyak yang tidak bekerja (menganggur), hal tersebut dikarenakan mereka belum mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri (mandiri) demikian juga mereka belum siap untuk bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.Kesiapan ini tampak dari kualitas/mutu lulusan SMK masih perlu ditingkatkan, yaitu baik dari kemandiriannya maupun dari tingkat penalarannya. Sejalan dengan pernyataan di atas perlu ada langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan mutu lulusan SMK sehingga sesuai dengan harapan masyarakat maupun dunia usaha dan industri.Peningkatan mutu pendidikan, menyangkut pengendalaian komponen-komponen pendidikan yang menunjang terpenuhinya mutu pendidikan yang dibutuhkan dunia kerja. Komponen-komponen tersebut terdiri atas kebijakan mutu pendidikan, kurikulum, pembelajaran, fasilitas pendidikan, peserta didik, dan pendidik. Hasil dari proses pendidikan adalah kemampuan lulusan, sedang kriteria mutu lulusan adalah deskripsi kemampuan (kinerja) yang dituntut dunia kerja. Pengendalian mutu merupakan teknik dan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu.Kesimpulannya adalah dalam rangka pengembangan pendidikan vokasi untuk menghadapi tututan dunia kerja maka kualitas lulusan pendidikan sekolah menengah kejuruan (vokasi) perlu ditingkatkan sehingga lulusannya siap untuk memasuki dunia kerja. Para pelaksana pendidikan harus melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan program kerja yang telah disusun, yaitu melalui perencanaan program pendidikan, pelaksanaan program, evaluasi program, dan tindak lanjut yang harus ditempuh untuk kearah penyempurnaan dan kemajuan pendidikan vokasi.
PERAN GURU DALAM MENYIAPKAN KOMPETENSI KERJA SISWA SESUAI TUNTUTAN DUNIA KERJA DI INDUSTRI BUSANA Maeliah, Mally
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teacher before starting the task as a teacher, he must first learn to understand all of theschool curriculum and education programs being implemented. Included should be known that isbuilding classrooms, libraries, study facilities, school equipment, teaching aids, and all the tools thatare useful for teachers. The success of education is not only determined by the accuracy of selectinga model curriculum design and implementation, but also by the completeness, quality andappropriateness of the use of education resources. Teachers can help enhance the completeness offacilities, media and resources to develop their own learning. In performing the duties of a teacherneeds to conduct cooperation with parents, with community agencies, and occasionally bring studentsto visit the objects that would need to know the students in the school curriculum framework. Besidescarrying out their professional duties in the school, the teacher shall also participate in communityactivities and improve the role and qualifications of the profession. The role of teachers in performingtheir duties as a lecturer and demonstrator, teacher as a good manager, and teacher as evaluator,that the process of evaluation is generally centered on the students.Key Words: Teacher, Competence, World of Work, Industrial Clothing
ALTERNATIF PENGEMBANGAN MODEL SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN PROFESI GURU SMK Kusantati, Herni
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru SMK sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan menengah kejuruan wajibmemiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Keempat kompetensi tersebutsecara terintegrasi diperoleh melalui pendidikan profesi yaitu pendidikan tinggi setelah programsarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahliankhusus. Pendidikan profesi merupakan suatu proses pendidikan yang berujung dengandilaksanakannya uji kompetensi guru.Profesionalisme guru khususnya guru SMK di Indonesia secara nyata menentukan mutupendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang rendah, salah satu penyebabnya adalah mutuguru yang rendah. Permasalahan guru di Indonesia harus diselesaikan secara komprehensifmenyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi,registrasi, sertifikasi dan lisensi.Kondisi nyata kini memandang bahwa guru SMK sebagai sebuah profesi, bukan lagi dianggapsebagai suatu pekerjaan (vokasional) biasa yang memerlukan pendidikan tertentu. Kedudukanseperti ini setidaknya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi internal dan eksternal. Secara internal,terjadi penguatan dalam kedudukan sosial, proteksi jabatan, penghasilan, dan status hukum. Sebagaiimplikasi posisi ini, maka secara eksternal terjadi harapan dan tuntutan kualitas profesi keguruan,yang tidak hanya diukur berdasarkan kriteria lembaga penghasil (LPTK-PTK), tetapi juga menurutkriteria pengguna (users) antara lain asosiasi profesi, masyarakat, dan lembaga yang mengangkatdan memberikan penghasilan.Undang-Undang Guru dan Dosen yang telah disahkan berimplikasi secara mendalamterhadap prosesionalisme guru SMK. Dalam undang-undang mutlak bahwa Profesi guru memerlukankemampuan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untukmenguasai keterampilan dan keahlian (kompetensi) tertentu yang dibuktikan dengan sertifikat.Sertifikat kompetensi adalah bukti formal sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukanpekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yangterakreditasi atau lembaga sertifikasi, sedangkan untuk memberikan kewenangan melakukanpekerjaannya harus dilakukan melalui sertifikasi dengan sertifikat profesi bukti pengakuankeprofesionalannya.Untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan adanya lembaga sertifikasi yang terakreditasidengan kerjasama sinergi antara LPTK-PTK, Pemerintah Kabupaten dan Kota, Dinas PendidikanPropinsi, Kabupaten dan Kota serta Departemen Pendidikan Nasional serta peraturan perundangandan kebijakan nasional yang memberi landasan hukum terhadap keberadaan lembaga tersebut.Kata Kunci : Kompetensi, sertifikasi, profesi
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MELALUI PROFESIONALISME GURU DAN DOSEN Terok, Maritje
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aktor kuncinya, yaitu guru dandosen. Selama ini guru dan dosen berada pada posisi yang dilematis, di satu sisi dituntut bekerjasecara profesional, di lain pihak kesejahteraannya sangat kecil. Undang-Undang Guru dan Dosen(UUGD) tampak berusaha mengubah situasi tersebut, dengan cara menuntut guru untuk bekerjasecara profesional dan sebagai konsekuensinya diberikan tunjangan profesi yang memadai. Guru dandosen yang profesional di samping berkualifikasi akademis juga dituntut memiliki kompetensi, artinyamemiliki pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasainya dalammelaksanakan tugas keprofesionalannya. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwandengan tugas utama mentranformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Suatupekerjaan merupakan suatu profesi karena pekerjaan tersebut bersifat pengabdian umum yangkarena sifat dan kekhususannya memerlukan pengetahuan kecakapan dan keahlian khusus melaluipendidikan secara khusus berlandaskan disiplin ilmu yang terus menerus dipelihara dandikembangkan melalui berbagai usaha penelitian dan pengembangan dan dalam pelaksanaannyaterikat oleh suatu kode etik yang dibuat dan ditegakkan oleh organisasi profesi bersangkutan danmenuntut rasa tanggung jawab baik secara pribadi maupun korps. Sesuai dengan Undang-UndangGuru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 ditambah PP Nomor 19 Tahun 2005 ayat 3 Pasal 28,mengenai kompetensi profesional guru dan dosen sebagai pendidik, yaitu: (a) kompetensi pedagogik,(b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi profesional, dan (d) kompetensi sosial.Kata kunci: Mutu Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Profesionalisme Guru dan Dosen
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN BERBASIS POTENSI DAERAH DAN SUMBERDAYA ALAM DALAM MENDUKUNG CONTINUING VOCATIONAL EDUCATION -, Wagiran
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan reproporsi SMA-SMK dari 70: 30 menjadi 70:30 merupakan salahsatu upayapemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional dalam mengatasi permasalahanpengangguran melalui pemberdayaan SMK. Namun demikian aspek yang harus dicermatiadalah reproporsi tersebut bukan hanya pada aspek jumlah, namun yang lebih penting adalahaspek relevansi. Dalam konteks otonomi daerah, setiap daerah dituntut untuk mampumenentukan berapa jumlah SMK yang harus didirikan di tempatnya serta bidang apasaja yangharus dibuka. Pengembangan SMK berbasis potensi daerah penting dilakukan gunamewujudkan pendidikan yang mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi daerah,meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan diversifikasi lapangan kerja bagi lulusan.Kata Kunci: reproporsi, SMA, SMK, otonomi daerah
Berbagai Model Inovasi Pembelajaran dengan dukungan Teknologi Informasi Lahinta, Agus
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan merupakan satu terobosan yang luarbiasa. Dukungan teknologi informasi ini diharapkan dapat menjadi suatu inovasi dalam pembelajarandengan banyak melibatkan komponen-komponen teknologi informasi didalamnya. Teknologi informasiberhubungan erat dengan sistem, teknologi informasi menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaianinformasi, jangkauan yang global, fleksibel dalam pengunaannya. Oleh karena itu dalam eraglobalisasi sektor pendidikan pun tak luput dari jangkauannya, yaitu dengan melibatkan teknologididalamnya dapat menghasilkan suatu sistem pendidikan.Dalam tulisan ini dibahas mengenai model pendidikan yang melibatkan teknologi informasimeliputi pengertian dari elearning, distance learning dan multimedia classroom, beberapa keuntungandari ketiga sistem pembelajaran ini. Dan juga disertakan arsitektur sederhana dari sistempembelajaran dengan elearning, distance learning dan multimedia classroom serta komponenpendukung. Dengan demikian, jelas sudah bahwa ketiga sistem pembelajaran ini yaitu elearning,distance learning dan multimedia classroom adalah suatu sistem pembelajaran yang dapatmeningkatkan inovasi dalam pembelajaran diera globalisasi saat ini, dimana belajar atau berinteraksiantara dosen dan mahasiswa tidak lagi dipisahakan oleh jarak, ruang dan waktu.Kata Kunci: inovasi, elearning, distance learning, multimedia classroom
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI KOTA MEDAN -, Ermidawati
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan telah pula digariskan kebijakan mengenaipemerataan kesempatan pendidikan yang bukan hanya menambah fasilitas pendidikan secarakuantitatitif, melainkan juga keseluruah komponen secara kualitatif. Dengan kata lain adalah pemerataankesempatan pendidikan yang bermutu pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Termasuk dalamkebijakan ini adalah pengembangan pendidikan kejuruan (SMK).Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agarlebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau bidang-bidang pekerjaan lainnya. Ketikaseorang siswa masuk pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), maka siswa tersebut mampumemperoleh pengetahuan dan bagaimana dapat mengembangkan potensi dirinya.Pola pendidikan di SMK seyogyanya dikemas dalam bentuk paket keterampilan yang berlapisdan berjenjang, dengan menerapkan prinsip multi entry-multi exit. Pola ini memungkinkan siswa SMKyang telah memiliki sejumlah satuan kemampuan tertentu (karena program pengajarannya berbasiskompetensi), mendapatkan kesempatan kerja di dunia kerja, maka siswa tersebut dimungkinkanmeninggalkan sekolah. Dan kalau siswa tersebut ingin masuk sekolah kembali menyelesaikan programSMK-nya, maka sekolah harus membuka diri menerimanya, dan bahkan menghargai dan mengakuikeahlian yang diperoleh siswa yang bersangkutan dari pengalaman kerjanya.
MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA DI SMK RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Ruhidawati, Cucu
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan salah satu bentuk terobosanDepdiknas untuk mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia. SBI merupakan sekolah yang sudahmemiliki seluruh standar nasional pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standarkompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Ke delapan SNP tersebut mutlakdipenuhi oleh SBI. Proyek rintisannya telah menyertakan beberapa sekolah di tingkat menengah.Salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah menengah kejuruan (SMK)sebagai salah satu sub sistem dari pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk mengisipeluang kerja sebagai tenaga kerja terampil kelas menengah dan mempunyai kemampuanprofesional di bidangnya. Salah satu upaya untuk menghasilkan lulusan yang profesional sesuaidengan bidang keahliannya meningkatkan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaranmelalui pengembangan media pembelajaran . Kemampuan memilih dan menggunakan mediapembelajaran, merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik (guru). Kedudukanmedia dalam proses pembelajaran memiliki arti yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar,karena Pembelajaran menjadi lebih produktif. sehingga dapat memberikan pengalaman yangmenyenangkan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Selain itu dengan menggunakan mediadiharapkan peserta didik tidak hanya mendengar penjelasan dari guru melalui bahasa verbal.Melainkan mengajak peserta didik secara langsung untuk mengalami dan berinteraksi dengan sumberbelajar. Media pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran pembuatan pola busanameliputi media grafis gambar, chart dan media realiaKata kunci ; RSBI, Media Pembelajaran, Pembuatan pola busana
OPTIMALISASI PEMBELAJARAN APLIKASI KOMPUTER BIDANG ENGINEERING DENGAN MEMANFAATKAN PROGRAM SIMULINK Sucita, Tasma
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran atau perkuliahan merupakan suatu proses transfer ilmu pengetahuan danteknologi yang merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat keberhasilan atauprestasi mahasiswa dalam memahami suatu bidang kompetensi atau keahlian tertentu. Banyakmateri perkuliahan dalam bidang studi di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro tidak hanya harusmengetahui konsep dasar atau teori-teori dasar tertentu tetapi juga dituntut harus mampu menunjukanimplementasi dalam bentuk visual/simulasi agar mahasiswa lebih memahami suatu konsep tertentuatau teori-teori dasar yang telah dipelajarinya. Berkaitan dengan optimalisasi pembelajaran aplikasikomputer bidang engineering khususnya bidang Teknik Tenaga Listrik maka program simulinkdirasakan sangat membantu untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami materipembelajaran ini. Beberapa hal kelebihan dari penggunaan software ini antara lain mudah didapatkan(free software), lebih fleksibel, praktis, lebih murah, dan lebih mudah untuk dipelajari karena adafasilitas help dan program berorientasi objek.Tujuan penulisan ini untuk memberikan gambaran tentang salah satu model optimalisasi prosespembelajaran dengan menggunakan salah satu media komputer sebagai sarana untuk meningkatkanpemahaman atau prestasi belajar mahasiswa pada salah satu mata kuliah bidang teknik tenaga listrik.Beberapa contoh hasil simulasi program simulink ini mudah-mudahan dapat meningkatkanpemahaman mahasiswa dalam implementasi nyata bidang teknik tenaga listrik di lapangan sekaligusmeningkatkan prestasi hasil belajarnya.Kata Kunci : Optimalisasi Pembelajaran, Simulasi, Komputer

Page 4 of 19 | Total Record : 186


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Tahun 2010