cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Agrikultura
ISSN : 08532885     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrikultura terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember), memuat artikel hasil penelitian dan kupasan (review) orisinal hasil dari penelitian yang sebagian telah dilakukan penulis, dan komunikasi singkat.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025" : 19 Documents clear
Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pengelolaan Risiko pada Usaha Agribisnis Jamur Merang Suhaeni, Suhaeni; Mahatmayana, I Ketut Manu; Umaidah, Yuyun
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.64215

Abstract

Budidaya jamur merang di Kabupaten Karawang memiliki potensi pasar yang kuat, namun dihadapkan pada risiko produksi dan ketidakstabilan rantai pasok. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap strategi mitigasi risiko yang diterapkan oleh petani jamur merang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cilamaya Kulon dengan pendekatan kuantitatif melalui survei deskriptif terhadap 33 responden yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling, berdasarkan kategori pengalaman berusahatani dari populasi sebanyak 62 petani. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi logistik biner. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas petani berusia lanjut, berpendidikan rendah, memiliki 3–5 anggota keluarga, pengalaman bertani luas, dan pendapatan di bawah upah minimum. Karakteristik ini berkontribusi terhadap pemilihan strategi mitigasi; misalnya, petani berpengalaman lebih memilih reduksi risiko, sementara yang berpendapatan rendah cenderung melakukan retensi risiko. Variabel pendidikan, pengalaman bertani, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap strategi mitigasi, sedangkan usia tidak signifikan. Temuan ini menegaskan perlunya pengembangan program pelatihan budidaya dan manajemen risiko berbasis latar belakang sosial ekonomi, penyediaan akses bibit unggul dan input berkualitas, serta kebijakan insentif seperti subsidi input dan asuransi pertanian. Selain itu, penguatan kelembagaan petani dan pemanfaatan modal sosial seperti jaringan kepercayaan dan kerja sama antarpetani penting untuk meningkatkan resiliensi kolektif menghadapi risiko dan mendukung keberlanjutan agribisnis jamur merang di wilayah tersebut.
Uji Keefektifan Serbuk Kulit Buah Kopi Robusta dalam Mengendalikan Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne spp.) dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat Suganda, Tarkus; Kholifah, Sisca Noor; Hidayat, Yusup
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.65412

Abstract

Penyakit bengkak akar pada tanaman tomat oleh infeksi nematode Meloidogyne spp. merupakan salah satu penyakit utama yang sangat merugikan di seluruh dunia.  Tanaman tomat yang terinfeksi, pertumbuhannya kerdil, produksinya rendah, klorosis, mudah layu dan rentan terhadap infeksi oleh patogen lain.  Pengendalian penyakit ini sangat mengandalkan nematisida sintetik, yang walaupun efektif tetapi banyak menimbulkan berbagai masalah. Pencarian nematisida berbahan nabati menjadi alternatif yang banyak diteliti. Salah satu bahan nabati yang memiliki kandungan bahan aktif bersifat nematisidal adalah kulit buah kopi. Pengujian keefektifan kulit buah kopi sebagai nematisida nabati belum banyak dilakukan, terutama kulit buah kopi Robusta, jenis kopi yang paling banyak ditanam, paling banyak menghasilkan limbah kulit kopi karena belum banyak dimanfaatkan. Dalam penelitian ini empat dosis serbuk kulit buah kopi Robusta (50 g; 100 g; 150 g, dan 200 g dicampurkan dengan 2 kg tanah terpasteurisasi sebagai media tanam di dalam polybag. Varietas tomat yang digunakan adalah var. Ratna. Nematisida karbofuran dosis anjuran 2 g digunakan sebagai pembanding dan perlakuan kontrol sebagai tanpa perlakuan. Perlakuan percobaan di rumah kaca ditata dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 6 ulangan. Setiap polybag diinokulasi dengan 2000 juvenil II. Penanaman tanaman tomat dilakukan dua kali, penanaman II dilakukan setelah tanaman tomat penamaman I dicabut pada 35 HST. Pada Pengamatan I diamati jumlah gall akar dan tinggi tanaman, sedangkan pada Pengamatan II diamati jumlah gall, jumlah larva dalam 100 ml tanah, dan tinggi tanaman. Hasil pengujian menunjukkan bahwa serbuk kulit buah kopi Robusta efektif sebagai nematisida dalam menekan jumlah gall akar, jumlah larva pada 100 ml tanah, dan meningkatkan tinggi tanaman.  Tidak terlihat ada gejala toksik pada tanaman oleh dosis serbuk kulit buah kopi Robusta yang diuji.
Perbandingan Skala Usahatani Padi Rawa Lebak: Luas Lahan Minimal untuk Pemenuhan Kesejahteraan Petani Aryani, Desi; Thirtawati, Thirtawati; Sakinah, Nur; Silvian, Trissa
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.61202

Abstract

Sebagian besar petani di Indonesia termasuk di Sumatera Selatan, adalah petani gurem dengan luas lahan kurang dari satu hektar. Hal ini menyebabkan usahatani menjadi kurang efisien dengan hasil produksi sedikit dan pendapatan rendah. Lahan sawah di Sumatera Selatan agak berbeda dengan lahan sawah pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Lahan sawah di Sumatera Selatan didominasi oleh empat tipologi lahan yaitu lahan sawah rawa lebak, pasang surut, tadah hujan, dan irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendapatan usahatani padi berdasarkan skala usaha dan menghitung kebutuhan luas lahan minimal yang layak diusahakan untuk pemenuhan kesejahteraan petani padi pada tipologi lahan rawa lebak di Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan. Metode penelitian dilakukan dengan metode survei. Sampel petani yang menjadi responden diambil secara non-probabilitas (Non-probability Sampling) dengan jenis penarikan sampel berkuota (Quota Sampling). Data diolah secara kuantitatif dan dianalisis secara statistik menggunakan uji t sampel bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan usahatani padi rawa lebak berdasarkan skala usaha. Rata-rata pendapatan petani skala usaha kecil hanya 10,92% dari standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL )yang berlaku, sedangkan rata-rata pendapatan usahani padi yang diperoleh petani skala usaha sedang hanya 20,52% dan petani skala usaha luas hanya 44,37% dari standar KHL yang berlaku. Luas lahan minimal yang dibutuhkan petani padi rawa lebak untuk memenuhi kebutuhan hidup layak rata-rata seluas 2,25 ha.
Pengaruh Biostimulan Keong Mas terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta dan Arabika Fase Siap Tanam pada Kondisi Cekaman Kekeringan Asmono, Sepdian Luri; Rahmawati, Rahmawati; Arifiana, Nisa Budi
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.64419

Abstract

Cekaman kekeringan berdampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi sehingga dapat menurunkan produktivitasnya. Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pendekatan ramah lingkungan menggunakan biostimulan keong mas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh biostimulan keong mas terhadap pertumbuhan bibit kopi Robusta dan Arabika fase siap tanam pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau bulan Juni sampai September 2024 di rumah kaca dengan suhu rata-rata daerah Jember 33-35 °C. Metode yang digunakan pada percobaan pertama adalah pengukuran beberapa kadar air media untuk menentukan kondisi optimal bibit tumbuh dan kondisi kekeringan sebagai acuan percobaan berikutnya. Percobaan kedua melakukan pengujian respon pertumbuhan bibit kopi menggunakan metode RAK non faktorial dengan 6 perlakuan meliputi: 1) Bibit kopi Robusta pada kondisi kondisi kadar air (KA) media normal, 2) Bibit kopi Arabika dengan kondisi KA normal, 3) Bibit kopi Robusta dengan kondisi tercekam keringan, 4) Bibit kopi Arabika dengan kondisi tercekam keringan, 5) Bibit kopi Robusta dengan kondisi tercekam kekeringan + asupan biostimulan, dan 6) Bibit kopi Arabika dengan kondisi tercekam kekeringan + asupan biostimulan. Setiap perlakuan terdapat 4 blok. Pengamatan dilaksanakan selama 4 bulan dengan variabel yang diamati meliputi pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter batang, panjang akar, pertambahan jumlah daun, luasan daun, klorofil, kerapatan stomata, bobot segar dan bobot kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bibit kopi masih tetap bisa bertahan dan tumbuh pada kadar air media 41% dan mulai mengering pada kadar air tanah <12%. Penambahan biostimulan keong mas pada bibit kopi Robusta dan Arabika memiliki peran signifikan terhadap pertumbuhan bibit dalam kondisi cekaman kekeringan.
Penggunaan Sistem Pemberian Air dan Jenis Mulsa untuk Peningkatan Efisiensi Konversi Energi pada Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.) Ilmam, Hasbi Shidqi; Udayana, Cicik; Suryanto, Agus
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.64304

Abstract

Padi gogo adalah jenis padi yang ditanam di lahan kering yang selama masa pertumbuhannya tidak terendam air, dan kebutuhan airnya diperoleh dari kelembaban tanah yang berasal dari curah hujan. Teknologi irigasi tetes merupakan salah satu metode irigasi modern untuk menjaga kelembapan zona perakaran tanah. Penggunaan mulsa plastik berwarna dapat meningkatkan persediaan radiasi dan mengurangi kehilangan air tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan cahaya pantul (albedo), efisiensi konversi energi (EKE) pada tanaman serta peningkatan produksi padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2024 di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur dengan ketinggian ± 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu berkisar antara 20-32 °C dan kelembaban udara 74-82%. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Tersarang (Nested Design) dengan dua jenis sistem pemberian air yaitu sistem irigasi penggenangan dan sistem irigasi tetes serta lima jenis mulsa yaitu tanpa mulsa, mulsa jerami, mulsa geowoven, mulsa plastik hitam perak, dan mulsa plastik hitam putih. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dapat meningkatkan albedo dan EKE dengan mulsa plastik hitam putih dapat meningkatkan albedo dan EKE secara signifikan. Sementara itu, penggunaan jenis mulsa geowoven dapat meningkatkan 45,80% hasil produksi per hektar tanaman padi gogo dibanding tanpa mulsa terhadap gabah kering giling.
Risk Mitigation for Cattle - Oil Palm Integration Farming (SISKA) in West Kalimantan Province Nugraha, Aditya; Permatasari, Nia
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.62444

Abstract

Cattle-oil palm integration (SISKA) is one strategy that can improve several achievements of the Sustainable Development Goals (SDGs) and reduce the risk of indirect land use change (ILUC). One of the problems with SISKA development is the low interest of cattle farmers in areas surrounding oil palm plantations, which is attributed to a lack of knowledge among cattle farmers regarding risk management. There have been many studies on cattle-oil palm integration systems, but research on risk mitigation has not been comprehensively analyzed. The research was carried out between February and May 2024. The population of this study consisted of the heads and members of four SISKA clusters (Meso Tani, Dekan Jaya, Rimba Makmur, and Subur Kampit) in Sanggau District, West Kalimantan Province, with a sample size of 30 individuals. This study used the House of Risk model to identify and mitigate risks. The research results showed that three of seven risk sources must be prioritized and addressed, namely, weed control using herbicides by the company, cattle entering replanting land, and inbreeding. This study resulted in three strategies for handling risk agents, namely the use of electric fences, the implementation of a rotational grazing system, and the procurement of superior bulls.
Studi Komparatif Cara Aplikasi Bakteri Endofit untuk Menghambat Perkembangan Penyakit Hawar Pelepah Daun Padi (Rhizoctonia solani) Widiantini, Fitri; Krissanti, Petra Sulistya Dian; Rasiska, Siska; Susanto, Agus; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.63212

Abstract

Penyakit hawar pelepah daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani merupakan salah satu penyakit utama yang menyebabkan kerugian signifikan dalam budidaya padi, sehingga perlu diterapkan strategi pengendalian yang efektif. Penggunaan bakteri endofit sebagai agens biokontrol untuk mengendalikan penyakit tanaman menjadi salah satu pendekatan alternatif yang cukup menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai metode aplikasi bakteri endofit dalam mengendalikan hawar pelepah daun. Bakteri endofit yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri endofit Os1, Os6, dan Os7 yang memiliki aktivitas antagonis. Metode aplikasi yang diuji meliputi perendaman benih, penyemprotan ke daun, penyiraman suspensi ke tanah, serta kombinasi dari ketiganya. Percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 14 perlakuan aplikasi bakteri endofit yang masing-masing diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi perendaman benih, penyemprotan daun, dan penyiraman tanah dengan suspensi bakteri endofit Os6 memberikan hasil paling efektif dalam menekan perkembangan hawar pelepah, dengan nilai relative lesion height (RLH) sebesar 11,16% dan intensitas penyakit sebesar 7,41%. Penyakit hawar pelapah daun menyebar terutama melalui anakan yang terinfeksi, dan perlakuan kombinasi aplikasi Os6 juga terbukti paling efektif dalam menekan persentase anakan terinfeksi yang ditunjukkan dengan persentase anakan terserang sebesar 7,68% dan menghasilkan nilai THR (tingkat hambat relatif) sebesar 88,23%. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi cara aplikasi bakteri endofit yang berpotensi sebagai agens biokontrol (Os6) memberikan perlindungan pada tanaman padi terhadap penyakit hawar pelepah daun.
Efektivitas Ekstrak Air Daun Gulma Anting-anting (Acalypha indica L.) dalam Menekan Jumlah Gall Akibat Infeksi Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat Sunarto, Toto; Sudarjat, Sudarjat; Zahra, Zakiah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.65170

Abstract

Penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh Meloidogyne spp. merupakan penyakit penting pada tanaman tomat serta dapat menurunkan kualitas dan kehilangan hasil hingga 68%. Ekstrak air daun gulma anting-anting memiliki senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak air daun gulma anting-anting (Acalypha indica L.) yang efektif dalam menekan infeksi Meloidogyne spp. pada tanaman tomat. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi, Divisi Laboratorium Nematologi Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, dan rumah kaca, Kebun Percobaan, Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri atas 7 perlakuan dan 4 ulangan. Percobaan terdiri atas kontrol, ekstrak air daun gulma anting-anting 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, dan karbofuran 2 g/tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak air daun gulma anting-anting menekan jumlah gall pada akar tanaman tomat dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, terhadap bobot segar bagian atas tanaman dan terhadap bobot segar akar tanaman. Konsentrasi ekstrak air daun gulma anting-anting 10% efektif menekan jumlah gall pada tanaman tomat sebesar 88,79%.
Pengaruh Jangka Panjang Sistem Olah Tanah dan Residu Pupuk Nitrogen terhadap Keanekaragaman Vegetasi dan Simpanan Biji Gulma Sari, Resti Puspa Kartika; Utoyo, Bambang; Fauziah, Lu'lu' Kholidah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.59777

Abstract

Pengendalian gulma secara mekanis melalui sistem olah tanah yang tepat mampu menekan pertumbuhan gulma dan meminimalisir penggunaan herbisida kimiawi. Namun, sistem pengolahan tanah yang tidak tepat dapat menyebabkan terangkatnya biji dan propagul gulma yang sudah lama dorman dalam tanah naik ke atas permukaan tanah, sehingga menjadi viable untuk berkecambah dan memperbanyak diri. Faktor lain pemacu pertumbuhan gulma adalah tersedianya unsur hara yang cukup dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem olah tanah dan residu pupuk N jangka panjang tahun ke-34 setelah 2 tahun pemberaan lahan terhadap keanekaragaman vegetasi dan simpanan biji gulma dalam rangka merumuskan strategi pengendalian gulma. Penelitian dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, terdiri dari dua faktor: sistem olah tanah (olah tanah intensif, olah tanah minimum, dan tanpa olah tanah) dan residu pupuk N (0, 100, dan 200 kg/ha. Pada Tahap 1, analisis difokuskan pada vegetasi gulma di atas permukaan tanah, sedangkan pada Tahap 2, penelitian meneliti simpanan benih gulma pada kedalaman tanah 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah minimum tanpa residu pupuk nitrogen dan tanpa olah tanah dengan residu N 100 kg/ha pada tahun 2021, mampu menekan pertumbuhan gulma hingga tahun 2024. Residu pupuk N pada lahan yang telah diberakan selama dua tahun tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman vegetasi gulma. Integrasi berbagai strategi pengelolaan gulma dapat mengurangi dampak negatif kehadiran gulma di pertanian. Petani dapat mengadopsi teknologi pengolahan tanah konservasi dan pertanian presisi untuk meningkatkan keberlanjutan dan efisiensi.
Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Jagung di Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan Pohan, Elvina Damayanty; Ariyani, Aminah Happy Moninthofa; Hayati, Mardiyah
Agrikultura Vol 36, No 2 (2025): Agustus, 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v36i2.63169

Abstract

Produksi jagung dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan nasional, sehingga Indonesia masih bergantung pada impor. Desa Kertagena Tengah memiliki potensi pertanian jagung, namun hasil produksinya masih rendah akibat dari penggunaan input yang belum optimal serta keterbatasan sistem irigasi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung, mengetahui tingkat efisiensi teknis petani dan menganalisis sumber inefisiensi pada usahatani jagung. Penelitian ini melibatkan 92 responden, dan data dianalisis menggunakan pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA). Hasil penelitian menjelaskan bahwa luas lahan, benih, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk kandang, dan pestisida berpengaruh terhadap produksi, sedangkan tenaga kerja tidak berpengaruh. Nilai rata-rata efisiensi teknis yang diperoleh sebesar 0,80 dengan 63 petani telah mencapai efisiensi teknis, sementara 29 petani masih berupaya meningkatkan produksi. Sumber inefisiensi yang berpengaruh terhadap produksi jagung meliputi pekerjaan sampingan, varietas benih hibrida, dan tipe irigasi, sedangkan umur, pendidikan, dan pengalaman bertani tidak berpengaruh. Untuk meningkatkan produksi, petani perlu mengoptimalkan penggunaan input sesuai dengan dosis anjuran, mempertimbangkan penggunaan irigasi pompa air, serta mengelola waktu dengan lebih baik agar usahatani tetap terfokus dan berkelanjutan.

Page 1 of 2 | Total Record : 19