cover
Contact Name
Devita Febriani Putri
Contact Email
devita@malahayati.ac.id
Phone
+62811796180
Journal Mail Official
jikk@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jln. Pramuka no.27 Kemiling Bandar Lampung, Kode Pos 35152
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 23557583     EISSN : 25494864     DOI : https://doi.org/10.33024/.v5i4
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Ilmu Kedokteran dan kesehatan (JIKK) menyediakan platform untuk mempublikasikan artikel bidang Kedokteran dan kesehatan yang meliputi: kedokteran komunitas: epidemiologi penyakit, promosi kesehatan kedokteran keluarga pendidikan kedokteran kedokteran klinis: pediatrik, endokrin, reproduksi, muskuloskeletal, respirasi, geriatri, trauma, gastrointestinal. penyakit infeksi, THT, mata, sensoris kedokteran kerja kedokteran olahraga kedokteran dasar (biomedik)
Articles 27 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6" : 27 Documents clear
Congenital Dengue: Tinjauan Literatur Mulya, Vidya Chatmayani; Alaydrus, Said Qadaru
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.21038

Abstract

Congenital dengue, meskipun jarang, terjadi akibat transmisi vertikal virus dengue (DENV) dari ibu hamil yang terinfeksi kepada janinnya, seringkali ketika tidak ada cukup waktu untuk transfer antibodi protektif maternal.  Dengue adalah penyakit demam akut yang endemik di negara tropis seperti Indonesia, disebabkan oleh DENV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, dengan empat serotipe (DEN 1-4).  Manifestasi klinis pada neonatus seringkali non-spesifik, menyerupai sepsis neonatal awitan awal, dan dapat meliputi demam, ruam, trombositopenia, hepatomegali, serta perdarahan spontan.  Diagnosis meliputi anamnesis menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium seperti hitung darah rutin (menunjukkan leukopenia, trombositopenia, dan peningkatan hematokrit), tes fungsi hati, serta konfirmasi definitif melalui deteksi antigen NS1, asam nukleat virus, atau antibodi (IgM/IgG) dari sampel neonatus dan tali pusar.  Tatalaksana mengikuti pedoman nasional untuk dengue pediatri, menekankan perawatan suportif, resusitasi cairan, dan dukungan nutrisi, yang seringkali memerlukan rawat inap.  Deteksi dini dan manajemen yang cepat sangat penting untuk prognosis, karena diagnosis yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi parah seperti kerusakan hati, distres pernapasan, dan perdarahan intrakranial, dengan peningkatan risiko mortalitas.
Hubungan Derajat Positivitas Basil Tahan Asam Terhadap Kadar Interleukin-6 Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Beberapa Puskesmas Kota Bandar Lampung Asri, Gita Nathania; Hidayat, Hidayat; Aminah, Siti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20478

Abstract

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang penularannya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi bakteri ini memicu respon imun yang mengakibatkan pelepasan berbagai sitokin pro-inflamasi, termasuk Interleukin-6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara derajat positivitas BTA dengan kadar IL-6 pada pasien TB paru sebelum pengobatan. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Analisis data bivariat yang digunakan adalah uji korelasi Spearman. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Panjang, Kampung Sawah, dan Way Halim, Kota Bandar Lampung, pada bulan Januari hingga Mei 2024. Sampel penelitian ini terdiri dari 30 pasien baru TB paru BTA positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki, yaitu 24 pasien (80%), dengan kelompok usia terbanyak adalah 45-54 tahun, yaitu 7 pasien (23,3%). Derajat positivitas BTA terbanyak adalah 3+, yaitu 19 pasien (63,3%). Rata-rata kadar IL-6 pada pasien baru TB paru yaitu 103,2 ng/L, dengan kadar tertinggi 394,9 ng/L dan terendah 41,4 ng/L. Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara derajat positivitas BTA dengan kadar IL-6, dengan p-value 0,334. Saran: Untuk penelitian sejenis di masa mendatang, disarankan untuk menambah jumlah sampel, memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar IL-6, serta menentukan nilai cut off IL-6 pada pasien TB sebagai pembeda dengan individu sehat. 
Hubungan Paritas Dengan Kejadian Striae Gravidarum Jayanti, Wira Tuti; Aryunisari, Chyntia Giska; Anggraeni, Selvia; Panonsih, Resati Nando
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.19849

Abstract

Pigmentasi kulit merupakan masalah paling umum selama kehamilan, diikuti oleh perubahan pembuluh darah, striae gravidarum, dan acne vulgaris. Striae gravidarum awalnya muncul sebagai garis-garis datar berwarna merah muda ke merah (striae rubra atau striae yang imatur) yang kemudian menjadi menonjol, lebih panjang, lebih lebar, dan berwarna merah keunguan. Paritas mengacu pada berapa kali seorang wanita melahirkan bayi, Salah satu kondisi yang sering dikaitkan dengan paritas adalah munculnya striae gravidarum. Penelitian ini berutujuan untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian striae gravidarum. Menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan 35 sampel ibu hamil yang diambil secara total sampling di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Analisi univariat menunjukkan rerata usia ibu hamil pada penelitian ini adalah 30,34±5,44 tahun, berdasarkan jenis striae, sebanyak 2 subjek (5,7%) memiliki striae alba, 17 subjek (48,6%) memiliki striae rubra dan 9 subjek (25,7%) memiliki striae alba + rubra. Analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan Fisher’s Exact Test, terdapat hubungan yang signifikan antara paritas terhadap kejadian striae gravidarum (p<0,001) dan terdapat hubungan antara paritas dengan tingkat keparahan striae gravidarum (p=0,004).
Potensiasi Madu Trigona Sebagai Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri (Staphylococcus aureus) Penyebab Furunkel Dan Karbunkel Pratiwi, Shifa Meilan; Anggunan, Anggunan; Silvia, Eka; Kurniati, Mala
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20381

Abstract

Furunkel dan karbunkel adalah infeksi kulit yang terjadi pada folikel rambut, dan diakibatkan bakteri Staphylococcus aureus. Pemakaian antibiotik yang berlebih telah menyebabkan meningkatnya resistensi bakteri, termasuk Staphylococcus aureus. Oleh karena itu, diperlukan alternatif antibakteri alami untuk mengurangi efek samping penggunaan antibiotik jangka panjang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keefektivan madu Trigona sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang menyebabkan furunkel dan karbunkel. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen laboratorium dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang membagi madu dalam tiga konsentrasi (20%, 50%, dan 80%) untuk menguji zona hambat terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol positif (mupirocin krim 2%) memiliki rata-rata zona hambat terbesar (19,15 mm), sementara kontrol negatif (Aquadest) tidak menunjukkan adanya zona hambat. Konsentrasi madu 20% memiliki zona hambat terkecil (2,47 mm), sedangkan konsentrasi madu 50% dan 80% menunjukkan zona hambat yang lebih besar, masing-masing 7,6 mm dan 9,17 mm. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis diperoleh p 0,01 (p < 0,05), yang menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara variabel independen (konsentrasi madu) dan variabel dependen (zona hambat). Penelitian ini menyimpulkan bahwa madu Trigona mempunyai kemampuan sebagai zat antibakteri yang menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, dengan kemanjuran yang semakin tinggi seiring bertambahnya konsentrasi madu.
Efektifitas Madu Trigona Apicalis Sebagai Antibakteri Terhadap Pertumbuhan Bakteri Cutibacterium acnes Pada Acne Vulgaris Dengan Metode Difusi Demanda, Rizki; Silvia, Eka; Fitriani, Dita; Panonsih, Resati Nando
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20091

Abstract

Cutibacterium acnes adalah bakteri gram positif yang meningkatkan produksi sebum dan menyebabkan peradangan kulit pada Acne vulgaris. Bakteri yang resisten terhadap antibiotik, terutama Cutibacterium acnes, meningkat di Indonesia, menjadi masalah penting dalam pengobatan. Sifat antibakteri madu muncul sebagai alternatif alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemanjuran madu terhadap Cutibacterium acnes pada konsentrasi 20%, 50%, dan 80% menggunakan metode difusi disk, dan untuk mengevaluasi potensinya sebagai pengganti antibiotik dalam pengobatan Acne vulgaris. Studi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif madu sebagai antibakteri dalam mengisolasi bakteri Cutibacterium acnes, penyebab jerawat vulgaris. Dengan menggunakan metode uji difusi cakram pada media agar Mueller-Hinton, penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni untuk melihat bagaimana larutan madu memengaruhi zona penghambatan Cutibacterium acnes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan madu 20% menghasilkan zona penghambatan lemah (4,02 mm), zona penghambatan sedang 50% (8,5 mm), dan zona penghambatan kuat 80% (12,92 mm). Namun, larutan madu dengan konsentrasi 20%, 50%, dan 80% memiliki efek antibakteri pada Cutibacterium acnes. Aquadest, yang berfungsi sebagai kontrol negatif, tidak menciptakan zona penghambatan. Uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan antara larutan madu (20%, 50%, dan 80%), Tetrasiklin, dan Aquadest, dengan p-value = 0,01. Hasil ini menunjukkan bahwa, meskipun efektivitas Tetrasiklin 30 mcg lebih rendah, madu dapat menghentikan pertumbuhan Cutibacterium acnes.
Karakteristik Pasien Sifilis Di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Lukman, Teguh Pratama; Hartati, Hartati; M.Selomo, Prita Aulia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.19269

Abstract

Sifilis merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh Treponema Pallidum, bersifat kronis dan dapat mempengaruhi system tubuh secara menyeluruh. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2020, diperkirakan 7,1 juta orang dewasa di seluruh dunia terinfeksi sifilis, dengan kelompok berisiko tinggi seperti pria yang berhubungan seks dengan pria mengalami prevalensi yang signifikan. Di Indonesia, dari 2016 - 2022 kasus sifilis meningkat hampir 70%. Provinsi Maluku Utara, dengan profesi pelaut dan pekerja tambang yang dominan, menghadapi peningkatan risiko penularan IMS khususnya sifilis, karena faktor-faktor seperti lama berlayar dan ketidakstabilan lingkungan sosial. Data dari Dinas Kesehatan Kota Ternate menunjukkan adanya tren peningkatan kasus sifilis dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien sifilis di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dari rekam medik di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Berdasarkan 99 sampel ditemukan 97% berusia dewasa (19 - 44 tahun), 90,9% berjenis kelamin laki-laki, 92,9% pendidikan terakhir SMA/SLTA/MA, 34,3% tidak bekerja, 73,7% belum menikah, 56,6% dengan jenis stadium sifilis laten dini.
Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Cholelithiasis Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Efrasida, Pretty; Purnanto, Eko; Siswandi, Andi; Detty, Ade Utia
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20235

Abstract

Prevalensi cholelithiasis semakin tinggi seiring bertambahnya usia, dengan perempuan lebih banyak mengalaminya dibandingkan laki-laki. Penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kejadian cholelithiasis di RSUD Abdul Moeloek tahun 2024 menggunakan metode analitik retrospektif cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapatnya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara usia dan jenis kelamin terhadap kejadian cholelithiasis, dimana kekuatan hubungan dengan usia yang lemah (C=0,239), dan hubungan dengan jenis kelamin lebih lemah (C=0,177) daripada usia. Hal ini diduga terkait perubahan metabolisme empedu dan penurunan aktivitas enzim yang memengaruhi pembentukan batu empedu.
Hubungan Antara Intensitas Waktu Aktivitas Luar Ruangan Dengan Kejadian Miopia Maulana, Yogi Rizki; Rahmawati, Atik; Istadi, Yani
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.19685

Abstract

Miopia merupakan kelainan refraksi mata yang menjadi masalah kesehatan global. Intesitas waktu aktivitas di luar ruangan telah dilaporkan sebagai faktor penting yang mempengaruhi perkembangan miopia. Meskipun penelitian pada anak-anak telah dilaporkan secara luas, namun hasil penelitian yang menghubungkan intensitas waktu aktivitas di luar ruangan dengan kejadian miopia pada usia dewasa muda masih menunjukkan perbedaan hasil. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara intensitas waktu aktivitas luar ruangan dengan kejadian miopia pada usia dewasa muda yaitu pada mahasiswa fakultas kedokteran. Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 57 orang, sampel dipilih secara konsekutif dari 125 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang berjenis kelamin perempuan yang memenuhi kriteria inklusi eksklusi sehingga diperoleh data hasil pemeriksaan refraksi dan lama intesitas waktu aktivitas luar ruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 38 (66,7%) partisipan yang memiliki aktivitas luar ruangan kurang dari 3 jam menderita miopia, sementara hanya 8 (14,0%) partisipan yang memiliki aktivitas luar ruangan lebih dari 3 jam yang menderita miopia. Hasil uji statistik menggunakan uji koefisien kontingensi didapatkan nilai p = 0,001 (p<0,05) dengan tingkat keeratan hubungan 0,437. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara intensitas waktu aktivitas luar ruangan dengan kejadian miopia dengan keeratan hubungan sedang.
Literature Review: Perbandingan Efektivitas Ceftriaxone Dan Azithromycin Sebagai Tatalaksana Farmakologi Demam Tifoid Anak Naufal, Muhammad Ariq; Anjaya, Widya Fathaniah; Cindy, Syakirah; Putri, Syalika Dianisa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.18280

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi. Penyakit ini tergolong ke dalam demam enterik yang disertai gejala gastrointestinal. Tatalaksana kausatif demam tifoid melibatkan pemberian antibiotik. Beberapa antibiotik yang umum digunakan adalah ceftriaxone dan azithromycin. Penelitian ini berbentuk literature review, dengan sumber data berasal dari literatur yang diperoleh melalui Cochrane, PubMed, dan Science Direct. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ceftriaxone dan azithromycin efektif dalam mengurangi durasi demam pada pasien anak yang mengalami demam tifoid. Sebagian besar penelitian menyebutkan bahwa ceftriaxone dinilai lebih efektif dibandingkan azithromycin, namun perbedaan efektivitas antara keduanya tidak signifikan.
Hubungan Kejadian Benign Prostatic Hyperplasia Dengan Gambaran Derajat Keparahan Histopatologi Prostatitis Di Rumah Sakit Bintang Amin Shakira, Dina; Sahara, Nita; Detty, Ade Utia; Arania, Resti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i6.20400

Abstract

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan kondisi umum yang menyerang pria lanjut usia dan ditandai dengan pembesaran jinak pada prostat. Pembesaran ini dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih dan memicu peradangan, berujung pada prostatitis. Hubungan antara BPH dan derajat keparahan prostatitis penting untuk dikaji secara histopatologis. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara kejadian BPH dengan gambaran derajat keparahan histopatologi prostatitis di Rumah Sakit Bintang Amin tahun 2024. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 126 pasien diambil melalui teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil dari 126 responden BPH didapatkan 117 responden (92,9%) terdiagnosis BPH, dan 9 responden (7,1%) terdiagnosis tidak BPH melainkan adenokarsinoma prostat. Pada pasien BPH, derajat keparahan histopatologi prostatitis terdiri atas 12 responden derajat 1 (mild), 88 responden derajat 2 (moderate), dan 17 responden derajat 3 (severe). Sementara itu, pada pasien tidak BPH ditemukan 5 responden derajat 1, 3 responden derajat 2, dan 1 responden derajat 3. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p sebesar 0,001 (p < 0,05) dan Odds Ratio (OR) sebesar 10,938 (95% CI: 2,581–46,535), yang menandakan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian BPH dan derajat keparahan histopatologi prostatitis. Terdapat hubungan bermakna antara BPH dan derajat keparahan histopatologi prostatitis di Rumah Sakit Bintang Amin.

Page 1 of 3 | Total Record : 27


Filter by Year

2025 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 10 (2025): Volume 12 Nomor 10 Vol 12, No 9 (2025): Volume 12 Nomor 9 Vol 12, No 8 (2025): Volume 12 Nomor 8 Vol 12, No 7 (2025): Volume 12 Nomor 7 Vol 12, No 6 (2025): Volume 12 Nomor 6 Vol 12, No 5 (2025): Volume 12 Nomor 5 Vol 12, No 4 (2025): Volume 12 Nomor 4 Vol 12, No 3 (2025): Volume 12 Nomor 3 Vol 12, No 2 (2025): Volume 12 Nomor 2 Vol 12, No 1 (2025): Volume 12 Nomor 1 Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12 Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11 Vol 11, No 10 (2024): Volume 11 Nomor 10 Vol 11, No 9 (2024): Volume 11 Nomor 9 Vol 11, No 8 (2024): Volume 11 Nomor 8 Vol 11, No 7 (2024): Volume 11 Nomor 7 Vol 11, No 6 (2024): Volume 11 Nomor 6 Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5 Vol 11, No 4 (2024): Volume 11 Nomor 4 Vol 11, No 3 (2024): Volume 11 Nomor 3 Vol 11, No 2 (2024): Volume 11 Nomor 2 Vol 11, No 1 (2024): Volume 11 Nomor 1 Vol 10, No 12 (2023): Volume 10 Nomor 12 Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11 Vol 10, No 10 (2023): volume 10 Nomor 10 Vol 9, No 10 (2023): Volume 10 Nomor 9 Vol 10, No 9 (2023): Volume 10 Nomor 9 Vol 10, No 8 (2023): Volume 10 Nomor 8 Vol 10, No 7 (2023): Volume 10 Nomor 7 Vol 10, No 6 (2023): Volume 10 Nomor 6 Vol 10, No 5 (2023): Volume 10 Nomor 5 Vol 10, No 4 (2023): Volume 10 Nomor 4 Vol 10, No 3 (2023): Volume 10 Nomor 3 Vol 10, No 2 (2023): Volume 10 Nomor 2 Vol 10, No 1 (2023): Volume 10 Nomor 1 Vol 9, No 4 (2022): Volume 9 Nomor 4 Vol 9, No 3 (2022): Volume 9 Nomor 3 Vol 9, No 2 (2022): Volume 9 Nomor 2 Vol 9, No 1 (2022): Volume 9 Nomor 1 Vol 8, No 4 (2021): Volume 8 Nomor 4 Vol 8, No 3 (2021): Volume 8 Nomor 3 Vol 8, No 2 (2021): Volume 8 Nomor 2 Vol 8, No 1 (2021): Volume 8 Nomor 1 Vol 7, No 4 (2020): Volume 7 Nomor 4 Vol 7, No 3 (2020): Volume 7 Nomor 3 Vol 7, No 2 (2020): Volume 7 Nomor 2 Vol 7, No 1 (2020): Volume 7 Nomor 1 Vol 6, No 4 (2019): Volume 6 Nomor 4 Vol 6, No 3 (2019): Volume 6 Nomor 3 Vol 6, No 2 (2019): Volume 6 Nomor 2 Vol 6, No 1 (2019): Volume 6 Nomor 1 Vol 5, No 4 (2018): Volume 5 Nomor 4 Vol 5, No 3 (2018): Volume 5 Nomor 3 Vol 5, No 2 (2018): Volume 5 Nomor 2 Vol 5, No 1 (2018): Volume 5 Nomor 1 Vol 4, No 4 (2017): Volume 4 Nomor 4 Vol 4, No 3 (2017): Volume 4 Nomor 3 Vol 4, No 2 (2017): Volume 4 Nomor 2 Vol 4, No 1 (2017): Volume 4 Nomor 1 Vol 3, No 4 (2016): Volume 3 Nomor 4 Vol 3, No 3 (2016): Volume 3 Nomor 3 Vol 3, No 2 (2016): Volume 3 Nomor 2 Vol 3, No 1 (2016): Volume 3 Nomor 1 Vol 2, No 4 (2015): Volume 2 Nomor 4 Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3 Vol 2, No 2 (2015): Volume 2 Nomor 2 Vol 2, No 1 (2015): Volume 2 Nomor 1 Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4 Vol 1, No 3 (2014): Volume 1 Nomor 3 Vol 1, No 2 (2014): Vol 1 No 2 Vol 1, No 1 (2014): Vol 1 No 1 More Issue