cover
Contact Name
Rahmad Fani Ramadhan
Contact Email
rahmad.fani@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalilmuternak@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Ternak
ISSN : 14105659     EISSN : 26215144     DOI : -
Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran encompasses a broad range of research topics in animal sciences: breeding and genetics, reproduction and physiology, nutrition, feed sciences, agrostology, animal products, biotechnology, behaviour, welfare, health, livestock farming system, socio-economic, and policy. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran published by twice a year, June and December
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2020): June" : 10 Documents clear
Kualitas Mikrobiologi dan Fisikokimia Dendeng Sapi yang Ditambahkan Simplisia Serbuk Jahe Merah rifkhan .; Tuti Suryati; Irma Isnafia Arief
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.851 KB) | DOI: 10.24198/jit.v20i1.26598

Abstract

Dendeng adalah produk olahan pangan dari daging segar yang berasal dari ternak melalui penambahan-penambahan bumbu tradisional dan dikeringkan sebelum siap dikonsumsi, dendeng banyak diantara masyarakat mengolahnya dengan berbagai variasi penambahan bumbu khusus selain bumbu-bumbu tradisional lainnya, salah satunya dengan penambahan simplisia serbuk jahe merah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan mikroba dan kualitas fisikokimia dari dendeng sapi yang ditambahkan simplisia serbuk jahe merah pada level yang berbeda. Variabel yang diamati terdiri atas jumlah bakteri (total plate count, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus), sifat fisik (kondisi fisik (pH dan aktifitas air), dan analisis sifat kimia (kandungan malonaldehida dan antioksidan). Rancangan dalam penelitian ini menggunakan desain rancangan acak kelompok 5 perlakuan penambahan persentase pemberian simplisia serbuk jahe merah sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan 3 periode pembuatan yang berbeda. Hasil penelitian dari jumlah bakteri menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada pengujian TPC (P<0,05) dengan setiap peningkatan perlakuan terjadi penurunan jumlah bakterinya, sedangkan pada pengujian Escherichia coli dan Staphylococcus aureus memiliki nilai yang negatif, kemudian hasil pada pengujian sifat fisik dan kimia menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) baik pada pengujian nilai pH, aktifitas air, malonaldehida, dan antioksidan pada setiap perlakuannya. Dengan penambahan simplisia serbuk jahe merah, dendeng sapi memiliki aktifitas mikroba yang masih aman untuk dikonsumsi dan aktifitas fisikokimia masih dalam standar yang ditetapkan.
Pengaruh Penggunaan Limbah Kubis dalam Silase Ransum Komplit Berbasis Limbah Tebu Terhadap Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik dan VFA Secara In-Vitro Adika Sugara; Adrizal .; Irsan Ryanto
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.632 KB) | DOI: 10.24198/jit.v20i1.27531

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering, bahan organik, dan kandungan VFA, serta mengetahui persentase penggunaan limbah kubis sebagai sumber protein terbaik pada silase ransum komplit berbasis limbah tebu secara in vitro. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang terdiri 4 perlakuan dan 4 kelompok pengambilan cairan rumen sebagai ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah penggunaan limbah kubis dengan level berbeda yaitu 0 %, 5%, 10% dan 15% pada silase ransum komplit berbasis limbah tebu. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa penggunaan limbah kubis sebagai sumber protein pada silase ransum komplit berbasis limbah tebu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering, bahan organik, dan VFA. Persentase penggunaan limbah kubis sebagai sumber protein terbaik pada perlakuan C dengan persentase penambahan 10%. Hasil yang diperoleh kecernaan bahan kering 43.97%, kecernaan bahan organik 47.83%, dan Kandungan VFA 149.85 mM.
Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat (H2so4) Terhadap Rendemen, Mutu Fisik, dan Mutu Kimia Gelatin dari Limbah Shaving Kulit Kambing Pickel TRIANING TYAS KUSUMA ANGGAENI
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.27546

Abstract

Salah satu alternatif  penanganan limbah padat industri pengolahan kulit yang ekonomis dan bermanfaat adalah melalui pembuatan gelatin. Penelitian pembuatan gelatin dari limbah shaving kulit kambing pikel dengan konsentrasi asam sulfat sebagai bahan perencdam telah dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap mutu kimia dan mendapatkan tingkat persentase konsentrasi asam sulfat terbaik. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan 5 tingkat perendaman asam sulfat yaitu 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Variabel yang diukur adalah rendemen, kekuatan gel, viskositas, kadar air, pH, dan kadar sulfit gelatin. Penggunaan asam sulfat konsentrasi 2%  merupakan konsentrasi terbaik dengan menghasilkan rendemen (26,03%), viskositas (6,75 cP), kekuatan gel (53,35 g bloom),  kadar air (3,91%), pH (2,84), dan kadar sulfit (292,5) mg/kgKata kunci: Asam Sulfat, Gelatin, Kulit Kambing Shaving Pickel,
Potensi disinfektan sebagai sediaan kebiri kimiawi pada ternak Lena Indraswari; Siti Sa’diah; Mokhamad Fakhrul ulum
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.27423

Abstract

Kastrasi kimiawi dapat digunakan sebagai alternatif dari kastrasi terbuka. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji potensi bahan kimia disinfektan sebagai sediaan bahan kimia untuk kastrasi pada mencit. Penelitian ini menggunakan zat aktif disinfektan sebagai material kastrasi kimiawi pada mencit. Mencit dibagi menjadi 7 kelompok: kloroxylenol 4,8% (C4, n=4), povidon iodin 10% (P10, n=4), kloroxylenol 2,4% dan povidon iodin 5% (C2P5, n=4), kloroxylenol 1,2% dan povidon iodin 2,5% (C1P2, n=4), sodium hipoklorit (N5, n=4), NaCl 0.9% (N, n=4), dan akuadestilata (A, n=3). Disinfektan sebanyak 0,2 mL diinjeksi pada masing-masing testis pada setiap kelompok. Daya hidup mencit setelah kastrasi kimiawi pada kelompok perlakuan C4, C2P5, C1P2, kontrol A, dan kontrol N berada diantara 25-100%. Populasi mencit mati 100% dalam 24 jam pada kelompok perlakuan P10 dan sodium hipoklorit. Kastrasi kimiawi menggunakan disinfektan menyebabkan penurunan ukuran testis; perubahan profil eritsosit, limfosit relatif, neutrofil relatif; dan menyebabkan struktur anekhoik pada jaringan testis 7 hari setelah kastrasi kimiawi. Kombinasi kloroxylenol 1,2% dan povidon iodin 2,5% dapat digunakan sebagai agen kastrasi kimiawi pada mencit.
Pengaruh Pemberian Asam Amino Metionin-Sistin Pada Pakan Yang Terkontaminasi Aflatoxin B1 Terhadap Mortalitas Dan Kinerja Organ Dalam Ayam Broiler Listya Purnamasari; Ali Agus; Cuk Tri Noviandi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.27564

Abstract

Kondisi iklim di Indonesia dengan suhu dan kelembapan yang tinggi merupakan kondisi optimal bagi perkembangan jamur Aspergillus flavus penghasil toksin alflatoksin. Aflatoksin dapat menurunkan produktivitas ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penambahan asam amino metionin-sistin untuk menurunkan efek toksin dari aflatoksin B1 (AFB1) pada pakan ayam broiler terhadap mortalitas dan kinerja organ dalam ayam broiler. Sebanyak 240 ekor ayam broiler mixed sex diteliti dengan 9 macam perlakuan dengan pola rancangan faktorial 3×3 dengan faktor kadar asam amino metionin-sistin (75,100, dan 125%) dan kadar AFB1 (0, 200, dan 400 ppb). Variabel yang diamati adalah bobot karkas, mortalitas, bobot hati dan bobot bursa fabrisius. Hasil penelitian menunjukkan interaksi tidak terjadi bobot relatif hati, bobot relatif bursa fabrisius, bobot relatif karkas. Mortalitas tertinggi terjadi pada perlakuan T3 (M+C 125% dan AFB1 0 ppb). Kombinasi pemberian asam amino metionin-sistin sebesar 75, 100, dan 125% serta AFB1 0, 200 dan 400 ppb yang dikonsumsi ayam broiler, belum mampu memperbaiki kinerja organ dalam ayam broiler.
Pengaruh Imbangan Protein dan Energi Terhadap Efisiensi Penggunaan Ransum Domba Garut Jantan Periode Pertumbuhan Ana Rochana; Tidi Dhalika; Budi Ayuningsih; Nyi Mas Popy Indriani; Diding Latipudin; Sugeng Winaryanto; Dedi Rahmat
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.23611

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengukur nilai efisiensi penggunaan ransum yang mengandung berbagai imbangan protein dan energi (Total Digestible Nutrients) pada domba Garut jantan periode pertumbuhan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak lengkap. Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian ransum domba Garut jantan periode pertumbuhan yang mengandung berbagai imbangan protein (12 %, 14 %, dan 16 %) dengan TDN (60 % dan 65 %), setiap perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Peubah yang diukur adalah jumlah konsumsi bahan kering ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan ransum. Jumlah konsumsi bahan kering tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian ransum dengan imbangan 12 % protein dan 60 % TDN, yaitu 973,26 g/ekor/hari, pertambahan bobot badan tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian ransum dengan imbangan 16 % protein dan 65 % TDN, yaitu 114,28 g/ekor/hari, dan nilai konversi ransum terbaik diperoleh pada perlakuan pemberian ransum dengan imbangan 14 % protein dan 60 % TDN, yaitu 8,32. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ransum dengan imbangan 12 % – 16  % protein dan 60 – 65 % TDN memberikan pengaruh terhadap efisiensi penggunaan ransum, dan nilai efisiensi penggunaan ransum paling tinggi pada domba Garut jantan periode pertumbuhan diperoleh pada pemberian ransum dengan imbangan 14 % protein 60 % TDN.   Kata Kunci : protein, energi, domba.
Pengaruh lama fermentasi dan pemberian aditif molases atau lumpur kecap terhadap fermentabilitas dan kandungan protein kasar silase rumput gajah cv. taiwan Muhamad Rifki B. Ali; Dedi Pratomo; Handi Burhanuddin; Budi Ayunungsih; Tidi Dhalika; Mansyur ,; Iman Hernaman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.29853

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama fermentasi dan pemberian aditif molases atau lumpur kecap terhadap fermentabilitas dan kandungan protein kasar silase rumput Gajah cv. Taiwan. Dua puluh empat unit percobaan rumput Gajah yang homogen dialokasikan secara acak ke dalam 8 macam perlakuan lama fermentasi yaitu 3, 6, 9, dan 12 minggu dengan menggunakan aditif molasses dan lumpur sawit sebanyak 5%. Data yang telah terkumpul dilakukan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan mempengaruhi kandungan asam laktat dan ammonia silase (P<0,05), namun tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH dan protein kasar. Asam laktat tertinggi (P<0,05) diperoleh pada perlakuan penggunaan lumpur sawit pada lama fermentasi 3 minggu, sedangkan nilai ammonia tertinggi (P<0,05) diperoleh pada perlakuan penggunaan lumpur kecap pada lama fermentasi 12 minggu. Semakin lama fermentasi akan semakin meningkat kadar ammonia. Kesimpulan, menunjukkan bahwa  jenis aditif dan lama ensilase memberikan pengaruh terhadap kandungan asam laktat dan ammonia namun tidak terhadap nilai pH dan protein kasar. Hubungan antara lama waktu dengan kadar ammonia/N-NH3adalah pada penggunaan molasses y=0,4094x+3,0083, R² = 0,8927, r = 0,945, sedangkan lumpur kecap y = 0,3156x + 3,4167, R² = 0,6487, r = 0,805.
Pengaruh Lama Pengukusan terhadap Suhu Gelatinisasi, Retensi Bahan Kering dan Energi Metabolis Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) pada Ayam Broiler Deny Saefulhadjar; Denny Rusmana; Hendi Setiyatwan; Ana Rochana Tarmidi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.29136

Abstract

ABSTRAKPenelitian untuk mengetahui suhu gelatinisasi dan retensi tepung ubi jalar (Ipomoea batatas L.) pada ayam broiler akibat pengukusan dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan Industri Makanan Ternak Universitas Padjadjaran Jatinangor. Ubi jalar diberi empat perlakuan, yaitu tanpa pengukusan, dan pengukusan selama 15, 30, dan 45 menit.  Suhu gelatinisasi tepung umbi ubi jalar diukur menggunakan Pertens Rapid Visco Analizer. Pengukuran retensi bahan kering dan energi metabolis ransum dilakukan dengan metode koleksi total. Ayam pedaging strain Cobb sebanyak 20 ekor yang berumur 5 minggu ditempatkan pada 20 kandang individu yang terbuat dari kawat dengan ukuran 55 x 35 x 60 cm. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa suhu gelatinisasi ubi yang dikukus nyata berbeda (P<0,05) dengan ubi yang tidak dikukus. Suhu gelatinisasi antar lama pengukusan berbeda tapi tidak nyata (P>0,05). Retensi bahan kering, energi metabolis (EM), dan energi metabolis terkoreksi nitrogen (EMn)  pada pengukusan selama 15 menit semuanya nyata lebih tinggi (P<0,05) dari ubi jalar yang tidak dikukus, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) dari ubi jalar yang dikukus. Pengukusan selama 15 menit cukup untuk meningkatkan retensi ubi jalar. 
Potential of Banana Plant Waste as Animal Feed yanuartono - yanuartono; Alfarisa - Nururrozi; Indarjulianto - Soedarmanto; Dhasia - Ramandani; Hary - Purnamaningsih
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.26358

Abstract

AbstractThe availability of forage feed is one of the factors that greatly influences the success of ruminant livestock businesses. However, forage will be difficult to obtain during the dry season so that feed is generally replaced from various agricultural wastes such as rice straw, stover or corn straw and other crop wastes. At present the use of banana plant waste as animal feed varies greatly from each banana producing country. Banana by-products such as leaves, young plants, rejected fruit and stems can be used as a source of ruminant animal feed. Although the volume of banana plant waste is abundant, its utilization is limited by several factors such as the high fiber in the stems and leaves. In addition, high water content can easily damage banana plant waste so that it is often wasted. To overcome the above constraints, further processing methods are needed to increase the nutritional value. The easiest and most low-cost method of further processing is using fermentation technology. Added value of the fermentation process is being able to preserve seasonally abundant feed for subsequent feeds during periods of feed shortages. This paper aims to briefly summarize the potential and benefits of fermented banana plant waste as ruminant animal feed.Keywords: agricultural by-products, bananas, animal feed, fermentation
Angka Kebuntingan Kerbau Rawa (bubalus bubalis) pada Hormon Sinkronisasi yang Berbeda Heru Gunawan; Muahamad Rodiallah; Yendraliza .
Jurnal Ilmu Ternak Vol 20, No 1 (2020): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v20i1.28582

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari metode sinkronisasi yang dapat meningkatkan angka kebuntingan pada kerbau rawa di Kabupaten Kuansing. Penelitian ini menggunakan  ekor ternak kerbau betina yang tidak bunting dan dibagi dalam 3 kelompok. Kelompok pertama di injeksi dengan GnRH pada hari pertama, diikuti injeksi PGF2α pada hari ke-7 setelah injeksi GnRH. Pengamatan dilakukan pada hari ke-8. Kelompok kedua di injeksi PGF2α pada hari pertama, diikuti injeksi PGF2α pada hari ke-11. Pengamatan dilakukan pada hari ke-12. Kelompok ketiga diinjeksi dengan PGF2α pada hari pertama dan pengamatan dilakukan pada hari ke-8. Ternak di inseminasi buatan (IB) setelah terlihat tanda-tanda estrus dengan straw 0.5 ml dari BIB Tuah Sakato.  Data di analisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Peubah yang diukur adalah kecepatan estrus, lama estrus, intensitas estrus, persentase estrus dan persentase kebuntingan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan kombinasi hormon GnRH + PGF2α pada kerbau rawa di Kuansing menghasilkan persentase kebuntingan tertinggi (100%), estrus lebih cepat (53.67 jam), 100% estrus, dengan lama estrus 13.5 jam dan score intensitas estrus tertinggi (+++). Kesimpulan; sinkronisasi menggunakan GnRH dan PGF2α terbaik meningkatkan angka kebuntingan kerbau rawa di Kuansing.

Page 1 of 1 | Total Record : 10