cover
Contact Name
Rahmad Fani Ramadhan
Contact Email
rahmad.fani@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalilmuternak@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Ternak
ISSN : 14105659     EISSN : 26215144     DOI : -
Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran encompasses a broad range of research topics in animal sciences: breeding and genetics, reproduction and physiology, nutrition, feed sciences, agrostology, animal products, biotechnology, behaviour, welfare, health, livestock farming system, socio-economic, and policy. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran published by twice a year, June and December
Arjuna Subject : -
Articles 407 Documents
Pengaruh Medium dan Lama Inkubasi dalam Proses Sexing Sperma Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer Anwar Anwar; Nurcholidah Solihati; Siti Darodjah Rasad
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.693 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.23009

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh medium dan waktu inkubasi pada sexing semen terhadap kualitas spermatozoa kambing Boer. Proses sexing menggunakan metode perbedaan densitas dengan menggunakan medium bovine serum albumin (BSA) dan SpermGrad (SG). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan yaitu, BSA 40 menit (P1), BSA 50 menit (P2), BSA 60 menit (P3), SG 40 Menit (P4), SG 50 (P5) dan SG 60 menit (P6). Variabel yang diamati adalah kualitas spermatozoa (motilitas dan abnormalitas). Data dianalisis menggunakan analisis ragam diikuti uji lanjut berganda Duncan. Materi yang digunakan adalah semen kambing Boer. Hasil penelitian menunjukkan motilitas tertinggi terdapat pada fraksi atas (sperma X) dan fraksi bawah (sperma Y) terdapat pada perlakuan P1 (72,0 ±2,7% dan 72,0±2,7%) dan motilitas terendah pada perlakuan P6 (57,0±5,7% dan 58,0±5,7%). Persentase viabilitas sperma tertinggi fraksi atas terdapat pada P2 dan fraksi bawah P3 (74,4±1,9% dan 79,5±2,8%), yang terendah fraksi atas P1 dan fraksi bawah P6 (72,4±3,6% dan 74,1±3,2%). Selain itu, persentase abnormalitas sperma tertinggi pada fraksi atas pada perlakuan P1 dan fraksi bawah pada P6 (8,5±0,9% dan 5,4±1,2%). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata motilitas antara kedua medium, dan waktu inkubasi 50 menit optimum untuk mempertahankan kualitas semen.
The Correlation Between Internal And External Factors With Motivation Level Of Following A Chicken Pelung Contest (Case Study on Breeder Of Pelung Chicken Breeder in Bandung Regency) Budiman Sagara; M. Sulistyati; M. A. Mauludin
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v19i1.18420

Abstract

Beternak ayam Pelung tidak terlepas dari kontes ayam Pelung. Kontes merupakan salah satu cara untuk memajukan ayam Pelung di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor internal, eksternal, dan tingkat motivasi peternak, kemudian menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat motivasi peternak mengikuti kontes yang telah dilakukkan pada bulan Februari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja karena Kabupaten Bandung merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki populasi, peternak ayam Pelung terbanyak, dan telah memiliki banyak prestasi dalam kontes. Pengambilan responden menggunkan purposive sampling dengan banyaknya sampel berjumlah 30 orang. Analisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan tingkat motivasi mengikuti kontes menggunakan korelasi Rank Spearman (rs) dengan program SPSS versi 24 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi mengikuti kontes pada peternak penggemar ayam pelung di kabupaten Bandung termasuk dalam kategori tinggi (70%). Sementara, hasil uji korelasi Rank Spearman untuk hubungan antara faktor internal dengan motivasi peternak mengikuti kontes menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara faktor internal dengan motivasi dengan nilai rs sebesar 0,423 dan terdapat hubungan yang positif pula antara faktor eksternal dengan motivasi dengan nilai rs sebesar 0,406.
Efek Level Tanin pada Proteksi Protein Tepung Keong Mas (Pomacea canaliculata) terhadap Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro Ujang Hidayat Tanuwiria; Rahmat Hidayat
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 2 (2019): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.696 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i2.25730

Abstract

Strategi pemenuhan asupan protein dalam rangka peningkatan produktivitas ternak  ruminansia, selain berasal dari protein mikrobial (protein endogeneous) maka juga diperlukan protein exogenous melalui asupan pakan.  Pakan berprotein tinggi umumnya berasal dari hewan. Keong mas berpotensi sebagai sumber protein hewani, akan tetapi protein tersebut perlu diproteksi agar tidak didegradasi oleh mikroba rumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek level tanin pada proteksi protein tepung keong mas terhadap profil fermentabilitas dan kinerja kecernaan secara in vitro. Penelitian in telah dilaksanakan dengan metode Rancangan Acak Lengkap empat perlakuan, meliputi perlakuan P0 = 0% tanin, P1= 1,5% tanin, P2= 3,0% dan P3= 4,5% tanin masing-masing diulang lima kali. Analisis in viro telah dilakukan untuk mengukur fermentabilitas melalui indikator produksi konsentrasi NH3 dan total VFA, serta analisis terhadap kecernaan bahan kering dan organik.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentabilitas tepung keong yang diproteksi tanin pada level 1,5% menurun, sedangkan kecernaannya meningkat.  Disimpulkan bahwa tanin mampu melindungi protein tepung keong mas terhadap degradasi mikroba rumen. Kata kunci : keong mas, tanin, fermentabilitas, kecernaan, in vitro
Effectiveness of Pineapple Waste (Ananas comosus) as Natural Disinfectant in Milk Cans Eulis Tanti Marlina; E. Harlia; Y. A. Hidayati
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 1 (2018): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.438 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i1.19429

Abstract

This study aims to study the effectiveness of pineapple fruit waste (peelsand hump) as a natural source of disinfectant in the disinfection process of milk can. The study was conducted descriptively with three treatments, namely  ethanol 96% (P1), pineapple peelsextract 100% (P2), and  pineapple hump extract 100% (P3). The parameters measured were bacterial inhibition zones, decrease of total bacteriaand Coliform.  The results showed that  ethanol 96%was very effective in reducing total and Coliform bacteria by producing a inhibition zone of 25.75 mm, while pineapple peelsand hump extracts were included in the medium category disinfectant by producing inhibition zones of 9.05 mm and 7.25 mm respectively. Decrease in the total number of bacteria in  ethanol 96%treatment (P1), pineapple peelsextract (P2), and pineapple hump extract (P3) respectively 90.43%, 66.15%, and 55.00%, while decreasing the number of Coliform 85.68% (P1), 52.94% (P2) and 51.45% (P3). These results illustrate that pineapple waste is effective to be used as a natural disinfectant in milk cans.
Performan Ayam Sentul Fase Developer yang Diberi Berbagai Tingkat Tepung Kunyit (Curcuma domestica, Val) Sebagai Imbuhan Pakan Rachmat Wiradimadja; T. Widjastuti; D. Rusmana; Abun .
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 1 (2018): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.567 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i1.18394

Abstract

 Penelitian ini dilaksanakan di kandang Test Farm Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica Val)    dalam ransum sebagai feed aditif terhadap performan ayam Sentul Debu periode developer.  Penelitian ini mengunakan 60 ekor ayam sentul betina umur 16 minggu  yang di tempatkan kedalam 20  unit kandang dan tiap kandang terdiri dari 3 ekor.  Metoda percobaan adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap , terdiri atas empat perlakuan ransum dengan lima ulangan.   Perlakuan terdiri dari R0= Ransum basal, R1 = Ransum basal ditambah  tepung kunyit 0,1%, R2 = Ransum basal ditambah tepung kunyit 0,2% dan R3 = Ransum basal ditambah tepung kunyit 0,3%.  Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, umur pertama bertelur, dan bobot ayam saat pertama bertelur.   Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan  tepung kunyit dalam ransum memberikan pengaruh   yang   nyata terhadap konsumsi ransum,     bobot badan awal bertelur dan umur dewasa kelamin.  Kesimpulan dari penelitian adalah penambahan tepung kunyit hingga 0,3% dapat diberikan pada   ransum  ayam sentul periode developer  sebagai feed additive.
Analisis Pendapatan Usaha Ternak Domba Secara Intensif Di Kabupaten Cirebon Fitri Dian Perwitasari; Bastoni Bastoni; Bayu Arisandi
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.279 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.18648

Abstract

Kelompok Tani Ternak Haur Kuning berada di desa Ciawigajah Kabupaten Cirebon.  Kelompok ini tata laksana pemeliharaannya secara intensif dengan skala usaha bervariasi dan tradisional. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui aspek sosial ekonomi usaha ternak domba di Kabupaten Cirebon. (2) untuk mengetahui faktor harga jual, jumlah ternak yang dijual dan biaya pakan yang mempengaruhi besarnya pendapatan. Metode penentuan lokasi dengan purposive sampling. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan kelompok, data sekunder berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan literatur (jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah). Data yang terkumpul, dianalisis mengunakan tabulasi kemudian dihitung menggunakan rumus pendapatan, analisis R/C ratio dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan aspek sosial : (1) responden berpendapat bahwa memelihara ternak domba sebagai tabungan dan pengisi waktu luang peternak selama menunggu masa panen tiba, (2) mayoritas responden pekerja utama sebagai petani sehingga dapat memanfaatkan sisa hasil pertanian untuk ketersediaan pakan ternak. Dari aspek ekonomi ini pendapatan terendah sebesar Rp 393.500 dan tertinggi Rp 10.418.500, dan analisis R/C ratio terendah 1,20 dan tertinggi 6,26. (3) Persamaan analisis regresi Y = -5885724.523+ 2.975590988 X1 + 1533743.934 X2 – 1.050714511 X3; R2  = 0.9982, Fhitung(1349.09691405135) dengan Significance F (4.97589571307792E-10) artinya harga jual ternak, jumlah ternak yang dijual dan biaya pakan akan mempengaruhi terhadap besarnya pendapatan usaha ternak domba.Kelompok Tani Ternak Haur Kuning berada di desa Ciawigajah Kabupaten Cirebon.  Kelompok ini tata laksana pemeliharaannya secara intensif dengan skala usaha bervariasi dan tradisional. Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui aspek sosial ekonomi usaha ternak domba di Kabupaten Cirebon. (2) untuk mengetahui faktor harga jual, jumlah ternak yang dijual dan biaya pakan yang mempengaruhi besarnya pendapatan. Metode penentuan lokasi dengan purposive sampling. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan kelompok, data sekunder berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan literatur (jurnal penelitian, buku, dan artikel ilmiah). Data yang terkumpul, dianalisis mengunakan tabulasi kemudian dihitung menggunakan rumus pendapatan, analisis R/C ratio dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan aspek sosial : (1) responden berpendapat bahwa memelihara ternak domba sebagai tabungan dan pengisi waktu luang peternak selama menunggu masa panen tiba, (2) mayoritas responden pekerja utama sebagai petani sehingga dapat memanfaatkan sisa hasil pertanian untuk ketersediaan pakan ternak. Dari aspek ekonomi ini pendapatan terendah sebesar Rp 393.500 dan tertinggi Rp 10.418.500, dan analisis R/C ratio terendah 1,20 dan tertinggi 6,26. (3) Persamaan analisis regresi Y = -5885724.523+ 2.975590988 X1 + 1533743.934 X2 – 1.050714511 X3; R2  = 0.9982, Fhitung (1349.09691405135) dengan Significance F (4.97589571307792E-10) artinya harga jual ternak, jumlah ternak yang dijual dan biaya pakan akan mempengaruhi terhadap besarnya pendapatan usaha ternak domba.
Karakteristik Fisik dan Kimia Nata De Milko dari Susu Substandar dengan Variasi Lama Inkubasi Robi Tubagus A; Hartati Chairunnissa; Roostita L. Balia
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 2 (2018): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.079 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i2.19926

Abstract

Susu substandar didefinisikan sebagai susu murni yang tidak memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah BSN 2011 sebagai susu segar. Namun demikian susu tersebut substandar masih mengandung karbon, nitrogen dan mineral sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan Acetobacter xilinum dalam pembuatan Nata de Milko. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lama inkubasi yang optimum dan menghasilkan karakteristik fisik dan kimia Nata de Milko yang terbaik. penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan lama inkubasi pada pembuatan Nata de Milko yaitu 7 hari, 10 hari dan 13 hari yang masing-masing di ulangan enam kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nata de Milko dengan karakeristik fisik dan kimia terbaik diperoleh pada perlakuan lama inkubasi 13 hari,  dengan nilai rendemen 43,65%, ketebalan 1,74cm, tekstur 70,08mm/g/dt, kadar air 90,16%, kadar abu 0,48%, kadar lemak 0,32%  , kadar protein 0,61% dan karbohidrat 8,43%.
Pengaruh Level Suhu Mesin Tetas Terhadap Daya Tetas dan Bobot Tetas Telur Puyuh Padjadjaran Jefrianus Neonnub; Lovita Adriani; Iwan Setiawan
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 2 (2019): December
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.965 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i2.23605

Abstract

Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui pengaruh level suhu mesin tetas terhadap daya tetas dan bobot tetas day old quail (DOQ) puyuh Padjadjaran. Penelitian secara eksperimental, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 3 level suhu diulang sebanyak 7 kali. Level suhu mesin tetas terdiri atas T1 = 37,0 , T2 = 37,5 , dan T3 = 38,0 °C. Parameter yang diamati adalah daya tetas telur dan bobot tetas DOQ. Data  penelitian diolah menggunakan analisis sidik ragam dan apabila memberikan hasil yang signifikan, dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian memperlihatkan level suhu mesin tetas 37,5°C selama masa inkubasi menghasilkan daya dan bobot tetas DOQ puyuh Padjadjaran yang optimal.
Performa Domba Lokal Jantan yang Diberi Ransum Hasil Pengolahan Tongkol Jagung dengan Filtrat Abu Sekam Padi Yogi Kriskenda; Denie Heriyadi; Iman Hernaman
Jurnal Ilmu Ternak Vol 18, No 1 (2018): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.652 KB) | DOI: 10.24198/jit.v18i1.15152

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui performa domba lokal jantan yang diberi ransum limbah tongkol jagung olahan. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang terkumpul dilakukan analisis sidik ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Dua puluh ekor domba lokal jantan dialokasikan ke dalam empat ransum percobaan yaitu,  = 60% rumput segar + 40% konsentrat  = 30% tongkol jagung giling + 30 % rumput segar + 40% konsentrat  = 60% tongkol jagung giling + 40% konsentrat  = 30% tongkol jagung giling olahan + 30 % rumput segar + 40% konsentrat  = 60% tongkol jagung giling olahan + 40% konsentrat. Tongkol jagung olahan diperoleh dari hasil  perendam dengan filtrat abu sekam pada (FASP) 20% selama 3 jam. Domba yang diberi ransum percobaan menghasilkan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada konsumsi bahan kering harian, PBBH, dan lingkar dada, namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap tinggi pundak, panjang badan, lingkar pinggang, konversi ransum, dan feed cost per gain. Ransum percobaan yang mengandung 30% tongkol jagung olahan menunjukkan PBBH dan lingkar dada yang paling tinggi (P<0,05) yaitu 84,41 g/hari dan 11,19 cm. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan tongkol jagung olahan pada ransum sebanyak 30% menghasilkan performa yang terbaik.Kata kunci :  filtrat abu sekam padi, tongkol jagung, domba lokal jantan, performa
Pengaruh Rumpun Domba Terhadap Lama Waktu Makan dan Lama Ruminasi A. Subhan; Denie Heriyadi; Kurnia A. Kamil
Jurnal Ilmu Ternak Vol 19, No 1 (2019): June
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.792 KB) | DOI: 10.24198/jit.v19i1.21470

Abstract

Pengaruh Rumpun Domba Terhadap Lama Waktu Makan dan Lama RuminasiEfek Suku Domba terhadap Waktu Makan dan Merenung Arsya Subhan 1, a , Kurnia A. Kamil 2 , Denie Heriyadi 21 Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran2 Dosen Program Studi Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Padjadjarana arsya4u@gmail.com  ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama makan dan lama ruminasi dari tiga rumpun domba yaitu Domba Garut, Domba Priangan, dan Domba Lokal dengan umur 12 – 18 bulan. Rataan bobot badan setiap rumpun domba yaitu DG 34 kg, DP 21 kg, dan DL 20,5 kg. Setiap rumpun domba dianggap sebagai perlakuan dan masing – masing diulang sebanyak enam kali. Domba dipelihara dalam kandang individu yang telah dipasang kamera CCTV sebanyak dua unit. Pakan berupa hijauan segar dan air minum, diberikan secara ad libitum selama periode penelitian (06:00-18:00 WIB). Rangcangan acak lengkap digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya data diolah dengan ANOVA melalui uji F dengan Uji Duncan sebagai uji lanjutnya.  Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ternak Potong Kandang Domba Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran sejak 29 Januari hingga 12 April 2019. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan lama waktu makan dan ruminasi antar rumpun domba. Domba Lokal menunjukkan lama waktu makan paling sebentar setelah Domba Garut dan Domba Priangan (DL 8996,00 detik/hari, DG 13483,33 detik/hari, dan DP 16468,67 detik/hari). Lama ruminasi paling lama ditunjukkan oleh Domba Garut (16993,67 detik/hari), kemudian Domba Priangan (13718,33 detik/hari), dan paling sebentar Domba Lokal (11163,67 detik/hari). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan lama waktu makan dan lama ruminasi dari ketiga rumpun domba.Kata kunci : Lama Makan, Lama Ruminasi, Domba Garut, Domba Priangan, Domba Lokal  ABSTRACTThis study aimed to learn about differentiation of eating and ruminating time from three tribe of sheep which is Garut’s Sheep, Priangan’s Sheep, dan also Local’s Sheep. Every sheep has equal age from 12 to 18 month with average body weigth 34 kg’s for Garut’s Sheep, 21 kg’s for Priangan’s Sheep, and 20 kg’s for Local’s Sheep. Each tribe of sheep was used as a treatment, and every treatment has repeated six time. Two CCTV’s was used to observe the behaviour of sheep with modified individual cage along observation. Observation period was start from 06:00 to 18:00 for each individual with ad libitum forages as primary food and water supply. The data were randomized using Complete Randomized Sampling Method, and evaluated using ANOVA with Duncan post-hoc test to determine the divergency. The research was held in “Laboratorium Ternak Potong Kandang Domba Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran” since January 29th 2019 sampai tanggal 12 April th 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap suku memiliki nomor yang berbeda dari pengeluaran waktu untuk makan dan memamah biak. Domba Lokal memiliki waktu makan terendah setelah Domba Garut dan Domba Priangan dengan nilai 8996,00 s / d, 13483,33 s / d, dan 16468,67 s / d masing-masing. Domba Garut memiliki jumlah waktu perenungan tertinggi dengan 16993,67 s / d, kemudian Domba Priangan dan Domba Lokal masing-masing dengan nilai 13718,33 s / d, dan 11163,67 s / d. Suku domba memiliki pengaruh waktu makan dan waktu perenungan.Kata kunci: Waktu Makan, Waktu Merenungkan, Domba Garut, Domba Priangan, Domba Lokal

Page 3 of 41 | Total Record : 407