cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Perikanan Kelautan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 263 Documents
Aktivitas Antioksidan, Kadar Total Flavonoid dan Fenol Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangrove Berdasarkan Stadia Pertumbuhannya Dede Supriatna; Yeni Mulyani; Iis Rostini; Mochamad Untung Kurnia Agung
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.1 KB)

Abstract

Rhizophora mucronata merupakan sumber daya hayati yang melimpah di wilayah perairan Indonesia. Perbedaan stadia umur dan kondisi lingkungan pada kulit ari dari pancang dan kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata menyebabkan senyawa bioaktif yang terkandung dalam kulit ari pada pancang dan kulit batang pada pohon mangrove Rhizopora mucronata berbeda. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil metabolit sekunder, aktivitas antioksidan, kadar total flavonoid dan total fenol dari ekstrak kulit batang dan kulit ari mangrove Rhizophora mucronata berdasarkan stadia pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai bulan November 2018 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Fakultas MIPA dan Laboratorium Sentral Universitas Padjadjaran. Hasil uji profil metabolit sekunder ekstrak kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata dari Perairan Karangsong yang di dapat yaitu alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, tannin dan saponin, sedangkan profil metabolit sekunder yang didapat dari sampel kulit batang pada pancang dari Leuweung Sancang yaitu alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, triterpenoid, tanin, dan saponin. Hasil uji antioksida pada sampel kulit batang pada pancang mangrove Rhizophora mucronata menunjukan bahwa nilai IC50 dari sampel Leuweung Sancang sebesar 65,59  μg/mL sedangkan utuk nilai IC50 dari sampel kulit batang pada pohon mangrove Rhizophora mucronata dari Perairan Karangsong Sebesar 84,80  μg/mL dan Kadar total flavonoid kulit ari pada pancang mangrove Rhizophora mucronata dari Leuweung Sancang sebesar 269±0,05 mg QE/g ekstrak dan pada sampel kulit batang pada pohon mangrove R. mucronata di Perairan Karangsong sebesar 20±0,16 mg QE/g ekstrak sedangkan untuk kadar total fenol dari ekstrak kulit batang pancang dari Leuweung Sancang sebesar 148,14±0,3 mg GAE/g ekstrak dan pada sampel kulit batang pada pohon mangrove R. mucronata di Perairan Karangsong Sebesar 164,13±0,15 mg GAE/g ekstrak.
Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Pulau Tunda Kabupaten Serang Provinsi Banten Muhamad Satrio Legowo; Ankiq Taofiqurohman; Wahyuniar Pamungkas; Subiyanto . .
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.023 KB)

Abstract

Pulau Tunda merupakan salah satu pulau di Kabupaten Serang Provinsi banten yang berpotensi untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas estetika dan mencari zona yang berpotensi untuk kegiatan wisata pantai di Pulau Tunda. Metode yang dilakukan adalah metode survey, data pengukuran diperoleh langsung dari lapangan (in-situ), kemudian pengukuran nilai estetika menggunakan klasifikasi eucledient. Hasil pengambilan data menunjukan kualitas estetika di Pantai Pulau Tunda memiliki nilai tinggi dan rendah. Stasiun yang memiliki kualitas estetika tinggi adalah stasiun 1,2,5,6,7,8,9,10 dan 11 memiliki nilai estetika 3.72 – 3.84 dikarenakan didominasi oleh tipe pantai berpasir dan bewarna putih. Sedangkan stasiun 3 dan 4 memiliki kualitas rendah dan memiliki nilai 2.32 – 2.64 dikarenakan didominasi oleh vegetasi mangrove dan pantai Pulau Tunda memiliki empat zona yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Tiga zona dikategorikan sebagai zona estetika tinggi dan terletak di bagian utara , selatan dan barat  Pulau Tunda. Di sisi lain, satu lokasi lainnya memiliki estetika berkualitas tinggi dan terletak di timur Pulau Tunda. Zona yang memiliki kualitas estetika tinggi didominasi oleh hamparan pasir putih dan memiliki pandangan kearah laut hamparan terumbu karang. Pada zona yang memiliki kualitas rendah didominasi oleh vegetasi pantai estuari. 
Analisis Nilai Tambah Industri Pengolahan Ikan Tuna Di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta Yuniar Putri Muharom; Zuzy Anna; Indah Riyantini; Asep Agus Handaka Suryana
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.985 KB)

Abstract

Penelitian ini mengenai analisis nilai tambah industri pengolahan ikan tuna di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta, yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2016. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah dari pengolahan ikan tuna menjadi tuna olahan dan saluran distribusi pemasarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus dimana data dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung terhadap dua industri pengolahan ikan tuna yaitu, PT. Awindo Internasional dan PT. Permata Marindo Jaya menggunakan kuisioner dan laporan produksi industri. Perhitungan dilakukan dengan metode Hayami 1987. Terdapat dua saluran distribusi dan pemasaran, Untuk saluran pemasaran terdiri dari dua saluran pada PT. Awindo Internasional pemasok (supplier), industri pengolahan, pembeli (buyer), dan konsumen sedangkan pada PT. Pemata Marindo Jaya kapal perusahan, industri pengolahan, pembeli (buyer), dan konsumen. Hasil penelitian menujukkan bahwa analisis nilai tambah ikan tuna yang dilakukan oleh PT. Awindo Internasional memiliki nilai sebesar Rp. 10.195 dan pada PT. Permata Marindo Jaya Rp. 649,79.
Analisis Kondisi Terumbu Karang Kawasan Pariwisata dan Non Pariwisata Di Perairan Gugus Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Averous Mutahari; Indah Riyantini; Lintang Permata Sari Yuliadi; Wahyuniar Pamungkas
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.85 KB)

Abstract

Kondisi terumbu karang memiliki kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia (kegiatan penangkapan, pariwisata) dan faktor alami (perubahan suhu, penyakit karang). Kerusakan Terumbu karang cenderung lebih tinggi di kawasan pariwisata di bandingkan dengan kawasan non pariwisata. Tujuan riset ini untuk mengetahui kondisi terumbu karang di Gugus Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Riset dilakukan pada bulan Agustus 2018, di perairan kawasan non pariwisata dan kawasan Pariwisata. Pengambilan data yang dilakukan yaitu, penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling dan mengetahui kondisi terumbu karang dengan menggunakan metode Under Water Photo Transect (UPT). Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskriptif komparatif yang meliputi kualitas perairan, tutupan terumbu karang, indeks keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dominansi (C), dan indeks mortalitas. Hasil riset menunjukkan kawasan non pariwisata memiliki nilai tutupan sebesar 13,74% (kategori buruk), sedangkan kawsan pariwisata memiliki nilai tutupan sebesar 55,83% (kategori baik). Indeks (H’), (E), (C) kedua kawasan memiliki kategori yang hampir sama. Kawasan pariwisata memiliki (H’) berkisar 0,79-1,88, (kriteria sedang) (E) berkisar 0,29-0,68 (sedang-tinggi) dan (C) berkisar 0,19-0,68 (rendah). Kawasan non pariwisata memiliki (H’) berkisar 1,10-1,32, (sedang) (E) berkisar 0,40-0,48 (sedang) dan (C) berkisar 0,29-0,48. (sedang). Indeks Mortalitas di kawasan non pariwisata lebih tinggi yaitu 0,5, sedangkan di kawasan pariwisata lebih rendah yaitu 0,2.
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) pada Pakan Komersial Terhadap Tingkat Kematangan Gonad Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Suci - Febnikayani; Rita - Rostika; Mochamad Untung Kurnia Agung; Titin Herawati
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.279 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah penambahan tepung biji kecipir pada pakan komersial serta mengetahui dosis optimal yang dapat meningkatkan kematangan gonad ikan gurame. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem (BPPSIGN) Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan termasuk kontrol dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan tepung biji kecipir sebanyak 0% (kontrol) per kg pakan, 3% per kg pakan, 5% per kg pakan, 8% per kg pakan dan penambahan dengan vitamin E sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penambahan tepung biji kecipir pada pakan komersial sebanyak 5% per kg pakan dapat meningkatkan kematangan gonad ikan gurame dengan hasil diameter telur rata-rata sebesar 2,33 mm, derajat pembuahan telur sebesar 92,1% dengan jumlah telur yang dibuahi 2700 butir, dan  derajat penetasan telur sebesar 64,8% dengan jumlah telur yang menetas 1750 butir.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah penambahan tepung biji kecipir pada pakan komersial serta mengetahui dosis optimal yang dapat meningkatkan kematangan gonad ikan gurame. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok Ikan Gurame dan Nilem (BPPSIGN) Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan termasuk kontrol dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan tepung biji kecipir sebanyak 0% (kontrol) per kg pakan, 3% per kg pakan, 5% per kg pakan, 8% per kg pakan dan penambahan dengan vitamin E sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penambahan tepung biji kecipir pada pakan komersial sebanyak 5% per kg pakan dapat meningkatkan kematangan gonad ikan gurame dengan hasil diameter telur rata-rata sebesar 2,33 mm, derajat pembuahan telur sebesar 92,1% dengan jumlah telur yang dibuahi 2700 butir, dan  derajat penetasan telur sebesar 64,8% dengan jumlah telur yang menetas 1750 butir.
POLA ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN PADA KASUS PEMBENTUKAN TANAH TIMBUL PULAU PUTERI KABUPATEN KARAWANG Andi W. Dwinanto; Noir Primadona Purba; Syawaludin Alisyahbana Harahap; Mega Laksmini Syamsudin
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.946 KB)

Abstract

         Tanah timbul adalah salah satu fenomena yang diakibatkan oleh pengendapan sedimen. Keberadaan tanah timbul akan menyebabkan perubahan pola sirkulasi arus dimana akan menyebabkan perubahan kecepatan arus dan gelombang, sedimentasi maupun kedalaman. Perubahan sirkulasi arus menyebabkan efek yang berantai terhadap suatu ekosistem. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pasang surut, karakteristik pola arus, dan transpor sedimen sebelum dan sesudah Pulau Puetri terbentuk. Hasil penelitian karakteristik pola arus perairan Pulau Puteri sebelum terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar antara 0,266 hingga 0,293 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah timur dan arah barat menuju utara pantai Cikiong. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,32 hingga 0,346 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah barat menuju timur pantai Cikiong. Karakteristik pola arus perairan Pulau Puteri setelah terbentuk saat surut terendah dengan kecepatan arus tertinggi berkisar di atas 0,373 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan menuju utara Pulau Puteri. Pada saat pasang tertinggi, kecepatan arus tertinggi berkisar di antara 0,346 hingga 0,373 m/s dan pergerakan arus bergerak dari arah selatan dan barat bergerak menuju arah timur Pulau Puteri. Pengendapan sedimen tertinggi pada saat sebelum Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar area muara sungai, sedangkan pengendapan sedimen tertinggi pada saat setelah Pulau Puteri terbentuk berada di sekitar selatan Pulau Puteri.
Dampak Budidaya Keramba Jaring Apung Terhadap Produktivitas Primer Di Perairan Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat Hilman - Heriyanto; Zahidah - Hasan; Ayi - Yustiati; Isni - Nurruhwati
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.219 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari budidaya ikan keramba jaring apung terhadap produktivitas primer serta kualitas perairan di Waduk Darma Kabupaten Kuningan ditinjau dari parameter fisik-kimiawi yang mempengaruhi produktivitas primer. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2017 sebanyak empat ulangan pada empat lokasi penelitian di perairan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling,  dengan penentuan stasiun pengambilan sampel berdasarkan faktor masuknya bahan organik. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Darma berpengaruh terhadap produktivitas primer fitoplankton, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata produktivitas primer pada lokasi penelitian kepadatan KJA tertinggi sebesar 1161,74 mgC/m3/hari dan pada lokasi dengan kepadatan KJA terendah sebesar 1195,52 mgC/m3/hari. Sedangkan pada inlet waduk memiliki nilai rata-rata 575,24 mgC/m3/hari dan outlet waduk memiliki nilai rata-rata 851,13 mgC/m3/hari. Namun peningkatan jumlah KJA tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas primer. Kualitas perairan berada dalam kondisi stabil, dalam arti beberapa parameter yang mempengaruhi produktivitas primer tersebut masih dalam kisaran optimum dalam mendukung kegiatan budidaya perikanan. Beberapa parameter tersebut adalah konsentrasi amonia, konsentrasi nitrat, dan konsentrasi fosfat.
PENGARUH PERBEDAAN WARNA CAHAYA LAMPU TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) Banu Sulistyo Utomo; Ayi Yustiati; Indah Riyantini; Iskandar -
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.825 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari warna cahaya lampu yang optimal terhadap laju pertumbuhan ikan nilem (Osteochilus hasselti). Penelitian ini dilaksanakan selama 45 hari  pada bulan Februari 2017 hingga bulan April 2017 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah perlakuan A tanpa pemberian cahaya, perlakuan B dengan warna cahaya putih, perlakuan C dengan warna cahaya biru, perlakuan D dengan warna cahaya merah, dan perlakuan E dengan warna cahaya kuning. Padat tebar sebanyak 40 ekor/akuarium dengan pemberian pakan sebesar 5% dari biomassa ikan nilem. Parameter yang diamati yaitu derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa warna cahaya biru menghasilkan derajat kelangsungan hidup tertinggi sebesar 19,17% diikuti warna cahaya putih sebesar 11,67%, warna merah sebesar 10%, warna kuning 10%, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 3,33% . Warna cahaya putih dan biru menghasilkan laju pertumbuhan harian yang lebih tinggi dari perlakuan lain yakni sebesar 1,89% diikuti warna kuning sebesar 1,80%, warna merah sebesar 1,74%, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 0,63%.  Warna cahaya kuning memberikan nilai konversi pakan terendah sebesar 0,64 diikuti warna cahaya biru sebesar 0,81, warna cahaya putih sebesar 0,83, warna cahaya merah sebesar 0,86, dan tanpa pemberian cahaya sebesar 0,99.
TINGKAT KEBERHASILAN PEMIJAHAN IKAN KORIDORAS ALBINO (Corydoras aeneus) DENGAN SUBSTRAT YANG BERBEDA PADA KOLAM SEMEN Jamil Amjad; Ayi Yustiati; Asep Agus Handaka Suryana; Rosidah -; Irfan Zidni
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.326 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan derajat pemijahan tertinggi menggunakan substrat yang berbeda pada kolam semen. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Basah dan Kolam Percobaan, Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2017 sampai Mei 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut adalah A (Substrat Paralon), B (Substrat Fiber) C (Substrat Kaca), D (Substrat Keramik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substrat terbaik untuk pemijahan ikan koridoras albino pada kolam semen adalah substrat paralon dengan jumlah telur 2.303 butir, jumlah telur terbuahi terbanyak 484 butir, jumlah telur menetas 376 larva, dan kelangsungan hidup tertinggi 248 ekor.
Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Jaring Insang (Gillnet) Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Ethynnuss sp) Di Perairan Pekalongan Idzhar S Rofiqo; Zahidah . .; Nia Kurniawati; Lantun Paradhita Dewanti
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.712 KB)

Abstract

Jaring insang (gillnet) adalah salah satu alat tangkap yang berpangkalan  di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan yang memiliki hasil tangkapan utama ikan tongkol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat keramahan lingkungan unit penangkapan gillnet terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Ethynnuss sp) yang beroperasi di perairan Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2018 - Februari 2018 di Perairan Pekalongan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data yang diambil dalam penelitian meliputi data primer. Data primer diperoleh dengan komposisi hasil tangkapan, panjang cagak, bobot individu hasil tangkapan, pemanfaatan hasil tangkapan dan proporsi HTU dan HTS. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan proporsi HTU dan HTS, persentase ikan layak tangkap dan tidak layak tangkap dan analisis keramahan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di perairan Pekalongan tidak ramah lingkungan dilihat dari beberapa parameter yang ada. 

Page 2 of 27 | Total Record : 263