cover
Contact Name
Epa Elfitriadi
Contact Email
jurnaldiklatandragogi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaldiklatandragogi@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
ISSN : 26205009     EISSN : 26231190     DOI : -
Core Subject : Education,
Andragogi Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (p-ISSN 2620-5009, e-ISSN 2623-1190) is a periodical journal published by Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan (Center of Education and Religious Technical Training), under The Ministry of Religion Affairs, Republic of Indonesia. The journal is aimed to disseminate information including scientific developments within the scope of education and religious. Andragogi was first published in printed form in 2013. It is published frequently twice a year, on June and December. In 2019 this journal is published twice a year with Open Journal System (OJS) based.
Arjuna Subject : -
Articles 148 Documents
The Effectiveness of Development of Brain-Based Arabic Learning Media with a Neuroscience Approach to Muhammadiyah Vocational High School Students in the COVID-19 Period Jailani, Mohammad
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 12 No 1 (2024): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (In Progress)
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v12i1.316

Abstract

The problem in SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta is that students cannot understand Arabic well due to conventional techniques and textbook-based learning. This study aimed to develop Arabic learning media based on neuroscience in SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Neuroscience, as the learning media, has the goal of improving students' learning outcomes. The data were obtained from documents, namely the classification of reputable National and International journals, along with interviews with 20 students and 2 teachers. The study's results prove that Arabic learning media based on neuroscience could improve students' learning outcomes in the Arabic language with an average score of 77.58/B+. The combination of attractive learning media and neuroscience theory is proven to be an effective approach that could stimulate students. The analysis of learning media based on neuroscience, from the stages of product design, development, and evaluation to revision, results in data that shows that student learning outcomes were well arranged. The weakness of neuroscience as the Arabic learning media was in the results of students' population data, in which only a few students did not show improvement in learning Arabic. However, at general, implications of developing Arabic learning media based on neuroscience could provide creativity to teachers and help the students in learning Arabic, especially in SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Therefore, the development of neuroscience as an Arabic learning media requires further research. (Pokok masalah di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta adalah Bahasa Arab yang tidak dapat dipahami siswa karena pembelajaran masih bersifat konvensional dan tingginya ketergantungan terhadap bahan buku ajar. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran Bahasa Arab berbasis neuroscience di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Neuroscience sebagai media pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Data diperoleh dari dokumen, yakni klasifikasi jurnal Nasional dan Internasional bereputasi serta wawancara kepada 20 siswa dan 2 guru. Hasil penelitian membuktikan bahwa media pembelajaran bahasa Arab berbasis neuroscience dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab dengan nilai rata-rata 77,58/B+. Kombinasi media pembelajaran yang menarik dan teori neuroscience terbukti merupakan pendekatan yang dapat merangsang siswa. Analisis media pembelajaran berdasarkan neuroscience hingga tahapan desain produk, pengembangan, evaluasi dan revisi menghasilkan data bahwa hasil belajar siswa tersusun dengan baik. Kelemahan neuroscience sebagai media pembelajaran Bahasa Arab terdapat pada hasil data populasi di mana segelintir siswa tetap tidak menunjukkan kemajuan dalam memahami Bahasa Arab. Meski demikian, secara umum, penerapan pengembangan media pembelajaran Bahasa Arab berbasis neuroscience dapat memberikan kreativitas kepada guru dan membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab khususnya di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Oleh karena itu, pengembangan neuroscience sebagai media pembelajaran bahasa Arab memerlakukan penelitian lebih lanjut.)
Evaluasi Pelaksanaan Program System Coaching Clinic (SCOCI) di Balai Diklat Keagamaan Denpasar Agustini, Ni Made Sri; Suyatno
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.317

Abstract

Innovation in the training field is developed to accommodate employee rights in the work area. One form of competency development that can be implemented to achieve flexible targets with maximum product output is the System Coaching Clinic (SCOCI). This research aims to measure the extent to which SCOCI helps resolve service performance problems at the Denpasar Religious Education and Training Center and analyze gaps in implementation with existing guidelines and regulations. The research method used in this study is the evaluation method with the discrepancy model. This study evaluates how SCOCI helps solve service performance problems at Denpasar Religious Education and Training Center and determines implementation gaps with existing guidelines and regulations. The SCOCI program is beneficial in increasing competence because of the intense mentoring and the small number of participants; the SCOCI Program brings harmony to work culture management and builds work networks and collaborations. SCOCI program helps improve organizational performance related to increasing the professionalism of ASNs by fulfilling 20 JP training services a year, which cannot be accommodated in PDWK, PJJ, or regular training. SCOCI as a training development activity can be implemented more flexibly by prioritizing service to participants so that participants will feel comfortable being motivated while producing useful and quality training products. The SCOCI program can be continued as a priority program for the Denpasar Religious Training Center, but a simplified registration and selection process needs to be done.(Inovasi dalam bidang pelatihan merupakan sesuatu yang dikembangkan untuk mengakomodir hak pegawai di wilayah kerja. Salah satu bentuk pengembangan kompetensi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai target, bersifat fleksibel dengan hasil output produk yang maksimal adalah System Coaching Clinic (SCOCI). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana SCOCI bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan kinerja layanan Balai Diklat Keagamaan denpasar dan menganalisis kesenjangan implementasi dengan panduan dan regulasi yang ada. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluasi dengan model discrepancy. Penelitian ini mengevaluasi sejauhmana SCOCI bermanfaat dalam menyelesaikan permasalahan kinerja layanan Balai Diklat Keagamaan denpasar dan mengetahui kesenjangan implementasi dengan panduan dan regulasi yang ada. Program SCOCI sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi karena pembimbingan intens dan jumlah peserta dengan skala kecil, Program SCOCI membawa pengelolaan budaya kerja yang harmoni serta Membangun Jejaring Kerja dan Kolaborasi. program SCOCI membantu peningkatan kinerja organisasi terkait peningkatan profesionalisme terhadap ASN dengan terpenuhinya pelayanan pelatihan 20 JP setahun yang tidak dapat terakomodir dalam pelatihan PDWK, PJJ, maupun pelatihan reguler. SCOCI sebagai kegiatan pengembangan pelatihan dapat dilaksanakan lebih fleksible dengan mengutamakan pelayanan kepada peserta sehingga peserta akan merasa nyaman termotivasi sekaligus menghasilkan hasil produk pelatihan yang useful dan berkualitas. Program SCOCI dapat dilanjutkan sebagai program prioritas Balai Diklat Keagamaan Denpasar namun perlu ada proses registrasi dan seleksi yang lebih simple dan sederhana.)
Mosque Management as a Reinforcement of Community Religious Moderation Miyanto, Duwi; Wijaya, Mirza Mahbub; Margiyanti, Dwi Arni Siti
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.318

Abstract

Based on the mosque management strategy, which aims to increase religious activities, we can show the world that we are not allergic to culture and country. The formation of such a mindset can be carried out broadly through good mosque management. This study aims to determine a good direction in increasing religious activities in mosques. This study used a qualitative descriptive method and data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used Creswell's qualitative analysis. In mosque management, which aims to increase religious activities in mosques, several things are found: a) There are values still held by the community from traditions and religious activities in the Baitul Muttaqin mosque. These values include religious values and tolerance values; b) The community views the imam of the mosque as waliyul ilmi forming a moderate and tolerant character in society, while the community views the imam of the mosque from the perspective of da'wah in the form of community empowerment as a form of economic development for the environment, c ) Enculturation carried out by the community around the Baitul Muttaqin mosque in various ways, including through the field of TPQ education, trading in the form of stalls around the mosque, as well as maintaining oral speech which until now has been used in behavior and attitudes determines the good or bad of an Reaction.oral speech which until now has been used in behavior and attitudes determines the good or bad of an action.(Berpijak dari strategi manajemen masjid yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan keagamaan, kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Islam tidak alergi terhadap budaya dan negara. Pembentukan pola pikir tersebut dapat dilakukan secara luas melalui pengelolaan masjid yang baik. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen yang baik dalam meningkatkan kegiatan keagamaan di masjid. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif Creswell. Pada manajemen masjid yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan keagamaan di masjid secara umum dalam pendidikan Islam ditemukan beberapa hal: a) Adanya nilai-nilai yang hingga kini masih dipegang oleh masyarakat dari tradisi dan kegiatan keagamaan di masjid Baitul Muttaqin. Nilai-nilai tersebut diantaranya nilai religi, serta nilai toleransi, b) Perspektif masyarakat terhadap imam masjid dari segi dakwah berupa pemberdayaan masyarakat sebagai wujud pengembangan ekonomi kepada lingkungan, sedangkan perspektif masyarakat terhadap imam masjid sebagai waliyul ilmi membentuk karakter moderat dan toleran di masyarakat, c) Enkulturasi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar masjid Baitul Muttaqin dengan melalui berbagai cara, di antaranya melalui bidang pendidikan TPQ, perdagangan berupa warung di sekitar masjid, serta menjaga ucapan lisan yang hingga kini dijadikan dalam berperilaku dan bersikap menentukan baik buruknya suatu tindakan.)
Pendidikan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Tarekat Idrisiyyah di Tasikmalaya Jawa Barat Rasidin, Mhd.; Busni, Darti; Afrilia, Kesi
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.319

Abstract

The Tariqa and Islam in general are not against worldly and materialistic pursuits. Even in Islam, there are strict rules governing matters related to economic life or what is called muamalah. The four pillars of the Idrisiyyah congregation which are growing rapidly in the Tasikmalaya region of West Java Province are the basis for the teachings of asceticism in the growth and empowerment of the Islamic economy. This article discusses entrepreneurship education in tarekat Islamic boarding schools with a study of the Idrisiyyah tarekat doctrine in developing the congregation’s economy in Tasikmalaya, West Java. This article uses case studies and qualitative research methodology. Primary data sources are obtained from interviews, observation, and documentation techniques, while secondary sources come from books, journals, theses, and articles that are relevant to the research topic. The research was conducted from March 14 to March 30 2023 at the Idrisiyyah Tasikmalaya Islamic Boarding School, West Java. Data analysis techniques utilize the methods popularized by the Miles and Huberman models, namely data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The findings show that the Sufi concept and doctrine of the Idrisiyyah tarekat serve as the basis for the entrepreneurship education given at the Idrisiyyah Tasikmalaya Islamic Boarding School. The history of the involvement of the Prophet Muhammad in the field of trade is the cornerstone of the economic success of the Idrisiyyah order. In addition, there are principles that must be adhered to in living an economic life in the Idrisiyyah order, namely the principles of divinity, scripture, worship, agreement, imamate and leadership. (Tarekat dan Islam pada umumnya tidak bertentangan dengan pengejaran duniawi dan materialistis. Bahkan dalam Islam, terdapat peraturan ketat yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi atau yang disebut dengan muamalah. Empat pilar tarekat Idrisiyyah yang berkembang pesat di wilayah Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat menjadi landasan ajaran zuhud dalam pertumbuhan dan pemberdayaan ekonomi Islam. Artikel ini membahas pendidikan kewirausahaan di pondok pesantren tarekat dengan studi atas doktrin tarekat Idrisiyyah dalam pengembangan ekonomi jamaah di Tasikmalaya Jawa Barat. Artikel ini menggunakan studi kasus dan metodologi penelitian kualitatif. Sumber data primer didapat dari wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan sumber sekunder berasal dari buku, jurnal, tesis, dan artikel yang relevan dengan topik penelitian. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 Maret sampai dengan 30 Maret 2023 di Pesantren Idrisiyyah Tasikmalaya Jawa Barat. Teknis analisis data memanfaatkan metode yang dipopulerkan oleh model Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penyusunan kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa konsep sufi dan doktrin tarekat Idrisiyyah berfungsi sebagai dasar untuk pendidikan kewirausahaan yang diberikan di Pesantren Idrisiyyah Tasikmalaya. Sejarah mengenai keterlibatan Nabi Muhammad SAW dalam bidang perdagangan merupakan landasan keberhasilan ekonomi tarekat Idrisiyyah. Selain itu ada prinsip yang harus dipegang dalam menjalani kehidupan ekonomi di tarekat Idrisiyyah yaitu prinsip ketuhanan, kitabiah, peribadatan, perjanjian, imamah dan kepemimpinan.)
Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Teaching at The Right Level Dalam Pembelajaran IPA di Kabupaten Keerom Inayati, Nur; Waluyo , Joko
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.320

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Implementasi pembelajaran IPA dengan pendekatan Teaching at The Right Level dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII.A MTs Nurul Huda Arso III Kabupaten Keerom. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dengan empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, obsevasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas VII.A MTs Nurul Huda Arso III Kabupaten Keerom berjumlah 32 peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar dari kategori sangat baik dari 0 % menjadi 56,25 %, kategori baik dari 28,13 % menjadi 40,63 %. Sedangan pada kategori cukup disiklus I 43,75 % pada siklus II berkurang menjadi 3, 13 % dan kategori kurang pada siklus I 37,5 % pada siklus II menjadi 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembuatan modul ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right Level dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Analisis Hasil Uji Kompetensi pada Peserta Pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Kloter Embarkasi BTH di Bapelkes Batam Gultom, Desy Ariani
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.321

Abstract

Hajj Health Workers have a critical role in assisting pilgrims. To carry out their duties according to their roles and functions, they are trained through training. In 2023, Bapelkes Batam held preparation for Hajj Health Workers of Batam Embarkation. As an essential part of training, the evaluation of learning outcomes is an important instrument for measuring the effectiveness of training programs and achieving competence according to training objectives. The objectives of this study were to analyze and describe participants’ competence profile of a) Achievement of skills competence, b) Achievement of soft skill competence, and c)To test whether there is a difference in the competency of a group of participants with medical and nursing backgrounds. The study was designed with a quantitative descriptive approach to 20 participants using descriptive statistical analysis techniques. The findings showed: (1) participants have skill and soft skill competencies above the minimum score of 80, (2) there is a difference in competency achievement based on the participant’s profession as doctor and nurse on skill competencies, but no significant difference of soft skill competencies.(Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pendampingan pada jemaah haji. Agar petugas TKH Kloter dapat menjalankan tugas sesai peran dan fungsinya, mereka dilatih melalui Pelatihan TKH Kloter. Pada tahun 2023, Bapelkes Batam melaksanakan Pelatihan TKH Kloter Embarkasi Batam (BTH). Sebagai bagian penting dari pelatihan, evaluasi hasil belajar merupakan instrumen penting untuk mengukur efektivitas program pelatihan dan pencapaian kompetensi sesuai tujuan pelatihan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hasil uji kompetensi dan mendeskripsikan profil kompetensi peserta Pelatihan TKH Kloter Embarkasi Batam tahun 2023 mencakup kompetensi keterampilan, kompetensi soft skill dan menguji apakah ada perbedaan kompetensi pada kelompok peserta dengan profesi dokter dan perawat. Metode penelitian dirancang dengan pendekatan deskriptif kuantitafif terhadap 20 orang peserta dengan teknik analisis statistic deskriptif dan One Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan: (1) peserta memiliki kompetensi keterampilan dan soft skill dengan kriteria baik dan di atas nilai minimal yang ditetapkan yaitu 80, (2) terdapat perbedaan pencapaian kompetensi berdasarkan kelompok peserta profesi dokter dan perawat pada kompetensi keterampilan, tetapi tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada kompetensi soft skill.)
Pengembangan Kemampuan Penyusunan Best Practice Guru PAI Melalui Final Product Based Learning Techniques Aminah, Siti; Hardani; Purwaminanda, Miftahuddin Ahmad
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 11 No 2 (2023): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v11i2.323

Abstract

The professional competence of teachers in compiling Best Practice scientific papers still needs to improve, so efforts are required to enhance it, including through the implementation of E-Short Course Best Practice. The purpose of this writing is to describe the success of implementing the E-Short Course Best Practice in improving the ability to write Best Practice papers using Final Product Learning Techniques for teachers and supervisors of Islamic Religious Education at the Office of the Ministry of Religion, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta organized by Semarang Religious Education and Training Center in 2022. The method used in this study is an evaluation research method. The research results showed that the ability of all substances and their respective aspects was increasing. The final product revision stage revealed enhancement in all senses and elements between 7 people (17.5%) and 12 (30%). As for the development of the final product assessment with excellent criteria, the highest was in inspirational substance, in the D8 aspect (the topic of discussion giving inspiration to other teachers), a total of 12 people (30%). In contrast, the result of the final product assessment was perfect, with the lowest achievement in innovation substance in aspect B3 (Results achieved related to improving the quality of learning) and inspirational meaning in aspect D9 (Topics of discussion inspire policy makers) a total of 6 people (15%). The conclusion shows an enhancement in the ability to write best practice papers for teachers and supervisors of Islamic religious education after participating in the best practice e-short course using final Product-based Learning techniques.(Kompetensi profesional guru dalam menyusun karya tulis ilmiah Best Practice masih rendah, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkannya, diantaranya melalui pelaksanaan E-Short Course Best Practice. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mendeskripsikan keberhasilan pelaksanaan E-Short Course Best Practice dalam meningkatkan kemampuan menyusun karya tulis Best Practice dengan menggunakan Final Product Based Learning Techniques bagi guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang tahun 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian evaluasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pada semua substansi dan aspek masing-masing. Capaian hasil pada tahap revisi produk akhir diketahui terjadi peningkatan pada semua substansi dan aspek masing-masing antara 7 orang (17.5%) hingga 12 orang (30%). Adapun capaian hasil penilaian produk akhir dengan kriteria amat baik paling tinggi pada substansi inspiratif, pada aspek D8 (Topik bahasan memberikan inspirasi kepada guru lain) sejumlah 12 orang (30%). Sedangkan capaian hasil penilaian produk akhir dengan kriteria amat baik dengan capaian paling rendah ada pada substansi inovasi pada aspek B3 (Hasil yang dicapai berkaitan dengan peningkatan kualitas pembelajaran) dan substansi inspiratif pada aspek D9 (Topik bahasan memberikan inspirasi terhadap pembuat kebijakan) sejumlah 6 orang (15%). Kesimpulan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menyusun karya tulis Best Practice pada guru dan Pengawas Pendidikan Agama Islam setelah mengikuti E-Short Course Best Practice dengan menggunakan Final Product Based Learning Techniques.)
Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tarian Kobro Siswo di Kecamatan Tempel Yogyakarta Hanindita, AB Luqman; Kistoro, Hanif Cahyo Adi
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 12 No 1 (2024): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (In Progress)
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v12i1.327

Abstract

Islamic Religious Education is not only lessons in school courses but also can be available anywhere to anyone, like in the neighborhood and society. Islamic Religious Education is also possibly got from various activities that are non-formal, such as activities in everyday life, art, recitation, and others. It includes kubro siswo as an Islamic teaching based art performance. This study discusses Islamic religious education values embedded in the dance using qualitative research type with an ethnography approach. Primary and secondary data sources needed are three people from elders of kubro sisqoand three members or art performer selected using purposive sampling technique among thsose in Surowangsan Hamlet, Margorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Technique data collection was interviews and observations. In studying this, we used a triangulation source to check the data obtained from different sources. Data analysis techniques were carried out through data reduction, data display, data verification, and interpretation making on the meaning and theme. The study found two central values central within the performance, namely aqeedah (faith) and morals which are then divided to several session of life passages starting from being children until dying. Rodat anak-anak session contains moral and educational values, young rodat session is all about moral and ethic, setrat session includes values for work ethic and worship for preparing life in hereafter, ontan-ontan has order to do pilgrimage and do good deeds to others, while mayit-mayitan session contains values of causality or cause and effect. ( Pendidikan Agama Islam tidak hanya menjadi mata pelajaran yang terdapat di sekolah saja, tetapi juga bisa didapatkan di mana saja dan oleh siapa saja, seperti halnya dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan Agama Islam juga bisa didapatkan dari berbagai kegiatan yang sifatnya non formal, seperti pada kegiatan sehari-hari, kesenian, pengajian, dan lain-lain. Termasuk pada kesenian tarian kubro siswo yang merupakan kesenian berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam. Penelitian ini akan mengkaji nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam tarian kobro siswo. Jenis penelitian ini ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data primer dan sekunder yang dibutuhkan ialah 3 orang dari sesepuh kesenian kubro siswo dan 3 anggota atau pelaku seni dengan menggunakan teknik pemilihan subjek purposeful sampling di Dusun Surowangsan, Margorejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. Teknik pengambilan data adalah wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, dengan memeriksa data yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, display data, verifikasi data, serta interpretasi dan makna tema. Hasil analisis menemukan dua nilai utama dalam tarian kobro siswo yakni nilai aqidah dan nilai akhlak. Pertunjukan kesenian kobro siswo terbagi menjadi beberapa sesi pementasan yang antara lain menceritakan kehidupan manusia mulai dari anak-anak hingga meninggal. Sesi rodat anak-anak mengandung nilai moral dan pendidikan. Sesi rodat muda mengandung ajaran soal akhlak. Sesi setrat mengandung nilai untuk bekerja dan beribadah sebagai bekal di akhirat. Sesi ontan-ontan mengandung nilai perintah berhaji dan kebaikan lainnya, sementara mayit-mayitan mengandung nilai sebab akibat.)
Model Pembinaan Kedisiplinan Beribadah pada Siswa di MTs Roudlotul Khuffadz Kabupaten Sorong Syafi'i, Ahmad; Hamzah; Siddik, Hasbi
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 12 No 1 (2024): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (In Progress)
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v12i1.328

Abstract

The declining moral quality of students in Indonesia today requires educational institutions to immediately implement character education. Islamic educational institutions, such as Islamic boarding schools and madrasas under the auspices of pesantren, are believed to be able to answer this challenge. This study aims to describe the model of fostering discipline in worship, knowing the supporting and inhibiting factors, and suggesting solutions to overcome obstacles in fostering discipline in worship in students at MTs Roudlotul Khuffadz Sorong Regency. This type of research is qualitative research with a case study model. The methods used are observation, interview, and documentation, with instruments including observation guidelines, interview guidelines, and documentation lists. The data analysis procedures followed three processes: data reduction, data display, and conclusion drawing. Data were then tested for validity using triangulation. The results showed that: 1) The model of fostering the discipline of worship in students at MTs Roudlotul Khuffadz Sorong Regency involves the use of exemplary models (uswah), education (al-tarbiyah), habituation (al-ta'dib), and punishment (garamah). 2) Supporting factors consist of the boarding school learning system, a religious environment, adequate facilities and infrastructure, and attendance of congregational prayers. Meanwhile, inhibiting factors include the shortage of educators (HR) and the lack of student awareness of the importance of worship.(Menurunnya kualitas moral siswa di Indonesia saat ini menuntut institusi pendidikan untuk segera mengimplementasikan pendidikan karakter. Institusi pendidikan Islam, seperti pondok pesantren dan madrasah yang berada di bawah naungan pondok pesantren, diyakini dapat menjawab tantangan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pembinaan kedisiplinan dalam beribadah, mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta mengemukakan solusi untuk mengatasi hambatan dalam pembinaan kedisiplinan beribadah pada siswa di MTs Roudlotul Khuffadz Kabupaten Sorong. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan model studi kasus. Metode yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan instrumen meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan list dokumentasi. Prosedur analisis data ialah data dikumpulkan, direduksi, disajikan, lalu ditarik kesimpulan. Data diuji keabsahannya menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Model pembinaan kedisiplinan beribadah pada siswa di MTs Roudlotul Khuffadz Kabupaten Sorong melibatkan penggunaan model keteladanan (uswah), pendidikan (al-tarbiyah), pembiasaan (al-ta’dib), dan hukuman (garamah). 2) Faktor pendukung terdiri dari sistem pembelajaran pondok pesantren, lingkungan yang religius, sarana dan prasarana yang memadai, serta kehadiran salat berjamaah. Sementara itu, faktor penghambat meliputi kekurangan tenaga pendidik (SDM) dan kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya ibadah yang disebabkan oleh karakter bawaan dari rumah. 3) Untuk mengatasi hambatan tersebut, disarankan untuk menambah tenaga pendidik serta meningkatkan sosialisasi dengan orang tua atau wali siswa.)
Hubungan antara Self-Directed Learning Readiness dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Saputra, Yudha Nata
Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Vol 12 No 1 (2024): Andragogi: Jurnal Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan (In Progress)
Publisher : Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36052/andragogi.v12i1.329

Abstract

Sistem Kredit Semester (SKS) or credits used by universities in Indonesia requires students to be able to manage their learning activities independently, but in fact, students often do activities outside of learning activities. Therefore it is necessary to research students' readiness to manage learning activities in higher education with student learning motivation. The method used in this study was the survey method with a sample of 78 students. The results showed that the Self-Directed Learning Readiness Variable was in the medium category, with an average score of 80.9 from the ideal score of 104. The average Student Learning Motivation Variable score was 84.51, compared to the ideal score of 108, which was still in the medium category. The results of hypothesis testing showed a positive and significant relationship between the Variable Self-Directed Learning Readiness and Student Learning Motivation Variables, with a correlation of 0.805 at α = 0.05, which is included in the very strong category. To improve Self-Directed Learning Readiness, schools need to develop curricula that fit the needs of students and conduct time management training for students so that student's motivation to learn can increase. (Sistem Kredit Semester (SKS) yang digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia menuntut mahasiswa untuk mampu mengelola kegiatan belajar secara mandiri. Namun, pada kenyataannya, sering kali mahasiswa lebih banyak melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap kesiapan mahasiswa dalam mengelola kegiatan belajar di perguruan tinggi dengan motivasi belajar mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan sampel sebanyak 78 orang mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Self-Directed Learning Readiness berada pada kategori sedang, dengan skor rata-rata sebesar 80,9 dari skor ideal 104. Sementara skor rata-rata untuk variabel Motivasi Belajar Mahasiswa sebesar 84,51 dari skor ideal 108, yang masih termasuk kategori sedang. Adapun hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Self-Directed Learning Readiness dengan variabel Motivasi Belajar Mahasiswa, dengan korelasi sebesar 0,805 pada α=0,05 yang termasuk dalam kategori sangat kuat. Untuk meningkatkan Self-Directed Learning Readiness, sekolah perlu menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dan mengadakan pelatihan manajemen waktu kepada mahasiswa agar motivasi belajar mahasiswa dapat meningkat.)