cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa
ISSN : 1693685X     EISSN : 25802143     DOI : -
Core Subject : Education,
METALINGUA is a journal aiming to publish literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in Metalingua have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. METALINGUA is published by West Java Balai Bahasa twice a year, in June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 205 Documents
DIALEKTOLOGI BAHASA BIAK Yohanis Sanjoko; nfn Suharyanto; Eli Marawuri
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 1 (2016): METALINGUA, EDISI JUNI 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.753 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i1.189

Abstract

BIAK language is genetically one of West Papua New Guinea family, a sub-groupof language cluster of the Austronesia, Austronesian-Melayu Polinesian-CentralEastern-Eastern Melayu-Polinesian-South Halmahera-West New Guinea-West NewGuinea-Cenderawasih Bay-Biak. This paper discusses the Biak language fromthe dialectology perspective. The purpose of this paper is to describe the distinctiveelements of language contained in the Biak language variants, particularly atthe level of phonological and lexical; to describe the spreading pattern of thelinguistic elements differences; and to determine the status of each variantcontained in Biak language as well as its usage boundaries. Determination ofthe status of a variant to the level of language, dialect, subdialect, or differentspeech was done by a quantitative approach using dialectometry method. Theanalysis of the data uses both intralingual match method and extralingual matchmethod. The results shows that the Biak language is divided into six variantswhich each of them stands as subdialect. Biak language variants show differencesat the level of phonology and lexical. AbstrakBAHASA Biak adalah salah satu kelompok bahasa yang secara genetis termasuk dalamkerabat keluarga bahasa West Papua New Guinea, subgrup rumpun bahasa Austronesia,Austronesian-Melayu Polinesian-Central Eastern-Eastern Melayu-Polinesian-SouthHalmahera-West New Guinea-West New Guine-Cenderawasih Bay-Biak. Tulisan inimembahas bahasa Biak berdasarkan tinjauan dialektologi. Tujuan tulisan ini adalahuntuk mendeskripsikan perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di dalamvarian-varian bahasa Biak, terutama pada tataran fonologi dan leksikal; mendeskripsikanpola penyebaran perbedaan unsur-unsur kebahasaan tersebut; dan menentukan statustiap-tiap varian yang terdapat dalam bahasa Biak serta batas-batas wilayah pakainya.Penentuan status sebuah varian ke dalam tingkatan bahasa, dialek, subdialek, ataubeda wicara dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatifdilaksanakan dengan metode dialektometri. Analisis data penelitian ini menggunakanmetode padan intralingual (PI) dan metode padan ekstralingual (PE). Hasil pembahasanmenunjukkan bahwa bahasa Biak terbagi ke dalam enam varian dan keenamnyaberstatus sebagai subdialek. Pada tataran fonologi dan leksikal varian-varian bahasaBiak memperlihatkan perbedaan.
Abstract admin admin
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 2 (2016): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.468 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i2.205

Abstract

KOSAKATA ETNOMEDISIN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SUNDA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI (ETHNOMEDICINE LEXICON IN SUNDANESE TRADITIONAL TREATMENT: AN ANTROPOLINGUISTICS STUDY) Dadang Suganda; NFN Wagiati; Sugeng Riyanto; Nani Darmayanti
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 16, No 2 (2018): Metalingua Edisi Desember 2018
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.481 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v16i2.241

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda di dilihat dari kajian antropolinguistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan secara teoretis dan pendekatan secara metodologis. Secara teoretis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropolinguistik. Secara metodologis, pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Atas dasar itu, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis data deskriptif. Analisis dibagi menjadi klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan bahan pengobatan tradisional, klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan nama penyakit tradisional sunda, cerminan kultural kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda, dan gejala kultural dari praktik etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang bentuk lingualnya menjadi dua bentuk, yaitu bentuk kata dan bentuk frasa, (2) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda setidaknya memiliki tiga cerminan kultural, yaitu adanya harmonisasi masyarakat dengan alam, adanya harmonisasi nilai religius terhadap alam, dan cerminan ekonomis, dan (3) keberadan pengetahuan masyarakat atas bahan-bahan pengobatan tradisional termasuk warisan kultural yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi tua kepada generasi muda.Kata kunci: leksikon, etnomedisin, bahasa Sunda, antropolinguistik
REFERENCE AND FUNCTION OF CURSING IN KAILI Deni Karsana
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 2 (2015): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.407 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i2.2

Abstract

CURSING is a verbal expression which we encounter in daily life. This writing aimsat describing the cursing in Kaili language using descriptive qualitative method.The result shows that there are two kinds of cursing in Kaili language. Firstly,the cursing that is based on the references, namely a) situations, b) animals, c)things, d) body parts, e) kinship, f) ghosts, g) activities, h) appellations, and i)phatic words. Secondly, based on its functions the cursing in Kaili language canbe used to express anger, dejection, disappointment, astonishment, contempt orharassment, sense of humor, and warning.
PEMANFAATAN FITUR METAFORA DALAM TEKS PIDATO POLITIK SHINZO ABE SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG KE-96: ANALISIS WACANA KRITIS Hadi Hidayat
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 12, No 2 (2014): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1377.182 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v12i2.24

Abstract

TULISAN ini menganalisis fitur kebahasaan metafora dalam hubungannya dengankekuasaan dalam teks pidato politik Shinzo Abe yang dibacakan saat peresmiannyasebagai Perdana Menteri Jepang ke-96. Pilihan terhadap metafora tertentu mengandungsignifikansi ideologis tertentu. Tujuan tulisan ini adalah untuk mendeskripsikanpenggunaan metafora dalam teks pidato Shinzo Abe. Metode yang digunakan dalampenelitian ini berdasarkan analisis wacana kritis Fairclough (1992:194–197). Titik fokusperhatian Fairclough adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. Temuanpenelitian ini menunjukkan bahwa melalui penggunaan fitur metafora, Shinzo Abe telahmenyalurkan kekuasaannya. Praktik kekuasaan yang tampak adalah kekuasaan dalampelabelan identitas Jepang serta kekuasaan dalam mengendalikan pandangan danperilaku masyarakat. Selain itu, metafora juga dimanfaatkan oleh Shinzo Abe untukmengonkretkan konsep yang abstrak dengan cara mendeskripsikannya dengan suatuhal yang lain agar mudah dipahami oleh pengonsumsi teks.
MODALITY IN TORAJA LANGUAGE Jusmianti Garing
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 12, No 1 (2014): METALINGUA, EDISI JUNI 2014
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.651 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v12i1.41

Abstract

TORAJA language is still being used nowadays by the people in daily communicationamong them. Toraja language is known as the language that has a lot of linguisticfeatures and it is very interesting to study further, so it can contribute to knowledgeregarding language in general and Toraja language specifically. Furthermore, thelinguistic features in Toraja language has many implied meanings that are used asguidelines in their lives and a manifestation of Toraja people who owns high ethics andunique culture. Based on such argument, this writing aims to describe one of languagefeatures in Toraja language, namely modality systems. This is descriptive qualitativestudy using literature study. Such method aims to find detail and complete data. Moreover,this writing is analysing Toraja discourses that contain folklore, fable, and sage. Theresult shows that modality forms in Toraja are marked by auxiliary verbs, particles,and negations. The auxiliary verbs are la-, innang,bela, and maqdin. Particles arebang, omi, sia, and suffixes –ri, –ra –mi,-mo-, and –pa. Negations are taeq,daq, andtang. All of the forms function as epistemic and deontic modality.
TINDAK TUTUR LOKUSIONER DAN ILOKUSIONER PADA "MATA NAJWA" DI METRO TV Wati Kurniawati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 13, No 1 (2015): METALINGUA, EDISI JUNI 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.845 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v13i1.58

Abstract

“MATA NAJWA” merupakan program unggulan Metro TV dengan topik-topik menarikdan aktual. Penelitian ini mengkaji tindak tutur lokusioner dan ilokusioner fungsi ekspresifdalam acara tersebut. Perumusan masalah adalah bagaimanakah penggunaan tindaktutur lokusioner dan ilokusioner fungsi ekspresif tersebut. Metode yang digunakan adalahmetode deskriptif. Teknik isi yang digunakan adalah model analisis isi kualitatif (Emzir,2012:287). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang jelas danmenyeluruh tentang penggunaan tindak tutur lokusioner dan ilokusioner fungsi ekspresifdalam acara tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa bentuk tuturan yangdigunakan dalam Mata Najwa berupa tindak lokusioner (24,l4%) dan didominasiilokusioner (75,86%). Tindak tutur ilokusioner ekspresif berupa pernyataan ataupenegasan (34,48%), pertanyaan dan permintaan masing-masing (13,79%), pujian(6,90%), sapaan dan ungkapan terima kasih masing-masing (3,45%). Temuan tersebutdiharapkan berpengaruh pada pola tindak tutur yang digunakan pada gelar wicara yanglain.
Struktur Klausa Bahasa Dayak Tagol Buha Aritonang
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 15, No 2 (2017): METALINGUA EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.396 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v15i2.116

Abstract

The problem of this research is the structure of the clause Dayak Tagol the languange which spoken by people in Tau Lumbis Village, Subdistrict Lumbis Ogong, Nunukan Regency, North Kalimantan Province. This research aim to describe a general overview of the life Dayak Tagol people and the structure of the clause the languange of Dayak Tagol.  This research used a qualitative research method. The results of this research shows that the structure of the clause Dayak Tagol can be classified into (1) the structure of the clause predicated of non-verb and (2) the structure of the clause predicated of verb. The structure of the clause predicated of non-verbal can be intangible (1) clause predicate nominal, (2) clause adjectival, (3) numeralia, and (4) clause the phrase prepositional. Based on the research data, the structure of the clause verbal consists of (1) clause intransitive, (2) clause ekatransitif (the clause argued the core two), and (3) clause be dwitransitive (the clause argued the core three)
NEEDS ANALYSIS OF ENGLISH FOR NURSE FOR BULUKUMBA NURSING ACADEMY STUDENTS NFN Irmawati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 1 (2016): METALINGUA, EDISI JUNI 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.494 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i1.184

Abstract

BAHASA Inggris di perguruan tinggi diajarkan sebagai mata kuliah umum padajurusan nonbahasa Inggris, seperti halnya di Akper Bulukumba. Idealnya, materiyang diajarkan harus disesuaikan dengan jurusannya atau dikenal dengan istilahESP (English for Specific Purpose). Persepsi dari beberapa pihak yang adakaitannya dengan Akper Bulukumba dibutuhkan untuk mengetahui sejauh manapentingnya bahasa Inggris untuk karier sebagai perawat dan materi yang tepatsesuai kebutuhan mereka. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikanpersepsi mahasiswa, alumni, dosen dan pengguna lulusan terhadap perananbahasa Inggris di Akper Bulukumba, dan mendesain silabus bahasa Inggris bagimahasiswa Akper Bulukumba. Penelitian ini menggunakan metode analisisdeskriptif dengan subjek mahasiswa Akper semester 6, alumni yang bekerja dirumah sakit Andi Sultan Dg. Raja Bulukumba, rumah sakit di luar negeri, dosenbahasa Inggris, dan pengguna lulusan, yang total berjumlah 52 orang denganmenggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan denganmendistribusikan kuesioner untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tujuanmahasiswa dalam memilih jurusan keperawatan. Data dianalisis denganmenggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa padaumumnya responden meyakini bahasa Inggris sangat penting untuk diajarkandi Akper Bulukumba. Bahasa Inggris diajarkan sebagai mata kuliah umum, tetapimahasiswa mengharapkan materi yang relevan dengan tugas mereka di tempatkerja, untuk itu pengajar harus mendesain materi dan metode mengajar yangmemotivasi mahasiswa. Silabus yang sesuai bagi mahasiswa Akper Bulukumbaadalah silabus topikal yang disusun berdasarkan topik atau tema. Topik yangsesuai terdiri atas materi khusus, materi umum, dan materi yang disarankan. AbstractENGLISH in university is given as General English Subject for non-English students atBulukumba Nursing Academy. Ideally, the teaching material should be adjusted to themajor called English for Specific Purpose. Perceptions from some related parties areneeded to measure the importance of English for the nurse's carrier and the suitablematerial based on their needs. The objectives of this writing were to describe theperceptions of the students, graduates, lecturers and stakeholders on the role of studyingEnglish at Bulukumba Nursing Academy, and to design syllabus of English for studentsof Bulukumba Nursing Academy. This research used descriptive method. Theparticipants of the research were the sixth semester students of Bulukumba NursingAcademy, the graduates, English lecturers, and stakeholder. The total participant ofthis research was 52 participants which were selected based on purposive samplingtechniques. The collection of the data was done by distributing the questionnaires tothe participants to identify the students' needs to attend the Nursing Department. Thedata were analyzed by applying descriptive statistics. The findings of the researchindicated that most participants believed that English is very important to be taught atNursing Academy Bulukumba. English is taught as general course but the studentsexpect more relevant materials to their task in the clinical practice or work place, thatis why the lecturer must design the material and teaching method to motivate thestudents. The appropriate syllabus for nursing students at Bulukumba Nursing Academyis the topical syllabus which is organized by the topics or themes. The suitable topicsconsist of content-subjects, general subjects and suggested subjects..
PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA OLEH MAHASISWA YANG BERBAHASA PERTAMA SUNDA Sugeng Riyanto; nfn Wagiati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 14, No 2 (2016): METALINGUA, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.177 KB) | DOI: 10.26499/metalingua.v14i2.200

Abstract

SUNDANESE language as a second largest language in Indonesia is expected tosurvive against the dominance of Indonesian language on the condition thatyoung people, especially the students, maintain the use of their first language inthe domain that is occupied by the language. This writing was conducted toprove the Sundanese language maintenance. The study was in quantitativeapproach by using two independent variables, namely the use of Sundanese versusthe use of Indonesian language and two groups of Sundanese as a first languageusers, the male students and the female students of Faculty of Humanities,Padjadjaran University. Dependent variable is their choice of language:Sundanese or Indonesian language. The results showed that the students stillmaintain Sundanese language in the domain which was supposed to be used.The male students used more Sundanese language than the female students inthree domains, namely in the campus, arround the campus, and in the familyenvironment. The family is the most important domain for the maintenance of thelanguage. Familiarity factors also affect the selection of language. AbstrakBAHASA Sunda sebagai bahasa terbesar kedua penuturnya di Indonesia diharapkanmampu bertahan menghadapi desakan kuat bahasa Indonesia dengan syarat parapemudanya, terutama mahasiswa yang berbahasa pertama Sunda tetapmempertahankan penggunaannya pada ranah yang memang ditempati oleh bahasa itu.Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pemertahanan bahasa Sunda itu. Penelitianini berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaanbahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan dua kelompok penggunabahasa Sunda sebagai bahasa pertama, yakni mahasiswi dan mahasiswa Fakultas IlmuBudaya Unpad. Variabel terikatnya adalah pilihan bahasa yang mereka lakukan: bahasaSunda atau bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswamasih mempertahankan bahasa Sunda pada ranah yang memang seharusnya bahasaSunda digunakan. Para mahasiswa lebih banyak menggunakan bahasa Sunda di tigaranah, yakni di dalam kampus, di luar kampus, dan di lingkungan keluarga. Ranahkeluarga merupakan tempat terpenting untuk pemertahanan bahasa Sunda. Faktorkeakraban juga berpengaruh pada pemilihan bahasa Sunda.

Page 6 of 21 | Total Record : 205