cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA
ISSN : 23560215     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Humanities,
Jurnal AL - AZHAR SERI HUMANIORA merupakan jurnal ilmiah yang memuat makalah dan artikel hasil penelitian atau kajian teoristis dalam bidang Humaniora. Kata Al-Azhar berakar dari z-h-r. Verba zahara bermakna to shine, give light, be radiant, to glow, gleam, glare, shine, to blossom, be in bloom (Wehr, 1974:384). Dengan demikian kata Al-Azhar berarti sesuatu yang bersinar, yang memberi cahaya, yang berseri-seri atau yang mekar. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Maret dan bulan September.
Arjuna Subject : -
Articles 270 Documents
Pengaruh Pendidikan Islam terhadap Kecerdasan Spiritual pada Remaja yang Tinggal di Lingkungan Pekerja Seks Komersial (PSK) Tanah Abang Jakarta Pusat Radhiya Bustan; Emmalia Sutiasasmita; Hanifah Arief
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.43 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i1.117

Abstract

Abstrak - Pembentukan kepribadian anak-anak usia muda atau remaja sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal dimana mereka berada, seperti halnya terjadi pada remaja yang berada/tinggal di lingkungan Pekerja Seks Komersial (PSK), yang telah mempengaruhi pada identitas dirinya, dan kebanyakan telah menjadi pekerjaan turun – temurun dalam keluarga mereka. Terdapat satu kelompok Pengajian Hurin’in dalam lingkungan tersebut, yang berupaya memberikan pencerahan kepada para remaja dengan kegiatan pendidikan Islam, berupa: shalat, puasa, membaca al-Qur’an dan fiqih. Dan untuk mengetahui pendidikan Islam tersebut berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual peserta didiknya, yang mencakup: makna, nilai, transenden, hubungan dan menjadi, maka dilakukan penelitian dari kegiatan pendidikan Islam, yang difokuskan pada tiga unsur: akidah (iman), ibadah (Islam), dan akhlak (ihsan), dengan menggunakan metode penelitian terhadap remaja santrinya dengan instrumen skala likert dari hasil angket sebagai tehnik pengumpulan data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pendidikan Islam yang dilakukan selama ini di Pengajian Hurin’in berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual pada remaja santri yang tinggal di lingkungan PSK, dengan hasil 45,3% merupakan variabel kecerdasan spiritual. Dan kesimpulan berdasarkan seluruh analisis data yang dilakukan, menunjukkan bahwa seluruh aspek kecerdasan spiritual telah dapat dipahami oleh remaja peserta didik dan selanjutnya disarankan untuk dapat mempertimbangkan variabel lainnya, seperti pengaruh kepedulian sosial dan pola asuh orang tua. Abstract - Formation of personality of young children or adolescents is influenced by the neighborhood where they are lived, as well as in adolescents who are / living in the Commercial Sex Workers (CSW), which has affected their identity, and most have been doing the job for generations in their family. There is one group called Pengajian Hurin'in in that neighborhood, which seeks to enlighten the youth with Islamic educational activities, such as: prayer, fasting, reading the Qur'an and fiqh. And to foud out if the Islamic education affects the spiritual intelligence of the students, which include: meaning, value, transcendence, and the becoming, a research of Islamic educational activities, which focused on three elements: Aqeedah (faith), prayer (Islam), and morals (ihsan), was conducted on the adolescent students using the method of research Likert scale instrument from the questionnaires as data collection techniques. The results showed that Islamic education is done so far in Pengajian Hurin'in affect spiritual intelligence in young students living in the neighborhood, with the result of 45.3% variable of spiritual intelligence. The conclusions based on all the data analysis indicates that all aspects of spiritual intelligence has been able to be understood by the young learners and are further advised to consider other variables, such as the influence of social and parental upbringing.
Peran Neurolinguistik dalam Pengajaran Bahasa Tri Budianingsih
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.282 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i2.203

Abstract

Abstrak-Pertama kali peneliti mengetahui peran neurolinguistik dalam pengajaran bahasa sempat mengalami kebingungan dalam memahami peran tersebut, karena penamaan yang terdengar asing bagi peneliti yang belum pernah didengar sebelumnya, tapi setelah peneliti memahami dan mengetahuinya peneliti mulai tertarik dalam penerapannya di dalam kelas dalam proses belajar mengajar. Metode ini sangat menerapkan pemahaman bahasa dalam otak kanan dan otak kiri manusia, memahami bahasa sasaran atau bahasa asing dengan menggunakan otak kiri atau otak kanan, hal ini dapat diketahui dalam makalah ini. Dari uraian tersebut dapat didefinisikan bahwa Neuro Linguistic Programming merupakan sebuah model yang memprogram interaksi antara pikiran dan bahasa (verbal dan nonverbal) sehingga dapat menghasilkan pikiran dan perilaku yang diharapkan. Kata Kunci: Neurolinguistict, Language Teaching, Right Brain and Left Brain Abstract - The first time researchers know the role of neurolinguistics in language teaching was confused in understanding the role, because the naming that sounds unfamiliar to researchers who have never heard before, but after researchers understand and find out researchers began to be interested in the application in the classroom in the learning process.  This method greatly applies the understanding of language in the right brain and the human left brain, understand the target language or foreign language using the left brain or right brain, this can be known in this paper. From the description can be defined that Neuro Linguistic Programming is a model that program the interaction between the mind and language (verbal and nonverbal) so as to generate thoughts and behaviors that are expected. Keywords: Neurolinguistik, Pengajaran Bahasa, Otak Kanan dan Otak Kiri
Ketahanan Keluarga dan Kontribusinya Bagi Penanggulangan Faktor Terjadinya Perceraian Rizqi Maulida Amalia; Muhammad Yudi Ali Akbar; Syariful Syariful
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.95 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i2.268

Abstract

Abstrak - Faktor ketidak harmonisan di dalam keluarga menjadi salah satu sebab terjadinya perceraian keluarga. Ketidak harmonisan keluarga ini disebabkan oleh adanya pergeseran nilai perkawinan. Pasangan suami istri kurang memahami esensi tujuan pernikahan dan berkeluarga yang menjadi salah satu nilai dalam ketahanan keluarga. Hal itu menyebabkan adanya ketidakcocokan, perselisihan, akhlak yang buruk, cemburu dan gangguan fihak luar serta adanya faktor ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder berupa data dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Hasil kajian nya ialah (1). Diperlukan pemahaman kepada masyarakat tentang ketahanan keluarga agar setiap individu pasangan memahami konsep dan tujuan berumah tangga. (2). Optimalisasi lembaga BP4 dalam menjembatani penyelesaian konflik rumah tangga. (3).     Penguatan sendi keluarga dari berbagai aspek baik ekonomi maupun sosial dan lainnya agar dapat meminimalisir tingkat perceraian. Kata Kunci – Ketahanan keluarga, faktor cerai, pernikahan Abstract - Factors of disharmony in the family became one of the causes of family divorce. This family harmony is caused by a shift in marital values. Married couples lack understanding of the essence of the purpose of marriage and family which became one of the values in family resilience. It causes discrepancies, disputes, bad morals, jealousy and external interference and economic factors. This research used qualitative method. This research also used secondary data in the form of data from South Jakarta Religious Court. The results of study are (1). understanding of family resilience is needed so that each individual couple understand the concept and purpose of marriage, (2). Optimization of BP4 institutions in mediator the settlement of domestic conflict. (3). Strengthening family bond in every aspect (economy, social, etc) to decrease the divorce rate.   Keywords - Family resilience, divorce facto, marriage
Alih Kode (Code-Switching) Pada Status Jejaring Sosial Facebook Mahasiswa Lusi Lian Piantari
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.634 KB) | DOI: 10.36722/sh.v1i1.19

Abstract

Code-switching, a code change in language use, is a language phenomenon in bilingual or multilingual societies.The rapid development of technology causes many language changes also occur in internet including social networking sites such as Facebook. This research is about how the code-switching from Bahasa Indonesia to English is demonstrated in Facebook status of UAI students. The research focuses on the types of code-switching, language patterns, themes, and function of code-switching. Data are code-switched Facebook status analyzed with theories of code-switching by Poplack (1980), Gumperz (1982), and Romaine (2000). This research is a descriptive qualitative research. The result demonstrates the types of code-switchings in Facebook status are inter-sentential and intra-sentential switchings. Both types of code-switchings are expressed in words, phrases, and sentences. Code-switched words are nouns, adjectives, adverbs, and verbs. Phrases in code-switching are noun, adjective, adverbial, and prepositional phrases. Whereas code-switched sentences found in the Facebook status are single, compound, and complex sentences. The themes in code-switched Facebook status cover the themes related with social, academic, and personal lives of the language users.  The functions of code-switching in the analyzed status are to express emotion and particular meanings, to impose specific meanings, and to show language user’s identities.
Ketimpangan Relijiusitas dengan Perilaku: Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pra Nikah Remaja SMA/Sederajat di Jakarta Selatan Masni Erika Firmiana; Meithya Rose Prasetya; Rochimah Imawati
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.357 KB) | DOI: 10.36722/sh.v1i4.80

Abstract

Perilaku selama berpacaran yang menjurus pada perilaku seksual pranikah tidak jarang mengkhawatirkan banyak pihak. Sejumlah riset menunjukkan angka mengkuatirkan, ditambah pengalaman dokter spesialis yang menangani masalah penyakit kelamin pada remaja, dan kehamilan pada pelajar yang berasal dari sekolah berbasis agama dalam hal ini Islam. Dengan n= 60, riset dilakukan pada siswa-siswa dari 3 jenis sekolah (umum, berbasis agama Islam, dan Madrasah. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara religiusitas dengan perilaku berpacaran yang menjurus pada perilaku seks pra nikah. Religiusitas (pengetahuan, keyakinan, dan praktik beragama) yang tinggi ternyata tidak membuat remaja “tidak ngapa-ngapain” dalam hubungan pacarannya. Patut dipertimbangkan penelitian lanjutan yang memperbesar jumlah responden, memasukkan variabel pengaruh media massa, peer group, serta demografi (kota besar, kota kecil, dan wilayah pedesaan). AbstractBoy-girl relationship or dating, occasionally leading to premarital sexual behavior, and many party worried about it. Some research showing quite apprehensive rate, in addition by medical practitioner’s experiences. With n= 60, and using quantitative methodes, this research conducted on students from different types of senior high school. Results showed that there was no relationship between religiosity and dating behaviors that lead to premarital sex. Religiosity (knowledge, beliefs, and religious practice) that did not make the teenager “don’t do anything” in their relationship. We have to considering further studies to increase the number of respondents, include the variable of mass media influence, peer group, as well as demographic (large cities, small towns, and rural areas).
Budaya Struktur Pemerintahan Republik Islam Iran Zulkarnen Zulkarnen
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.243 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i1.194

Abstract

Abstrak - Kelahiran Republik Islam Iran tidak lepas dari peran Ayatollah Imam Khomeini, pemimpin spiritual ulama, sekaligus pemimpin politik yang sangat dihormati di Iran. Imam Khomeini adalah salah satu tokoh terpenting di balik revolusi Iran dan kelahiran Republik Islam Iran. Karena perannya dalam memimpin revolusi Iran bahwa Imam Khomeini ditunjuk sebagai Pemimpin Revolusi Islam, sebagaimana tercantum dalam konstitusi Iran yang disahkan pada bulan Desember 1979. Salah satu gagasan paling menonjol dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah idenya tentang Wilayatul Faqih (tata kelola faqih) yang pada dasarnya menuntut kepemimpinan pada umumnya, termasuk kepemimpinan politik, harus berada di tangan yang terpercaya. Pemikiran politik Imam Khomeini tentang Wilayatul Faqih yang menjadi bagian terpenting dalam struktur politik Republik Islam Iran adalah menekan imamah yang didefinisikan sebagai kepemimpinan religius dan politis serta dilakukan oleh faqih.  Wilayatul faqih merupakan kelanjutan dari doktrin Imamah dalam teori politik Syiah khususnya Shia Imami. Struktur ini bukanlah ide baru dalam pemikiran kalangan Syi'ah. Imam Khomeini yang kemudian mengembangkan dan mempraktikkan wilayatul faqih ke dalam sistem pemerintahan modern Iran. Dalam menerapkan gagasannya, Imam Khomeini berhasil menggabungkan struktur pemerintahan religius dengan institusi demokrasi. Namun, Imam Khomeini memiliki definisi demokrasi yang berbeda dengan demokrasi murni dan demokrasi liberal. Dia mengatakan bahwa kebebasan demokratis harus dibatasi dan kebebasan yang diberikan harus dilakukan dalam batas-batas hukum Islam. Meski demikian dapat dikatakan bahwa konsep Wilayatul faqih merupakan salah satu varian demokrasi. Dalam konsep keseimbangan dan mekanisme penyelarasan (checks and balances) ini harus berjalan, meski lembaga tersebut berada di bawah kewenangan wali faqih. Menurut Imam Khomeini tanpa pengawasan Wilayatul faqih, pemerintah akan lalim. Jika peraturan tersebut tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan jika Presiden dipilih tanpa arahan faqih, peraturan tersebut tidak berlaku. Sistem pemerintahan Republik Islam Iran dapat diklasifikasikan ke dalam sistem demokrasi agama, apapun istilahnya diberikan; baik istilah "Teo-Demokrasi" Maududi, "Theistic Democracy" Moh. Natsir "Islamo-Demokrasi" Nurcholis Madjid, Demokrasi, Islam atau apapun yang mencapnya pada dasarnya sama. Sebagai konsekuensi logis, Implikasi struktur gagasan Khomeini tentang demokrasi Islam adalah model dan bentuk pemerintahan alternatif yang bisa menjadi referensi bagi negara-negara Muslim lainnya di masa depan. Kata Kunci – Wilayatul Faqih, Implementasi, Sistem, Struktur Abstract-The birth of the Islamic Republic of Iran can not be separated from the role of Ayatollah Imam Khomeini, a cleric's spiritual leader, as well as a highly respected political leader in Iran. Imam Khomeini was one of the most important figures behind the Iranian revolution and the birth of the Islamic Republic of Iran. Because of its role in leading the Iranian revolution that Imam Khomeini was appointed as Leader (leader) of the Islamic revolution, as listed in the Iranian constitution which was passed in December 1979.One of the most prominent ideas in the political thought of Imam Khomeini was his idea about Wilayatul Faqih (governance of the faqih) which basically calls for leadership in general, including political leadership, should be in trusted hands. Imam Khomeini's political thinking about Wilayatul Faqih who became the most important part in the political structure of the Islamic Republic of Iran is putting pressure on the Imamat which is defined as a religious and political leadership as well as carried by the faqih. Wilayatul faqih is a continuation of the doctrine of Imamat in Shi'i political theory in particular Shia Imami. This structure is not a new idea in the thinking among the Shi'a. Imam Khomeini who later develop and practice Wilayatul faqih into Modern Iranian system of government.In applying his ideas, Imam Khomeini succeeded in combining the religious government structure with democratic institutions. However, Imam Khomeini has a different definition of democracy with pure democracy and liberal democracy. He said democratic freedoms should be restricted and the freedom granted shall be exercised within the limits of Islamic law. Nevertheless it can be said that the concept Wilayatul faqih is one variant of democracy. In this concept of balance and alignment mechanisms (checks and balances) must be running, although the institution is located under the authority of guardians faqih. According to Imam Khomeini without the supervision of Wilayatul faqih, the government will be despotic. If the rule is inconsistent with God's will and if the President shall be elected without the direction of a faqih, the rule is not valid. System of government of the Islamic Republic of Iran can be classified into a religious democratic system, whatever the term is given; either the term "Teo-Democracy" Maududi, "Theistic Democracy" Moh. Natsir "Islamo-Democracy" Nurcholis Madjid, Democracy, Islam or anything that labeled him basically the same. As a logical consequence, Implications of the structure of Khomeini's notion of Islamic democracy is a model and an alternative form of government that could be a reference for other Muslim countries in the future.  Keyword - Wilayatul Faqih, Implementation, System, Structure
Pelatihan Motivasi Bagi Siswa Kelas XI SMA dalam Mempersiapkan Diri Menghadapi Ujian Nasional Siti Rahmawati; Rochimah Imawati; Masni Firmiana
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.428 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i1.252

Abstract

Abstrak – Ujian Nasional (selanjutnya disebut UN) seperti menjadi semacam momok yang sangat menakutkan bagi kebanyakan peserta didik di seluruh  Indonesia. Tak jarang sebagian dari mereka mengalami psikosomatis sebelum menjalani UN. Kondisi seperti kecemasan, motivasi mendadak turun, tidak jarang terjadi hingga mengacaukan tujuan mereka : lulus UN. Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan motivasi dengan memberikan treatment berupa test minat dan bakat, serta training motivasi untuk mennetukan setting goal  siswa untuk menentukan cita-cita. Setelah mengikuti pelatihan ini siswa-siswa mampu lebih mengenal diri mereka dan potensi-potensi yang dimiliki. Siswa juga merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi UN. Rasa cemas yang sering muncul dapat berkurang karena siswa sudah mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang ada ada dirinya.  Kata Kunci – Pengaturan Tujuan, Masa Remaja, Motivasi, Training, Ujian Nasional Abstract - The National Examination (hereinafter referred to as UN) is like becoming a scary specter for most learners throughout Indonesia. Not infrequently some of them experience psychosomatic before doing UN. Conditions such as anxiety, sudden motivation down, not infrequently happens to disrupt their goals: pass the UN. This training is given to improve motivation by providing treatment in the form of test of interest and talent, as well as motivational training to determine the goal setting of students to determine the ideals. After attending this training the students are able to know more about themselves and their potentials. Students also feel more confident and ready to face the UN. Anxiety that often appears can be reduced because students are able to identify the advantages and disadvantages that exist there himself. Keywords – Goal Setting, Adolescence, Motivation, Training, National Examination
Kegiatan Peer Response pada Kelas Mengarang Bahasa Jepang bagi Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Dasar Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.391 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i3.147

Abstract

Abstrak – Salah satu kesulitan yang dihadapi pengajar dalam mengajar mengarang bahasa Jepang adalah mengoreksi. Penelitian ini berfokus pada proses ketika kegiatan peer response berlangsung. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) topik yang banyak dibicarakan ketika kegiatan peer response berlangsung adalah tentang tata bahasa dan huruf. Sedangkan yang paling sedikit adalah topik tentang isi karangan. 2) Interaksi yang terjadi pada saat kegiatan adalah, saling mempelajari kosakata baru, saling mengevaluasi pengetahuan bahasa, dan saling memberi masukan tentang isi karangan. Abstract – One of the difficulties faced by teachers in teaching Japanese writing is correcting. This study focuses on the process when peer response activities take place. The results of this study are as mentioned below. First, a topic that often arises was about grammar and letters, and the least was the topic of the essay content. Second, the interaction that occured between learners when the activity took place was, learners learned new vocabulary eachother, learners evaluated they knowledge of language each other, and they gived each other feedback on essay content. Keywords – Peer Response, Peer Learning, Strategy, Indonesian Japanese Learners
Deskripsi Pranata Masyarakat Arab dalam Film “Kingdom Of Heaven” Zulkarnen Zulkarnen; Aliudin Mahyudin; Febry P Y; Vanny Rahmi Putri; Ririn Widiyastuti
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 4 (2016)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.398 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i4.225

Abstract

Abstrak - Penelitian ini membahas mengenai “Kingdom of Heaven” yang merupakan film yang digarap oleh industri perfilman Hollywood yang menceritakan sejarah umat manusia yang pernah terjadi di abad ke-11. Perkembangan situasi di Palestina yang belum juga memperoleh titik damai antara Palestina dan Israel, menjadi titik awal mengapa perindustrian Hollywood memproduksi sebuah film untuk mengingatkan kembali akan sebuah jalan sejarah  yang pernah ditempuh oleh Palestina. Tim peneliti mencoba memberikan tambahan dan juga analisis kritis dari film “Kingdom of Heaven” yang diharapkan dapat dijadikan bahan kajian guna terciptanya rekayasa sosial dari tatanan baru yang damai di bumi Palestina. Penelitian ini terbatas pada analisis pranata masyarakat dan masih memerlukan kajian budaya khususnya sub pranata sosial lainnya yang belum dianalisis, sehingga dapat memberikan sumbangsih yang dapat mendukung dalam memberikan gambaran yang utuh akan rekayasa sosial yang diharapkan dapat diimplementasikan guna terciptanya Yerusalem yang damai. Penelitian ini juga mendeskrpsikan figur Shalahuddin yang tidak ditemukan atau masih sangat minim digambarkan dalam film ini. Perlu kiranya sebagai saran dari penelitian ini agar penelitian budaya harus terus ditingkatkan, khususnya studi kawasan Timur Tengah yang sampai hari ini masih jauh dari kedamaian dan sedang mencari format rekayasa sosial yang mendukung terciptanya situasi dan budaya masyarakat yang kondusif. Industri perfilman hendaknya dapat lebih mengeksplor lagi sumber-sumber sejarah yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah film non-fiksi, sehingga penonton dapat mengambil manfaat setelah menyaksikannya karena film hari ini menjadi media yang sangat potensial dalam menyampaikan sebuah pesan.  Kata Kunci – Palestina, Kerajaan, Surga, Islam, Salib Abstract - This study discusses "Kingdom of Heaven" which is a film produced by the Hollywood film industry that tells the history of mankind that has ever happened in the 11th century. The development of the situation in Palestine isn’t yet to gain a point of peace between Palestine and Israel it became the starting point of why industrial Hollywood produced a film for recalling the history has that taken place by the Palestinians. The researcher to provide an additional and critical analysis of the film "Kingdom of Heaven" that is expected to be used as study materials for the creation of social engineering for a new order of peace in Palestine. This study is limited to the analysis of public institutions and still needs research in culture, especially sub social institutions that have not been analyzed, so as to contribute support that provides a complete picture of the social engineering which is expected to be implemented in order to create a peaceful Jerusalem. The study also describes Saladin’s figure that cannot be found or is still portrayed minimally in this film. We should also bear as a suggestion from this study that the culture research should be improved, especially the study of the Middle East are region to this day which is still far from peace and are still looking for a format that supports the creation of a conducive social engineering and cultural situation. The film industry should also be able to further explore more historical sources used as a basis for making non-fiction films, so that the audience can benefit after seeing the movie. Because films today become a potential media in conveying a message.  Keywords - Palestina, Kingdom, Heaven, Islam, Salib
Hubungan Relijiusitas dengan Self Awareness Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (Konseling) UAI M. Yudi Ali Akbar; Rizqi Maulida Amalia; Izzatul Fitriah
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 4 (2018)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.503 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i4.304

Abstract

Abstrak - Penelitian ini hendak melihat hubungan antara relijiusitas dengan self awareness pada mahasiswa/i prodi BPI (konseling) UAI. Dimana self awareness merupakan kecerdasan pemahaman diri sesuai dengan situasi dan kondisi, yang memiliki faktor penunjang bagi penguatan self awareness. Keberagamaan seseorang menjadi faktor penentu bagi bagaimana bersikap, kepeduliaannya dan lainnya. Dalam ajaran agama mengajarkan untuk berperilaku terpuji baik bagi diri maupun sesama. Data pada penelitian ini dengan kuisioner skala relijiusitas dan self awarenes yang telah mengalami uji validitas dan reabilitas. Penelitian dengan sample 84 mahasiswa/i prodi BPI yang merupakan jumlah populasi aktif ini memberikan hasil bahwa adanya hubungan yang signifikan antara relijiusitas dengan self awareness dengan derajat yang lemah. Penelitian ini sebagai awalan dari penelitian berikutnya yang lebih mendalam baik dari sisi variabel maupun sample dan alat analisis.Abstract - This research aims to see the relation between religiosity with self awareness on student of  BPI (counseling) program. Where self awareness is the intelligence of self-understanding in accordance with the situation and conditions, which has a supporting factor for the strengthening of self awareness. One's religiousness becomes the decisive factor for how to behave, his or her care and others. In the teachings of religion teaches to behave well for both themselves and others. The quantitative ata in this study with religious scale  and self awareness  who have meet the validity and reliability test. The research with sample of 84 students of BPI study program which is the number of active population gives result that there is a significant relation between religiosity and self awareness with weak degree. This research is a prefix of subsequent research in more depth both in terms of variables and samples and analysis tools.Keywords - Religiosity, Self Awarenes, College Student

Page 4 of 27 | Total Record : 270