cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 45 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia" : 45 Documents clear
Potensi Aktivitas Emulgel Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) yang Mengandung Xanthon Pada Bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus Silvyana, Annysa Ellycornia; Rahayu, Feronika Evma; Suripah, Suripah; Febriana, Veny
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.432

Abstract

Jerawat timbul dikarenakan adanya sumbatan pada kelenjar minyak kulit, maka pelepasan minyak pada kulit tersumbat, bengkak, dan mengering menjadi isi jerawat. Jerawat pada kulit ini bisa disebabkan adanya bakteri P. acnes, S. epidermidis, S. aureus. Manggis adalah buah tropis yang mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan buah lainnya.  Kandungan yang terdapat di dalam kulit manggis yaitu xanton, antosianin, dan tannin. Senyawa xanton pada tanaman memiliki efek antioksidan, atimikroba, antikanker, antiinflamasi, dan aktivitas sitotoksin. Emulgel bersifat hydrofobic memiliki kemampuan tinggi menembus kulit. Emulgel yang digunakan pada kulit luar terdapat beberapa sifat yang menguntungkan seperti menjadi tiksotropik, mudah menyebar, mudah dilepas, emolient, larut dalam air, umur simpan tahan lama, ramah lingkungan, dan penampilan menarik. Penelitian aktivitas emulgel ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L) yang mengandung xanton pada bakteri staphylococcus epidermidis dan staphylococcus aureus telah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh formulasi emulgel ekstrak kulit manggis yang ditambah pengawet dengan formulasi tanpa penambahan pengawet. Jerawat terjadi karena adanya peradangan kelenjar minyak pada kulit, sehingga pelepasan minyak pada kulit tersumbat, bengkak serta mengering menjadi isi jerawat. Xanton merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri sehingga pada penelitian ini dilakukan pengujian emulgel terhadap bakteri staphylococcus epidermidis dan staphylococcus aureus yang termasuk bakteri penyebab terjadi jerawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulgel xanthon tanpa penambahan memiliki aktivitas antibakteri dengan zona hambat 25 mm sedangkan pada emulgel yang ditambahkan menunjukkan zona hambat 15 mm. Hal ini diketahui bahwa emulgel ekstrak kulit manggis memiliki aktivitas antibakteri.
Formulasi Bedak Padat Sebagai Pelindung Wajah Dari Sinar Uv Kombinasi Ekstrak Kulit Pisang Ambon (Musax Paradisiaca L.) dan Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus Erosus (L.) Urb.) Wijayani, Wike; Pramiastuti, Oktariani; Alfiraza, Ery Nourika
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.462

Abstract

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, kulit terbakar, dan risiko kanker kulit akibat radiasi sinar ultraviolet. Kulit pisang ambon mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, glikosida, antosianin, dan terpenoid yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Ekstrak bengkuang mengandung vitamin C, saponin, dan flavonoid yang berfungsi sebagai tabir surya alami dan dapat menghilangkan noda hitam pada kulit. Bedak padat merupakan produk kosmetik yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar matahari sekaligus memberikan warna yang merata pada kulit wajah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi bedak padat dengan kombinasi ekstrak kulit pisang ambon dan bengkuang, menguji sifat fisik, dan menilai kemampuan proteksi terhadap sinar UV. Bedak padat diformulasikan dalam tiga variasi dengan perbandingan ekstrak kulit pisang ambon dan bengkuang yaitu F1 (4%:2%), F2 (3%:3%), dan F3 (2%:4%). Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang ambon mengandung alkaloid, flavonoid, fenol, tanin, dan vitamin C, sedangkan ekstrak bengkuang mengandung alkaloid, flavonoid, dan vitamin C. Berdasarkan pengujian fisik, seluruh formulasi menunjukkan homogenitas, pH, daya lekat, dan kerapuhan yang memenuhi standar kosmetik. Berdasarkan pengujian SPF, formulasi F1 memiliki nilai SPF 6,97 yang termasuk dalam kategori proteksi ekstra terhadap sinar UV, sementara F2 dan F3 memiliki nilai SPF masing-masing 5,63 dan 5,68 yang tergolong proteksi sedang. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa formulasi bedak padat yang dibuat, khususnya F1 mampu memberikan proteksi terhadap sinar UV, menunjukkan potensi sebagai produk kosmetik pelindung matahari yang efektif.
Formulasi dan Uji Efektivitas Acne Spot Gel Kstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Terhadap Bakteri Propionibacterium Acnes Marina, Marina; Zahran, Izal; Ervianingsih, Ervianingsih
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.501

Abstract

Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat jerawat yaitu daun ketepeng cina (Cassia alata L.). Daun ketepeng cina memiliki kandungan senyawa kimia alkaloid, saponin tanin steroid, antrakuinon, flavonoid glikosida, alatinon. Tujuan dari penelitian untuk memformulasikan sediaan totol jerawat ekstrak daun ketepeng cina dan melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acne dengan menggunakan metode difusi cakram. Dibuat 3 formula dengan variasi konsentrasi ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata L.) yaitu 5%, 10% dan 15%. Kemudian dilakukan uji kestabilan fisik dengan parameter uji meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH, iritasi. Hasil penelitian berdasarkan uji stabilitas fisik didapatkan bahwa secara organoleptis, pH, daya sebar, iritasi, untuk 4 formula stabil selama penyimpanan. Berdasarkan uji antibakteri gel totol jerawat terhadap Popionibacterium acne, didapatkan hasil bahwa konsentrasi ekstrak daun ketepeng cina berpengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne hasil pada konsentrasi 5%, 10% dan 15% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne dengan zona hambat yang dihasilkan yaitu sedang, kuat dan sangat kuat.
Toxicity Test of Fixed Dose Method on Ethanol Extract of Ramania Leaves (Bouea macrophylla Griffith.) from South Kalimantan Aryzki, Saftia; Gaghauna, Eirene E. M.; Kusuma, Citra Agustiani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.513

Abstract

Acute oral toxicity is a side effect that occurs in a short time through single oral administration or repeated doses within 24 hours and can occur in any organ of the body, one of which is the liver. Ramania (Bouea macrophylla Griffith.) is a herbal plant that has antioxidant properties and inhibits free radicals. The animals used in this study were female white rats of the Wistar strain. Acute toxicity tests were carried out orally with a fixed dose method on 4 groups of animals with dose groups of 50 mg/kgBW, 300 mg/kgBW, 2000 mg/kgBW and 5000 mg/kgBW. Each group consisted of 5 test animals. Observations were made on LD50, clinical conditions, body weight and pathological conditions of the test animals. Observations were made for 24 hours then continued until the 14 days. The results of this study were that there was no death of animals in all groups of test animals during the observation, namely the test animals did not experience diarrhea, aggressiveness, changes in breathing and significant changes in motor activity. In clinical conditions, hair loss occurred in the test animals. Based on the body weight of the test animals from 4 observation groups, a sig value of > 0.05 was obtained, meaning that there was no significant change in the body weight of the test group. From the results obtained by the BB group before treatment and the BB group on the 7th day with values of 0.921 and 0.314, there was no significant change in the body weight of the test group. However, in the BB group 14 with a value of 0.031 there was a significant difference in the body weight of the test group. Based on the toxicity test guidelines from BPOM RI, it can be concluded that it has an LD50 > 5000 mg/kg BB with a classification of non-toxic to animals and the administration of high doses of Ramania leaf ethanol extract (Bouea marcrophylla Griffith) orally to Wistar strain rats causes gastric ulcers.
Analisis Cost of Illness Pada Pengobatan Pasien Stroke Iskemik Peserta JKN di RS ‘’X” Surakarta Tahun 2023 Zaqiah, Fiqih; Dewi, Lucia Vita Inandha; Harsono, Samuel Budi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.522

Abstract

Stroke merupakan penyakit yang membutuhkan biaya besar dalam penanganannya, adanya perbedaan kondisi setiap pasien dapat memberikan perbedaan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor kondisi pasien apa saja yang mempengaruhi total biaya rumah sakit dan melihat perbedaan antara tarif rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG’s. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan melakukan analisis cost of illness (COI) berdasarkan perspektif rumah sakit.  Data yang diamati hubungan  kondisi pasien terhadap biaya medis langsung  dan melihat apakah terdapat  perbedaan tarif antara biaya RS dengan tarif INA-CBG’s. Sumber data yang digunakan adalah kondisi pasien menurut rekam medis (usia, jenis kelamin, lama perawatan, kelas perawatan, komorbid, tingkat keparahan, dan jenis terapi obat), obat-obat yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan periode Januari-Desember 2023. Jumlah sampel yang digunakan sebesar 175 data pasien penderita stroke iskemik sesuai kriteria inklusi. Analisis data secara bivariat dilakukan menggunakan uji one sample t-test untuk melihat perbedaan tarif RS dengan tarif INA-CBG’s berdasarkan kelas perawatan dan tingkat keparahan serta analisis chi-square untuk melihat faktor yang mempengaruhi biaya serta korelasi kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya rumah sakit pasien stroke iskemik periode Januari-Desember 2023 sebesar Rp. 429.455.726. Biaya tarif rumah sakit menunjukkan faktor yang mempengaruhi ditinjau dari usia, komorbid, lama perawatan, kelas perawatan, tingkat keparahan, dan jenis terapi obat diperoleh nilai p<0,05. Hasil analisis kesesuaian biaya berdasarkan tarif rumah sakit dengan tarif INA-CBG’s menunjukkan terdapat perbedaan positif pada setiap kelas dengan tingkat keparahan.
Determination of Vitamin C Levels in Various Chilli (Capsicum sp) Varieties and In-Silico Activity Assessment Dwisari, Fath; Dermawan, Abdurraafi' Maududi
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.523

Abstract

Chili peppers are acknowledged as one of the fruits endowed with a notable vitamin C content, a crucial nutrient integral to various physiological processes. These include collagen synthesis, bone and tooth formation, wound healing, and bolstering the immune system's defense against infections. Vitamin C, as a water-soluble compound, is susceptible to degradation when exposed to atmospheric conditions. Hence, careful preservation of chili peppers is imperative to maintain their vitamin C levels. The primary objective of this study is to discern the concentrations of vitamin C within three distinct stages of chili pepper ripeness: young, semi-ripe, and fully ripe. The methodology employed in this investigation entails UV-Vis Spectrophotometry, with a maximal wavelength for vitamin C quantification established at 265 nm. This approach yielded absorbance values of 0.696, 0.564, and 0.478 for the respective stages. Quantitative analysis reveals that the vitamin C concentrations in young, semi-ripe, and fully ripe chili peppers are 8.1397 ppm, 5.9559 ppm, and 4.5313 ppm, respectively. These findings unequivocally demonstrate that vitamin C content is significantly higher in young chili peppers when compared to their semi-ripe and fully ripe counterparts. The docking results for capsaicin ligands yielded Gibbs energy (?G), Ki and IC50 value -6.14 kkal/mol, 31.34 µm and 19.143 ppm, respectively. The result indicate that capsaicin exhibited good interaction to catalytic site of glycogen phosphorylase which could serve as a potential antidiabetic agent.
Evaluation Of Antibiotic Use With Quantitative Methods at Sultan Agung Semarang Hospital Heroweti, Junvidya; Suswanto, Suswanto; Johari, Ahmad Mu’alim
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.524

Abstract

Antimicrobial Resistant in Indonesia estimates that the data of deaths due to Antimicrobial Resistant in 2018 is around 700,000 people and this number will continue to increase to 10 million people by 2050. It is necessary to control antibiotic resistance by evaluating the use of antibiotics. The purpose of this study was to determine the quantity of antibiotic use at RSI Sultan Agung Semarang period July-December 2021. This research is observational with a descriptive research design and retrospective data collection. The population used was all medical record data of inpatients in the internal medicine ward who used antibiotics. There were 394 medical records that met the inclusion criteria. Data calculated using the ATC/DDD method is described descriptively and presented in the form of percentages and tables, percentages and tables. The results showed the total DDD value of the antibiotic was 81.56 DDD/100 patient days with a total Length of Stay (LOS) of 2,588 days. Antibiotics with the highest DDD value are Levofloxacin parenteral with a value of every 100 days of hospitalization 20.38 patients received the treatment with a dose of 0.5 grams every day. While antibiotics that enter the 90% DU segment are Levofloxacin (P), Ceftriaxone (P), Moxifloxacin, Cefoperazone Sulbactam (P), Ampicillin Sulbactam (P), Meropenem (P), Metronidazole (P), Cefixime (O), Azitromycin (O), Levofloxacin (O), dan Cefotaxime (P). As a consequence of the possibility of antibiotic resistance, its use should be strictly controlled.
Skrining dan Karakterisasi Komponen Self Nano Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Atorvastatin Menggunakan Fractional Factorial Design (FFD) Wijayanti, Ifa Rizki; Kuncahyo, Ilham; Herdwiani, Wiwin
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.546

Abstract

Atorvastatin merupakan obat yang memiliki kelarutan rendah dalam air (BCS kelas II) serta memiliki aktivitas farmakologis sebagai terapi hiperkolesterolemia. Self?nanoemulsifying drug delivery systems (SNEDDS) dianggap sebagai pendekatan yang potensial untuk meningkatkan kelarutan atorvastatin karena stabil dan proses pembuatan yang relatif sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk memilih komponen dan rasio komponen SNEDDS atorvastatin menggunakan pendekatan desain faktorial terfraksi (DFT) terhadap parameter waktu emulsifikasi, ukuran droplet, indeks polidispersitas (PDI), zeta potensial, persen transmitan, dan loading obat. Variabel yang digunakan dalam pengembangan SNEDDS atorvastatin adalah tipe dan konsentrasi minyak (capryol 90 dan asam oleat), surfaktan (cremophor RH40 dan tween 80), dan ko-surfaktan (transcutol dan PEG 400). Hasil DFT didapatkan 16 run dengan perbedaan proporsi komponen SNEDDS atorvastatin, kemudian dilakukan karakterisasi parameter kritis meliputi waktu emulsifikasi, persen transmitan, ukuran droplet, loading obat, indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Komponen dan rasio komponen SNEDDS atorvastatin ditentukan dengan analisa single factor plot menggunakan program design expert 13. Hasil penelitian menunjukkan capryol 90, cremophor RH40, dan transcutol terpilih sebagai komponen minyak, surfaktan, dan ko?surfaktan yang memiliki kontribusi paling besar dalam pembuatan SNEDDS atorvastatin dengan rasio minyak pada 11,1-37,5 %, rasio surfaktan 36,4-77,8 %, rasio ko-surfaktan 11,1-44,4 %.
Uji Aktivitas Vasodilatasi Ekstrak Etanol Buah Okra (Abelmoschus Esculentus) dengan Parameter Kadar Nitrit Oksida (NO) Hafidah, Hafidah; Purwidyaningrum, Ika; Keswara, Yane Dila
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.553

Abstract

Penyakit jantung iskemik (IHD) adalah suatu kondisi medis jantung tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup karena adanya penyempitan atau sumbatan pada arteri koroner. Efek vasodilatasi pada IHD dapat membantu mengatasi beberapa komplikasi yang timbul dari penyakit ini. Buah okra (Abelmoschus esculentus) merupakan tanaman yang berpotensi memberikan efek vasodilatasi karena mengandung kuersetin. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas ekstrak buah okra (Abelmoschus esculentus) dan dosis efektifnya dalam memberikan efek vasodilatasi. Buah okra diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley dengan variasi tiga dosis ekstrak buah okra yaitu dosis 75 mg/kg bb, 150 mg/kg bb, dan 300 mg/kg bb. Digunakan kontrol positif Isosorbide mononitrat dan kontrol negatif CMC 0,5%. Aktifitas vasodilatasi ekstrak buah okra diamati melalui parameter kadar nitrit oxide. Data hasil pengamatan dari masing-masing parameter dianalisis dengan menggunakan one way ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol buah okra (Abelmoschus esculentus) dapat memberikan aktivitas efek vasodilatasi terhadap tikus putih (Rattus novergicus) jantan galur Sprague Dawley. Ekstrak buah okra yang memiliki dosis paling efektif adalah dosis 75 mg/kg bb tikus.
Uji Akltivitas Antioksidan, Kadar Flavonoid, dan Fenolik Total Ekstrak dan Fraksi Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Nainggolan, Rully Mukti; Rahayu, Mamik Ponco; Rejeki, Endang Sri
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v10i2.554

Abstract

Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) merupakan suatu tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder berupa fenolik dan flavonoid. Senyawa tersebut berpotensi sebagai antioksidan alami untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar flavonoid, dan fenolik total pada ekstrak, fraksi n-heksan, etil asetat dan air daun Asam Jawa. Daun Asam Jawa diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, kemudian difraksinasi. Ekstrak dan fraksi daun Asam Jawa diuji kandungan kimianya dengan metode reaksi tabung, diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, ditetapkan kadar flavonoid totalnya dengan AlCl3 menggunakan baku kuersetin, dan ditetapkan kadar fenolik totalnya menggunakan baku asam galat dengan alat instrumen spektrofotometri UV-Vis.Hasil menunjukkan bahwa ekstrak, fraksi n-heksan, etil asetat, dan air daun Asam Jawa memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut sebesar 44,53 ± 0,8; 306,61 ± 2,23; 27,27 ± 1,02; dan 47,04 ± 1,30 ppm, sedangkan baku kuersetin memiliki nilai IC50 sebesar 2,83 ± 0,04 ppm. Ekstrak etanol, fraksi n-heksan, etil asetat dan air daun Asam Jawa memiliki kandungan flavonoid total berturut-turut sebesar 8,52±0,29; 4,61±0,14; 24,43±1,97 dan 14,52±0,20 QE mg/g, sedangkan fenolik totalnya sebesar 57,21±0,44; 42,55±0,32; 93,31±0,62; dan 44,67±1,23 GAE mg/g. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan terkuat dengan kategori sangat kuat, serta memiliki kadar flavonoid dan fenolik total tertinggi dibandingkan dengan ekstrak dan fraksi lainnya.