cover
Contact Name
Dr. Laili Rahayuwati, PH
Contact Email
lailirahayuwati5@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
novita.trivita@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Media Karya Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 26219026     DOI : -
Core Subject : Health,
Media Karya Kesehatan merupakan artikel hasil dari Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, atau kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan Pengabdian pada Masyarakat. Jurnal ini terbit 2 x dalam setahun yaitu Mei dan November.
Arjuna Subject : -
Articles 189 Documents
Program RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok): Mencegah dan Mengatasi Adiksi Rokok pada Remaja di Cisaranten Kulon Laili Rahayuwati; Mamat Lukman; Endah Rahayu; Muhamad Ridwan
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.008 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16863

Abstract

Global Youth Tubacco Survey (GYTS) menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi tahun 2014, sebagian besar merupakan laki-laki dengan usia 12-13 tahun saat pertama kali merokok dan perempuan pada usia 14-15 tahun. Berdasarkan data yang ditujukkan oleh Kemenkes  bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun meningkat 3 kali lipat dari tahun 1995 dari 7,1% menjadi 20,5% di tahun 2014. Melihat dari hasil data tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi adiksi merokok pada remaja dengan menggunakan sebuah program yang menitikberatkan pada preventif dan kuratif yaitu dengan menggunakan progran inovasi RIAS (Remaja Siaga Asap Rokok). Program RIAS yang diberikan kepada peserta menggunakan metode forum group discusion, dimana peserta diberikan pretest dan post test untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai merokok, dan diajak berdiskusi melalui pemutaran video dan tanya jawab melalui kelompok kecil yang didampingi oleh dua orang fasilitator. Kegiatan diakhiri dengan adanya review materi dan pengucapan ikrar RIAS yang diucapkan bersama-sama. Setelah berlangsungnya program RIAS, peserta dapat menyadari pentingnya bahaya merokok dan pentingnya meningkatkan gerakan anti merokok sejak dini.
Pemberdayaan Keluarga dan Kader Kesehatan dalam Pemanfaatan ASI Eksklusif Sukmawati S; Lilis Mamuroh; Furkon Nurhakim
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.355 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.19067

Abstract

Di Indonesia saat ini 40% kematian balita terjadi pada 1 bulan pertama kehidupan bayi, dengan pemberian ASI akan mengurangi 22% kematian bayi dibawah umur 28 hari. Sedangkan persentase bayi yang menyusu eksklusif baru mencapai 15,3%, Puskesmas Gadog  memiliki cakupan ASI Esklusif  62,6%  sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 64%. Perilaku menyusui berkaitan dengan pengetahuan yang kurang, kepercayaan atau persepsi dan sikap yang salah dari ibu mengenai ASI, sehingga dukungan keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat sangat diperlukan agar ibu dapat menyusui secara eksklusif. Tujuan dari kegiatan ini terlaksananya upaya pemanfaatan ASI eksklusif oleh ibu melalui peningkatan pengetahuan dan peran aktif keluarga dan kader kesehatan dalam memberikan motivasi pada ibu hamil. Metode pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat ini adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi. Jumlah peserta yang hadir dalam pelatihan ini berjumlah 31 orang yang terdiri dari keluarga ibu hamil 19 orang serta kader kesehatan 12 orang. Uji analisis yang digunakan adalah Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan rata-rata pengetahuan sebelum pelatihan 61,54 dan setelah pelatihan 76,05, rata-rata skill sebelum pelatihan 60,15 dan setelah pelatihan 73,89. Berdasarkan uji analisis wilcoxon ada perubahan signifikan dalam pengetahuan  dan skill dengan masing-masing p value 0,000. Kesimpulan terdapat perubahan yang signifikan dari pengetahuan dan skill keluarga dan kader kesehatan sebelum dan sesudah pelatihan. Setelah kegiatan pelatihan ini diharapkan keluarga dan kader kesehatan dapat berperan aktif untuk menyampaikan informasi kepada ibu hamil tentang manfaat ASI Aksklusif. Kata kunci : Pemberdayaan, keluarga, kader kesehatan, ASI Eksklusif.
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan tentang PHBS Tatanan Rumah Tangga Iwan Shalahuddin; Udin Rosidin; Furkon Nurhakim
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.815 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.16859

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah tangga.Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku PHBS. Tujuanya untuk memberdayakan setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Hasil penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan warga masyarakat tentang PHBS tatanan rumah tangga yaitu dari 40% warga yang memahami sebelum penyuluhan menjadi 90% warga memahaminya. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku warga dalam melaksanakan PHBS tatanan rumah tangga yang diawali dari keluarga. Kata kunci: PHBS, tatanan rumah tangga, warga masyarakat, pengetahuan.
Edukasi Berbasis Masyarakat untuk Deteksi Dini Diabetes Melitus Tipe 2 Citra Windani Mambang Sari; Ahmad Yamin
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.892 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17127

Abstract

Permasalahan kesehatan di Kota Bandung sangat kompleks. Salah satunya adalah Diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu penyakit kronis yang angka kejadian dan komplikasi yang diakibatkannya terus meningkat dari waktu ke waktu. Kondisi tenaga kesehatan yang terbatas membutuhkan keterlibatan kader kesehatan sebagai pemberdayaan masyarakat agar masyarakat faham tentang Diabetes Melitus. Selain itu, masyarakat tidak pernah melakukan deteksi dini dan skrining gula darah. Kegiatan pengabdian ini dilakukan bertujuan untuk mengimplementasikan program edukasi berbasis masyarakat yang memfasilitasi masyarakat dalam menambah ilmu tentang deteksi dini dan perawatan diri Diabetes Melitus di  Kota Bandung.Metodologi kegiatan pengabdian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) tahapan persiapan meliputi pengumpulan data di masyarakat yang beresiko dan pasien DM melalui focused group discussion dan analisa SWOT untuk merancang program implementasi; 2) tahapan implementasi meliputi pelaksanaan program implementasi yang dapat berupa skrining gula darah, pelatihan kader kesehatan, promosi kesehatan, konseling kelompok pada masyarakat yang beresiko, konseling pada masayarakat yang beresiko dan peer-group; 3) tahapan evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil baik terhadap pasien DM, dan masyarakat dan model program edukasi DM berbasis masyarakat.Hasil analisis adalah tidak ada perbedaan signifikan pada pengetahuan kader sebelum dan sesudah pelatihan (p=0.066) sedangkan ada perbedaan signifikan pada self-efficacy pada kader sebelum dan sesudah pelatihan (p=0.000). Sebagian besar masyarakat Kelurahan yang periksa gula darah mempunyai resiko sedikit meningkat terkena penyakit Diabetes Melitus
Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Balita Fanny Adistie; Valentina Belinda Marlianti Lumbantobing; Nenden Nur Asriyani Maryam
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.249 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.18863

Abstract

Salah satu masalah kesehatan terkait pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia balita yang dapat menimbulkan dampak buruk dalam jangka pendek maupun jangka panjang adalah stunting. Saat ini, pemerintah berusaha menanggulangi stunting dengan upaya intervensi gizi spesifik. Agar program tersebut dapat berjalan dengan efektif maka deteksi dini anak dengan stunting penting untuk dilakukan selain pemberian stimulasi tumbuh kembang yang tepat bagi anak. Berdasarkan data Puskesmas Jatinangor di Desa Cipacing terdapat 14 anak yang berada pada status stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting serta stimulasi tumbuh kembang pada anak. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader kesehatan dengan total sampel sebanyak 31 orang. Kegiatan pemberdayaan berupa satu hari pelatihan yang terbagi dalam 3 sesi dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab serta demonstrasi dan re-demonstrasi oleh para kader kesehatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan para kader kesehatan yaitu sebelum dilakukan kegiatan sebanyak 61,3% kader memiliki pengetahuan yang baik dan setelah dilakukan kegiatan meningkat menjadi sebanyak 93,5%. Selain itu, hasil uji statistik menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan pada pengetahuan kader kesehatan setelah dilakukan intervensi (p = 0,000). Namun, untuk aspek psikomotor yang diukur setelah dilakukan pelatihan, didapatkan hampir setengah dari jumlah responden masih berada pada kategori kurang baik. Maka dari itu, diharapkan kegiatan pemberdayaan kader kesehatan dalam deteksi dini stunting serta stimulasi tumbuh kembang pada anak sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan dengan bekerja sama bersama pihak-pihak terkait, sehingga diharapkan memberikan kontribusi atas terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat pada umunya dan anak pada khususnya. Kata kunci: Balita, deteksi dini, kader kesehatan, stunting.
Upaya Peningkatan Gizi Balita Melalui Pelatihan Kader Kesehatan di Desa Cilumba dan Gunungsari Kabupaten Tasikmalaya Cecep Eli Kosasih; Chandra Isabella Hostanida Purba; Aat Sriati
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.159 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.16945

Abstract

Kesehatan masyarakat khususnya balita menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Balita merupakan kelompok usia yang paling rentan dengan gangguan kesehatan terutama masalah gangguan gizi. Balita mengalami gangguan gizi maka akibat yang akan ditimbulkan  antara lain: gizi buruk, gizi kurang, kwashiorkor, marasmus. Angka kekurangan gizi yang dialami anak di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Tasikmalaya hingga saat ini cukup tinggi. Upaya untuk mengatasi masalah gizi,  perlu dukungan berbagai pihak baik dari pusat pelayanan kesehatan maupun dari peran serta masyarakat dalam bentuk peran kader yang tergabung dalam posyandu. Pengelolaan Posyandu di masyarakat perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak untuk bisa meningkatkan keberlangsungan pelayanan Posyandu.  Untuk meningkatkan keberlangsungan program tersebut dilakukan berberapa langkah salahsatunya adalah program revitalisasi posyandu dalam upaya peningkatan gizi balita.Kegiatan KKNM-PPMD integratif ini dilaksanakan di Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari Kec. Cikatomas Kab. Tasikmalaya yang dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan bulan September 2012. Khalayak sasaran pada program KKNM-PPMD integratif ini adalah seluruh kader dan ibu-ibu yang memiliki balita yang ada di Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari dan tergabung di dalam posyandu di masing masing desa. Kegiatan ini meliputi; Melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan yang ada di wilayah Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari, Melakukan pelatihan revitalisasi posyandu dan penyuluhan tentang masalah kesehatan di wilayah Desa Cilumba dan Desa Gunung Sari.Kegiatan pemberdayaan kader dan revitalisasi posyandu memerlukan dukungan yang efektif baik dari pemerintahan desa maupun dari puskesmas baik material maupun dukungan moral bagi para kader kesehatan dan posyandu yang berada di daerahnya masing-masingKata kunci: gizi balita, revitalisasi posyandu
Pemberdayaan Perawat Dalam Penyusunan Media Edukasi Berbasis Buklet Bagi Pasien Hemodialisis Sri Hartati Pratiwi; Eka Afrima Sari; Titis Kurniawan
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 1 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.707 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i1.19519

Abstract

Pasien hemodialisis harus menjalankan berbagai pengobatan. Berbagai penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis tidak patuh dalam menjalankan self-management. Ketidakpatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan dapat memperburuk kondisi pasien sehingga kualitas hidupnya akan menurun. Petugas kesehatan khususnya perawat harus memberikan edukasi dan evaluasi terhadap kepatuhan pasien dalam menjalankan self-management. Media yang tepat dibutuhkan untuk menjalankan program yang efektif. Program pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menyusun media buklet panduan dan catatan harian pasien hemodialisis. Media buklet panduan dan catatan harian akan lebih efektif apabila sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Program Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan menggunakan metodeFocus Group Discussion (FGD) yang melibatkan 14 orang perawat hemodialisisdi Jawa Barat.Berdasarkan hasil FGD tersebut, terdapat beberapa materi yang dibutuhkan dalam buklet pasien hemodialisis yaitu informasi mengenai penyakit (gagal ginjal), hemodialisis, pengobatan, pembatasan asupan cairan dan diet, serta cacatan harian yang berisi catatan asupan cairan dan diet, catatan hasil lab dan perkembangan berat badan..Penggunaan buklet panduan dan catatan harian pasien hemodialisis sepenuhnya memandirikan pasien dalam mengelola kondisi kesehatannya. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada pasien dalam menjalankan self-management. Keluarga dapat mengingatkan pasien untuk mengisi dan mengevaluasi catatannya sendiri dan memberikan motivasi untuk tetap menjaga asupan cairan dan diet. Kata kunci : Buklet, catatan harian, edukasi, hemodialysis.
Upaya Peningkatan Kewaspadaan Universal Bagi Petugas Puskesmas Neti Juniarti; Hartiah Haroen; Raini Diah Susanti
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.212 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17330

Abstract

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan sindrom penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi menyebabkan penyakit ini sangat ditakuti oleh masyarakat.Meningkatnya prevalensi HIV/AIDS berarti meningkat pula resiko tenaga kesehatan yang dapat tertular HIV/AIDS, khususnya bila kewaspadaan terhadap darah dan cairan tubuh tidak dilaksanakan terhadap semua pasien.Mengingat pentingya pelaksanaan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi tenaga kesehatan maka upaya peningkatan kewaspadaan universal bagi tenaga puskesmas menjadi landasan utama dalam Pengabdian Masyarakat ini. Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan di Puskesmas Jatinangor Kecamatan Cikeruh Kabupaten Sumedang. Peserta yang hadir sebanyak 31 orang. Kegiatan ini  bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan tindakan kewaspadaan universal (universal precaution) bagi petugas Puskesmas Jatinangor sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS pada tenaga kesehatan. Dengan adanya kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi petugas puskesmas maupun bagi masyarakat untuk mencegah penularan HIV/AIDS di wilayah Jatinangor khususnya, dan di Kab. Sumedang pada umumnya. Rancangan kegiatan upaya peningkatan kewaspadaan adalah pemberian edukasi dengan pretest dan posttest disain yang dilakukan pada petugas puskesmas yang berjumlah 31 orang. Hasil kegiatan penyuluhan ini berhasil untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap petugas kesehatan tentang kewaspadaan universal, hal ini terbukti dari peningkatan hasil pre test tingkat pengetahuan 60% menjadi 100% pada saat post test. Untuk sikap pada saat pre test 6,25% menyatakan sangat setuju dan 18,75% menyatakan setuju bahwa memakai sarung pada saat melakukan tindakan merepotkan. Setelah post test masih ada 8% peserta yang menyatakan bahwa memakai sarung tangan merepotkan. Sebanyak 44% menyatakan tidak setuju dan 56% menyatakan sangat tidak setuju kalau memisahkan sampah medis dan non medis merepotkan. Simpulan kegiatan pengabdian masyarakat ini telah meningkatkan pengetahuan dan sikap hampir seluruh petugas kesehatan di Puskesmas. Kata kunci:  HIV/AIDS, kewaspadaan universal, pendidikan kesehatan.
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada Anak Usia 0 – 6 Tahun di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Sri Hendrawati; Ai Mardhiyah; Henny Suzana Mediani; Ikeu Nurhidayah; Wiwi Mardiah; Fanny Adistie; Nenden Nur Asriyani Maryam
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 1 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.355 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i1.17263

Abstract

Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita tingkat Provinsi Jawa Barat masih jauh di bawah target yang ditetapkan yaitu 90%, termasuk untuk wilayah Kabupaten Sumedang, khususnya Desa Cileles Kecamatan Jatinangor, memiliki cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak masih rendah. Stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) yang dilakukan di Posyandu tidak lengkap, hanya penimbangan dan pengukuran tinggi badan saja. Kader posyandu belum mampu melakukan deteksi dini dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita secara komprehensif. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberdayakan kader posyandu dalam melakukan SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu di Desa Cileles. Luaran dari kegiatan PKM ini yaitu tersusunnya modul SDIDTK pada anak usia 0 – 6 tahun yang aplikatif dan handbook praktikum deteksi dini tumbuh kembang anak. Metode kegiatan dilakukan dengan beberapa metode yaitu panel expert untuk pembuatan modul SDIDTK dan pelatihan SDIDTK yang terdiri dari kegiatan penyuluhan, small group discussion, praktikum serta simulasi. Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan mitra dari 5 buah posyandu di Desa Cileles yang diikuti oleh 25 kader posyandu. Evaluasi dilaksanakan dengan evaluasi kognitif dan psikomotor. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kader posyandu sangat antusias dalam mengikuti rangkaian kegiatan PKM ini. Sejumlah 25 orang kader lulus mengikuti semua tahapan dalam kegiatan PKM ini dengan indikator terdapat peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK dan tumbuh kembang pada anak dari nilai rata-rata pretest 41,6 (SD = 18,9) menjadi nilai rata-rata posttest 65,6 (SD = 17,6), dengan rata-rata peningkatan skor 24,0 (SD = 18,3); dan kemampuan psikomotor peserta 100% lulus dalam kegiatan praktikum. Hasil kegiatan ini merekomendasikan agar pelaksanaan pelatihan SDIDTK pada kader posyandu ini perlu dilanjutkan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang, deteksi dini tumbuh kembang, dan intervensi dini tumbuh kembang.Kata kunci: Anak usia 0-6 tahun, deteksi, intervensi dini, kader posyandu, stimulasi, tumbuh kembang
Pemberdayaan Guru Sekolah dalam Deteksi Dini Tuberkulosis pada Anak Sekolah Ikeu Nurhidayah; Henny Suzana Mediani; Ai Mardhiyah
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.705 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17125

Abstract

 Saat ini angka kejadian tuberkulosis (TB) dewasa di Indonesia meningkat. Hal ini berimplikasi terhadap peningkatan penularan tuberkulosis pada anak, karena anak merupakan kelompok usia yang sangat rawan tertular TB dan hanya akan mendapatkan tuberkulosis dari orang dewasa. Saat ini Kabupaten Cirebon menjadi kabupaten ke-empat dengan jumlah penderita TB dewasa terbanyak di Jawa Barat, yang akan berimplikasi pada peningkatan jumlah anak yang menderita tuberkulosis. Angka penemuan kasus TB anak di Kabupaten Cirebon masih rendah, terutama pada anak sekolah, sehingga diperlukan peningkatan kapasitas guru sekolah dalam melakukan deteksi dini TB pada anak sekolah. Kegiatan ini berupa pemberdayaan guru sekolah dasar dalam melakukan deteksi dini dan penemuan kasus tuberkulosis pada anak sekolah. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah guru sekolah dasar di Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, yakni sejumlah 25 orang guru sekolah. Luaran kegiatan ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor guru dalam melakukan deteksi dini TB pada anak. Metode kegiatan ini dilakukan dengan ceramah, simulasi, small group discussion dan praktikum. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan guru sebelum dilakukan kegiatan pemberdayaan adalah 46 (SD: 0,46), dan rata-rata skor pengetahuan guru setelah dilakukan kegiatan adalah 97,6 (SD: 0,21), dengan rata-rata peningkatan skor 50, 92 (SD: 0,45), dan kemampuan psikomotor peserta 100% dalam kategori baik. Hasil screening menunjukkan jumlah siswa yang dicurigai mengalami TB dan perlu pemeriksaan lebih lanjut adalah sebesar 52 siswa (8.5%) dari 612 siswa yang dilakukan screening. Hasil kegiatan ini merekomendasikan puskesmas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan untuk meningkatkan capaian deteksi dini TB pada anak. Kata kunci: Anak sekolah, guru, pemberdayaan, tuberculosis.

Page 2 of 19 | Total Record : 189