cover
Contact Name
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
Contact Email
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
ISSN : 26569868     EISSN : 2656985X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah open access journal berbahasa Indonesia, yang menerbitkan artikel penelitian dari para peneliti pemula dan mahasiswa di semua bidang ilmu dan pengembangan dasar kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan interdisipliner dan multidisiplin. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dua kali setahun, setiap bulan Februari dan Oktober. Bidang cakupan Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah semua bidang ilmu kedokteran gigi, yaitu biologi oral; ilmu dan teknologi material gigi; bedah mulut dan maksilofasial; ilmu kedokteran gigi anak; ilmu kesehatan gigi masyarakat, epidemiologi, dan ilmu kedokteran gigi pencegahan; konservasi gigi, endodontik, dan kedokteran gigi operatif; periodonsia; prostodonsia; ortodonsia; ilmu penyakit mulut; radiologi kedokteran gigi dan maksilofasial; serta perkembangan dan ilmu kedokteran gigi dari pendekatan ilmu lainnya. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students mengakomodasi seluruh karya peneliti pemula dan mahasiswa kedokteran gigi untuk menjadi acuan pembelajaran penulisan ilmiah akademisi kedokteran gigi.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022" : 15 Documents clear
Tingkat pengetahuan ibu mengenai direct breastfeeding dan tumbuh kembang rahang Description of mother’s knowledge regarding direct breastfeeding and its effect on jaw growth and development Diajeng Julian Casilda; Eriska Riyanti; Naninda Berliana Pratidina
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.35355

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Maloklusi merupakan salah satu kelainan yang dapat terjadi pada proses tumbuh kembang kraniofasial. Prevalensi maloklusi di dunia maupun di Indonesia masih tinggi. Faktor lingkungan seperti praktik breastfeeding merupakan salah satu yang dapat mencegah terjadinya maloklusi. Mekanisme pergerakan lidah dan otot yang terlibat pada direct breastfeeding dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan kraniofasial yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai direct breastfeeding dan tumbuh kembang rahang. Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif cross-sectional menggunakan survei. Penelitian dilakukan terhadap 33 orang ibu murid PAUD Kecamatan Mampang Prapatan. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner dengan 9 butir pertanyaan mengenai ASI eksklusif dan 5 butir pertanyaan mengenai tumbuh kembang rahang di luar data karakteristik responden. Hasil: Sebanyak satu responden termasuk dalam kategori tingkat pengetahuan rendah (3%), tujuh responden pada kategori sedang (21,2%), dan 25 responden dalam kategori tinggi (75,8%) pada pertanyaan mengenai ASI eksklusif. Sebanyak 24 responden termasuk kategori tingkat pengetahuan rendah (72,7%) dan sembilan responden dalam kategori tinggi (27,3%) pada pertanyaan mengenai tumbuh kembang rahang. Simpulan: Tingkat pengetahuan ibu anak usia dini mengenai ASI eksklusif termasuk dalam kategori tinggi, namun tingkat pengetahuan ibu mengenai efek direct breastfeeding dan tumbuh kembang rahang termasuk dalam kategori rendah.Kata kunci: tingkat pengetahuan ibu; direct breastfeeding; maloklusi ABSTRACTIntroduction: Malocclusion is a dental abnormality that might occur during craniofacial growth and development process. The prevalence of malocclusion both worldwide and in Indonesia is still high. Environmental factors could have an impact on malocclusion, one of which is breastfeeding practice. The mechanism of tongue and muscles involved during direct breastfeeding might lead to better craniofacial growth. The aim of this study is to describe mother’s level of knowledge on direct breastfeeding and its effect on jaw development. Methods: This research was a descriptive cross-sectional study, conducted on 33 mothers whose children are students of PAUD in Mampang Prapatan Subdistrict. A questionnaire consisting of 9 questions on exclusive breastfeeding and 5 questions on jaw development excluding respondents’ characteristics was used. Results: On questions regarding exclusive breastfeeding, only 1 respondent was in low knowledge level category (3%), 7 in moderate knowledge level category (21.2%), and 25 in high knowledge level category (75.8%). On questions regarding jaw development, 24 respondents were in low knowledge level category (72,7%) and 9 in high knowledge level category (27,3%). Conclusion: Respondents’ knowledge level on exclusive breastfeeding is high. However, their knowledge level on direct breastfeeding and its effect on jaw development is low.Keywords: mother’s knowledge level; direct breastfeeding; malocclusion
Pengaruh lama perendaman resin akrilik heat cured pada ekstrak daun tembakau (nicotiana tabacum) 50% terhadap perubahan warnaEffect of resin soaking time on heat cured on 50% tobacco leaf extract (nicotiana tabacum) on color change Regia Pramesti Aulia Savitri; Amiyatun Naini; Rahardyan Parnaadji; Dewi Kristiana
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.40556

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Basis gigi tiruan adalah salah satu komponen penting pembuatan gigi tiruan, 95% terbuat dari resin akrilik heat cured. Basis gigi tiruan akan selalu berkontak dengan saliva dan menjadi tempat perlekatan mikroorganisme, sehingga dilakukan pembersihan gigi tiruan. Salah satu bahan alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih gigi tiruan adalah daun tembakau. Ekstrak daun tembakau memiliki daya antibakteri dan daya antijamur. Senyawa fenol yang berkontak dengan resin akrilik dapat berpenetrasi ke dalam bahan yang menyebabkan perubahan warna. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis efek perendaman resin akrilik heat cured dalam ekstrak daun tembakau terhadap perubahan warna. Metode: Jenis penelitian ini yaitu eksperimental laboratory dengan rancangan the pre test and post test control group design. Sampel resin akrilik berbentuk persegi ukuran 10x10x2,5 mm. Uji warna dilakukan menggunakan color reader Precise TCR-200. Hasil: Kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun tembakau 50% selama 16 dan 32 hari memiliki nilai perubahan warna yang lebih tinggi dibanding kelompok yang direndam aquades dan sodium hipoklorit 0,5%. Simpulan: Perendaman dalam ekstrak daun tembakau 50% memberikan nilai perubahan warna resin akrilik heat cured lebih tinggi dibandingkan perendaman dalam sodium hipoklorit 0,5% dan aquades. Semakin lama waktu perendaman, menyebabkan perubahan warna resin akrilik yang semakin besar.Kata kunci: Ekstrak daun tembakau 50%; resin akrilik; perubahan warna ABSTRACTIntroduction: Denture base is one of the important components of denture manufacture, 95% is made of heat cured acrylic resin. The denture base will always be in contact with saliva and become a place of attachment for microorganisms, so that denture cleaning is carried out. One of the natural ingredients that can be used as a denture cleaner is tobacco leaf. Tobacco leaves contain phenolic compounds, alkaloids, saponins, and essential oils. Tobacco leaf extract has antibacterial activity and antifungal activity. Phenol compounds in contact with acrylic resin can penetrate into the material and damage the polymer chain bondssuch as discoloration. The purpose of this study was to analyze the effect of immersion of heat cured acrylic resin in tobacco leaf extract on color changes. Methods: This type of research is an experimental laboratory with the pre test and post test control group design. The sample of acrylic resin is in the shape of a square measuring 10x10x2.5 mm. The color test using a Precise TCR-200 color reader. Results: The group that was treated with 50% tobacco leaf extract for 16 and 32 days had a higher color change value than the group that was soaked in distilled water and 0.5% sodium hypochlorite. Conclusion: Immersion in 50% tobacco leaf extract gave a higher color change value of heat cured acrylic resin than immersion in 0.5% sodium hypochlorite and distilled water. The longer the immersion time, the greater the color change of the acrylic resin.Keywords: 50% tobacco leaf extract; acrylic resin; color change 
Pengaruh perendaman gigi artifisial resin akrilik dalam ekstrak daun kemangi terhadap kekerasan permukaanThe effect of immersion acrylic resin artificial teeth in basil leaves extract on surface hardness Siti wahyuni; Bellani Balqish
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.41474

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Gigi artifisial resin akrilik adalah pengganti gigi asli yang telah hilang dan berfungsi untuk memulihkan fungsi pengunyahan, fonasi dan estetik. Pembersihan gigi tiruan diperlukan untuk mencegah terjadinya denture stomatitis. Pembersih gigi tiruan berbahan kimia dapat memengaruhi sifat mekanis dan fisik resin akrilik. Pembersih gigi tiruan alami digunakan sebagai alternatif untuk meminimalkan efek yang ditimbulkan oleh pembersih gigi tiruan berbahan kimia. Ekstrak daun kemangi 12,5% digunakan sebagai alternatif bahan pembersih gigi tiruan. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh perendaman gigi artifisial resin akrilik dalam ekstrak daun kemangi 12,5% dan alkalin peroksida selama 5 hari terhadap kekerasan permukaan. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris. Sampel yang digunakan adalah 30 gigi artifisial resin akrilik untuk masing-masing uji dengan ukuran sampel 20x20x6mm dibagi 3 kelompok perendaman yaitu perendaman dalam ekstrak daun kemangi 12,5%; perendaman dalam alkalin peroksida; dan perendaman dalam akuabides sebagai kontrol yang mewakili nilai kekerasan sebelum perendaman. Kekerasan permukaan diukur menggunakan alat Vickers Hardness Tester. Hasil data dianalisis dengan uji One-way Anova. Hasil: Nilai rerata kekerasan permukaan gigi artifisial resin akrilik setelah direndam dalam ekstrak daun kemangi 12,5% selama 5 hari adalah 18,3 ± 1,7 VHN, alkalin peroksida adalah 16,8 ± 1,8 VHN, dan kontrol adalah 21,8 ± 2,2 VHN dengan nilai p=0,0001(p<0,05). Simpulan: Terdapat pengaruh perendaman gigi artifisial resin akrilik dalam ekstrak daun kemangi 12,5% dan alkalin peroksida selama 5 hari terhadap kekerasan permukaan. Ekstrak daun kemangi 12,5% dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembersih gigi tiruan karena perubahan kekerasan permukaan yang terjadi masih dalam rentang standar kekerasan permukaan resin akrilik.Kata kunci: gigi artifisial; resin akrilik; ekstrak kemangi; kekerasan. ABSTRACTIntroduction: Acrylic resin artificial teeth are substitutes for natural teeth that have been lost to restore masticatory functions, phonation and esthetic. Denture cleaning is necessary to prevent denture stomatitis. Chemical denture cleansers can affect mechanical and physical properties of acrylic resin. Natural denture cleaners are used as an alternative to minimize the effects of chemical denture cleaners. 12.5% basil leaves extract was used as an alternative denture cleaning agent. This study was aimed to analyse the effect of immersing acrylic resin artificial teeth in 12.5% basil leaves extract and alkaline peroxide for 5 days on surface hardness. Methods: This research was an experimental laboratory. The samples used were 30 acrylic resin artificial teeth measured 20x20x6mm divided into 3 immersion groups: in 12.5% basil leaves extract; in alkaline peroxide; and in aquabides as a control that represents the hardness value before immersion. The surface hardness was measured using Vickers Hardness Tester. The results of the data were analyzed by One-way Anova and independent sample t-test. Results: The average surface hardness of acrylic resin artificial teeth after immersion in 12.5% basil leaves extract for 5 days was 18.3 ± 1.7 VHN, alkaline peroxide was 16.8 ± 1.8 VHN, and control was 21.8 ± 2.2 VHN with a value of p=0.0001(p<0.05). Conclusion: There was an effect of immersing artificial teeth in acrylic resin in 12.5% basil leaves extract and alkaline peroxide for 5 days on the surface hardness. 12.5% basil leaves extract can be used as an alternative material for cleaning dentures because the changes in surface hardness that occur were still within the standard range of surface hardness of acrylic resin.Keywords: artificial tooth; acrylic resins; basil extract; hardness.
Perilaku kesehatan gigi dan mulut anak stunting usia 36-60 bulan melalui bullet journal pada masa pandemi COVID-19 Oral health behavior overview of stunting children aged 36-60 months through bullet journals during the COVID-19 pandemic Denis Diyanata; Ristya Widi Endah Yani; Sulistiyani Sulistiyani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.40273

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting yang harus diperhatikan, terutama pada anak stunting yang memerlukan perhatian lebih dikarenakan memiliki tingkat kesadaran yang kurang, rentan terhadap penyakit, dan tingkat intelektual yang rendah dibandingkan anak gizi seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku kesehatan gigi dan mulut anak stunting usia 36-60 bulan melalui bullet journal pada masa pandemi COVID-19. Metode: Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu anak stunting usia 36-60 bulan dari desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember sebanyak 73 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Responden tersebut akan diberikan sebuah bullet journal yang berisi perilaku dasar kesehatan gigi dan mulut. Tingkat perilaku pada penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil: Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu 35 responden (48%) termasuk kategori rendah, 29 responden (40%) termasuk kategori sedang, dan 9 responden (12%) termasuk kategori tinggi. Simpulan: Sebagian besar responden memiliki tingkat perilaku yang rendah.Kata kunci: bullet journal; kesehatan gigi dan mulut; stunting; tingkat perilakuABSTRACTIntroduction: Dental and oral health is an important thing that must be considered, especially for stunting children who need more attention because they have a low level of awareness, are susceptible to disease and have a low intellectual level compared to children with balanced nutrition.  The objective of this study was to describe oral health behavior and oral health of stunting children aged 36-60 months through a bullet journal during the COVID-19 pandemic. Methods: This research was a descriptive research with ccross-sectional. The study population was stunting children aged 36-60 months from Panduman village, Jelbuk District, Jember Regency as many as 73 respondents. The sampling technique used was total sampling. The respondent will be given a bullet journal containing basic dental and oral health behaviors. The level of behavior in this study was categorized into three, namely low, medium, and high. Results:  The results obtained from this study were 35 respondents (48%) in the low category, 29 respondents (40%) in the medium category, and 9 respondents (12%) in the high category. Conclusion: Most of the respondents have a low level of behavior.Keywords: bullet journal; dental and oral health; level of behavior; stunting
Gambaran nilai ketajaman radiograf panoramik berdasarkan pengamatan di RSGM UnpadDescription sharpness of radiograph panoramic in RSGM Unpad Nisa Nur Fathmi; Ria Noerianingsih Firman; Aga Satria Nurrachman; Farina Pramanik
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.31888

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Ketajaman radiograf merupakan kemampuan suatu gambar radiograf memperlihatkan batas tegas objek, sehingga memiliki bentuk dan detail yang jelas. Tidak tajam dan buramnya gambaran radiograf dapat menyebabkan diagnosis serta rencana perawatan menjadi kurang tepat, lesi karies tidak teridentifikasi dengan baik, menyulitkan evaluasi perkembangan gigi-geligi dan menyebabkan pasien terekspos radiasi berlebih, karena dibutuhkan pengulangan pengambilan gambar radiograf. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran nilai ketajaman radiograf panoramik di RSGM UNPAD. Metode: Jenis penelitian merupakan deskriptif dengan populasi yaitu data  arsip radiograf panoramik di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran selama bulan September–November 2019. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dan diperoleh sebanyak 85 sampel. Analisis ketajaman dilakukan secara visual dengan melakukan pengamatan dan penilaian data radiograf panoramik Hasil: Sebanyak 62 radiograf panoramik (73%) memiliki ketajaman baik, 21 radiograf panoramik (25%) memiliki ketajaman sedang dan 2 radiograf panoramik (2%) memiliki ketajaman buruk. Simpulan: Radiograf panoramik di RSGM UNPAD memiliki gambaran nilai ketajaman baik.Kata kunci: ketajaman radiograf; kualitas radiograf; radiograf panoramik; RSGM Unpad ABSTRACTIntroduction: Radiographic sharpness is the ability of a radiograph image to show strict edge of the object, so it has clear shapes and details. Unsharpness and blurred radiographs can caused diagnosis and treatment plans to be less accurate, carious lesions are not properly identified, complicate the evaluation of the development teeth and cause patients to be exposed by excessive radiation, because it requires repetition of radiographic images. Tthe purpose of this study is to know the description of panoramic radiograph sharpness at RSGM UNPAD. Methods: This research was a descriptive study. The study population was taken from RSGM Padjadjaran University for three months. Total sampling was used and resulted 85 samples. The study was conducted by observing and evaluating panoramic radiograph data. Results: There were 62 panoramic radiograph (73%) have a good sharpness images, 21 panoramic radiograph (25%) have moderate sharpness images and 2 panoramic radiograph (2%) have poor sharpness images. Conclusion: Panoramic radiograph at the RSGM UNPAD have good sharpness images.Keywords: sharpness radiograph; quality radiograph, panoramic radiograph; RSGM Unpad
Faktor predisposisi stomatitis aftosa rekuren minor pada pasien rumah sakit gigi dan mulut unpad Predisposing factors of minor recurrent aphthous stomatitis in patients at rumah sakit gigi dan mulut fkg unpad Masfi Afifah; Erna Herawati; Wahyu Hidayat
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.33554

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) adalah kelainan pada mukosa mulut yang ditandai dengan keberadaan ulser berulang tanpa tanda-tanda penyakit lainnya. Etiologi SAR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat faktor predisposisi SAR diantaranya genetik, hormonal, stress, dan defisiensi nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi SAR minor pada pasien rumah sakit gigi dan mulut (RSGM) Unpad. Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dan deskriptif menggunakan teknik survei. Populasi penelitian ini adalah pasien SAR minor di RSGM Unpad dengan metode Purposive Sampling didapatkan subyek riset berjumlah 30 orang pada periode Januari – Februari 2020. Data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner faktor predisposisi SAR, PSS-10, dan FFQ. Hasil: Faktor predisposisi pada pasien adalah faktor tunggal dan kombinasi beberapa faktor yaitu stres (10%); stres dan defisiensi nutrisi (36,67%); genetik, stres, dan defisiensi nutrisi (26,67%); hormonal, stres, dan defisiensi nutrisi (10%); genetik, hormonal, stres, dan defisiensi nutrisi (16,66%). Tingkat stres didominasi oleh stres sedang (83,33%). Simpulan: Faktor predisposisi pada pasien SAR minor di RSGM Unpad terdiri dari genetik, hormonal, stres, dan defisiensi nutrisi. Mayoritas pasien memiliki lebih dari satu faktor predisposisi. Kombinasi faktor predisposisi didominasi oleh 2 faktor yaitu stres dan defisiensi nutrisi (vitamin B12, asam folat, dan zat besi).Kata Kunci: stomatitis aftosa rekuren; faktor predisposisi; kuesioner. ABSTRACTIntroduction: Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) is an abnormality in the oral mucosa characterized by the presence of recurrent ulcers without other signs of disease. Etiology of RAS is still unknown, but there are several predisposing factors for RAS including genetic, hormonal, stress, and nutritional deficiencies. This study aims to determine the predisposing factors for Recurrent Aftosa Stomatitis (RAS) in patients who came to dental hospital (RSGM) Unpad. Methods: This research used a descriptive cross-sectional and survey method. The sampling method was purposive sampling of 30 minor RAS patients at RSGM Unpad in the period January - February 2020. All research subjects were given a questionnaire regarding the predisposing factors of RAS, Perceived Stress Scale-10, and Food Frequency Questionnaire. Result: Predisposing factors in patients was a single factor and combination of factors that is stress (10%); stress and nutritional deficiencies (36.67%),; genetic, stress, and nutritional deficiencies (26.67%); hormonal, stress, and nutritional deficiencies (10%); genetic, hormonal, stress, and nutritional deficiencies (16.66%). Stress levels in patients are dominated by moderate stress (83.33%) Conclusion: Predisposing factors in minor RAS patients at RSGM Unpad consist of genetic, hormonal, stress, and nutritional deficiencies. The majority of patients have more than one predisposing factor. The combination of predisposing factors is dominated by two factors which are stress and nutritional deficiencies (vitamin B12, folic acid, and iron).Keywords: recurrent aphthous stomatitis; predisposing factors; questionnaire.
Pengaruh kebersihan mulut dengan kesehatan gingiva pada pemakai alat orthodontik cekat Effect of oral hygiene and gingival health in fixed orthodontics appliances Iga Nadya Putri; Depi Praharani; Peni Pujiastuti; Dwi Prijatmoko; Elyda Akhya Afida Misrohmasari
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.40327

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Alat orthodontik cekat adalah salah satu alat yang digunakan untuk perawatan maloklusi. Bagian-bagian alat tersebut menempel pada gigi yang menyulitkan dalam pembersihan gigi, sehingga akan memudahkan akumulasi plak dan dapat menyebabkan gingivitis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis  hubungan antara kebersihan mulut dengan kesehatan gingiva pada pemakai alat orthodontik cekat. Metode: Jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross-sectional study. Subjek penelitian mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang  memakai alat orthodontik cekat yang diambil dengan metode purposive sampling. Data penelitian diambil dengan kuesioner, pengukuran tingkat kebersihan mulut dengan OHI-S (Green dan Vermilion), dan kesehatan gingiva dengan Indeks Gingiva (Loe dan Silness). Hasil: Sebanyak 17% subjek memiliki tingkat kebersihan rongga mulut baik, 57% sedang, 26% buruk, dan rerata tingkat kebersihan mulutnya adalah sedang. Sebanyak 89% subjek mengalami gingivitis  ringan, 11% sedang, tidak ada yang mengalami gingivitis berat, dan rerata status kesehatan gingivanya adalah gingivitis ringan. Uji korelasi Pearson menunjukkan nilai korelasi (r=0,665) yang artinya terdapat hubungan yang kuat antara kebersihan mulut dengan kesehatan gingiva.  Uji regresi linier didapatkan nilai r2= 0,442 yang berarti kebersihan mulut berhubungan kuat dengan kesehatan gingiva sebesar 44,2%. Simpulan: Semakin buruk tingkat kebersihan mulut pada pemakai alat orthodontik cekat maka status kesehatan gingivanya juga semakin buruk. Kata kunci: kebersihan mulut; kesehatan gingiva; alat orthodontik cekat; OHI-S; indeks gingiva.ABSTRACTIntroductions: A fixed orthodontic device is one of the tools used for the treatment of malocclusion. The parts of the tool attach to the teeth which make it difficult to clean the teeth, so that it will facilitate the accumulation of plaque and can cause gingival inflammation.  To determine whether there is a relationship between oral hygiene and gingival health in students of the Faculty of Dentistry, University of Jember who use fixed orthodontics. Methods: Observational study with a cross–sectional study design. The research subjects were students of the Faculty of Dentistry, University of Jember who used fixed orthodontic appliances which were taken using purposive sampling method. The research data was collected by using a questionnaire, measuring the level of oral hygiene with OHI-S (Green and Vermilion), and gingival health using the Gingival Index (Loe and Silness). Results: 17 % of subjects had good oral hygiene levels, 57 % were moderate, 26 % were poor, and the average level of oral hygiene was moderate. As many as 89 % of subjects had mild gingival inflammation, 11 % were moderate, no one had severe gingival inflammation, and the average gingival health status was mild gingival inflammation. The Pearson correlation test showed a correlation value (r = 0.665) which means that there is a strong relationship between oral hygiene and gingival health. In the linear regression test the value of r2 = 0.442 means that the effect of oral hygiene on gingival health is 44.2 %. Conclusion: In users of  fixed orthodontics, the level of oral hygiene is better, the health status of the gingiva is getting better.Keywords: fixed orthodontics; gingival disease; gingival index; malocclusion; OHI–S.
Kepuasan masyarakat dalam menggunakan teledentistry pada masa Pandemi COVID-19 di Indonesia : Studi Cross SectionalCommunity Satisfaction in Using Teledentistry during the COVID-19 Pandemic in Indonesia: Cross-Sectional Study Zilzikridini Wijayanti; armasastra bahar; Melissa Adiatman
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.40330

Abstract

Pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dengan metode CERDIK pada usia 12-15 dan 35-44 tahun terhadap akumulasi plakThe influence of dental and oral health education using the CERDIK method at 12-15 and 35-44 years on plaque accumulation Inesh Zuria Artika; Anne Agustina Suwargiani; Riana Wardani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.28306

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Prevalensi karies yang tinggi disebabkan karena rendahnya pengetahuan kesehatan gigi dan mulut serta perilaku masyarakat sehingga penyuluhan kesehatan gigi dan mulut menjadi upaya yang dilakukan untuk mengubah perilaku masyarakat agar berperilaku hidup sehat terutama kesehatan gigi dan mulut. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan gigi terhadap akumulasi plak pada usia 12-15 dan 35-44 tahun di Wilayah Sekeloa. Metode: Jenis penelitian adalah Eksperimen dengan desain Non-Randomized-Controlled Trial. Penelitian dilakukan pada usia 12-15 dan 35-44 tahun, kelompok usia dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol dengan jumlah sampel masing-masing 40 sampel berdasarkan penilaian indeks plak OHI-S Green and Vermillion. Dilakukan pemeriksaan pertama kemudian penyuluhan melalui metode CERDIK (ceramah, video edukasi, dan diskusi) sebanyak tiga kali selama tiga minggu, dilakukan pemeriksaan setelah penyuluhan untuk kelompok intervensi. Kelompok kontrol dilakukan pemeriksaan 1 dan pemeriksaan 2 setelah tiga minggu dari pemeriksaan 1. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling menggunakan rumus Federer, data dianalisis dengan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil: Tersapat pengaruh penyuluhan yang bermakna pada kelompok usia 12-15 tahun dan usia 35-44 tahun, hasil uji Wilcoxon kelompok usia 12-15 tahun memiliki p-value 0,0345 (p<0,05) dan kelompok usia 35-44 tahun memiliki p-value 0,2709 (p>0,05). Hasil pemeriksaan dengan uji Mann Whitney setelah diberikan penyuluhan yaitu pemeriksaan 2 kelompok kontrol didapatkan hasil bermakna yaitu p-value kelompok usia 12-15 tahun adalah 0,0105 (p<0,05) dan p-value kelompok usia 35-44 tahun adalah 0,0233 (p<0,05). Simpulan: Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan gigi terhadap penurunan akumulasi plak pada usia 12-15 tahun dan usia 35-44 tahun di Wilayah Sekeloa.Kata kunci: plak; penyuluhan; indeks plak; anak usia 12-15 dan dewasa usia 35-44 tahunABSTRACT Introduction: The high prevalence of caries is caused by low knowledge of oral health and behavior in the community so that dental and oral counseling is an effort made to change the behavior of people to behave in a healthy life, especially dental and oral health. The purpose of this study was to analyze the effect of providing oral health education on reducing plaque accumulation at the age of 12-15 and 35-44 years in the Sekeloa area. Methods: This research was an Experiment with a Non-Randomized-Controlled Trial design. The study was conducted at the age of 12-15 and 35-44 years, each age group was divided into intervention and control groups with a sample size of 40 samples each based on the assessment of plaque index in OHI-S from Green and Vermillion. The first examination was carried out and then counseling through the CERDIK method (ceramaha, video edukasi, diskusi) three times for three weeks and an examination was carried out after the counseling for the intervention group. The control group was subjected to examination 1 and examination 2 after three weeks of examination 1. The sampling technique was purposive sampling using the Federer formula, the data were analyzed by the Wilcoxon test and Mann Whitney test. Results: The significant influence of counseling on the 12-15 th year old group and groups of 35-44 th year old, the average Wilcoxon test for the 12-15 year age group has a p-value of 0.0345 (p <0.05), and for the 35-44 years old group has a p-value of 0,2709 (p>0,05)  before counseling. Mann Whitney test results on 12-15 th year old and 35-44 th year old after being given dental health education with the results of the examination of 2 control groups obtained significant results where the p-value of the group of children is 0, 0105 (p <0.05) and the p-value of the 34-55 th year old group is 0.0233 (p <0.05). Conclusion: There is an effect of dental health education on plaque accumulation in 12-15 th year old and 35-44 th year old in the Sekeloa area.Keywords: plaque; dental health education; plaque index; child 12-15 year old, and adults 12-15 years old
Pengaruh penyuluhan metode kombinasi ceramah dan video terhadap sikap lansia mengenai kebutuhan pemakaian gigi tiruan di Pondok Lansia Tulus Kasih The effectiveness of the combination of lectures and videos on the elderly attitude about the need for the use of dentures at Pondok Lansia Tulus Kasih Dewi Sodja Laela; Avilia Indrianti Permana; Isa Insanuddin Insanuddin; Tiurmina Sirait Sirait
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 6, No 3 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v6i3.41707

Abstract

 ABSTRAKPendahuluan: Kehilangan gigi menjadi suatu masalah kesehatan gigi dan mulut  yang sering terjadi pada lansia. Penggunaan gigi tiruan menjadi suatu kebutuhan dan solusi bagi para lansia untuk menanggulangi gangguan fungsi kunyah akibat kehilangan gigi. Menumbuhkan kesadaran pentingnya pemakaian gigi tiruan pada lansia dapat dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan melalui penyuluhan. Metode penyuluhan bisa menggunakan kombinasi ceramah dan video. Penggunaan metode kombinasi ceramah dan video memiliki kelebihan penyampaian materi secara jelas, terbuka dan menampilkan gambar juga audiovisual. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode kombinasi ceramah dan video terhadap sikap lansia mengenai kebutuhan pemakaian gigi tiruan di Pondok Lansia Tulus Kasih. Metode: jenis penelitian  menggunakan desain penelitian quasi experiment dengan rancangan one group pre-test and post-test, dan menggunakan teknik total sampling pada 35 lansia di Pondok Lansia Tulus Kasih. Pengukuran sikap dilakukan dengan memberikan kuesioner sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan sebanyak 3 kali dalam waktu 21 hari. Hasil: Hasil dari pretest dan posttest setelah dilakukan penyuluhan dengan metode kombinasi ceramah dan video tentang fungsi dan manfaat gigi tiruan menunjukkan terdapat perbedaan sikap sebelum dan setelah dilakukannya penyuluhan. Perbedaan tersebut adanya peningkatan sikap lansia yang peduli mengalami kenaikan dari 0% menjadi 37,1% dan penurunan sikap kurang peduli setelah diberikan penyuluhan dari 74% menjadi 14,3%. Analisis  Paired Sample T-test dengan nilai p=0,001 <0,05, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada sikap lansia antara sebelum dan sesudah penyuluhan. Simpulan: Penyuluhan dengan metode kombinasi ceramah dan video berpengaruh pada sikap pada lansia terhadap kebutuhan pemakaian gigi tiruan.Kata kunci: penyuluhan; ceramah; video; sikap lansia; kebutuhan gigi tiruanABSTRACTIntroduction: Tooth loss is a dental and oral health problem that often occurs in the elderly. The use of dentures is a necessity and a solution for the elderly to overcome chewing function disorders due to tooth loss. Raising awareness of the importance of using dentures in the elderly can be done by providing knowledge through counseling. Extension methods can use a combination of lectures and videos. The use of a combination of lecture and video methods has the advantage of delivering material clearly, and openly and displaying images as well as audiovisuals. The purpose of the study was to determine the effect of counseling using a combination of lecture and video methods on the attitudes of the elderly regarding the need for denture use at the Tulus Kasih Elderly Boarding School. Methods: This research was a quasi-experimental research design with one group pre-test and post-test design, and used a total sampling technique on 35 elderly at Pondok Lansia Tulus Kasih. Attitude measurement was done by giving a questionnaire before and after the counseling intervention 3 times within 21 days. Results: The results of the pretest and posttest after counseling using a combination of lecture and video methods about the function and benefits of dentures showed that there were differences in attitudes before and after the counseling. The difference is that there is an increase in the attitude of the elderly who cares, which has increased from 0% to 37.1%, and a decrease in the attitude of less caring after being given counseling from 74% to 14.3%. Paired Sample T-test analysis with p-value = 0.001 <0.05, showed a significant difference in the attitude of the elderly between before and after counseling. Conclusion: Counseling with a combination of lecture and video methods has an effect on attitudes in the elderly towards the need for denture use.Keywords: counseling; lectures; video; elderly attitude; denture needs

Page 1 of 2 | Total Record : 15