cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
agroteknikapolitani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroteknikapolitani@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Agroteknika
ISSN : 26853353     EISSN : 26853450     DOI : -
Agroteknika adalah jurnal nasional untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Agroteknika sebagai kajian ilmiah hasil penelitian pada bidang teknologi pertanian dengan ruang lingkup: mekanisasi pertanian, teknologi pangan, irigasi, teknologi budidaya tanaman pangan dan perkebunan, energi terbarukan, sistem informasi pertanian, sistem informasi geografis dan bioinformatika.
Arjuna Subject : -
Articles 176 Documents
Proyeksi Skala Usaha Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.) dengan Penerapan Variasi Media Tanam Faridatul Zuhriyah; Praptining Rahayu; Rivanna Citraning Rachmawati
Agroteknika Vol 7 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i1.247

Abstract

Anggrek bulan yang secara ilmiah dikenal dengan nama Phalaenopsis amabilis L. merupakan tanaman hias yang banyak digemari di Indonesia. Saat melakukan budidaya anggrek, penting untuk mempertimbangkan beberapa biaya, termasuk harga bahan tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kelayakan komersial Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.) dengan menyelidiki dampak dari substrat tanam yang berbeda. Penelitian ini berkaitan dengan properti yang dimiliki oleh CV. Anggrek Candi di Kota Semarang, dan dilakukan pada bulan Mei dan Juli tahun 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui pengaruh tiga perlakuan media tanam yang berbeda: akar kadaka (M1), arang (M2), dan sphagnum moss (M3). Setiap terapi diulang sebanyak enam kali. Kriteria penelitian ini meliputi kuantifikasi jumlah akar, panjang akar, jumlah daun, panjang daun, dan rentang daun. Data penelitian dilakukan analisis varians (ANOVA), dengan tingkat signifikansi 5%. Sebuah studi keuangan dilakukan untuk memastikan biaya yang terkait dengan produksi anggrek. Data ini menunjukkan bahwa setiap perlakuan media memiliki pengaruh yang sama terhadap semua parameter yang diteliti. Sphagnum moss dianggap sebagai media tanam yang optimal untuk mendorong perkembangan vegetatif pada bibit Phalaenopsis amabilis L.. Apabila angka R/C Ratio bernilai 1 maka menunjukkan bahwa perusahaan budidaya anggrek telah mencapai titik impas. Hal ini menandakan bahwa petani budidaya anggrek tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian.
Rancang Bangun dan Uji Kinerja Prototipe Mesin Pengolahan Saus Tomat dengan Penambahan Tepung Labu sebagai Pengental Saus Fatmir Edwar; Raimon Raimon; Effendi Effendi; Edi Syafri; Sri Elfina; Zefri Azharman
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.248

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.), sebagai komoditas hortikultura, memiliki nilai gizi yang tinggi dan berbagai manfaat kesehatan. Namun, tomat rentan terhadap kerusakan dan fluktuasi harga. Salah satu alternatif yang dapat diambil adalah mengolah tomat menjadi saus. Dalam rangka meningkatkan produksi pengolahan saus tomat, diperlukan mesin pengolah tomat yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji kinerja prototipe mesin pengolah tomat menjadi saus tomat, serta menganalisis tekno ekonomi dari produksi saus yang dihasilkan. Prototipe mesin yang dibuat memiliki dimensi 50 x 40 x 120 cm dan dapat mengolah 5 kg tomat setiap prosesnya. Waktu optimal yang dihasilkan adalah 5 menit untuk setiap 5 kg produksi. Hasil uji kadar logam menunjukkan bahwa saus tomat yang dihasilkan memenuhi standar SNI 01-2896-1998. Dari analisis tekno ekonomi, Break Even Point (BEP) terletak pada tingkat produksi 17 kg saus tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan agribisnis tomat dan industri pengolahan produk turunannya.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Stroberi (Fragaria sp.) Varietas Mancir Terhadap Pemberian Trichokompos Kohe Sapi dan NPK Sri Hariningsih Pratiwi; Retno Tri Purnamasari; Fajar Hidayanto; Irwan Darwis Bakhtiar
Agroteknika Vol 7 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i1.250

Abstract

Produktivitas stroberi setiap tahun cenderung fluktuatif dikarenakan kesuburan tanah di Indonesia sebagian besar sudah mengalami penurunan. Penggunaan pupuk Trichokompos kotoran hewan sapi menjadi alternatif untuk mendukung penggunaan pupuk anorganik selama ini oleh petani stroberi. Tujuan penelitian ini guna mengkaji tanggapan pertumbuhan serta capaian stroberi terhadap diberikannya pupuk Trichokompos serta pupuk mutiara (16:16:16). Penelitian memakai Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor terdiri dari empat perlakuan yang terdiri dari pupuk NPK (kontrol), pupuk Trichokompos 30 ton ha-1 + NPK 50%, pupuk Trichokompos 40 ton ha-1+ NPK 50% dan pupuk Trichokompos 50 ton ha-1+ NPK 50% yang masing-masing diulang enam kali. Data yang dihasilkan dianalisis ragam (ANOVA) dengan uji lanjut BNJ 5%. Pengamatan meliputi tinggi tanaman, luas daun, bobot buah, indeks luas daun, laju asimilasi bersih dan laju pertumbuhan relatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi pemberian pupuk Trichokompos sebanyak 50 ton ha-1 serta pupuk NPK 50% secara nyata menghasilkan bobot buah terberat pada 35 HST yaitu 29,57 g tanaman-1. Pupuk Trichokompos dan kombinasinya dengan pupuk mutiara juga berpengaruh nyata pada laju asimilasi bersih, indeks luas daun, serta laju pertumbuhan relatif sampai pada usia tanaman 21-28 HST, namun tidak terdapat pengaruh yang nyata pada umur 35 HST, diduga sudah mengalami penurunan penerimaan sinar radiasi matahari dan laju fotosintesis. Aplikasi pupuk terpadu antara pupuk organik dan anorganik menjadi alternatif untuk memperbaiki sifat tanah dan mampu mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik.
Dampak Pencahayaan Sinar Lampu LED dan Bahan Organik pada Pertumbuhan dan Produktivitas Kedelai (Glycine Max (L.) Suharno Suharno; Arni Setyo Priambodo; Christina Yulaika; Bestari Sekar Kinasih; Ulya Nailus Sa’adah; Isna Tustiyani
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.251

Abstract

Kedelai adalah tumbuhan hari pendek yang butuh pencahayaan 14-16 jam padahal negara Indonesia hanya memiliki pencahayaan 12 jam setiap hari. Penambahan penyinaran lampu LED diduga akan meningkatkan produktivitas kedelai namun akan menunda pembungaan dan jika ditambah pupuk organik tidak akan terjadi penundaan berbunga. Tuuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi kombinasi perlakuan penyinaran lampu LED dan bahan organik pada pertumbuhan dan produktivitas kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2023, di wilayah kerja BP4-VIII Prambanan, pada kelompok tani Ngudi Mulyo, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Metode penelitian menggunakan RKLT Faktorial. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf penyinaran (Tanpa penyinaran, Penyinaran sampai fase berbunga, Penyinaran sampai fase pengisian polong penuh). Faktor kedua 3 jenis bahan organik (Vermikompos; Biosaka; Pupuk Kandang Domba) yang diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara penyinaran lampu LED dan bahan organik pada seluruh parameter pengamatan. Penyinaran berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (tinggi, berat basah, jumlah cabang, jumlah ruas, berat kering), dan peubah produksi kedelai (jumlah polong hampa, jumlah polong isi, bobot biji, bobot 100 butir, dan produktivitas). Produktivitas bjii terbaik terjadi pada tanaman yang tidak diberi penyinaran.
Aktivitas Antioksidan dan Mutu Organoleptik Minuman Serbuk Instan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Nanag Dwi Prasetiyo; Rahmah Utami Budiandari; Linda Wige Ningrum; Lukman Hudi
Agroteknika Vol 7 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i1.253

Abstract

Citrus aurantifolia, yang juga dikenal sebagai jeruk nipis,adalah salah satu kategori tanaman yang diperdagangkan secara bebas yang dikembangkan di Indonesia. Pengolahannya menjadi serbuk minuman instan memudahkan konsumsi, meningkatkan nilai jual dan meningkatkan stabilitas fisik buah sehingga dapat dipasarkan lebih luas. Minuman fungsional, pada dasarnya, harus melampaui dua manfaat yaitu memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh dan karakteristik sensorik misalnya cita rasa yang lezat atau bertekstur baik.Tujuan studi untuk menentukan aktivitas antioksidan dan mutu organoleptik minuman instan bubuk jeruk nipis. Studi ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, faktor pertama konsentrasi maltodekstrin (10%,15% dan 20%) dan faktor kedua suhu pengeringan (50℃, 60℃, dan 70℃), dilakukan 3 kali pengulangan. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjut dengan uji BNJ taraf 5%. Berdasarkan hasil tersebut, nilai IC50 dari masing-masing perlakuan menunjukkan nilai yang berkisar antara 58,69 ppm-13,89 ppm, mutu organoleptik aroma sebesar 2,90-3,70, organoleptik warna sebesar 3,03-4,57, organoleptik tekstur sebesar 3,07-4,0, organoleptik rasa sebesar 2,87-3,37.Hasil perhitungan perlakuan terbaik adalah serbuk jeruk nipis dengan perlakuan konsentrasi maltodekstrin 20% dan suhu pengering 60°C yang menunjukan nilai aktivitas antioksidan (IC50) 105,16 ppm (sedang), organoleptik warna 3,90 (netral mendekati suka), organoleptik aroma 3,70 (netral mendekati suka), organoleptik rasa 3,31 (netral) dan organoleptik tekstur 4,03 (suka).
Kesesuaian Lahan dan Kesuburan Tanah pada Lahan Budidaya Kacang Tanah (Arachis hypogaea) di Kampung Kofalit Distrik Salkma Kabupaten Sorong Selatan Nurul Fajeriana
Agroteknika Vol 7 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i1.254

Abstract

Tanaman kacang tanah yang dibudidayakan secara tradisional di Kampung Kofalit, Distrik Salkma, Kabupaten Sorong Selatan tidak menerapkan Good Agricultural Practice (GAP), sehingga terjadi penurunan produktivitas tanah dan tanaman setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas lahan dengan evaluasi kelas kesesuaian lahan dan status hara tanah agar dapat memaksimalkan pengelolaan lahan dan meminimalisir kerusakan lahan. Metode penelitian ini mencakup pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data curah hujan, analisis status hara tanah melalui pengambilan sampel dan analisis laboratorium, serta evaluasi kesesuaian lahan berdasarkan parameter karakteristik lahan dan syarat tumbuh tanaman kacang tanah. Hasil analisis digunakan untuk menentukan apakah lahan di Kampung Kofalit sesuai untuk budidaya kacang tanah dengan kemungkinan rekomendasi perbaikan atau pengelolaan yang tepat jika diperlukan. Lahan budidaya kacang tanah di Kampung Kofalit, Distrik Salkma, Kabupaten Sorong Selatan tergolong dalam kelas kesesuaian lahan S2, meskipun cukup cocok untuk budidaya, namun memiliki faktor pembatas dan status hara tanah yang rendah, sehingga perlu dilakukan perbaikan hara dan teknik olah tanah guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Pengaruh Penambahan Kultur Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cerevisiae terhadap Kualitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Apria Ajeng Winanti; Yoga Aji Handoko
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.255

Abstract

Produksi kopi arabika (Coffea arabica L.) di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terkahir akibat melonjaknya permintaan yang berimbas pada peningkatan ekonomis kopi arabika. Ironisnya kualitas kopi arabika di Indonesia masih terbilang rendah akibat sebagian besar proses penanganan pascapanen dilakukan secara sederhana tanpa melewati proses fermentasi yang optimal. Biji kopi arabika yang berkualitas harus memenuhi standar SNI 01-02907-2008. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh metode fermentasi terbaik dalam menghasilkan biji kopi arabika berkualitas dengan membandingkan hasil fermentasi secara alami dan fermentasi dengan penambahan inokulan Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cerevisiae. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 7 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi perlakuan tanpa penambahan kultur sebagai kontrol, perlakuan penambahan kultur tunggal Saccharomyces cerevisiae, perlakuan penambahan kultur tunggal Lactobacillus plantarum, serta perlakuan penambahan kultur campur Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum. Parameter yang diuji diantaranya rendemen, kadar air, gula reduksi, total asam, kadar kafein, dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah perlakuan dengan penambahan inokulan Saccharomyces cerevisiae dengan nilai rendemen 39,71%, kadar air 7,34%, gula reduksi 0,98%, total asam 0,13%, kadar kafein 0,13%, serta kadar abu 4,59%.
Artikel Review : Pengaruh Proses Pengolahan terhadap Sifat Fungsional Pati Mimi Harni; Rivo Yulse Viza
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.256

Abstract

Umbi-umbian merupakan komoditi dalam negeri yang mengandung karbohidrat. Komoditi ini ternyata dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional yang sebelumnya hanya digunakan sebagai sumber energi saja. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi mengenai sifat fungsional yang dapat dimanfaatkan dari umbi ini. Artikel ini dibuat dengan tujuan sebagai informasi bahwa umbi ini selain sebagai sumber energi juga dapat memberi manfaat bagi kesehatan. Metode dari penelitian ini berdasarkan studi literatur dari jurnal maupun literatur ilmiah lainnya. Dari penelusuran literatur ternyata sifat fungsional tidak hanya berasal dari umbi saja namun dengan pengolahan juga dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai fungsional ini. Senyawa fungsional yang terdapat dalam umbi-umbian berupa senyawa bioaktif. Beberapa senyawa bioaktif yang terdapat dalam umbi-umbian diantaranya saponin, protein bioaktif, senyawa fenolik, glikoalkaloid, asam fitat, karotenoid, dan asam askorbat. Kandungan ini umumnya banyak terdapat pada umbi-umbian yeng belum dibudidayakan secara khusus oleh masyarakat diantaranya discorea, colocasia ataupun maranta. Beberapa proses pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sifat fungsional pada umbi-umbian khususnya pati adalah pati resisten, modifikasi dan Microwave Assisted Extract (MAE). Sifat fungsional yang terdapat dalam umbi selain terkandung dalam umbi juga dapat berasal dari proses pengolahan yang dilakukan dalam umbi-umbian ini.
Enhancement of Germination and Early Development of Sweet Corn Seeds Using Aerated Priming with KNO3 and Reverse Osmosis Water Ilham Muhklisin; Putri Santika; Zainani Nur Antika; Sandile Donald Makama
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.257

Abstract

The -sh2, bt2, su1, and se- genes in sweet corn cause faster seed deterioration and a lower germination rate. A potential solution to this issue is seed priming. Priming agents and the solution uptake method are key factors that affect the achievement of seed priming. This study aims to compare the influence of solution uptake methods in sweet corn seed priming as well as investigate the effect of KNO3 on the germination and early development of sweet corn plants. The research was conducted in the Seed processing lab of the Department of Agricultural Production, Politeknik Negeri Jember. The seeds used in this study were sweet corn seeds var. Enno 1401. The study was designed with a completely randomized design (CRD). Seven treatments, namely non-primed, KNO3 spraying, KNO3 soaking, KNO3 aeration, RO water spraying, RO water soaking, and RO water aeration, were observed. Data were analyzed using one-way ANOVA, followed by means analysis using Fisher’s LSD (least significant difference) test at P<0.05. The result showed that aeration priming performed better than spraying and soaking in terms of germination percentage, MGT, and GRI of sweet corn seeds. However, aeration priming with KNO3 gave lower results than RO water in terms of MGT and GRI. On the other hand, aeration priming with KNO3 aeration gave the highest result in dry weight.
Pengaruh Penambahan Nanas Madu (Ananas comosus) Terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Velva Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis) Zebrina Alfacesara Dewayanti; Maria Marina Herawati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.258

Abstract

Velva merupakan produk olahan pangan yang terbuat dari bubur buah dan kemudian dibekukan sehingga berbentuk seperti es krim. Penggunaan buah naga super merah dan nanas madu dikarenakan dua buah tersebut mengandung air yang tinggi dan mudah busuk lalu salah satu cara menanganinya adalah diolah menjadi suatu produk makanan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengaruh dan perlakuan terbaik berdasarkan karakteristik fisik dan kimia yang meliputi overrun, daya leleh, total padatan terlarut, total betasianin, dan vitamin c. Metode menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan penambahan nanas madu dan satu kontrol buah naga super merah (K0:0 gr, K1:25 gr, K2:50 gr, K3:75 gr, K4:100 gr), yang diulang 5 kali dan memperoleh 25 unit percobaan. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan apabila beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Perlakuan terbaik pada karakteristik kimia adalah K1 (Buah naga super merah 175gr:nanas madu 25gr) dikarenakan menghasilkan kadar betasianin tertinggi yaitu 22,9540μg/g dan vitamin C tertinggi yaitu 0,718000%. Perlakuan terbaik pada karakteristik fisik adalah K4 (Buah naga super merah 100gr:nanas madu 100gr) dikarenakan menghasilkan overrun tertinggi yaitu 53,432%, total padatan terlarut tertinggi yaitu 25,4 brix, dan daya leleh terendah yaitu 10 menit/5gr sehingga velva tidak cepat mencair.

Page 10 of 18 | Total Record : 176