cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
agroteknikapolitani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroteknikapolitani@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Agroteknika
ISSN : 26853353     EISSN : 26853450     DOI : -
Agroteknika adalah jurnal nasional untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Agroteknika sebagai kajian ilmiah hasil penelitian pada bidang teknologi pertanian dengan ruang lingkup: mekanisasi pertanian, teknologi pangan, irigasi, teknologi budidaya tanaman pangan dan perkebunan, energi terbarukan, sistem informasi pertanian, sistem informasi geografis dan bioinformatika.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Analisis Karakteristik Fisik dan Kimia Es Krim Beras Merah (Oryza nivara) dengan Substitusi Sari Kedelai (Glycine max) Natallie Whihel Mita; Maria Marina Herawati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.260

Abstract

Es krim merupakan macam olahan susu hewani yang banyak digemari oleh masyrakatat. Susu hewani mengandung laktosa yang sulit dicerna bagi orang intoleran laktosa. Sari kedelai memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan susu sapi, sehingga dapat menjadi pengganti susu hewani dipenelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah sari kedelai yang tepat berdasarkan karakteristik fisik (overrun, kecepatan leleh, total padatan, stabilitas emulsi) dan karakteristik kimia (kadar lemak, kadar protein, sukrosa), serta untuk mengetahui kuantitas gizi utama yaitu lemak dan protein pada es krim beras merah substitusi sari kedelai. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang menggunakan 4 perlakuan sari kedelai dan 1 kontrol susu sapi. Taraf perlakuan sari kedelai tersebut meliputi K0:250 ml, K1:125 ml, K2:250 ml, K3:375 ml, dan K4:500 ml, yang diulang sebanyak 5 kali dan memperoleh 25 unit sampel. Metode untuk analisis data menggunakan SAS dan DMRT apabila hasilnya menunjukan beda nyata. Hasil riset menunjukan bahwa perlakuan K1 (sari kedelai 125 ml) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan nilai overrun, kecepatan leleh, total padatan, stabilitas emulsi, dan sukrosa. Hasil riset juga menunjukan kuantitas kadar lemak pada perlakuan K1=1,68%, K2=2,37%, K3=2,48%, K4=3,11%, dan kadar protein perlakuan K1=4,86%, K2=4,75%, K3=4,66%, K4=4,33%.
Aplikasi Bakteri Endofit Asal Kelubut (Passiflora foetida L.) Penghasil Hormon IAA untuk Meningkatkan Perkecambahan Benih Padi Nur Hidayat; Taufik Rinda Alkas; La Mudi; Faradilla Faradilla; F. Silvi Dwi Mentari; Daryono Daryono; Tonidi Tonidi
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.261

Abstract

Padi merupakan tanaman pangan utama yang permintannya semakin meningkat setiap tahunnya. Guna mengoptimalkan produksi tanaman padi dapat dilakukan dengan penggunaan mikroba endofit yang berasal dari kelubut (Passiflora foetida L.) berpotensi dalam meningkatkan kesuburan tanah juga sebagai penghasil fitohormon yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Oleh karena itu, aplikasi bakteri endofit diharapkan dapat memacu perkembangan tanaman dan peningkatan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bakteri endofit asal kelubut dalam meningkatkan perkecambahan benih padi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Agronomi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda pada bulan Juni 2023. Isolat bakteri endofit yang digunakan adalah hasil isolasi sebelumnya dari tanaman kelubut. Penelitian diuji menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri dari 22 perlakuan yaitu 21 isolat bakteri endofit dan 1 kontrol. Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 44 unit percobaan. Variabel Pengamatan meliputi: daya berkecambah, potensi tumbuh maksimal, indeks vigor, keserampakan tumbuh, dan kecepatan tumbuh relatif. Hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji DMRTα=0,05. Aplikasi bakteri endofit asal kelubut mampu meningkatkan perkecambahan benih. Bakteri endofit isolat SIA-01 memberikan hasil tertinggi terhadap daya berkecambah benih (81,67%) dibandingkan dengan kontrol (43,33%), indeks vigor tertinggi isolat SIA-04 (63,33%) dan kontrol (26,67%). Pada pengamatan potensi tumbuh maksimum dan kecepatan tumbuh relatif memberikan hasil yang tidak signifikan. Sementara aplikasi bakteri endofit terhadap keserampakkan tumbuh tertinggi diperoleh pada isolat SIA-04 dan KPA-02 sebesar 71,67% dibandingkan dengan kontrol hanya mencapai 36,67%.
Induksi Kalus Tanaman Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) Pada Beberapa Konsentrasi 2,4-D Secara In Vitro Aprissilia Taifani Galuh Utomo; Aprizal Zainal; Yusniwati Yusniwati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.263

Abstract

Tanaman Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Robx.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti katekin, floursein, asam catechutannat dan quercetin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami, antioksidan, dan biopestisida. Tanaman gambir diperbanyak secara generatif melalui biji sehingga anakan yang dihasilkan memiliki tingkat variabilitas genetik yang tinggi. Teknologi kultur jaringan melalui kultur kalus mampu menyediakan kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak dengan sifat seragam dalam waktu singkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi 2,4-D terbaik serta pengaruhnya terhadap proses pembentukan dan pertumbuhan kalus eksplan gambir. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pemberian 2,4-D yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu 0; 0,5; 1; 1,5; dan 2 mg/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksplan daun gambir mampu membentuk kalus pada seluruh konsentrasi 2,4-D yang diberikan. Terbentuknya kalus tercepat didapatkan pada pemberian konsentrasi 2,4-D 0,5 mg/L pada 17,86 HST dengan warna kalus putih kekuningan sebesar 56,7% dan bertekstur remah sebesar 76,7%.
Keragaan Nanas Badau Belitong Pada Lahan Suboptimal di Desa Badau Kabupaten Belitung Hepa Lestari; Eries Dyah Mustikarini; Tri Lestari
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.265

Abstract

Keragaan tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan tumbuh yang berbeda. Lahan yang berbeda akan memberikan pengaruh pertumbuhan suatu jenis tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan tanaman nanas Badau Belitong pada lahan suboptimal yang ada di Desa Badau, Kabupaten Belitung. Penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan yaitu Desember 2022 sampai dengan Desember 2023 menggunakan metode survei dengan pengambilan contoh secara Purposive Random Sampling. Pengambilan contoh dilakukan pada populasi nanas Badau Belitong dengan tipe kebun untuk komersial dan siap panen pada beberapa lahan suboptimal yaitu Lahan Ultisol 1 (kontrol), pasca tambang timah, Ultisol 2 dan Ultisol 3 di Desa Badau, Kabupaten Belitung. Contoh yang diambil dari tiap kebun sebanyak 30 tanaman sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 120 tanaman. Analisa data menggunakan uji variabilitas. Hasil uji variabilitas menunjukkan nanas Badau Belitong memiliki nilai variabilitas fenotipe dengan kriteria sempit sebanyak 12 pada karakter tanaman dan kriteria luas pada 4 karakter. Variabilitas dengan kriteria sempit ditunjukkan oleh nilai ragam fenotipe suatu tanaman lebih kecil dari nilai dua kali standar deviasi ragam fenotipe. Keragaan nanas Badau Belitong yang dihasilkan di lahan suboptimal menunjukkan keragaan yang relatif seragam dengan nilai variabilitas fenotipe berkriteria sempit hampir pada semua karakter kecuali pada karakter tebal daun, tebal kulit, bobot buah dan bobot buah tanpa mahkota.
Kajian Kualitas Air pada Berbagai Penggunaan Lahan di Sub DAS Jagir Kota Surabaya Nabila Putri Wiandari; Maroeto Maroeto; Wanti Mindari
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.276

Abstract

Berdasarkan masalah yang ada dalam air sungai, maka analisis kualitas air pada Sub DAS Kali Jagir ditelaah sesuai pedoman yang tercantum dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, metode survei dan Indeks Pencemaran (IP) yang digunakan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji kualitas air pada Sub DAS Kali Jagir Kota Surabaya ditinjau dari penggunaan lahan sekitar sungai serta tingkat potensi pencemaran yang ada pada aliran sungai wilayah Sub DAS Jagir, Surabaya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pH, nitrat, fosfat, BOD, COD, DHL, TDS, dan DO. Hasil indeks pencemaran dan pengharkatan disetiap parameter, kualitas air Sub DAS Jagir yang diukur dari sungai jagir kecamatan wonokromo (Hulu) menuju muara Sub DAS Jagir yang berada di Sungai Avuur (Hilir) mengalami peningkatan di segmen tengah dan penurunan di penggunaan lahan tambak dan Mangrove serta mengalami peningkatan kembali di Muara Sungai. Sungai jagir yang merupakan inlet mempunyai kualitas air yang baik berdasarkan baku mutu air kelas IV. Hasil analisa menunjukkan nilai yang masih diambang baku mutu kelas III dan Kelas IV. Penurunan kualitas air pada segmen tengah yaitu pada penggunaan lahan Pemukiman dan tegalan disebabkan oleh banyaknya limbah pertanian akibat perubahan lahan sawah irigasi menjadi tegalan dan adanya limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai. Akibatnya nilai BOD dan COD pada lahan tersebut meningkat. Hal tersebut berpengaruh pada nilai DO yang rendah. Jumlah oksigen terlarut berkurang karena proses dekomposisi yang diindikasikan oleh tingginya nilai BOD dan COD.
Pengaruh Substitusi Daging Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var. Sangkuriang) dengan Jamur “Jangkos” Kelapa Sawit Terhadap Mutu Abon Ikan Lele Jundi Abdul Majid; Marniza Marniza; Laili Susanti
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.171

Abstract

Ikan lele sangkuriang dapat diolah menjadi abon, namun daging ikan lele yang lunak dapat menjadi masalah karena lebih lembut dibanding abon daging sapi. Substitusi daging ikan lele dengan jamur jangkos kelapa sawit dilakukan untuk memperbaiki tekstur abon yang dihasilkan dan juga meningkatkan kadar serat abon. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh substitusi daging ikan lele dengan jamur jangkos kelapa sawit terhadap mutu fisik, kimia, dan organoleptik abon ikan lele. Perlakuan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu proporsi daging ikan lele dan jamur jangkos kelapa sawit dengan lima taraf perlakuan (100:0, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50). Substitusi daging ikan lele dengan jamur jangkos kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap kadar air, protein, serat, lemak, abu dan mutu organoleptik abon. Warna abon paling cerah diperoleh pada perlakuan 20% jamur jangkos. Abon yang dihasilkan memiliki kadar protein 33,83-46,96%, serat kasar 3,73-9,61%, lemak 20,18-26,81% dan abu 2,58-7,74%. Panelis lebih menyukai abon ikan lele dengan penambahan 50% jamur jangkos.
Karakteristik Mi Kering Glukomanan dengan Variasi Konsentrasi Glukomanan dan Jumlah Penambahan Air Kapur Sirih Dewi Permata Sari; Ngatirah Ngatirah; Reza Widyasaputra
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.215

Abstract

Glukomanan adalah salah satu senyawa utama umbi porang yang bersifat hidrokoloid kuat, rendah kalori dan merupakan serat pangan larut air. Salah satu pemanfaatan glukomanan adalah diolah menjadi mi kering. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi glukomanan dan jumlah air kapur sirih terhadap sifat-sifat mi glukomanan kering dan menentukan mi kering glukomanan yang disukai panelis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Lengkap (RBL) faktorial yaitu konsentrasi glukomanan (6%, 9%, 12% b/v) dan jumlah air kapur sirih (5%, 10%, 15% v/v). Analisis hasil penelitian meliputi pengujian sifat fisik (warna dengan chromameter, elastisitas, daya rehidrasi, tekstur), pengujian sifat kimia (kadar air, abu, protein), dan kesukaan organoleptik (rasa, tekstur, aroma dan warna). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konsentasi glukomanan makin tinggi berpengaruh terhadap peningkatan total perbedaan warna, meningkatkan kekompokan (cohesiveness) mi, serta meningkatkan skor kesukaan warna dan rasa, namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerahan, elastisitas, daya rehidrasi, tekstur (hardness, fracture, dan chewiness), kadar air, kadar abu, kadar protein, aroma, dan tekstur. Makin tinggi jumlah air kapur cenderung meningkatkan daya rehidrasi mi serta meningkatkan skor kesukaan organoleptik (warna, rasa, dan aroma), namun tidak berpengaruh terhadap kecerahan, total perbedaan warna, elastisitas, tekstur (hardness, fracture, chewiness, dan cohesiveness), kadar air, abu, protein, dan kesukaan tekstur. Produk mi kering glukomanan terbaik diperoleh dengan penggunaan glukomanan 12% dan jumlah penambahan air kapur 15 mL.
Potensi Eco Enzyme Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Zulfa Iswari; Rina Astuti
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.262

Abstract

Permintaan sayur-sayuran sangat tinggi karena pertumbuhan penduduk Indonesia yang relatif pesat dan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat menerapkan kebiasaan makan yang baik untuk meningkatkan kandungan gizi makanan. Kangkung (Ipomoea reptans Poir.) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak diminati masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini memerlukan makanan berupa air dan unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitasnya. Eco enzyme merupakan salah satu pupuk organik dengan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman cukup banyak, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Eco enzyme merupakan hasil fermentasi sampah dapur organik dari kulit buah, sayuran, gula pasir (gula merah, gula coklat, atau gula tebu), dan air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa baik perkembangan tanaman kangkung dipengaruhi oleh pengolahan eco enzyme dari limbah rumah tangga. Rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu frekuensi pemberian eco enzyme pada benih tanaman kangkung menggunakan tiga ulangan pada masing-masing perlakuan digunakan untuk menyusun penelitian ini. Perlakuan yang digunakan berupa (E0): kontrol, (E1): aplikasi 1 minggu sekali dan (E2): aplikasi 2 minggu sekali. Untuk perlakuan (E0) tidak diberi eco enzyme namun disiram menggunakan air kran, sedangkan perlakuan (E1 dan E2) disiram menggunakan eco enzyme masing-masing sebanyak 50 mL/ pot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi eco enzyme dari limbah rumah tangga dapat diterapkan sebagai penunjang pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman kangkung pengganti pupuk kandang. Dari pengaplikasian pada tanaman kangkung, setiap perlakuan tidak menunjukkan perbedaan hasil yang nyata.
Penilaian Kuantitatif Terhadap Potensi dan Index Bahaya Erosi Nikodemus Heru Prayuda; Bistok Hasiholan Simanjuntak
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.267

Abstract

Erosi tanah merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan kesuburan tanah sehingga menyebabkan penurunan produktivitas pertanian di berbagai belahan dunia. Analisis penentuan potensi erosi tanah dan indeks bahaya erosi secara kuantitatif bermanfaat untuk menentukan tindakan konservasi tanah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya kelas potensi erosi dan indeks bahaya erosi di wilayah kajian. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi kuantitatif-kualitatif-deskriptif. Analisis potensi erosi menggunakan metode USLE dan software GIS 10.8. Hasil kajian menunjukkan, secara kuantitatif Potensi Erosi Tanah (A) di wilayah kajian terbagi menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat ringan (A<15 Ton/Ha/Tahun) seluas 11,40 Ha, kategori ringan (15<A<60 Ton/Ha/Tahun) seluas 79,01 Ha, kategori sedang (60<A<180 Ton/Ha/Tahun) seluas 337,72 Ha, kategori berat (180<A<480 Ton/Ha/Tahun) seluas 179,15 Ha, dan kategori sangat berat (A>480 Ton/Ha/Tahun) seluas 95,48 Ha. Disamping itu, Indeks Bahaya Erosi (IBE) di wilayah kajian terbagi menjadi 4 harkat yaitu harkat rendah (IBE<1,0) seluas 19,83 Ha, harkat sedang (1,01<IBE<4,0) seluas 118,50 Ha, harkat tinggi (4,0<IBE<10,0) seluas 319,13 Ha, dan harkat sangat tinggi (IBE<10,0) seluas 245,3 Ha.
Pengaruh Bahan Tanam dan Konsentrasi Pupuk Daun pada Produksi Benih Vegetatif Ubi Jalar Varietas Beta 2 Fajar Soleh Hamid; Maria Azizah
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.273

Abstract

Ketersediaan benih bermutu merupakan faktor penting dalam peningkatan produktivitas tanaman ubi jalar. Jenis setek yang digunakan dan konsentrasi pupuk daun dengan penerapan Rapid Multiplication Techniques merupakan upaya dalam peningkatan produksi benih vegetatif ubi jalar berupa setek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemilihan bahan tanam dan konsentrasi pupuk daun dalam peningkatan produktivitas benih vegetatif ubi jalar Varietas Beta-2. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok 2 faktor. Faktor pertama bahan tanam yang terdiri dari dua taraf setek pucuk (Q1), dan setek batang (Q2). Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk daun dengan taraf 2 g/l (P1), 4 g/l (P2), 6 g/l (P3), dan 8 g/l (P4). Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi pupuk daun tidak berpengaruh pada semua parameter yang diamati. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis setek dan konsentrasi pupuk daun terhadap produksi benih vegetatif ubi jalar. Setek pucuk menunjukkan respon pertumbuhan dan produksi benih vegetatif yang lebih baik dibandingkan dengan setek batang, karena kandungan auksin yang lebih tinggi pada bagian pucuk mempengaruhi pertumbuhan meristem dan bagian tanaman lainnya. Bahan tanam berupa setek pucuk untuk perbanyakan benih dengan Rapid Multiplicaiton Techniquest menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan setek batang.

Page 11 of 18 | Total Record : 175