cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
agroteknikapolitani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroteknikapolitani@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Agroteknika
ISSN : 26853353     EISSN : 26853450     DOI : -
Agroteknika adalah jurnal nasional untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Agroteknika sebagai kajian ilmiah hasil penelitian pada bidang teknologi pertanian dengan ruang lingkup: mekanisasi pertanian, teknologi pangan, irigasi, teknologi budidaya tanaman pangan dan perkebunan, energi terbarukan, sistem informasi pertanian, sistem informasi geografis dan bioinformatika.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Rancang Bangun Mesin Pencacah Batang Pisang untuk Pakan Ternak Sandra Melly; Irwan A; Ummi Kalsum Lubis; Wanda Anggita; Haris Muhammad Amien Mahendra; Guswanda Guswanda
Agroteknika Vol 6 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i1.209

Abstract

Batang pisang merupakan bagian vegetatif tanaman yang dapat diolah untuk pakan ternak karena mengandung nutrisi yang bagus untuk pengganti pakan ternak ruminansia. Pengolahan batang pisang untuk pakan ternak melewati proses pencacahan kemudian dilanjutkan dengan fermentasi. Selama ini, pencacahan dilakukan secara manual menggunakan pisau sehingga butuh tenaga dan waktu yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk membuat mesin pencacah batang pisang dan, melakukan uji kinerja serta analisa ekonomi teknik. Pembuatan mesin pencacah batang pisang ini dilakukan dengan prosedur pelaksanaan melalui perancangan fungsional dan perancangan struktural. Komponen pada mesin ini terdiri dari rangka, ruang pencacah, mata pisau, poros, inlet, outlet dan motor listrik 1 Hp. Dalam pengoperasian mesin ini menggunakan prinsip kerja dengan memanfaatkan gerak putar (rotasi) dari motor listrik yang akan di transmisikan melalui besi poros (poros utama) untuk memutar dudukan mata pisau pencacah. Mata pisau pencacah terdiri dari dua buah mata pisau yang berputar searah jarum jam dan akan mencacah batang pisang tersebut. Mesin ini memiliki kapasitas 1.348 kg/jam dengan tebal cacahan rata-rata 2 cm. Dalam pengoperasiannya diketahui biaya pokok Rp. 10,91/kg dan break event point15.939,6 kg/tahun.
Analisis Sifat Fisikokimia Keju Mozarella dengan Penambahan Antosianin dari Bubuk Bunga Telang (Clitoria ternatea) Annisa’ Suci Rahmadini; Aronal Arief Putra; Ade Rakhmadi; Yuni Ernita
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.159

Abstract

Kelopak Bunga telang (Clitoria ternatea) mempunyai pigmen antosianin yang dapat digunakan sebagai alternatif pewarna alami untuk memberikan warna ungu-biru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bunga telang terhadap sifat fisikokimia keju Mozzarella. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari A=0%, B=0,25%, C=0,50%, D=0,75% dan E=1,00%. Variabel yang dilihat meliputi sifat kimia (antosianin dan pH), sifat fisik (nilai b*), kualitas mutu hedonik dan kualitas hedonik. Pemberian bubuk bunga telang memiliki pengaruh pada kandungan antosianin, nilai b*, nilai pH, warna, tekstur dan rasa. Namun, pemberian bubuk bunga telang tidak memiliki pengaruh pada mutu hedonik aroma. Persentase bubuk bunga telang yang memiliki pengaruh terbesar pada pengujian warna terdapat pada perlakuan E (1,00%) dengan rata-rata kadar antosianin (27,18) mg/g, nilai b* (-18,66), nilai pH (5,58) dan uji skor tinggi subjek pada tingkat tekstur hedonis (4,93) dan rasa hedonis (4,63). Pemberian bubuk bunga telang sebanyak 1,00% pada keju Mozzarella menjadikan kandungan antosianin tertinggi, warna terbiru, serta tekstur yang sangat disenangi panelis.
Efektivitas Deteksi Warna Tanah Secara Cepat dengan Software Berbasis Android Sugeng Winarso; Sheila Natasya Anindia Putri; Azza Putra Kusuma
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.191

Abstract

Praktik-praktik pertanian intensif saat ini banyak berakibat pada menurunnya status kesuburan tanah. Salah satunya adalah banyak lahan pertanian mempunyai faktor pembatas kadar bahan organik tanah rendah hingga sangat rendah. Pengukuran kadar bahan organik tanah membutuhkan waktu yang lama, mahal, dan tidak tersedia di semua laboratorium sehingga banyak perkembangan ilmu pengetahuan belum terimplemetasikan di lapangan. Penelitian bertujuan untuk mengukur efektivitas penentuan warna tanah berbasis andorid terhadap warna tanah. Warna tanah didasarkan pada warna yang ada dalam Munsell Soil Color Chart. Penelitian dilakukan di Kota Bogor, Jember, dan Bondowoso serta di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Universitas Jember. Penelitian dilakukan dengan metode survey lapang dan pengamatan warna tanah di laboratorium dengan sampel tanah kering angin dan lembab dengan jarak pemotretan dengan tanah 20 cm, 25 cm, dan 30 cm dengan alat bantu photo box. Fokus penelitian ini pada nilai value dan chroma. Penggunaan andorid untuk menentukan warna tanah mudah dan cepat namun berdasarkan evaluasi efektivitasnya masih kurang efektif yaitu nilai tertinggi pada faktor tunggal value tanah kondisi kering angin dan jarak pemotretan 20 cm sebesar 57,89% dan chroma tanah lembab jarak pemotretan 30 cm sebesar 52,63%. Oleh karena itu sebelum software ini digunakan secara luas perlu perbaikan untuk meningkatkan nilai efektivitasnya. Saran untuk meningkatkannya adalah sampling tanah yang akan diuji disiapkan dalam kotak dengan luasan sesuai dengan fokus pengambilan gambar dan ketebalan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan warna tanah homogen.
Pengujian Kompos Kiambang dan Kompos Mukuna dengan Berbagai Taraf Dosis terhadap Pertumbuhan dan Hasil pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Fefriyanti DS; Fatardho Zudri; Andi Eviza; Mamang Wahyudi; Ismet Suryadi; Farid Azel
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.203

Abstract

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan kelompok tanaman semusim, tetapi tanaman tembakau termasuk golongan tanaman perkebunan. Luasan areal tanam didominasi oleh perkebunan rakyat sebanyak 99,98% dan 0,02 % dari perusahaan swasta. Penggunaan Pupuk anorganik sudah mulai memberikan dampak lingkungan seperti menurunnya kandungan bahan organik tanah, rentannya tanah terjadi erosi, permeabilitas tanah menurun, populasi mikroba tanah berkurang. Pengembalian kemampuan lahan pertanian sangat penting untuk dilakukan dengan pemberian bahan organik terhadap tanah. Sumber bahan organik yang dapat diberikan kepada tanah adalah kompos. Sumber yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk kompos adalah tanaman kiambang dan tanaman mukuna. Tujuan penelitian mendapatkan jenis kompos dan dosis yang optimal untuk pertumbuhan dan hasil tanaman tembakau. Pelaksanaan penelitian ini dari bulan April sampai dengan Juli 2021. Rancangan Percobaan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama kompos berbahan kiambang dan mukuna. Faktor kedua dosis pemberian yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 gram, 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis ANOVA dan uji lanjut LSD taraf 5%. Parameter pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun terpanjang, lebar daun terlebar, berat basah daun dan berat kering daun. Pemberian jenis pupuk kompos memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetative tanaman tembakau. Pemberian jenis kompos kiambang merupakan kompos yang memberikan pertumbuhan terbaik. Peningkatan dosis menunjukkan pengaruh yang berbeda, didapatkan dosis terbaik 200 gram per tanaman kompos kiambang.
Pemanfaatan Abu Sekam Padi dan Arang Kayu Sebagai Salah Satu Alternatif Penggunaan Top Soil untuk Media Tanam Bibit Kelapa Sawit di Pre-Nursery Arif Triansyah Putra; Rina Ekawati
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.204

Abstract

Penggunaan media tanam merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pembibitan kelapa sawit. Media tanam berperan sebagai media tumbuh dan penyedia unsur hara dan air. Penggunaan top soil sebagai media tanam telah banyak dilakukan dan kemungkinan keberadaannya akan berkurang. Penggunaan abu sekam padi dan arang kayu dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif sebagai media tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji respons pertumbuhan dan biomassa bibit kelapa sawit terhadap pemberian abu sekam padi dan arang kayu sebagai media tanam di pre-nursery. Penelitian ini dari April sampai Juli 2022 di kebun percobaan Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Percobaan mengimplementasikanmenggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama dan kedua berturut-turut adalah komposisi abu sekam padi dan arang kayu dengan masing-masing faktor terdiri dari empat taraf perlakuan, yaitu: 0, 10, 20, dan 30%. Terdapat 16 kombinasi perlakuan dengan pengulangan tiga kali. Pengaruh interaksi yang signifikan terhadap pemberian kombinasi perlakuan abu sekam padi dan arang kayu terlihat pada peubah tinggi bibit pada umur 10 dan 12 minggu setelah tanam (MST), bobot segar dan kering pucuk, dan bobot segar akar bibit kelapa sawit. Tinggi bibit, bobot segar dan kering tajuk, serta bobot segar akar bibit kelapa sawit tertinggi diperoleh pada saat aplikasi abu sekam padi (20%) tanpa penambahan arang kayu (0%). Bobot kering dan panjang akar bibit kelapa sawit tidak dipengaruhi oleh komposisi abu sekam padi dan arang kayu.
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Padi Sawah (Oriza sativa L.) di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango, Indonesia Roy Harun; Nurdin Nurdin; Nurmi Nurmi; Rival Rahman
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.211

Abstract

Penambahan luas lahan sawah penting dilakukan untuk meningatkan produksi padi sawah, tetapi informasi potensi lahan tersebut sering belum tersedia. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu menentukan kelas kesesuaian lahan dan faktor pembatas penggunaan lahan untuk padi sawah, serta menilai kelayakan usahatani padi sawah. Pelaksanakan penelitian dari Juni hingga Agustus 2021 di wilayah Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango. Penelitian menggunakan metode pemadanan antara kriteria kesesuaian tanaman padi sawah dengan karakteristik lahan setiap satuan lahan, sehingga didapatkan kelas kesesuaian aktual dan faktor pembatas lahannya. Setelah faktor pembatas diperbaiki, maka didapatkan kelas kesesuaian potensial yang diteruskan dengan analisis kelayakan usaha padi sawah berdasarkan aspek finansial. Hasil analisis menunjukan bahwa secara aktual, kelas kesesuaian lahan didominasi sesuai marginal (kelas S3) diikuti cukup sesuai (kelas S2) untuk padi sawah di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango dengan pembatas adalah faktor kejenuhan basa. Selanjutnya, setelah perbaikan kelas dengan pemberian bahan organik dan kapur, maka secara potensial kelas kesesuaian lahan untuk padi sawah didominasi kelas S2 diikuti kelas S1 (sangat sesuai). Usahatani padi sawah di wilayah ini relatif menguntungkan karena R/C rasio lebih besar 1.
Kajian Serapan Logam Berat Timbal (Pb) pada Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum) Hepa Lestari; Eries Dyah Mustikarini; Nyayu Siti Khodijah
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.214

Abstract

Bawang merah sebagai komoditas sayuran dengan banyak manfaat sehingga dibutuhkan dalam jumlah besar. Pengembangan bawang merah pada Lahan Pasca Tambang diterapkan oleh beberapa petani hortikultura Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Budidaya Bawang Merah pada Pasca Tambang Timah teridentifikasi tercemar logam berat timbal (Pb) di bawah batas maksimum residu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan bawang merah pada media tanam mengandung logam berat Pb dan tingkat konsentrasi Pb yang dapat mencemari umbi bawang merah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bawang merah pada media tanam mengandung logam berat Pb dan tingkat konsentrasi Pb yang dapat mencemari umbi bawang merah. Metode yang digunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebanyak 6 perlakuan. Perlakuan dosis pemberian logam timbal (Pb) terdiri dari P0 (0 ppm) sebagai kontrol, P1 (25 ppm), P2 (50ppm), P3 (75 ppm), P4 (100 ppm) dan P5 (150 ppm). Pemberian logam berat timbal (Pb) pada media tanam dengan konsentrasi berbeda menunjukkan pengaruh tidak nyata pada pertumbuhan bawang merah. Serapan Pb sangat dipengaruhi oleh konsentrasi jumlah logam berat yang diberikan. Serapan logam berat Pb tertinggi sebesar 0,27 ppm yaitu pada perlakuan P5 dengan konsentrasi 150 ppm. Logam berat Pb dengan konsentrasi 25-150 ppm dapat mencemari umbi bawang merah jika terdapat pada media tanam. Hasil uji diketahui bahwa umbi bawang merah yang tercemar tidak melebihi batas maksimum cemaran sebesar 0,5 ppm sesuai dengan standar batas maksimum cemaran SNI 7387 Tahun.
Keragaman Morfologi Tanaman Kepel (Stelochocarpus burahol Hook F & Thomson) di Desa Burikan, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Puguh Bintang Pamungkas; Arini Al Ifah; Arif Hendratno
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.160

Abstract

Tanaman kepel (S. burahol Hook F & Thomson) merupakan tanaman identitas dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang sulit ditemukan karena telah langka. Kelangkaan tersebut disebabkan oleh adanya anggapan di masyarakat bahwa tanaman kepel sebagai tanaman Keraton sehingga masyarakat tidak berani untuk menanamnya. Upaya konservasi untuk pelestarian tanaman kepel hingga saat ini belum banyak dilakukan. Konservasi bertujuan untuk menyediakan sumber daya genetik sehingga tersedia apabila dibutuhkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang keragaman morfologi tanaman kepel di Desa Burikan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahap, dimana tahap (i) survey kepada masyarakat sekitar, kemudian dilanjutkan tahap (ii) identifikasi lokasi dan pengambilan data primer serta sekunder. Pengamatan dilakukan pada karakter morfologi pohon dan daun. Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk skoring dan dilanjutkan pengelompokan data matriks (Cluster Analysis) dan pembuatan dendogram Unweigthed Pair Group Method Arithmetic Average (UPGMA) menggunakan program MVSP (Multi Variate Statistical Package) version 3.22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai keragaman tanaman kepel berdasarkan morfologi pohon sebesar 0-80%, artinya hanya 20% kemiripan dari karkteristik pohon tanaman kepel yang dijumpai. Sedangkan nilai keragaman tanaman kepel berdasarkan morfologi daun sebesar 0-89%, artinya hanya 11% kemiripan dari karakteristik daun tanaman kepel yang dijumpai.
Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Bekatul Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa L.) yang dibudidayakan Secara Hidroponik Mahmudah Hamawi; Enik Akhiriana; Sofi Marwatun
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.200

Abstract

Budidaya hidroponik selada dengan menggunakan nutrisi AB-mix memiliki beberapa kelemahan, salah satunya harga nutrisinya relatif mahal dan sulit didapatkan dikota-kota kecil. Pupuk organik cair (POC) bekatul berpotensi menjadi nutrisi pengganti atau penambah dalam budidaya hidroponik dikarenakan memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi (2,08%). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh POC bekatul terhadap hasil tanaman selada yang dibudidayakan secara hidroponik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 3 perlakuan yaitu P1 (POC bekatul 15 ml/l), P2 (AB-mix 1500 ppm), dan P3 (AB-mix 1500 ppm + POC bekatul 15 ml/l) yang diulang sebanyak 10 kali sehingga didapatkan 30 unit percobaan. Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering panen selada. Analisis data dilakukan menggunakan analisis varian, apabila terdapat pengaruh nyata, dilakukan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan POC bekatul 15 ml/l belum mampu dijadikan sebagai nutrisi tunggal dalam budidaya selada secara hidroponik, perlakuan nutrisi AB-mix 1500 ppm + POC bekatul 15 ml/l memberikan hasil terbaik dan tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering selada.
Struktur Genetik Molekuler Selada Laut (Ulva lactuca) di Pantai Ulee Lheue, Indonesia Rahmah Hayati; Fawwa Rahly; Muhammad Irzan Majid
Agroteknika Vol 6 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i2.224

Abstract

Pantai Ulee Lheue merupakan kawasan pantai di Kota Banda Aceh yang dikembangkan untuk wisata. Spesies rumput laut makro alga tersebar luas di Pantai Ulee Lheue namun belum pernah dimanfaatkan. Satu diantara selada laut hijau (sea lettuce) yang melimpah di Pantai Ulee Lheue yaitu Ulva lactuca. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur genetik Ulva lactuca yang berasal dari Pantai Ulee Lheue, Aceh, Indonesia secara molekuler. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu skrining morfologi Ulva lactuca yang berpedoman pada literatur jurnal kemudian analisis molekuler ekstraksi DNA genom menggunakan gen primer ITS. Selanjutnya pengujian jarak genetik dengan metode Trichotomy melalui software Treeview X dari analisis statistik GenAlex. Hasil penelitian menunjukkan nilai Fit tidak ada perbedaan yang signifikan dengan Fis. Nilai total migran (Nm) menunjukkan nilai yang berbeda yaitu pada lokus ITS1 0,330 dan ITS 2 yaitu 0,094. Variasi alel lokus ITS dibedakan dengan jelas dari nilai PIC >0,5 artinya memiliki nilai polimorfis yang tinggi. Panjang alel dalam PCR teramplifikasi 300 bp s/d 500 bp. Identifikasi frekuensi statistik gen ITS dari sampel diperoleh pada kedua lokus menunjukkan nilai yang sama (1,000), Fst menunjukkan nilai dalam lokus ITS 1 adalah 0,431, dan ITS 2 0,726. Kekerabatan sangat erat diperoleh dari analisis filogenetik terbagi dalam dua (2) kelompok. Sampel UL8 terpisah dengan sampel UL1, UL2, UL3, UL4, UL5, UL6, UL7, UL9, UL10, UL11, UL12, UL13, UL14 dan UL15. Namun sampel UL10 dan UL14 berada dalam 1 klaster sama dengan sampel UL9 dan UL13. Kekerabatan tersebut kemungkinan dikarenakan spesies Ulva berasal dari pesisir pantai yang sama.

Page 8 of 18 | Total Record : 175