cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Tatengkorang
ISSN : 25958905     EISSN : 2655285X     DOI : 10.54484
Tulisan yang diangkat dari hasil pengabdian masyarakat dibidang perikanan dan kebaharian, kesehatan, teknik komputer dan komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang" : 20 Documents clear
TEKNIK PEMBUATAN JARING INSANG DASAR (BOTTOM GILL NET) RAMAH LINGKUNGAN DI KAMPUNG DALAKO BEMBANEHE KECAMATAN TATOARENG, KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Yuliana Varala Tatontos; Julius Frans Wuaten; Ishak Bawias; Getruida Nita Mozes
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penangkapan ikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan organisme-organisme yang ada di perairan. Untuk mendapatkan organisme tersebut dibutuhkan alat tangkap yang sesuai dengan kondisi perairan setempat. Kampung Dalako Bembanehe merupakan salah satu kampung di pesisir Pulau Kahakitang, yang memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup baik. Masyarakat lokal umumnya memiliki pekerjaan sebagai nelayan dan petani. Alat tangkap produktif yang digunakan oleh masyarakat yaitu jaring insang dasar (Bottom gill net) digunakan untuk menangkap ikan layang atau nama lokal “talang” dan jaring insang untuk menangkap ikan julung-julung atau “roa”. Nelayan Kampung DalakoBembanehe memiliki peluang meningkatkan taraf hidup dengan penerapan teknologi penangkapan ikan alat tangkap jaring insang dasar ikan layang dan jaring ikan “roa”. Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan handline, dimana penghasilan nelayan setiap pengoperasian alat tangkap minimal Rp 350.000/orang, 8 kali operasi penangkapan ikan setiap bulan, jika dirata-ratakan masing-masing nelayan memperoleh penghasilan Rp 2.800.000/bulan. Tujuan utama kegiatan ini yaitu untuk mengatasi permasalahan pada kelompok nelayan, dengan melakukan (1) Introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap jaring insang yang baik dan benar, serta (2) melakukan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap jaring insang dasar “talang” yang ramah lingkungan. Rancangan evaluasi yang digunakan untuk menilai apakah kegiatan pengabdian ini berhasil atau tidak adalah dengan membedakan jumlah hasil tangkapan ikan sebelum dan sesudah program kemitraan Masyarakat dilakukan. Hasil yang didapat dalam pelaksanaan kegiatan PKMS ini adalah, kelompok nelayan pesisir di Kampung Dalako Kecamatan Tatoareng mendapatkan satu paket Gill Net, serta pelatihan penerapan metode/teknik pengoperasian alat tangkap jaring insang dasar “talang” yang ramah lingkungan. Selain itu, kualitas hasil tangkapan yang didapat oleh nelayan juga bertambah dari penggunaan alat tangkap ikan sebelumnya. Fishing is an attempt by human or fishermen to catch aquatic/marine organisms or fish. To catch fish, fishermen need appropriate fishing gears that are suitable with a particular water condition. Located in Kahakitang Island, Dalako Bembanehe village is a costal area with fisheries potential and a majority of its people work as farmers and fishermen. Productive fishing gears used by the local fishermen include basic gillnet or bottom gillnet to catch scad fish or "gutters" and gillnets to catch halfbeak fish or also called "roa" by the local community. Fishemen in the village havean opportunity to improve their income by using bottom gillnet and “roa” fishing nets because these fishing gears were reported to have much higher fish catch than that of handline. It was already estimated that by using this fishing gear, a fisherman could earn Rp 350.000 in one operation and on average Rp 2.800.000 in a month. The main purpose of this community service was to solve the problem of low fish catch faced by a group of local fishermen in Dalako Bembanehe by teaching the group the skills (1) for making gill net and (2) for appropriately operating the environmentally friendly basic gill nets. To assess the impact of the program, we compared the number of fish catch before and after our community service. This program resulted in the provision of one set of gill net to a group of local fishermen in Dalako Bembanehe and earned skills for making and operating basic gillnet and gill nets through training, which in turn significantly increased the fish catch of the targeted local fishermen compared to their previous catch.
PELATIHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER ALAMI DI KAWASAN OBJEK WISATA PESISIR PANTAI EMBUHANGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE dhitodwi pramardika; Gracia Christy Tooy; Melanthon Junaedi Umboh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Embuhanga merupakan objek wisata terkenal di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pantai ini berada pada Desa Petta Selatan, Kecamatan Tabukan Utara. Terdapat 6 toilet yang disediakan namun hanya 4 toilet yang dapat digunakan. Ketersediaan air merupakan masalah yang dialami warga sehingga berpengaruh pada kesehatan terutama personal higiene seperti mencuci tangan sebelum makan. Di daerah tersebut juga terdapat bahan alami yang dapat dimanfaatkan menjadi hand sanitizer, namun selama ini belum dimanfaatkan. Bahan alami tersebut berupa daun jeruk purut. Daun jeruk purut tersebut terdapat kandungan minyak atsiri yang dapat membunuh kuman. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diberikan pelatihan pembuatan hand sanitizer alami. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan personal higiene dan PHBS terutama mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, meningkatkan pemanfaatan tanaman jeruk purut sebagai hand sanitizer alami. Kegiatan yang dilakukan berupa memberikan penyuluhan mengenai hand sanitizer dan pelatihan pembuatan hand sanitizer alami serta melakukan monitoring dan Evaluasi terhadap program tersebut. Berdasarkan hasil pre test dan post test dari hasil penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan media LCD dan melalui diskusi didapatkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan rata-rata sebesar 30. Sementara berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan sebulan setelah pelaksanaan kegiatan diketahui bahwa pembuatan hand sanitizer alami masih dilakukan sebanyak 2 orang. Target luaran yang dihasilkan berupa jurnal ilmiah Tetengkorang, video dan publikasi di surat kabar Koran SINDO. Embuhanga Beach is a famous tourist destination, located in Petta Selatan village, North Tabukan District, Sangihe Islands Regency. The village lacked in water supply and appropriate sanitary facilities with only 4 out of 6 toilets available remaining functional, seemingly unsupportive for the implementation of personal hygienic program such as washing hand before eating (shorten for PHBS) in the village and kaffir lime (Citrus hystrix) grew well in Embuhanga village and because its leaves are known to contain antimicrobial essential oil, they are a good source for natural homemade hand sanitizer. Together with an appropriate training in homemade hand sanitizing agent, they could help the implementation of PHBS program in the village. Thus, the purpose of this communtity service (PKM) was to improve personal hygiene of the people in the village by training them to make natural hand sanitizing agent from the leaves of the kaffir lime and to daily practice PHBS using the natural homemade hand sanitizer. This PKM was implemented in form of training on homemade hand saitizer making and mentoring/discussion on daily PHBS practice with the training, monitoring and evaluation of the program conducted mainly by means of LDC presentation. Whereas pre-test and post-test showed an increase in knowledge of hand sanitizing making and PHBS by an average of 30 point, monitoring and evaluation conducted a month after this community service showed that only two people continued to practice making the natural hand sanitizer. The output of this PKM included publication in scientific journal, Tetengkorang and in Sindo newspaper as well as a video of the community service.
STIMULUS SERTA TRANSFER TEKNOLOGI PANCING ULUR “PAPALI” UNTUK PENANGKAPAN IKAN KURISI (Etelis carbunculus) DI KAMPUNG KALURAE KECAMATAN TABUKAN UTARA Joneidi Tamarol; Fitria Fresty Lungari
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) pancing ulur (hand line) jenis papali di Kampung Kalurae dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi kelompok nelayan mitra. PKMS ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan tentang memahami teknologi penangkapan ikan yang bertanggungjawab dan berkelanjutan, serta memberikan stimulus berupa bahan untuk 6 unit alat tangkap pancing ulur (hand line) papali kepada Kelompok Nelayan “Sahamia” selaku mitra pengabdian. Penangkapan ikan dengan alat tangkap pancing ulur (hand line) jenis papali dengan target penangkapan ikan Kurisi (Etelis carbunculus) atau sahamia memberikan dampak yang positif bagi nelayan Kampung Kalurae karena harga jual ikan ini di pasar lokal. Permasalahan utama yang dihadapi yakni biaya perawatan pancing ulur papali yang cukup tinggi. Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) pancing ulur (hand line) jenis papali ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan yang dihadapi nelayan Kampung Kalurae tersebut sebagai mitra pengabdian. PKMS ini dilakukan dengan mengadakan penyuluhan; pelatihan singkat pembuatan alat tangkap pancing ulur serta penyerahan bahan pembuatan pancing ulur untuk 6 orang anggota kelompoknelayanmitra. Hasil pengabdian ini berupa transfer teknologi serta informasi baru tentang teknik dan modifikasi alat penangkapan ikan oleh tim pengabdi kepada nelayan mitra. Stimulus Community Partnership Service (SCPS)Fishing technology with hand line fishing gear type papali at Kalurae village is conducted to answer some of the problems faced by partner fishing groups. SCPS is carried out by holding counseling about understanding responsible and sustainable fishing technology, and provide stimulus as material for 6 units of hand line fishing gear to “Sahamia” Fishermen Group as a service partner. Fishing technology with papali hand line fishing gear with the target of catching Kurisi (Etlis carbunculus) or sahamia give positive impact on the fishermen of Kalurae Village because of the selling price of these fish in the local market. The main problem faced is the relatively high maintenance costs of papali hand lines. Stimulus Community Partnership Service (SCPS) for papali hand lines is done to answer some of the problems faced by the Kalurae Village fishermen, as service partners. This SCPS is done by holding counseling, short training on the manufacturing of fishing gear and the delivery of materials for making a fishing rod for 6 members of the partner fishing group. The results of this dedication in the form of technology transfer and new information about the techniques and modification of fishing gear by the service team to the fishermen partners.
PENINGKATAN KESEHATAN REPRODUKSI WANITA USIA SUBUR DAN PEMERIKSAAN PAPS SMEAR PADA KELOMPOK PKK KAMPUNG PAGHULU detty kalengkongan; jelita siska herlina hinonaung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wanita usia subur perlu untuk memerhatikan kesehatan reproduksinya. Apabila tidak diperhatikan dapat berisiko untuk menderita kanker serviks. Pada wanita usia subur penanganan bagi kanker serviks sering mengalami keterlambatan disebabkan penderita datang berobat setelah berada pada stadium lanjut. Hasil penelusuran kasus terbanyak kanker serviks di kabupaten Kepulauan Sangihe didapati terjadinya peningkatan dan sebagian besar penderita berada di Wilayah Kecamatan Manganitu. Tujuan pengabdian kepada Masyarakat untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita usia subur dan pemeriksaan Paps Smear pada kelompok PKK Kampung Paghulu. Metode pelaksanaan yaitu pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi wanita usia subur dan pemeriksaan Paps Smear pada Kelompok PKK Kampung Paghulu. Sebanyak 12 orang bersedia melakukan pemeriksaan Paps Smear dan hasil laboratorium menunjukkan sebanyak 11 orang mengalami infeksi, serta seorang direkomendasikan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pada pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk memotivasi responden agar melakakukan pemeriksaan sesuai rekomendasi dokter yang menangani. Kelompok PKK Kampung Paghulu setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan pemeriksaan Paps Smear terjadi peningkatan kesehatan reproduksi. Women of reproductive age need to pay attention to their reproductive health. If not addressed, it can be risky to suffer from cervical cancer. The treatment for cervical cancer often experiences delays caused by patients getting the treatment after being at an terminal stage. According to the medical report, the most cervical cancer in the Sangihe Islands regency were found at the Manganitu District Area. The aim of community service is to improve the reproductive health of women of reproductive age and Paps Smear examination in the Paghulu Village PKK group. Implementation method is by providing health education about reproductive health of women of reproductive age and Paps Smear examination in the Paghulu Village PKK Group. A total of 12 people were willing to do the Paps Smear examination and laboratory results showed as many as 11 people had infections, and one was recommended for further tests. In monitoring and evaluation carried out to motivate respondents to carry out checks according to the recommendations of the treating doctor. After the health education seminar and Paps Smear Examination, the health of Reproductive women community of Paghulu Village became improved.
PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR DI SDN INPRES SALURANG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Gitalia Putri Medea; Jelita Siska Herlina Hinonaung; Astri Juwita Mahihody
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) merupakan salah satu bentuk kegiatan pengabdian yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi untuk membantu kelompok-kelompok atau komunitas dalam memberdayakan potensi serta keterampilan guna peningkatan perekonomian termasuk memberikan kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan. Salah satu kelompok yang menjadi sasaran kegiatan PKMS yaitu siswa sekolah. Kontribusi dalam peningkatan derajat kesehatan bagi siswa sekolah salah satunya dapat dilakukan melalui perilaku mencuci tangan dengan benar. Mencuci tangan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan tetapi masih banyak individu yang kurang menerapkan hal tersebut. Metode pelaksanaan: Pengabdian ini dilaksanakan di SDN Inpres Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada bulan Agustus 2019. Adapun bentuk pengabdian dengan memberikan penyuluhan tentang perilaku mencuci tangan dengan benar dan pengadaan wastafel (tempat mencuci tangan). Adapun hasil dari kegiatan ini berupa tersedianya fasilitas mencuci tangan, penyuluhan tentang perilaku mencuci tangan dengan benar serta demonstrasi cuci tangan dengan benar kepada siswa. Setelah dilakukan kegiatan PKMS Perilaku Mencuci Tangan Dengan Benar di SDN Inpres Salurang maka siswa menerapkan mencuci tangan dengan benar dengan menggunakan sarana yang tersedia yaitu wastafel. Stimulated Partnership Community Service or Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) is a form of community service, organized by higher education institutions to assist groups or communities to maximize their potentials and skills, which in turn improve their economy and health. One of the targets of this PKMS is to improve the health of elementary school students by teaching them a proper hand-washing behavior, using a simple and effective yet overlooked technique. Method: This community service was carried out at SDN Inpres Salurang, Tabukan Selatan Tengah District, Sangihe Islands Regency on August 2019. This was implemented through showcasing a proper hand-washing method to students and providing a washbasin (a place for washing hands) to the school. Result: A hand washing facility (a washbasin) was well installed at the school and a proper handwashing method was taught and demonstrated to students. This PKMS succeeded in teaching students of SDN Inpres Salurang a proper hand washing method, shown by the students ability to properly wash their hands using the installed washbasin.
PEMANFAATAN LEMNA MINOR SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN DI KAMPUNG TALOARANE 1 KECAMATAN MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Saselah, Jetti; Langi, Edwin; Hatimanis, Fauldiks
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/tkrg.v3i0.237

Abstract

Pakan ikan yang mahal menjadi salah satu masalah dalam melakukan kegiatan budidaya ikan di Kampung Taloarane 1 Kecamatan Manganitu. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat, di mulai pada bulan Agustus-Oktober 2019. Materi yang diberikan yaitu pembuatan kolam terpal sebagai wadah pemeliharaan lemna, pembuatan tepung lemna dan pembuatan pakan ikan menggunakaan tepung lemna dan bahan baku lainnya. Selain itu juga dilakukan praktek pembuatan pakan ikan dengan menggunakan bahan baku lokal. diharapkan lewat kegiatan ini masyarakat mampu untuk membuat pakan ikan secara mandiri untuk menunjang kegiatan budidaya ikan di Kampung Taloarane 1. Expensive prize of fish feed is one of the problems in conducting fish farming activities in Taloarane 1 village, Manganitu district. To overcome the problem, community service activities were began in August-October 2019. The material delivered were the construction of canvas tarpaulin pond for the culture of lemna, the manufacture of lemna flour and the manufacture of fish feed using lemna flour and other raw materials. It also carried out the practice on making fish feed. Expected that through this activity the community will be able to make fish feed independently, to support fish farming activities in Taloarane 1 village.
PELATIHAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM MODEL GOVERNMENT TO CITIZEN UNTUK PEMERINTAH KAMPUNG DI WILAYAH KECAMATAN TABUKAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Oktavianus Lumasuge; Arifin Paulus Tindi; Noldi Sinsu
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan sistem informasi model Government To Citizen (G2C) masih belum menyeluruh ditingkatan penyelenggara pemerintahan, terlebih khusus pada pemerintahan desa (kampung). Hal tersebut disebabkan oleh karena minimnya kemampuan sumberdaya manusia dalam perencanaan pengembangan sistem informasi berbasis teknologi komputer. Berimplikasi pada tidak terjabarkannya pengembangan teknologi informasi dalam rencana kegiatan pembangunan. Kondisi tersebut terjadi pada semua pemerintahan kampung di Kabupaten Kepulauan Sangihe, termasuk 18 kampung di wilayah Kecamatan Tabukan Tengah. Pelatihan perencanaan pengembangan sistem model G2C bertujuan untuk memberikan panduan kepada peserta tentang cara merumuskan dan menyusun perencanaan implementasi teknologi informasi untuk menunjang pelayanan informasi kepada masyarakat. Hasil akhir dari rangkaian proses-proses sistematis tersebut menghasilkan suatu dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, berisi prototipe rancangan kebutuhan fungsional sitem berbasis G2C. Dokumen tersebut akan menjadi rule model untuk mendorong pengembangan dan penerapan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan serta tujuan pembangunan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe terlebih khusus, pemerintah kampung di wilayah Kecamatan Tabukan Tengah. The application of the G2C model information system is not comprehensive yet at the level of government administrators, especially at the village or rural area. Apart from the issue of the availability of internet network infrastructure and supporting devices that have not yet explored, the lack of human resource capacity in planning the development of information systems is a major problem. This has implications for the unexplained development of information technology in village development plans. This problem occurs commonly in all administration areas in Sangihe Islands Regency, including 18 villages at the Central Tabukan District. The G2C model system development planning training aims to provide participants with guidance on how to formulate and arrange information technology implementation plans to support information services to the community. The end result of a series of systematic processes is a software requirements specification document, containing a prototype of the functional requirements design system based on G2C. The document will be a rule model to encourage the development and application of information technology in accordance with the needs and development objectives of the Sangihe Islands Regency government, specifically, the village government in the Central Tabukan District.
PEMANFAATAN POTENSI LAHAN PEKARANGAN DI KAMPUNG BARANGKALANG DENGAN MENERAPKAN KONSEP MINAHORTIKULTURA DAN VERTIMINAPONIK UNTUK KETAHANAN PANGAN Yessi Manganang; Jetti Saselah; Bili Melupite
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat kampung Barangkalang secara garis besar telah memanfaatkan lahan pekarangan dengan membuat kolam ikan tetapi pengelolaannya masih belum optimal, karena hanya sebatas membudidayakan ikan saja, belum dikombinasikan dengan bercocok tanam yang memanfaatkan pot, polibag atau paralon yang dirangkai secara vertikal. Konsep pemanfaatan pekarangan dengan Mina Hortikultura dan Vertiminaponik. adalah menggabungkan konsep bercocok tanam dan budidaya ikan dalam satu lahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memanfatkan lahan pekarangan untuk penyediaan bahan kebutuhan rumah tangga dengan sistem minahortikultura dan vertiminaponik. Tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu survey lokasi, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan dan monitoring. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan pekarangan dengan konsep minahortikultura dan vertiminaponik dapat meningkatkan pendapatan keluarga, memberikan keterampilan dalam melakukan pembibitan tanaman serta menambah nilai estetika pada pekarangan rumah. Almost all the people of Barangkalang village have used the plot of land by making fish ponds, but the management is still not optimal, because it is only limited to cultivating fish, not yet combined with farming that utilizes pots, polybags or parallons that are arranged vertically. The concept of using the yard with Mina Horticulture and Vertiminaponik is to combine the concepts of farming and fish farming in one land. This activity aims to provide knowledge and skills of the community in making use of the plot of land in the supply of household needs with the minahorticulture and vertiminaponic systems.Stages of activity implementation are survey of location, preparation of tools and materials, implementation of activities and monitoring. The results showed that the use of the plot of land with the concept of minahorticulture and vertiminaponik can increase family income, provide skills in plant nurseries and add aesthetic value to the house yard.
PENAMBAHAN RAGI ROTI (Saccharomyces cereviceae) DAN KUNYIT (Curcumae domesticae Val) PADA PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN IMUNITAS IKAN BUDIDAYA DI PULAU KAWIO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Darna Susantie; Usy Nora Manurung
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penerapan Pengabdian Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) ini bertujuan membantu nelayan dan masyarakat di Pulau Kawio dalam membudidayakan ikan air tawar dan beberapa aspek penting yang menunjang usaha budidaya serta memberikan demonstrasi bagaimana cara membuat pakan bahan herbal yang ditambahkan dalam pakan ikan. Imunostimulan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah ragi roti (Saccharomyces cereviceae) dan kunyit (Curcumae domesticae Val). Penambahan ragi roti (S. cereviceae) dan kunyit (C. Domesticae Val) pada pakan dapat meningkatkan pertumbuhan dan imunitas ikan. Tujuan ini akan dapat dicapai lewat penerapan beberapa metode penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan yang mudah dipahami, dimengerti dan diterapkan oleh nelayan dan masyarakat secara mandiri. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini meliputi penjelasan tentang cara budidaya ikan air tawar dan pengelolaan kualitas air serta penerapan penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan. Dengan kegiatan ini, nelayan dan masyarakat di Pulau Kawio lebih memahami budidaya ikan air tawar dengan penambahan ragi roti dan kunyit pada pakan. Dimana ragi roti dan kunyit dapat meningkatkan nafsu makan ikan sehingga pertumbuhan ikan dan sistem imunnya juga akan meningkat. Dengan adanya kegiatan ini dapat merangsang masyarakat di Pulau Kawio untuk membudidayakan ikan air tawar sehingga membantu dan menambah penghasilan masyarakat ketika laut tidak bersahabat dalam pemenuhan gizi ikan. The purpose of the application of the Stimulus Community Partnership Service (PKMS) is to help fishermenand communityon Kawio Island to cultivate freshwater fish and several important aspects that support the cultivation business and giving demonstrations that how to make herbal feed added to fish feed. Immunostimulants used in this service are baker’s yeast (Saccharomyces cereviceae) and turmeric (Curcumae domesticae Val). Addition of baker’s yeast (S. cereviceae) and turmeric (C. domesticae Val) to feed can increase growth and immunity of fish. This goal will be achieved through the application of several methods of adding baker’s yeast and turmeric to feed that is easily understood, and applied by fishermen and the community independently. The stages of the implementation of this activity include an explanation of how aquaculture freshwater fish and water quality management and the application of the addition of baker’s yeast and turmeric to the feed. With this activity, fishermen and the community on Kawio Island better understand aquaculture freshwater fish by adding baker’s yeast and turmeric to the feed. Where baker’s yeast and turmeric can increase the appetite of fish so that the growth of fish and the immune system will also increase.With this activity, it can stimulate people on Kawio Island to cultivate freshwater fish so that it helps and increases community income when the sea is not friendly in fulfilling fish nutrition.
HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN DI KAWASAN OBYEK WISATA PESISIR PANTAI EMBUHANGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Gracia Christy Tooy; Grace Angel Wuaten; Melanthon Junaedi Umboh
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan lingkungan menjadi penting untuk diperhatikan agar tidak menimbulkan munculnya suatu penyakit. Perhatian harus diarahkan kepada pemenuhan fasilitas sanitasi di tempat wisata, sanitasi makanan, hingga pengelolaan limbah. Sehingga hal yang menjadi fokus pengabdian kemitraan masyarakat stimulus adalah higiene dan sanitasi lingkungan tempat wisata pesisir pantai Embuhanga. Metode pengabdian masyarakat secara keseluruhan terdiri dari tiga tahap, yang terdiri dari tahap pertama persiapan awal, tahap kedua penyuluhan dan pengadaan perlengkapan pengabdian, tahap ketiga evaluasi kegiatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang higiene sanitasi lingkungan dan masyarakat dapat menerapkannya sesuai ketentuan yang ada. Berdasarkan analisis kesiapan kampung dalam pelaksanaan higiene sanitasi lingkungan obyek wisata pesisir pantai yang didapatkan dari Kapitalaung bahwa kebijakan kampung tentang higiene sanitasi wisata pesisir pantai secara khusus belum ada, pengembangan kegiatan berbasis kesehatan lingkungan belum ada, dan pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi lingkungan belum optimal. Selanjutnya dilakukan penyuluhan tentang higiene sanitasi lingkungan dan pengadaan sarana sanitasi serta sign mark kesehatan lingkungan. Setelahnya dilakukan evaluasi ke lokasi obyek wisata hal-hal yang sudah direalisasikan dari kegiatan sebelumnya. Kesimpulannya higiene sanitasi lingkungan belum optimal dan kegiatan pengabdian masyarakat membantu masyarakat dalam penerapan higiene sanitasi lingkungan terutama untuk obyek wisata pesisir pantai Embuhanga. Environmental health plays a crucial role in preventing the emergence of any kind of diseases. Therefore, attention should be given to meet various sanitary standards such as intourist destination, local culinary and waste management. This community service focused on hygiene and environmental sanitation of Embuhanga coastal tourist destination. A three stages method was applied in this community service including preparation, extension and provision of the community service as well as evaluation of the program with the aim of increasing public knowledge on environmental sanitation and community hygiene to meet the existing regulation. Based on our analysis of readiness, it was found that the village was unready to implement the environmental sanitation and hygiene program on the coastal tourist destination mainly because of the absence of the village’s policy on sanitation and health-based activities in addition to unoptimal management of environmental and sanitary facilities and infrastructure in the village. As a result, environmental sanitation and hygienic program was introduced and campaigned by our team to the village, which was further supported by provision of sanitary facilities and health sign marks by the team to the village. Finally,this community service was evaluated by our team. In conclusion, this community service helped the community in Embuhanga village implement the environmental sanitation and hygiene program for Embuhange’s coastal tourist destination.

Page 1 of 2 | Total Record : 20