cover
Contact Name
Kani Mahardika
Contact Email
kani.mahardika@email.unikom.ac.id
Phone
+6281221746321
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Dipati Ukur No.112-116, Kota Bandung, Jawa Barat
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Wilayah dan Kota
ISSN : 23557281     EISSN : 26859378     DOI : https://doi.org/10.34010/jwk
JWK: Jurnal Wilayah dan Kota is an academic journal published two times annually (April-November) by Program of Regional and City Planning (Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer) Universitas Komputer Indonesia. This journal publishes original researches in multi concepts, theories, perspectives, paradigms and methodologies on regional and city planning.
Articles 94 Documents
Strategi Pengembangan Wilayah Berbasis Ekonomi Lokal di Pesisir Desa Mekar Indah Kecamatan Buki Kabupaten Kepulauan Selayar Albab, Nurul Istiqamah Ulil
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 02 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i02.11019

Abstract

According to Regional Regulation Number 5 of 2012 concerning Selayar Islands Regency Spatial Planning for 2012-2032, it is explained that Mekar Indah Village is included in the coastal area where the majority of the population relies on marine products by working as fishermen, especially for people who live in coastal areas. . The activities carried out by fishermen in this village every day are to catch fish and sell them to the villagers. Based on research results, Mekar Indah Village has a potential that can be developed to improve the welfare of its community, one of the potentials found in Mekar Indah Village is the potential for natural resources in the fisheries sector. However, the community has not been able to manage these resources optimally, due to the lack of knowledge of the use of coastal resources, as well as the low quality of human resources to manage these fishery products. Seeing the problems above, efforts are needed to empower coastal communities. The analytical method used in this research is the triangulation analysis method. The concept of empowering coastal communities to minimize the problems that occur in coastal areas can be an effort to develop local economic-based coastal areas in Mekar Indah Village, namely increasing knowledge and skills, fostering innovation in fish processing, training in the use of the latest technology, fisheries cooperatives, establishing partnerships for product marketing.
Morphological Changes In Wesakin Village Along The Edge Of "Uwe" River Jayawijaya Regency Papua Mountains Province Indonesia Soni, Aprianto; YM, Hardiyanti
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 02 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i02.11561

Abstract

Wesakin Village, Wouma District, is an area located on the banks of the " Uwe" river. Rivers are very important for the survival of the people living in the village. The " Uwe" river should be preserved but the current situation is the opposite. The preservation of the “ Uwe” river has received little attention from the government, whether in terms of transportation facilities, residential facilities or infrastructure in accelerating regional development. Wesakin Village has been one of the areas affected by natural disasters since in the last 5 years, the impact of this phenomenon resulted in damaged infrastructure. This research uses qualitative methods, while data collection techniques in this research include observation, interviews, documentation and literature study. The results of this research show that there are morphological changes in the residential area on the banks of the “ Uwe” river, which used to be just an ordinary river bank, but as time goes by, there is residential development where the banks of the " Uwe" river, settlements are now starting to become disorganized due to natural disasters such as landslides and flash floods. which once affected Wesakin Village. There are two morphological changes, namely morphological changes in community residential areas and natural morphological changes that occur in changes in the structure of soil and rocks. Keywords: Rivers,Jayawijaya; Landslides; Morphology; Infrastructure.
Pengaruh Perubahan Kebiasaan Berjalan dan Persepsi Tentang Walkability pada Niat untuk Berjalan Mahasiswa Pasca Pandemi COVID-19 Syafriharti, Romeiza; Heriandi, Fikri
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.12507

Abstract

Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang terdampak pandemi COVID-19, yang rentan terjadi penurunan aktivitas fisik. Berjalan, sebagai salah satu bentuk aktivitas fisik, dapat mengatasi masalah kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktural persepsi tentang lingkungan terbangun (perceived walkability), dengan indikator keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, serta perubahan durasi berjalan selama pandemi COVID-19 dibandingkan sebelumnya (change in walking habit) pada niat meningkatkan durasi berjalan pasca pandemi COVID-19 (intention to walk). Responden adalah mahasiswa Universitas Komputer Indonesia yang berdomisili sejak awal di Kota Bandung. Metode analisis adalah structural equation modeling – part least square dengan menggunakan SmartPLS versi 4. Temuan studi ini adalah bahwa tidak ada perubahan yang berarti pada durasi berjalan mahasiswa selama pandemi COVID-19 dibandingkan sebelumnya, ada niat untuk meningkatkan durasi berjalan pasca pandemic COVID-19, serta keselamatan, keamanan, dan kenyamanan adalah faktor yang menentukan penilaian tentang walkability lingkungan. Change in walking habit dan perceived walkability secara signifikan memengaruhi intention to walk. Perceived walkability juga memengaruhi change in walking habit. Pengaruh langsung perceived walkability pada intention to walk lebih besar daripada pengaruh tidak langsung dengan mediasi change in walking habit. Adanya peran walkability pada perilaku berjalan membutuhkan perhatian pemerintah kota untuk merencanakan kota yang ramah bagi pejalan.
Persepsi Masyarakat terhadap Implementasi dan Hubungan Indikator Green Port di Pelabuhan Panjang Agnes, Elma; Wijayanti, Goldie Melinda; Sukmawati, Dian Prasetyaning
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.12571

Abstract

Konsep green port dilakukan untuk mewujudkan pelabuhan ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan akibat aktivitas pelabuhan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pelabuhan Panjang merupakan pelabuhan yang bertaraf internasional dan saat ini sedang dalam proses transformasi menuju green port/eco-port. Masyarakat di sekitar pelabuhan merupakan salah satu stakeholder eksternal dan menjadi salah satu faktor dari pelabuhan yang berkelanjutan. Namun, pembahasan mengenai masyarakat di sekitar pelabuhan masih tergolong sedikit sedangkan masyarakat sekitar pelabuhan adalah penerima utama dari dampak negatif aktivitas pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi masyarakat sekitar terhadap indikator green port di daerah sekitar Pelabuhan Panjang dan menganalisis hubungan indikator green port terhadap implementasi konsep green port di Pelabuhan Panjang berdasarkan persepsi masyarakat di sekitarnya. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, analisis skoring menggunakan pengukuran skala likert, dan analisis korelasi non-parametrik Kendall’s tau-b. Hasil analisis menunjukkan adanya variasi dalam persepsi masyarakat terhadap indikator green port, dan terdapat hubungan yang signifikan antara beberapa indikator green port dengan implementasi konsep green port di Pelabuhan Panjang.
Dampak Pembangunan Terhadap Suhu di Kota Bandarlampung Medy, Richard Jan; Wijayanti, Goldie Melinda; Syahputra, Andi
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.12586

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengaruh pembangunan perkotaan terhadap perubahan suhu dan kaitannya dengan perubahan iklim di Kota Bandarlampung. Peningkatan suhu signifikan di daerah perkotaan dalam beberapa dekade terakhir telah memberikan dampak yang terasa oleh semua makhluk hidup. Studi ini menggunakan metode campuran dengan desain penelitian longitudinal untuk memahami hubungan antara pembangunan dan suhu perkotaan serta dampaknya terhadap perubahan iklim. Data dikumpulkan melalui observasi, data sekunder, dan analisis citra Landsat tahun 2012 dan 2022. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan antara variabel bebas (jumlah penduduk dan NDBI) dan variabel terikat (suhu). Hasil menunjukkan bahwa perubahan suhu di Kota Bandarlampung tidak terlalu signifikan, namun Kecamatan Panjang mengalami perubahan suhu paling besar. Analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa jumlah penduduk tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap suhu, namun pembangunan perkotaan (NDBI) memiliki pengaruh yang signifikan. Temuan ini menunjukkan dampak signifikan pembangunan terhadap suhu perkotaan dan pentingnya perencanaan dan pengelolaan kota yang berkelanjutan. Hasil penelitian ini dapat membantu pemerintah daerah, pengembang, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan di Kota Bandarlampung.
Kajian Aksesibilitas Halte Brt Terhadap Sebaran Pemukiman Sepanjang Jalur Brt Trans Jateng (Koridor 1 Purwokerto - Purbalingga) juanita, juanita ST.
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.12589

Abstract

Bus Rapid Trans (BRT) Trans Jateng Banyumas merupakan salah satu transportasi umum yang menghubungkan Kota Purwokerto – Purbalingga. Tujuan penelitian adalah mengkaji aksesibilitas halte BRT terhadap sebaran permukiman sepanjang jalur BRT Trans Jateng Koridor 1 Rute Purwokerto – Purbalingga. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan data spasial. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah teknik overlay dan buffering dengan aplikasi Arcgis 10.8. Hasil diperoleh sebagian besar mencapai 65 % buffering halte BRT terhadap pemukiman berjarak pada radius 500m – 1000m. Diperlukan dukungan fasilitas penunjang lainnya untuk mobilitas dan kemudahan akses menuju layanan BRT termasuk angkutan pengumpan lainnya.
Strategi Pengembangan Kelembagaan Kampung Wisata Adat (Studi Kasus: Kampung Adat Cirendeu, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi) Maulida, Adinda Shofia; Aulia, Selfa Septiani
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i01.12590

Abstract

Badan pengelola pariwisata berbasis desa adat merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di bidang pariwisata. Berdasarkan RTRW Kota Cimahi, Kampung Cireundeu yaitu sebagai wisata budaya lokal di Kelurahan Leuwigajah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bagaimana strategi pengembangan Kampung Wisata Adat Cireundeu berdasarkan kelembagaan yang ada di Kampung Wisata Adat Cireundeu. Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis SWOT. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan snowball sampling, dengan jumlah enam informan masyarakat lokal, dan tiga informan dari dinas terkait. Hasil penelitian strategi pengembangan kelembagaan Kampung Wisata Adat Cireundeu terdapat strategi prioritas utama untuk Strength dan Opportunities (S-O), yaitu 1) Meningkatkan jumlah pelatihan untuk setiap bidang terutama bidang kesenian seperti kesenian angklung buncis, karinding dan kecapi suling, 2) Meningkatkan pelatihan memandu untuk anggota POKDARWIS, terutama anggota muda serta mengadakan musyawarah bersama sesepuh adat untuk pembekalan mengenai pengetahuan tentang Kampung Adat Cireundeu, 3) Meningkatkan intensitas gotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kenyamanan toilet umum untuk pengunjung wisatawan secara bersama-sama, 4) Meningkatkan inovasi seperti melengkapi peralatan yang dibutuhkan wisatawan, menjaga kebersihan agar lebih nyaman, dan ditambahkan hiasan yang lebih menarik, 5) Pengembangan penyediaan paket wisata dengan tambahan aktivitas something too see dan something to do dari bidang kuliner dan bidang promosi.
Evaluasi Pemanfaatan Ruang Tempat Pemakaman Umum di Kota Bandung Aulia, Selfa Septiani; Winoto, Hendro
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 9 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v10i01.12591

Abstract

Kota Bandung adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dan termasuk ke dalam kota yang besar. Pada tahun 2020 Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak 2.444.160 juta jiwa, serta jumlah penduduk yang akan terus bertambah. Kota Bandung harus memiliki sarana dan prasarana yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang tinggal di Kota Bandung. Sarana yang penting dan sangat perlu diperhatikan keadaannya di Kota Bandung salah satunya adalah Tempat Pemakaman Umum (TPU). TPU adalah sarana yang cukup penting bagi manusia karena berfungsi sebagai tempat memakamkan manusia yang telah meninggal dunia dan memiliki fungsi lain yaitu sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki 4 fungsi yaitu fungsi ekologis, fungsi sosial budaya, fungsi arsitektur, dan fungsi ekonomi. Seharusnya tempat pemakaman umum di Kota Bandung berjalan sesuai dengan fungsi ruang terbuka hijau. Namun masih adanya alih fungsi guna lahan terhadap tempat pemakaman umum menjadi guna lahan seperti perumahan, perdagangan dan jasa, pendidikan, industri dan yang lainnya yang tidak tidak sesuai dengan arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bandung. Hanya 1 dari 13 TPU di Kota Bandung yang sesuai dengan arahan rencanca Detail Tata Ruang Kota Bandung dan berfungsi sebagai ruang terbuka hijau.
Kajian Morfologi Kampung Kapitan Sebagai Kawasan Permukiman Tepian Air yang Berkelanjutan (Studi Kasus: Kampung Kapitan 7 Ulu, Palembang) Yansyah, Medi Ardi; Persada, Citra
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 01 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.12597

Abstract

Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia dan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, Kota Palembang dibelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian. Kampung Kapitan merupakan salah satu kawasan cagar budaya yang terletak di tepi sungai Musi tepat di sisi barat jembatan Ampera yang dikenal juga dengan daerah Tujuh Ulu. Munculnya Kampung Kapitan pada awalnya disebabkan oleh kebutuhan atau kepentingan masyarakat atas transportasi dan kebutuhan terhadap air. Perkembangan yang terjadi di Kampung Kapitan cukup pesat dan telah mempengaruhi kondisi lingkungan di kampung itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji morfologi Kampung Kapitan sebagai permukiman tepian air dan mencari tahu apakah Kampung Kapitan telah berkembang menjadi permukiman berkelanjutan. Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan pengumpulan data berdasarkan hasil studi literatur dan observasi langsung ke lapangan. Setelah mengkaji sejarah Kampung Kapitan, faktor perkembangan morfologi, elemen morfologi, jenis tepian air, pola permukiman, dan kondisi lingkungan di Kampung Kapitan, permasalahan yang didapatkan dari perkembangan permukiman yakni masalah pada lingkungan hidup yang buruk. Morfologi Kampung Kapitan mengalami perubahan yang sangat jauh dari tahun ketahun hal ini ditandai dari berkurangnya ruang terbuka dan hilangnya area bantaran sungai yang berubah menjadi area pemukiman, kurangnya pemahaman masyarakat terkait efisiensi energi dan transportasi sehingga tidak tersedianya jalur kendaraan dan lahan parkir di Kampung Kapitan, serta perilaku hidup tidak sehat membuktikan bahwasanya lingkungan di Kampung Kapitan belum memenuhi kriteria dari lingkungan tepian air berkelanjutan.
Pengaruh Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi terhadap Perubahan Lahan Pertanian di Kelurahan Koya Barat Distrik Muara Tami Kota Jayapura Ramandei, Lazarus
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 10 No. 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i02.12309

Abstract

Terjadinya perkembangan infrastruktur dan ekonomi yang besar dengan meningkatnya penduduk di Kelurahan Koya Barat dan terjadinya perubahan lahan yang bervariasi di Kelurahan Koya Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi perubahan lahan pertanian di Koya Barat, mengetahui pengaruh peningkatan pembangunan infrastruktur jalan terhadap perubahan lahan pertanian di Kelurahan Koya Barat dan kesesuaian lahan Kelurahan Koya Barat terhadap RTRW Kota Jayapura tahun 2013-2033. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Methods dan menggunakan citra multi-years dari tahun 2014-2033 untuk mengindentifikasi perubahan lahan. Dan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menghasilkan bahwa perubahan lahan pertanian di Kelurahan Koya terjadi dengan berkurangnya lahan pertanian sebesar 69 ha. Peningkatan infrastruktur jalan mempengaruhi perubahan lahan pertanian di Kelurahan Koya Barat karena meningkatkan harga lahan, perpindahan penduduk ke Koya Barat dan pengembangan yang pesat di Koya Barat. Ketidak-sesesuaian lahan pertanian di Kelurahan Koya Barat dengan RTRW Kota Jayapura terjadi di beberapa kawasan, dengan total sebesar 50 ha lahan yang tidak sesuai dengan RTRW Kota Jayapura Tahun 2013-2033. Kata kunci: Perubahan Lahan, Pertanian, Pembangunan, Aksesibilitas, SIG

Page 8 of 10 | Total Record : 94