cover
Contact Name
Octariana Sofyan
Contact Email
lppm@afi.ac.id
Phone
+62274-370458
Journal Mail Official
lppm@afi.ac.id
Editorial Address
Jl. Veteran Gang Jambu Kebrokan Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta 55151
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kefarmasian AKFARINDO
ISSN : 25287257     EISSN : 25287265     DOI : -
The journal includes various fields of pharmaceuticals sciences such as: -Pharmacology and Toxicology -Pharmacokinetics -Community and Clinical Pharmacy -Pharmaceutical Chemistry -Pharmaceutical Biology -Pharmaceutics -Pharmaceutical Technology -Biopharmaceutics -Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology -Alternative medicines
Articles 195 Documents
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TERHADAP PENANGANAN NYERI HAID Bingarwati, Ariadne; Astuti, Harti
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.72

Abstract

Remaja akan mengalami masa kematangan seksual dan tercapainya kedewasaan yang disebabkan karena kematangan fungsi endokrin. Salah satu kematangan seksual yaitu terjadinya menstruasi yang merupakan proses biologis dari tubuh. Selama masa menstruasi kebanyakan remaja puteri akan seringmengalami dismenore primer atau nyeri haid, kemungkinan lebih dari 50% perempuan mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja puteri tentang penanganan nyeri haid. Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan menggunakan kuisioner. Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan rumus slovin adalah 78 responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis hasil persentase tiap kuisioner dan kategori tingkat pengetahuan yang terdiri dari baik, cukup dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja puteri yang memperoleh pengetahuan baik mengenai penanganan nyeri haid sebanyak 47 orang (60,3%); cukup sebanyak 30 orang (38,5%) dan kurang sebanyak 1 orang (1,3 %). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja puteri mengenai penanganan nyeri haid sudah baik.
PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TENTANG PENGGOLONGAN OBAT TERHADAP PENGETAHUAN MASYARAKAT DUSUN TEGALKEMUNING KOTA YOGYAKARTA Suryani Kusumaningtyas, Rina Dwi; Sofyan, Octariana
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.73

Abstract

Masyarakat cenderung melakukan pengobatan sendiri tanpa didasari pengetahuan yang memadai mengenai obat yang dikonsumsi. Informasi tentang cara pengobatan sendiri yang mereka dapatkan sebagian besar dari pengalaman orang lain dan hanya 5,36% informasi dari petugas kesehatan. Sedikitnya informasi yang diperoleh oleh responden dalam melakukan pengobatan sendiri dapat mempengaruhi pengetahuan responden sehingga dapat menyebabkan kesalahan pengobatan Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang obat pada masyarakat. Mengetahui tingkat pengatahuan dan pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang penggolongan obat pada masyarakat Dusun Tegalkemuning Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan menggunakan metode quasi eksperimental dengan rancangan one group pre-test post-test dengan jumlah sampel 70 responden. Analisa data menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian yang di dapatkan yaitu sebelum pemberian intervensi penyuluhan memiliki kategori pengetahuan kurang sebesar 97.14% dan kategori pengetahuan cukup sebesar 2.86% setelah pemberian intervensi penyuluhan terjadi peningkatan untuk kategori pengetahuan cukup menjadi sebesar 52.85%sedangkan untuk kategori baik menjadi sebesar 47.15%. Dapat disimpulkan bahwa pemberian intervensi penyuluhan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang penggolongan obat yang dapat dilihat dari hasil uji signifikan p (0.000) < 0.05
SKRINING FITOKIMIA, FORMULASI DAN UJI KARAKTERISTK FISIK SEDIAAN DOUBLE EMULSION BUAH KUPA KERING (SYZGIUM POLYCEPHALUM Merr ) Fitriani Puspitasari, Dewi; Sofandi, Amor
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.74

Abstract

Penuaan kulit dapat menimbulkan perubahan estetika kulit. Perubahan estetika kulit disebakan oleh beberapa hal seperti xenobiotik, polutan, dan radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif. Buah kupa merupakan buah yang mengandung senyawa antoxianin yang berfungsi sebagai antioksidan. Emulgel merupakan sediaan yang menjanjikan untuk digunakan secara topikal. Kelebihan dari sediaan emulgel mampu mencegah oksidasi senyawa aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasi dan menguji karakteristik fisik sediaan emulgel buah kupa. Serbuk kering buah kupa yang disari dengan larutan HCl mampu menjaga terjadinya perubahan warna dari filtrat. Emulsi primer yang mengandung antoxianin selanjutnya didispersikan kedalam emulsi sekunder yang mengandung gelling agent. Hasil formulasi menghasilkan karakteristik fisik sediaan emulgel yang baik, yakni memiliki daya sebar, daya lekat dan pH yang memenuhi persyaratan.
PERBANDINGAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN GEL SERBUK FREEZE DRIED DAN EKSTRAK ETANOL BUAH PARE Ratna Rianti, Dian; Rahmi, Nadia; Septianingrum, Yena
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.75

Abstract

Buah pare (Momordica charantia L.) memiliki senyawa flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Berdasarkan efektifitas penggunaan sediaan topikal, gel memiliki banyak kelebihan. Untuk menentukan kualitas dan keamanan sediaan gel diperlukan uji stabiltas fisik selama masa penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik sediaan gel dengan bahan aktif berbentuk serbuk dan ekstrak dari buah pare dengan basis karbopol 1%. Formulasi sediaan gel dilakukan dengan menggunakan 3 formula yaitu F1 (gel serbuk freeze dried buah pare), F2 (gel ekstrak etanol buah pare), F3 (Basis). Gel diuji stabilitas fisik meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar. viskositas. Hasil pengujian stabilitas fisik F1 pada penyimpanan minggu ke 4 menunjukkan sediaan tidak homogen dan terjadinya perubahan warna pada sediaan menjadi lebih pucat, daya lekat, dan viskositas. F2 menunjukkan perubahan nilai daya sebar dan viskositas. F3 mengalami perubahan pada daya lekat.Penambahan bahan aktif (buah pare) dalam bentuk serbuk mempengaruhi stabilitas fisik yaitu homogenitas, warna, daya lekat dan viskositas. Penambahan ekstrak etanol buah pare dalam sediaan gel mempengaruhi stabiltas fisik daya sebar dan viskositas.
UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) Muthoharoh, Latifatun; Ratna Rianti, Dian
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.76

Abstract

Pemanfaatan daun kelor dalam sediaan krim dengan kandungan flavonoid berfungsi sebagai antioksidan. Penambahan ekstrak berpengaruh pada stabilitas sediaan krim dikarenakan adanya perbedaan polaritas dengan basis krim sehingga diperlukan uji stabilitas. Pengujian stabilitas fisik diperlukan untuk menjamin sediaan krim tetap memenuhi persyaratan selama masa penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas fisik krim ekstrak daun kelor terkait organoleptik, homogenitas, pH, daya lekat, daya sebar, dan viskositas dalam penyimpanan suhu ruang selama 4 minggu dan membandingkan stabilitas fisik krim dengan ekstrak dan tanpa ekstrak. Ekstraksi secara maserasi menggunakan etanol 70%, dilanjutkan uji flavonoid ekstrak dan pembuatan krim. Hasil pengujian dianalisis menggunakan SPSS 23.0 dengan uji Repeated ANOVA. Data disajikan dalam bentuk mean ± SD dengan taraf kepercayaan 95%. Uji organoleptik dan homogenitas menunjukan tidak adanya perubahan dan sediaan homogen. Hasil uji pH sediaan krim ekstrak daun kelor pada minggu ke-0, 2 dan 4 berturut-turut 6,38, 6,32 dan 6,42, uji daya lekat yaitu 1,66 detik, 2,08 detik dan 1,42 detik, dan daya sebar yaitu 6,01 cm, 6,15 cm dan 4,99 cm. Pengujian viskositas sediaan krim ekstrak daun kelor mengalami penurunan dari 667,11 cps menjadi 574,38 cps. Penambahan ekstrak daun kelor mempengaruhi stabilitas fisik krim terkait pH, daya lekat, daya sebar dan viskositas. Terdapat perbedaan yang signifikan pada perbandingan stabilitas antara kedua formula pada parameter pH.
EVALUASI KELENGKAPAN PENANDAAN DAN KESESUAIAN NOMOR NOTIFIKASI KOSMETIKA YANG DIPERDAGANGKAN DI SALAH SATU SWALAYAN DI KOTA YOGYAKARTA Muhlis, Muhammad; Yanuartati, Triatmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.77

Abstract

Untuk melindungi masyarakat dari penggunaan kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan, maka pemerintah mensyaratkan kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan teknis meliputi penandaan yang di dalamnya terdapat nomor notifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan penandaan dan kesesuaian nomor notifikasi kosmetika yang tergolong dalam kategori sediaan perawatan kulit, sediaan pewarna rambut, sediaan rias mata, sediaan rias wajah, dan sediaan kuku yang iperdagangkan di salah satu swalayan di Yogyakarta. Penelitian ini digunakan metode observasional. Data penandaan dan nomor notifikasi terhadap lima kategori kosmetika yang kemudian dievaluasi dengan ketentuan kosmetika yang berlaku dan termuat dalam Peraturan Kepala BPOM RI. Hasil penelitian didapatkan jumlah total 1.083 produk kosmetika dari lima kategori yang dievaluasi, kosmetika yang tidak memenuhi persyaratan kelengkapan penandaan sejumlah 87%. Ketidaklengkapan penandaan didominasi oleh tidak adanya informasi peringatan/keterangan lain pada produk. Diketahui sejumlah 42% kosmetika disertai dengan nomor notifikasi yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku karena telah habis masa berlakunya dan harus diperpanjang untuk dapat diedarkan kembali. Disimpulkan bahwa hanya sebesar 13% kosmetika yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan penandaan dansejumlah 58% kosmetik telah disertai dengan nomor notifikasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN BASIS ASAM STEARAT Istiqomah, Rahmawati Azizah; Azzahra, Fara
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.79

Abstract

Daun belimbing wuluh mengandung flavoniod, saponin, tanin, sulfur, peroksidase. Ekstrak etanol daun belimbing wuluh diformulasikan menjadi sediaan krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik krim ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Penelitian ini merupakan eksperimental dengan metode posttest only control group design. Ekstrak hasil maserasi diformulasikan menjadi krim menggunakan basis asam stearat. Krim dibuat menjadi FI formula kontrol (basis krim) dan FII krim dengan ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Krim diuji organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar. Hasil uji pH dan uji daya sebar diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbedaan karakteristik FI dan FII diuji menggunakan Independent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap organoleptis dan pH krim. Warna FII hijau kecoklatan sedangkan warna FI putih. Hasil pH FII 5,66 ± 0,10 dan FI 6,5 ± 0,15, hasil uji Independent T-test pH krim menunjukkan hasil (Sig<0,05), ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pH FI dan FII.Hasil uji daya sebar dan homogenitas tidak memiliki perbedaan signifikan antara FI dan FII. Rerata daya sebar FI 6,41 ± 0,35 cm dan rerata daya sebar FII 6,77 ± 0,11 cm. FI dan FII menunjukkan sediaan krim yang homogen. Kesimpulan penelitian yaitu ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan basis asam stearat dapat dibuat dalam sediaan krim dan memiliki sifat fisik yang baik sesuai standar persyaratan sediaan krim.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK MENGGUNAKAN METODE ATC/DDD DAN DU90% DI RAWAT JALAN POLI PENYAKIT DALAM RS AL-ISLAM BANDUNG Desianti Khoiriyah, Shahnaz; Ratnawati, Rani; Halimah, Eli
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.81

Abstract

Resistensi antibiotik menjadi salah satu topik yang mendapat perhatian lebih dari pemerintah Indonesia. Pada PMK No. 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit mewajibkan Rumah sakit untuk membentuk tim pelaksana Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) di Rumah Sakit. Tugas dari tim pelaksana PPRA diantaranya melakukan evaluasi penggunaan antibiotik. Metode ATC/DDD (Anatomical Therapeutic Chemical/Daily Defined Dose) digunakan untuk evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik dalam satuan jumlah ATC/DDD dan mengetahui antibiotik yang termasuk kedalam DU90% (Drug Utilization 90%) pada pasien rawat jalan di poli penyakit dalam (Internis) di RS Al-Islam Bandung. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan secara retrospektif. Pengamatan dilakukan pada resepOktober-Desember 2019 sebanyak 990 resep. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa 12% resep menggunakan antibiotik dan 88% resep tidakmenggunakan antibiotik. Isoniazid merupakan antibiotik dengan nilai ATC/DDD tertinggi yaitu 163750 dan amoxycillin merupakan antibiotik dengan nilai ATC/DDD terendah yaitu sebesar 750. Antibiotik yang termasuk kedalam DU90% adalah isoniazid, rifampisin, ethambutol dan pyrazinamide.
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES KAPSUL SAMBILOTO (Andrographis paniculata) PADA MENCIT PUTIH JANTAN GALUR DDY Krisnawati, Monik
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.83

Abstract

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sensitivitas insulin. Salah satu terapi yang digunakan untuk mengobati diabetes melitus adalah Glibenklamid. Obat tradisional yangdigunakan secara turun-temurun adalah rebusan daun Sambiloto (Andrographis paniculata) untuk menyembuhkan kencing manis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antidiabetes Kapsul Sambiloto pada mencit putih jantan galur DDY dan perbedaannya dengan Glibenklamid. Metode penelitian adalah eksperimen menggunakan pre and post test control group design, menggunakan 15 ekor mencit galur DDY yang diberi beban glukosa dan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok kontrol negatif (CMC Na) 0,5% sebanyak 0,5 mL, kelompok kontrol positif (Glibenklamid) dengan dosis 0,65 mg/kg BB, dan kelompok zat uji (Kapsul Sambiloto) dengan dosis 143 g/Kg BB. Pengambilan data gula darah dilakukan sebelum dan setelah perlakuan yakni pada menit ke-30, 60, dan 90 sebanyak tiga kali replikasi. Keseluruhan data hasil pengukuran kadar glukosa darah pada penelitian ini dianalisis secara statistik menggunakan Paired T-test dengan taraf kepercayaan 95%. Uji perbandingan aktivitas antidiabetes kapsul Sambiloto dengan Glibenklamid menunjukkan bahwa Kapsul Sambiloto memiliki aktivitas antidiabetes pada mencit putih jantan galur DDY dilihat dari rerata penurunan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan Glibenklamid lebih cepat dibandingkan dengan kelompok perlakuan Kapsul Sambiloto pada menit ke 90 yakni 102,1 mg/dL yang ditunjukkan dengan hasil analisis statistik keseluruhan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa Kapsul Sambiloto terbukti memiliki aktivitas antidiabetes.
FORMULASI DAN AKTIVITAS SAMPO EKSTRAK KETEPENG CINA (Cassia alata Linn.) SEBAGAI ANTIKETOMBE TERHADAP Candida albicans Sambodo, Dwi Kurniawati; Salimah, Siti
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.95

Abstract

Prevalensi populasi masyarakat Indonesia yang menderita ketombe menurut data dari International Date Base, US Sensus Bureau tahun 2004 sebesar 43.833.262 dari 238.452.952 jiwa dan menempati urutan ke empat setelah China, India dan US. Mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab ketombe adalah jamur Candida albicans. Sampo antiketombe yang banyak beredar dipasaran mengandung zat aktif yang bersifat fungisitik untuk mengobati infeksi kulit kepala untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun ketepeng cina yang mengandung zat aktif yaitu tanin, saponin, alkaloid, steroid, terpenoid, flavonoid, karbohidrat, dan antrakuinon yang berpotensi sebagai antijamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui efektivitas sediaan sampo ekstrak ketepeng cina (Cassia alata Linn.) sebagai antiketombe terhadap Candida albicans. Sampo diformulasikan menjadi 3 formula dengan perbedaan konsentrasi ekstrak kental ketepeng cina hasil. Sampo diuji sifat fisik dan efektifitas antiketombe menggunakan metode Diffusion Kirby-Bauer dengan indikator diameter daya hambat sampo. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sifat fisik dari ketiga formula sampo ekstrak ketepeng cina (Cassia alata Linn.) meliputi organoleptis, pengukuran pH, pengukuran tinggi busa, homogenitas, cycling test, dan viskositas dihasilkan sifat fisik yang baik sesuai dengan standar uji sifat fisik sampo. Ketiga formula sampo memiliki aktivitas antijamur terhadap Candida albicans.

Page 11 of 20 | Total Record : 195