cover
Contact Name
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik
Contact Email
jurnal.tbbt@b4t.go.id
Phone
+62-22-2504088
Journal Mail Official
jurnal.tbbt@b4t.go.id
Editorial Address
Jl. Sangkuriang no. 14, Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik
ISSN : 20894767     EISSN : 27159116     DOI : 10.37209/jtbbt
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik is a peer-reviewed and open access scientific journal. This journal is published by Center for Material and Technical Product (B4T) since 2011. Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik is published twice a year, in June and December. Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik publishes research results, conceptual ideas, and application of theory with a focus on technology of material and technical product. The scope of this journal are: Material Engineering, Energy Diversification, and Technology for Industry 4.0.
Articles 115 Documents
Pengaruh Laju Alir Larutan Asam Sitrat terhadap Korosi Aluminium Isdiriayani Nurdin; Pramujo Widiatmoko; Hary Devianto; Ferdyan Ihza Akbar; Tiara Calista Shandy
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.273 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v8i2.119

Abstract

Corrosion behaviour of alumina in a citric acid solution has been investigated under a dinamic condition of fluid. The corrosion test was conducted using the Rotating Disk Electrode and potentiostat. The citric acid concentration were 2, 3.5 and 5% w/v. The corrosion rates were found to be severe, within the rate of 2.12 – 24.86 mm/year. The corrosion rate under the citric acid concentration of 5% was found lowest due to the formation of passive layer. The corrosion was of a one step irreversible reaction, and the corossion product of Al2O3 was unstable.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku korosi aluminium dalam larutan asam sitrat pada kondisi fluida dinamis. Pengujian laju korosi dilakukan dengan menggunakan Rotating Disk Electrode (RDE) dan potensiostat. Konsentrasi asam sitrat divariasikan 2%, 3,5% dan 5%–w/v pada rejim aliran transisi dan turbulen. Hasil penelitian menunjukkan laju korosi aluminium yang ganas, dalam rentang 2,12–24,86 mm/tahun. Konsentrasi asam sitrat 5%-w/v memberikan laju korosi aluminium yang lebih rendah akibat pembentukan lapisan pasif. Reaksi korosi yang terjadi bersifat irreversible satu tahap dengan produk korosi berupa Al2O3 yang tidak stabil.
Pengaruh Alginat Rumput Laut sebagai Zat Pengikat pada Peningkatan Mutu Bata Merah Pejal Subari Subari; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 5, No 2 (2015)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.182 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v5i2.58

Abstract

Solid red brick is one of the building materials that still used until now. The quality of solid red brick can be improved by adding alginate seaweed as a binder. The addition of alginate is intended to improve the elasticity of the clay mixed with sand. Seaweed is algae chlorophyll group, which can be found in almost all parts of Indonesia. One produced from seaweed is alginate. This research will be studied on the effect of the material composition of clay, sand and alginate on the quality of solid red brick. It can be seen from these results that the composition of the material and the combustion temperature give effect on dry shrinkage, shrinkage fuel, shrinkage amount, compressive strength, and water absorption. In the main trial produced the best material composition ratio of 90 (clay) : 10 (sand) : 10 (alginate) as additive for binder with a firing temperature of 800°C while the value of dry shrinkage, firing shrinkage, total of shrinkage, water absorption and compressive strength are 6.4%; 0.95%; 7.3%; 37.3% and 201.6 kg/cm2, respectively. Based on the compressive strength value, such composition has fulfilled the requirement for solid red brick class 150. Bata merah pejal adalah salah satu bahan bangunan yang hingga saat ini masih digunakan. Untuk  meningkatkan kualitas bata merah pejal dapat dilakukan dengan  menambahkan alginat dari rumput laut sebagai zat pengikat. Penambahan alginat ini dimaksudkan untuk meningkatkan sifat  elastisitas  tanah liat yang dicampur pasir. Salah satu hasil olahan dari rumput laut adalah alginat. Pada penelitian ini akan dilakukan  studi  tentang  pengaruh komposisi bahan: tanah liat, pasir dan alginat rumput laut terhadap kualitas bata merah pejal. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa komposisi bahan serta suhu  pembakaran berpengaruh terhadap susut kering, susut bakar, susut jumlah, kuat tekan, dan daya serap air. Pada percobaan perbandingan komposisi bahan terbaik yaitu 90 (tanah liat) : 10 (pasir) : 10 (alginat) sebagai bahan aditif yang berfungsi untuk pengikat dengan temperatur pembakaran 800oC dimana nilai susut kering, susut bakar, susut jumlah, daya serap air, dan kuat tekan secara berurutan adalah 6,4%; 0,95%; 7,3%; 37,3%; dan 201,6 kg/cm2. Dilihat dari nilai kuat tekannya  komposisi tersebut telah memenuhi syarat mutu bata merah pejal kelas 150.
PENGARUH FLUX TERHADAP PROSES PENGELASAN A-TIG PADA STAINLESS STEEL AISI 316L Restu Sejahtera Sihotang; Slameto Wiryolukito; Surasno Surasno
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1966.17 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v1i1.16

Abstract

Penerapan active flux pada proses las TIG atau A-TIG bertujuan untuk menaikkan penetrasi las sehingga produktifitasnya meningkat. Pengelasan pada bahan tebal penetrasinya meningkat, lapisan lasan berkurang sehingga mengurangi efek cost to cast pada pengelasan multi layer. Dalam penelitian ini dilakukan pengelasan pada bahan AISI 316L dengan 3 jenis serbuk oksida active fluxyaitu: Fe2O3, TiO2, dan Cr2O3, dan sebagai pembanding dilakukan proses las SMAW dengan elektroda AWS A5.4 (E308-16) dan proses las TIG konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetrasi meningkat dibandingkan terhadap proses pengelasan  konvensional hingga mencapai 22 s.d 50 % dan terhadap proses pengelasan SMAW (49 s.d 83)%. Distorsi proses las A-TIG cenderung menurun dibandingkan  terhadap proses las TIG konvensional dan SMAW. Nilai kekerasan di HAZ dan WM pada semua proses A-TIG terutama proses las A-TIG flux Cr2O3 meningkat secara signifikan. Komposisi δ-ferit di WM semua jenis proses las meningkat, terutama pada proses las SMAW, fraksi volume δ-ferit meningkat secara signifikan.Kata Kunci : TIG, A-TIG, active flux, δ-ferit, SMAW
Pengaruh Sifat Mekanik dan Morfologi pada Baja Laterit Hasil Tempa dengan Variasi Perlakuan Panas Satrio Herbirowo; Bintang Adjiantoro
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 7, No 1 (2017)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2359.857 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v7i1.90

Abstract

Lateritic steel is a steel based of nickel laterite ore. Nickel laterite ore is usually ignored by miners due to economical factors and more looking for a nickel that under limonite layers. The purpose of this research is to determine the characteristics of the laterite steels with forging process and the heat treatment variation to its mechanical and morphological properties. The starting materials of lateritic cast steel with FeMn and FeMo based alloys by ARMOX 500T standardization. Hot forging process at recrystallization temperature of 1100 °C and loads 100 tons with variations of heat treatment such as oil quench; martempering temperature 100; 200; 300; and 400 °C. Then characterized of chemical composition test, tensile testing, hardness, and morphology of microstructure using Scanning Electron Microscope (SEM). The characterization test results showed that the highest hardness value and highest tensile strength value in the quench oil heat treatment were 520.8 HV and 1521 N / mm2. The morphological observations of microstructure showed that the phase transformation of the ferrite-perlite into martensite (quench oil) and bainite (martempering) and failure analysis results in non-HT samples showed grain boundary fractures and confirmed ductile behaviour with dimple fracture, for oil quench has a brittle fracture and initiation failure with a large cleavage-shaped size. The martempering treatment has smaller grain size, solid and smooth. Fractures tend to be more ductile than non-HT samples, and fine dimple shaped and are predicted to have the highest toughness properties. Baja laterit merupakan baja berbahan dasar bijih nikel laterit. Bijih nikel laterit biasa diabaikan penambang karena faktor ekonomis dan lebih mencari nikel yang berada dibawah lapisan limonit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik baja laterit dengan proses tempa dan variasi perlakuan panas terhadap sifat mekanik dan morfologinya. Bahan awal baja laterit hasil cor perpaduan FeMn dan FeMo mengacu standar baja ARMOX 500T, selanjutnya mengalami proses tempa panas pada suhu rekristalisasi 1100 °C dan pembebanan 100 ton dengan beberapa variasi perlakuan panas antara lain quench media oli; martempering suhu 100; 200; 300; dan 400 °C. Karakterisasinya meliputi uji komposisi kimia, pengujian tarik, kekerasan, dan morfologi struktur mikro menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai kekerasan tertinggi dan nilai kekuatan tarik tertinggi pada perlakuan panas quench oli adalah 520,8 HV dan 1521 N/mm2. Hasil pengamatan morfologi struktur mikro menunjukkan bahwa terjadi transformasi fasa dari ferit-perlit menjadi martensit (quench oli) dan bainit (martempering) serta hasil analisis patahan pada sampel non-HT menunjukkan patahan batas butir dan cenderung bersifat ulet dengan bentuk patahan dimple, untuk sampel quench oli memiliki patahan getas dan inisiasi patahan dengan ukuran besar berbentuk cleavage. Perlakuan martempering memiliki ukuran butir lebih kecil, padat dan halus. Bentuk patahan cenderung lebih ulet dibandingkan sampel non-HT, dan berbentuk dimple halus serta diprediksi memiliki sifat ketangguhan paling tinggi.
Pengaruh Variasi Kecepatan Las terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Paduan Al 2024 Hasil Pengelasan Putar Gesek Tarmizi Tarmizi; Agus Daryana; Irfan Irfan
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5071.408 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v8i1.114

Abstract

Aluminum 2xxx series including the type of aluminum that is difficult to weld in conventional can be connected using a friction stir welding process. The weld stirring method uses the thermomechanical principle by utilizing the heat energy generated from the friction process between the stirrer and the work piece to be welded. The welding stirring process of aluminum 2024 butt joint with variation of welding speed 22, 29, 38 mm/min using frais machine has been successfully done well. The mechanical test results showed the largest tensile strength value of 238 MPa and the greatest hardness value of 135 HVN resulted from welding speed of 29 mm/min. The welded results using a speed of 29 mm/min showed a finer microstructure than using speeds of 22 and 39 mm/min. The welding process of aluminum friction 2024 with threaded cylindrical tool 1500 rpm rotation, 0o tool inclination angle and 4.8 mm pin depth deployment using tool welding speed 29 mm/min gave better result than welding speed of 22 and 39 mm/min.Aluminium seri 2xxx termasuk jenis aluminium yang sulit untuk dilas secara konvensional dapat disambung menggunakan proses las putar gesek. Metode las putar gesek menggunakan prinsip termomekanik dengan memanfaatkan energi panas yang dihasilkan dari proses gesekan antara tool dengan benda kerja yang akan dilas. Proses las putar gesek aluminium 2024 tipe butt joint dengan variasi kecepatan pengelasan 22, 29, 38 mm/menit menggunakan mesin frais telah berhasil dilakukan dengan baik. Hasil uji mekanik menunjukkan nilai kekuatan tarik terbesar 238 MPa dan nilai kekerasan terbesar 135 HVN, dihasilkan dari kecepatan pengelasan 29 mm/menit. Hasil lasan menggunakan kecepatan 29 mm/menit menunjukkan struktur mikro lebih halus dibandingkan menggunakan kecepatan 22 dan 38 mm/menit.  Proses las putar gesek aluminium 2024 dengan parameter putaran threaded cylindrical tool 1500 rpm, sudut kemiringan tool 0o dan kedalaman pembenaman pin 4,8 mm menggunakan tool kecepatan pengelasan 29 mm/menit, hasilnya lebih baik dari pada kecepatan pengelasan 22 dan 39 mm/menit.
The Effect of Tannin on Carbon Steel Corrosion in Nitric Acid Solutions Anna Sonya Asoka; Listiani Artha; Isdiriayani Nurdin; Hary Devianto
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.304 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v5i1.53

Abstract

Carbon steel is commonly used as construction material of processing equipment due to its strength, ease of fabrication, and low cost. Nevertheless, carbon steel is susceptible to corrosion by process fluid, like nitric acid. However, corrosion effect can be reduced by inhibitor addition. Tannin is one of carbon steel corrosion inhibitors in acidic solution. Tannin is an organic compound which has hidroxyl and carboxyl functional groups, decomposed easily, and non-toxic. The aim of this research is to determine the effectiveness of tannin as a corrosion inhibitor for carbon steel in nitric acid solutions. The corrosion rate is determined using the Tafel method, whereas the corrosion mechanism is predicted by cyclic voltammetry. The results showed that tannin is ineffective to inhibit carbon steel corrosion in nitric acid solution. The carbon steel corrosion reaction in nitric acid solution, with or without tannin addition, is reversible, involving single step oxidation-reduction reaction, resulting stable corrosion product, and not forming any passivation. Baja karbon merupakan bahan konstruksi yang sering digunakan untuk peralatan proses karena kuat, mudah difabrikasi, dan harganya relatif murah. Namun, baja karbon tidak tahan terhadap korosi oleh fluida proses seperti asam nitrat. Pencegahan korosi peralatan proses oleh asam nitrat dapat dilakukan dengan cara penambahan inhibitor. Salah satu inhibitor yang dapat menurunkan laju korosi baja karbon adalah tanin. Tanin merupakan senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil dan karboksil, mudah terurai, tidak beracun, dan dapat menginhibisi korosi baja karbon di dalam larutan asam. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan keefektifan tanin sebagai inhibitor korosi baja karbon di dalam larutan asam nitrat, mengetahui mekanisme inhibisi korosi, serta mengetahui dosis tanin yang diperlukan untuk menurunkan laju korosi baja di dalam larutan asam nitrat hingga suatu nilai yang dianggap tidak berbahaya. Penentuan laju korosi dilakukan dengan metoda Tafel, sedangkan mekanisme korosi diprediksi dengan metoda voltametri siklik. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental, dengan variabel yang dimanipulasi adalah konsentrasi asam nitrat, dosis tanin, dan temperatur operasi. Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan bahwa tanin tidak efektif digunakan sebagai inhibitor korosi baja karbon di dalam larutan asam nitrat. Proses korosi baja di dalam larutan asam nitrat dengan ataupun tanpa tanin berlangsung dalam satu tahap, secara reversibel, membentuk produk korosi yang stabil, dan tidak cenderung pasif. Penambahan tanin sebanyak 80 ppm hanya sedikit menurunkan arus korosi baja di dalam larutan asam nitrat.
Analisis Kerusakan Sliding Sledge pada Can Travel Rail (CTR) Apriardi Ihlas
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1138.338 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v9i1.102

Abstract

The damage to the sliding sledge plate that  function as a roll base has accured. The objective of this study was to find out the factors leading to the damage and provide recommendations in order to prevent similar cases occur in the future. In analyzing the damage, the present study employed visual observation, macro-fractography, metallography, Scanning Electron Microscopy/Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM/EDS), and determination of chemical composition using optical emission spectroscopy (OES). The results of the examination and the tests showed that there was a roll misalignment toward the contact area. Eventually, this conditional resulted in thermal fatique,which causing damage to sliding sledge.Telah terjadi kerusakan pada pelat sliding sledge yang berfungsi sebagai landasan rol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan tersebut dan memberikan masukan agar kasus yang serupa tidak terulang kembali pada komponen tersebut. Studi pada analisis kerusakan ini menggunakan metode pengamatan visual, fraktografi makro, metalografi, Scanning Electron Microscopy/Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM/EDS), dan pengujian komposisi kimia menggunakan optical emission spectroscopy (OES). Hasil pemeriksaan dan pengujian menunjukkan bahwa terjadi mis-alignment  oleh rol terhadap bidang kontak. Kondisi ini akhirnya menyebabkan terjadi fenomena thermal fatique yang menyebabkan kerusakan pada sliding sledge.
ANALISIS PENGARUH LAJU PUTAR TERHADAP KOROSI BAJA KARBON API 5LX65 MENGGUNAKAN METODE ELECTROCHEMICAL IMPEDANCE SPECTROSCOPY Agus Solehudin; Asep Lukman
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.882 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v2i1.17

Abstract

Pada percobaan ini, telah dipelajari pengaruh laju putar terhadap laju korosi baja karbon API 5LX65 yang direndam selama 24 jam dalam larutan NaCl 3,5% + 500 mg/L H2S menggunakan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) pada suhu 50oC dan pH 4 dengan variasi laju putar 50 rpm, 150 rpm, dan 250 rpm. Hasil percobaan memperlihatkan pergeseran dan penyempitan kurva setengah lingkaran impedansi imaginer terhadap impedansi real, dengan meningkatnya laju putar dari 50 rpm sampai dengan 250 rpm. Hal ini mengindikasikan bahwa aktifitas pelarutan baja meningkat dengan percepatan laju putar. Nilai Cdl meningkat dengan meningkatnya laju putar. Nilai tahanan polarisasi (Rp) semakin menurun dengan meningkatnya laju putar, sementara nilai tahanan larutan (Rs) relatif tidak berubah. Potensial korosi pada laju putar 50 rpm, 150 rpm dan 250 rpm stabil  pada -517 mV hingga -508 mV terhadap Ag/AgCl. Gabungan pengamatan Scanning Electron Microscope (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dan X-Ray Diffractomer (XRD) menunjukkan terbentuknya lapisan produk korosi. Hasil analisis XRD spesimen uji yang dikorosikan pada suhu 50oC selama 24 jam menunjukkan bahwa lapisan produk korosi mengandung besi sulfida (FeS). Morfologi permukaan spesimen ini memperlihatkan adanya korosi sumuran.Kata kunci: laju putar, korosi, baja karbon, EIS, H2S
Potency of Solar Hydrogen Generation System in Urban Area: Case Study of Bandung City Pramujo Widiatmoko; Hary Devianto; Isdiriayani Nurdin; Saumi Febrianti Khairunnisa; Muhammad Irfan Rafi
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.181 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v6i2.69

Abstract

Development of hydrogen production system is important in the future to support electric vehicles operation. This paper studies potency of rooftop PV-PEM electrolyser system connected to fuel station in urban area of Bandung City. Rooftop inclination and orientation of the PV influences the generated electricity by 0.8 – 4.2% compared with horizontal installed-PV. With the solar to hydrogen efficiency of 8.5%, we found that the rooftop installed PV-electrolyser system in Bandung City with supporting area with a radius of 500 m is potentially able to provide fuel for up to a hundred vehicles daily. Further, the potency of rooftop solar hydrogen generation was mapped.Pengembangan sistem produksi hidrogen sangat penting untuk mendukung pengoperasian kendaraan listrik di masa depan. Penelitian ini mempelajari potensi dari pemasangan sistem PV-PEM electrolyser yang terhubung dengan stasiun pengisian bahan bakar di area Kota Bandung. Kemiringan atap dan orientasi panel surya mempengaruhi jumlah energi listrik sebesar 0,8 – 4,2% dari panel surya yang dipasang secara horizontal. Dengan efisiensi solar-to-hydrogen sebesar 8,5%, atap perumahan yang terpasang sistem PV-PEM electrolyser di Kota Bandung dalam radius 500 m dapat menyediakan bahan bakar hingga seratus mobil listrik per hari. Penelitian ini mencakup pula pemetaan potensi produksi solar hydrogen di atap perumahan.
ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM Hafid Abdullah; Kuntari Adi Suhardjo
Jurnal Teknologi Bahan dan Barang Teknik Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Center for Material and Technical Product

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.865 KB) | DOI: 10.37209/jtbbt.v3i2.36

Abstract

Dalam penelitian ini diberikan contoh kasus pengendalian produksi di PT. GS yang merupakan salah satu industri pengerjaan logam di Indonesia. Tujuan pengendalian produksi adalah sebagai upaya peningkatan mutu produk yang dihasilkannya mampu bersaing di pasar bebas. Cara peningkatan adalah melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) dan perbaikan-perbaikan yang meliputi : optimalisasi prosedur inspeksi di lini produksi, penanggulangan penyebab produk NG pada proses produksi dan klaim dari pelanggan, prosedur perhitungan biaya kualitas dan kontrol proses. Hasil analisis QC diperoleh tingkat produk NG terbesar terjadi di proses pengelasan (inspeksi akhir), penyebabnya adalah las kurang, berlubang dan terjadi spatter. Waktu terlama untuk membuat 1 unit produk adalah di proses robotic welding. Bahasan ini diharapkan menjadi contoh kasus bagi pengembangan usaha industri logam dan mesin dalam negeri di masa mendatang.Kata kunci: pengendalian produksi, pengendalian mutu, SWOT, kontrol proses

Page 6 of 12 | Total Record : 115