cover
Contact Name
I Gede Purnawinadi
Contact Email
nutrixjournal@gmail.com
Phone
+6285256923813
Journal Mail Official
nutrixjournal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Arnold Mononutu, Kec. Airmadidi - 95371 Minahasa Utara - Sulawesi Utara
Location
Kab. minahasa utara,
Sulawesi utara
INDONESIA
Nutrix Journal
Published by Universitas Klabat
ISSN : 25794426     EISSN : 25806432     DOI : -
Nutrix Journal (NJ) is an official peer-reviewed research journal published by the Faculty of Nursing, Universitas Klabat (UNKLAB) in collaboration with the Indonesian National Nurses Association (INNA) of North Sulawesi Province. This journal aims to promote anhancement in nursing and health care through dissemination of the latest research findings. NJ covers a wide range of nursing topics such as nursing education, clinical practice, nursing information technology, advanced nursing issue and policy related to nursing profession. This journal publishes two issues per year in April and October. NJ intended readership includes nurse educator, researcher, manager, and nurse practitioner at all levels. Nurse (English: nurse, originating from Latin: nutrix which means caring for or nurturing), the role of nurses in general is to provide care providers, community leaders, educators, managers and researchers.
Articles 172 Documents
Hubungan Tingkat Kecemasan dan Gangguan Pencernaan pada Mahasiswa Keperawatan Ellen Padaunan; Dessy Anggraine Lomboan
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1284

Abstract

Gangguan pencernaan merupakan sekumpulan kondisi yang terjadi ketika sistem pencernaan tidak berfungsi dengan baik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pencernaan adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan pencernaan pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat. Metode yang digunakan adalah cross sectional, dengan uji statistik korelasi Spearman’s rho. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 143 orang. Proses pengumpulan data menggunakan kuesioner google form. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 130 orang (90,9%) mengalami kecemasan sedang dan gangguan pencernaan menunjukkan sebanyak 90 orang (62,9%) . Hasil penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan pencernaan pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat didapatkan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien korelasi r = 0,449 yang merupakan nilai penentu seberapa kuat hubungan kedua variabel tersebut dan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan dengan gangguan pencernaan. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperluas teori tentang kecemasan dan gangguan pencernaan dengan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan gangguan pencernaan. Digestive disorders are a group of conditions that occur when the digestive system does not function properly. One of the factors that can influence the occurrence of digestive disorders is anxiety. The purpose of this study is to determine the relationship between anxiety levels and digestive disorders among Nursing students at Klabat University. The method used is cross-sectional, with Spearman’s rho correlation statistical test. The sampling technique used was convenience sampling with a sample size of 143 people. The data collection process used a Google Form questionnaire. The research results show that 130 people (90.9%) experienced moderate anxiety and 90 people (62.9%) showed digestive disorders. The research results on the relationship between anxiety levels and digestive disorders in Nursing students at Klabat University obtained a p-value of 0.000 < 0.05 with a correlation coefficient value of r = 0.449, which indicates the strength of the relationship between the two variables. The research findings show that there is a significant relationship between anxiety levels and digestive disorders. Recommendations for future researchers to further expand the theory on anxiety and digestive disorders by examining the factors that cause digestive disorders.
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Angka Kematian Pasien Intensive Care Unit Vica Sari Oktoria; Natalia Tambunan; Indah Mentari Siagian; Denny Maurits Ruku
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1272

Abstract

Pendeteksi awal pada saat pasien masuk di Intensive Care Unit (ICU) merupakan bagian penting dalam membantu menurunkan angka kematian. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kematian pasien ICU. Cross sectional study design digunakan dalam penelitian ini, dan pengambilan sample menggunakan total sampling dari rekam medis pasien di ICU pada bulan Oktober 2023 sampai September 2024. Analisis statistik yang digunakan adalah Pearson correlation coefficient, t-test, one-way ANOVA, and Hierarchical multiple regression. Sebanyak 73 data pasien meninggal di ICU diambil dalam penelitian ini. Hasinya mendapati bahwa, variable yang berhubungan significant dengan angka kematian pasien di ICU adalah usia (r= 0.24, p= 0.05), komorbiditas (r= -0.87, p= 0.01), kesadaran (r= -0.27, p= 0.01), dan diastolic pasien (r= 0.28, p= 0.05); Sedangkan veriabel ventilator mekanik, admisi, dan diagnostic tidak mempunyai hubungan yang significant dengan angka kematian pasien di ICU. Selain itu, variable predictor dari angka kematian pasien di ICU adalah usia, komorbiditas, systolic, diastolic dan diagnostic akut dari pasien dengan menyumbang 99.5% kematian di ICU. Implikasi penelitian ini adalah untuk memonitor ketat pasien ICU dengan usia lanjut, komorbidity, status kesadaran, dan tekanan darah terhadap angka kematian; Selain itu, tenaga kesehatan perlu memperhatikan secara cermat terhadap predictor dari angka kematian pasien di ICU seperti usia lansia, masuk dengan diagnosa akut, memiliki banyak komorbiditas, serta tidak stabilnya tekanan darah (systolic maupun diastolic) pada saat pasien masuk ke ICU. Early detection upon patient admission to the Intensive Care Unit (ICU) is crucial in reducing mortality rates. This study analyzes the factors associated with ICU patient mortality. A cross-sectional study design was employed, with total sampling conducted using medical records of ICU patients from October 2023 to September 2024. The statistics analysis were used by Pearson correlation coefficient, t-test, one-way ANOVAs, and Hierarchical multiple regression. A total of 73 ICU patient mortality cases were analyzed. The findings indicate that variables significantly associated with ICU mortality included age (r = 0.24, p = 0.05), comorbidities (r= -0.87, p= 0.01), level of consciousness (r= -0.27, p= 0.01), and diastolic blood pressure (r= 0.28, p= 0.05). However, mechanical ventilation, admission type, and primary diagnosis were not significantly associated with ICU mortality. Additionally, the predictive factors for ICU mortality included age, comorbidities, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, and acute diagnosis, collectively accounting for 99.5% of ICU deaths. The findings highlight the need for close monitoring of ICU patients, particularly those who are elderly, have multiple comorbidities, exhibit altered consciousness, or have unstable blood pressure. Furthermore, healthcare providers should carefully assess key predictors of ICU mortality, including advanced age, acute admission diagnosis, high comorbidity burden, and blood pressure instability (both systolic and diastolic) upon ICU admission.
Hubungan Kepatuhan Pencegahan Komplikasi Hipertensi dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Apriyanto Samosir; Ernawaty Siagian
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1306

Abstract

Penyakit hipertensi membutuhkan pengelolaan jangka panjang, menempatkan kepatuhan sebagai salah satu faktor utama dalam pencapaian target terapi pasien.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi dengan Hipertensi pada penderita hipertensi di Klinik Unai Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif deskriptif dengan metode analitik dengan pendekatan cross sectional. pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang kepatuhan pencegahan komplikasi dan lembar observasi pengukuran tekanan darah dengan jumlah sampel 100 responden pasien hipertensi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Variabel Independent dalam penelitian ini kepatuhan pencegahan komplikasi dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah sedangkan proses analisis data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitan diketahui sebagian besar penderita hipertensi mengalami hipertensi Stadium 1 (55%) sedang tingkat kepatuhan pencegahan komplikasi (6%), dan hampir sebagian tidak patuh terhadap kepatuhan pencegahan komplikasi (94%). Hasil uji chi square menunjukan tidak ada hubungan antara kepatuhan pencegahan komplikasi dengan hipertensi pada penderita hipertensi di Klinik UNAi Parompong Kabupaten Bandung Barat dengan nilai p=0.308. Sebagai tenaga kesehatan selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat bahwa pentingnya menjaga kesehatan dimulai dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat untuk mencegah terjadinya hipertensi maupun komplikasi lainnya. Hypertension is a condition that needs long-term care, and sticking to the plan is a big deal when it comes to hitting patient therapy goals. This study wants to figure out if there’s any connection between complication prevention and blood pressure levels in hypertension patients at UNAI Parongpong Clinic in West Bandung Regency. This study uses a descriptive quantitative design with an analytical method with a cross-sectional approach. Data collection using a complication prevention questionnaire and blood pressure measurement observation with 100 sample. The independent variable here is how well patients prevent complications, while the dependent one is their blood pressure. We analyzed the data with a chi-square test. The results is, the most patients with 55% percent had Stage 1 hypertension. The obedience rate to complication prevention is 6%, while nearly the majority (94%) do not obey complication prevention measures. The chi-square test showed no real link between sticking to complication prevention and blood pressure, with a p-value of 0.308. As healthcare professionals, we always strive to motivate and encourage the community to prioritize their health. It all starts with adopting a healthier lifestyle to prevent hypertension and other complications.
Hubungan Asupan Energi dan Aktifitas Fisik dengan Status Gizi Pada Remaja Desy Anisa Lasono Putri; Sudrajah Warajati Kisnawaty; Siti Zulaekah
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1253

Abstract

Asupan energi dan aktivitas fisik erat kaitannya dengan status gizi. Apabila asupan energi dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu lama akan menimbulkan masalah gizi. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menimbulkan permasalahan gizi yang berdampak pada status gizi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan energi dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. Desain penelitian ini menggunakan observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan proposional random sampling dengan total sampel 54 siswa. Pengumpulan data asupan energi dengan wawancara menggunakan food recall 4×24 jam, aktivitas fisik dengan form recall aktivitas fisik 7×24jam, sedangkan data status gizi dari hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan secara langsung. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji rank spearman. Hasil: 26% siswa memiliki asupan energi lebih, 50% siswa memiliki aktivitas fisik ringan, dan 27,8% siswa memiliki status gizi lebih. Terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dengan status gizi (p=0,000), aktivitas fisik dengan status gizi (p=0,000). Energy intake and physical activity are closely related to nutritional status. If energy intake is consumed not according to needs for a long period of time, it will cause nutritional problems. In addition, lack of physical activity can cause nutritional problems that have an impact on nutritional status. The purpose of this study was to determine the relationship between energy intake and physical activity with the nutritional status of adolescents at SMK Muhammadiyah 4 Surakarta. This study design used observational with a cross-sectional approach. The sampling technique used proportional random sampling with a sample size of 54 students. Data collection of energy intake by interview using a 4x24-hour food recall, physical activity with a 7x24-hour physical activity recall form, while nutritional status data from direct measurements of weight and height. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the Spearman rank test. The results showed that 26% of students had excess energy intake, 50% of students had light physical activity, and 27.8% of students had excess nutritional status. There was a significant relationship between energy intake and nutritional status (p = 0.000), physical activity with nutritional status (p = 0.000). It is recommended that schools cooperate with the local Health Center or Health Service to provide counseling or outreach on the importance of meeting daily energy intake and the importance of doing physical activity to avoid the impact of nutritional problems.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Stres Mahasiswa Diploma III Keperawatan Pada Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Maychellina Tampubolon; Gilny Aileen Joan Rantung
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat stres mahasiswa program DIII Keperawatan Universitas Advent Surya Nusantara dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional dan melibatkan 47 mahasiswa tingkat akhir sebagai responden yang dipilih menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner Perceived Social Support from Family (PSS-Fa) untuk mengukur dukungan keluarga dan Perceived Stress Scale (PSS-10) untuk mengukur tingkat stres mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa (83%) mendapatkan dukungan keluarga yang baik, sementara 17% lainnya melaporkan dukungan keluarga yang kurang baik. Sebagian besar mahasiswa mengalami tingkat stres sedang (51%) dan tinggi (40%), sedangkan hanya 9% yang mengalami stres rendah. Analisis statistik bivariat menggunakan uji Pearson Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan tingkat stres mahasiswa, semakin tinggi dukungan keluarga, semakin rendah tingkat stres yang dialami mahasiswa. Namun, penelitian ini juga menyoroti bahwa selain dukungan keluarga, faktor lain seperti tekanan akademik, lingkungan sosial, dan kesiapan individu turut berkontribusi terhadap tingkat stres mahasiswa. Peneliti selanjutnya dapat menggali lebih dalam mengenai variabel lain yang turut memengaruhi tingkat stres mahasiswa, seperti faktor kepribadian, manajemen waktu, atau dukungan sosial dari teman sejawat. This study aims to analyze the relationship between family support and stress levels among students in the Diploma III Nursing Program at Universitas Advent Surya Nusantara during the process of writing scientific papers. The study employs a quantitative method with a cross-sectional design and involves 47 final-year students as respondents, selected using the total sampling technique. Data were collected through the Perceived Social Support from Family (PSS-Fa) questionnaire to measure family support and the Perceived Stress Scale (PSS-10) to assess student stress levels. The results indicate that the majority of students (83%) received good family support, while 17% reported inadequate support. Most students experienced moderate (51%) and high (40%) stress levels, while only 9% had low stress levels. A bivariate statistical analysis using the Pearson Chi-Square test revealed a significant relationship between family support and student stress levels. It means that the higher the family support, the lower the stress levels experienced by students. However, this study also highlights that, in addition to family support, other factors such as academic pressure, social environment, and individual readiness contribute to student stress levels. The next researchers could explore other variables that may influence students' stress levels, such as personality factors, time management, or social support from peers.
Konsumsi Makanan Berisiko dengan Keluhan Gastritis Pada Komunitas Pemuda Jacqueline Maria Imanuela Maramis; Reagen Jimmy Mandias
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1265

Abstract

Gastritis atau peradangan pada lapisan lambung, merupakan kondisi yang lazim terjadi pada anak muda, yang bermanifestasi dengan gejala dan penyebab yang beragam. Etiologi keluhan gastritis yang paling banyak ditemukan adalah konsumsi makanan berisiko tinggi, termasuk makanan pedas, makanan dengan kandungan lemak tinggi, makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG), dan makanan yang bersifat asam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan yang beresiko dengan terjadinya keluhan gastritis pada komunitas pemuda. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif dan uji-t melalui analisis cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara responden yang mengonsumsi makanan pedas dengan yang tidak mengonsumsi makanan pedas (p-value = 0,012 <0,05). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik yang diamati untuk jenis makanan lain, seperti makanan berlemak dan makanan yang mengandung MSG. Disarankan agar remaja mengkonsumsi makanan pedas secukupnya untuk menghindari keluhan gastritis, dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain, seperti ukuran porsi, dalam kaitannya dengan keluhan gastritis. Gastritis, which is defined as inflammation of the stomach lining, is a prevalent condition among young people, manifesting with a variety of symptoms and causes. The most prevalent etiology of gastritis complaints is the consumption of high-risk foods, including spicy foods, foods with high fat content, foods containing monosodium glutamate (MSG), and acidic foods. The present study aims to ascertain whether there is a significant relationship between the consumption of high-risk foods and the occurrence of gastritis complaints in the youth community. The research design utilised in this study is quantitative, employing a descriptive approach and t-test through cross-sectional analysis. The findings revealed a statistically significant difference between respondents who consumed spicy foods and those who did not consume spicy foods (p-value = 0,012 <0,05). However, no statistically significant differences were observed for other types of food, such as fatty foods and foods containing MSG. It is recommended that teenagers consume spicy food in moderation to avoid gastritis complaints, and it is hoped that future researchers can examine other variables, such as portion size, in relation to gastritis complaints.
Kemandirian dan Keberdayaan Otot dengan Risiko Jatuh di Ruang Keperawatan Intensif Elisa Anderson
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1277

Abstract

Keperawatan intensif adalah pelayanan khusus bagi pasien dengan gangguan kesehatan yang kompleks sehingga dapat mengancam nyawanya dan memerlukan penanganan yang khusus. Pasien yang dirawat di ruang keperawatan intensif sering bermasalah dengan kemandirian, keberdayaan otot, dan rentan terjatuh karena kondisi kritis, imobilisasi berkepanjangan, dan penggunaan alat medis invasif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kemandirian dan keberdayaan otot dengan risiko jatuh pada pasien yang sedang mendapatkan perawatan intensif. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional dipilih dalam penelitian ini, serta 51 responden dipilih dengan.teknik convenience sampling untuk memenuhi tujuan penelitian. Hasil yang didapat adalah hampir semua pasien yang terlibat dalam penelitian (>90%) mengalami ketidakmandirian dan penurunan keberdayaan otot, tetapi mayoritas pasien (72,5%) memiliki risiko jatuh rendah, serta terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian dan keberdayaan otot dengan risiko jatuh (p<,05) pada pasien yang sedang menjalani perawatan intensif. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah menambah jumlah sampel dan mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat memengaruhinya melalui analisis multivariat. Intensive nursing is a specialized service for patients with complex health problems that can threaten their lives and require special treatment. Patients admitted to intensive nursing care often have problems with independence, muscle empowerment, and are prone to falls due to critical conditions, prolonged immobilization, and the use of invasive medical devices. This study aims to analyze the relationship between independence and muscle empowerment with the risk of falls in patients who are receiving intensive care. A descriptive correlation design with a cross-sectional approach was chosen in this study, and 51 respondents were selected using convenience sampling technique to fulfill the research objectives. The results obtained were that almost all patients involved in the study (>90%) experienced lack of independence and decreased muscle empowerment, but the majority of patients (72.5%) had a low risk of falling, and there was a significant relationship between independence and muscle empowerment with the risk of falling (p<.05) in patients who were undergoing intensive care. Recommendations for future research are to increase the sample size and explore other factors that can affect it through multivariate analysis.
Efektivitas Edukasi Menggunakan Kartu Kuartet Terhadap  Pengetahuan Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Anak Usia Sekolah Preisy Gloria Bimbanaung; James Richard Maramis
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1299

Abstract

Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penyakit, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kesehatan mereka dengan menggunakan media promosi kesehatan yang menarik dan efektif. Kartu kuartet adalah kartu yang berisi informasi yang disertai gambar menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi dengan kartu kuartet terhadap pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak di SDN 18 Pandu. Desain penelitian ini menggunakan metode pre-test post-test dengan satu grup. Populasi penelitian terdiri dari 35 siswa kelas V yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Para siswa diberikan permainan edukatif kartu kuartet yang berisi pesan-pesan PHBS pada setiap kartu. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengetahuan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara bivariate menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan siswa sebelum diberikan edukasi adalah 68,43% (SD = 10,553), sementara setelah diberikan edukasi, rata-rata pengetahuan meningkat menjadi 86,71% (SD = 7,389). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari edukasi dengan kartu kuartet terhadap peningkatan pengetahuan siswa, dengan nilai p 0,000 < 0,05. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memanfaatkan kartu kuartet untuk meningkatkan pengetahuan tentang PHBS di area pengetahuan lainnya, seperti pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. School-age children are a group that is vulnerable to disease, so efforts are needed to improve their health by using attractive and effective health promotion media. Quartet cards are cards that contain information accompanied by attractive images. This study aims to determine the effect of education with quartet cards on knowledge about clean and healthy living behavior in children at SDN 18 Pandu. The design of this study used the pre-test post-test method with one group. The study population consisted of 35 fifth grade students selected using purposive sampling techniques. Students were given an educational game of quartet cards containing PHBS messages on each card. The instrument used to measure knowledge was a questionnaire. Data analysis was carried out bivariately using the Wilcoxon test. The results showed that the average knowledge of students before being given education was 68.43% (SD = 10.553), while after being given education, the average knowledge increased to 86.71% (SD = 7.389). This study shows that there is a significant effect of education with quartet cards on increasing student knowledge, with a p value of 0.000 <0.05. Further research is expected to utilize the quartet card to improve knowledge about PHBS in other areas of knowledge, such as understanding, application, analysis, synthesis, and evaluation.
Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Stunting Pada Balita Usia 12-36 Bulan Nadhifa Qori Sayiati; Firmansyah Firmansyah
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1259

Abstract

Asupan gizi merupakan faktor langsung yang menyebabkan stunting pada balita. Asupan gizi dapat diperoleh dari beberapa zat gizi, diantaranya yaitu zat gizi makro seperti energi dan protein. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan energi dan protein dengan stunting pada balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. Desain penelitian ini menggunakan observasional dengan pendekatan crossectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Random Sampling dengan banyak sampel 70 balita. Data asupan energi dan protein diperoleh dengan cara wawancara secara langsung Bersama ibu responden menggunakan form Semi-Quantitatif Food Frequency (SQ-FFQ) dan menggunakan indikator tingkat asupan gizi menurut WNPG 2004. Data stunting diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan umur secara langsung dengan menggunakan indikator z-score TB/U menurut Permenkes 2020. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Rank Spearman. Hasil didapatkan sebagian besar balita 50% mengalami stunting, 74,3% balita memiliki asupan energi cukup (x̄ = 128 %) dan 60% balita yang memiliki asupan protein cukup (x̄ = 124,44 %). Uji statistik Rank Spearman menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan protein dengan stunting pada balita usia 12-36 bulan (p=0,000). Inadequate nutritional intake over a long period of time is a direct factor that causes stunting in toddlers. Nutritional intake can be obtained from several nutrients, including macronutrients such as energy and protein. The aim of this research was to determine the relationship between energy and protein intake and stunting in toddlers aged 12-36 months in the working area of ​​the Gatak Health Center, Sukoharjo Regency. This research design uses observational with a cross sectional approach. The sampling technique used Proportional Random Sampling with a sample size of 70 toddlers. Energy and protein intake data was obtained by direct interviews with the respondent's mother using the Semi-Quantitative Food Frequency (SQ-FFQ) form and using indicators of nutritional intake levels according to WNPG 2004. Stunting data was obtained by directly measuring height and age using the TB/U z-score indicator according to the 2020 Minister of Health Regulation. Data analysis used univariate and bivariate analysis with the Spearman Rank test. The results showed that the percentage of toddlers who were stunted and those who were not stunted was the same (50%), 74.3% of toddlers had sufficient energy intake (x̄ = 128%) and 60% of toddlers had sufficient protein intake (x̄ = 124.44%). The Spearman Rank statistical test shows that there is a significant relationship between energy and protein intake and stunting in toddlers aged 12-36 months (p=0.000). It is recommended that mothers of toddlers can improve their children's nutritional status by accompanying and monitoring their children's eating patterns, including the frequency and variety of meals. For future researchers, more complex variables and a larger number of samples can be added to find out the factors that influence nutritional problems in toddlers.
Perbedaan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Metode Ceramah dan Video Animasi Pada Siswa Sekolah Dasar Angellica Angellica; Nurhayati Siagian
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1295

Abstract

Kasus Demam Berdarah Dengue masih tinggi di Indonesia, termasuk pada anak usia sekolah dasar yang memiliki tingkat pengetahuan rendah terkait pemberantasan sarang nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan siswa setelah diberikan edukasi menggunakan metode ceramah dan video animasi. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan posttest only control group. Sampel terdiri dari 54 siswa kelas V yang dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil menunjukkan rata-rata skor pengetahuan kelompok video animasi sebesar 89 dan ceramah sebesar 86, dengan nilai p = 0,137. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua metode, sehingga keduanya dianggap sama efektif. Edukasi kesehatan di sekolah dapat memanfaatkan kombinasi metode ceramah dan video animasi. Penelitian lanjutan disarankan menggunakan desain pretest-posttest dan sampel yang lebih besar. Dengue fever cases remain high in Indonesia, especially among elementary school students who often have limited knowledge about mosquito nest eradication. This study aimed to examine if there is a difference in students’ knowledge levels after receiving health education through lecture or animated video methods. The study used a quasi-experimental design with a posttest only control group approach. A total of 54 fifth-grade students were randomly assigned to either the lecture or animated video group. Data were collected using a questionnaire and analyzed with the Mann-Whitney test. The results showed that the average knowledge score in the animated video group was 89, while the lecture group scored 86, with a p-value of 0.137. The difference was not statistically significant, indicating that both methods were equally effective. Combining both approaches in school health education could enhance learning outcomes. Further research using a pretest-posttest design and a larger sample size is recommended.