cover
Contact Name
Muhamad Agus
Contact Email
agus.muhamad0@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agus.muhamad0@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
PENA AKUATIKA : JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165449     EISSN : 2301640X     DOI : 10.31941
Pena Akuatika mempublikasikan artikel-artikel yang berisi ide, gagasan, hasil penelitian, kajian pustaka di bidang ilmu perikanan dan kelautan
Articles 186 Documents
BIOKONSENTRASI LOGAM BERAT BESI (FE) PADA KERANG HIJAU DI PANTAI MOROSARI DEMAK Daviani Widawati; Siti Rudiyanti; Wiwiet Teguh Taufani
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 1 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i1.1106

Abstract

Pantai Morosari, Demak merupakan salah satu perairan yang dapat terindikasi tercemar logam berat. Logam berat yang berasal dari beberapa sumber salah satunya adalah besi (Fe). Fe dapat terendap, terlarut hingga terakumulasi pada biota air. Salah satu komoditi perikanan dari Morosari yang dapat terpapar Fe adalah Kerang Hijau. Manusia dapat terpapar Fe dari mengkonsumsi ikan/kerang yang berasal dari perairan tercemar. Tujuan penelitian ini mengetahui konsentrasi Fe di air Kerang Hijau. Penelitian dilakukan pada tiga stasiun di Pantai Morosari dan pemeriksaan logam berat di Laboratorium Kimia Unnes pada bulan Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode survei dan teknik sampling menggunakan purposive random sampling. Pengujian logam berat menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dan analisis konsentrasi dihitung melalui faktor biokonsentrasi. Konsentrasi Fe pada air berkisar 1,587 - 1,658 mg/l. Konsentrasi logam berat pada plankton berkisar 306,9 - 408,2 mg/l dan Kerang Hijau berkisar 3,602 - 17,590 mg/l, hasil ini melebihi baku mutu berdasarkan USEPA (2004) dan BSN (2009). Nilai Faktor Biokonsentrasi Kerang Hijau terhadap air berkisar 2,215 - 10,996. Maximum Tolerable Intake orang dewasa rata-rata 41,13 kg/minggu, dan 12,34 kg/minggu untuk anak-anak.
KONDISI EKOSISTEM PADANG LAMUN DI PERAIRAN TANJUNG PISAU KABUPATEN BINTAN Raja Nina Haryati; Dedy Kurniawan
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1260

Abstract

ABSTRAKPerairan Tanjung Pisau, Kabupaten Bintan merupakan wilayah pesisir yang terdapat sebaran ekosistem lamun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis lamun, tingkat kerapatan dan tutupan lamun di Perairan Tanjung Pisau, Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2020, di Perairan Tanjung Pisau, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Penelitian dengan menggunakan metode survey, dengan mengamati secara langsung kondisi ekosistem padang lamun. Pengamatan lamun dengan menggunakan bantuan transek kuadran dengan ukuran 50 x 50 cm, disepanjang garis transek 50 meter dengan tiga garis transek. Transek kuadran diletakkan di garis transek dengan jarak 10 meter. Hasil penelitian didapatkan lamun yang ditemukan yaitu Thalassia hemprichii dan Enhalusa coroides. Nilai kerapatan lamun Thalassia hemprichii sebesar 136,7 tegakan/m2 dan Enhalusa coroides sebesar 33,1 tegakan/m2. Total kerapatan lamunse besar 169,8 tegakan/m2, tergolong kerapatan lamun yang rapat. Rata-rata penutupan lamun sebesar 52,43%, dengan kategori kondisi tutupan lamun yang padat. Jenis lamun yang ditemukan di Perairan Tanjung  Pisau yaitu Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Kondisi kerapatan lamun tergolong kerapatan lamun yang rapat, dengan kondisi tutupan lamun yang padat. Kondisi kualitas perairan di Perairan Tanjung Pisau masih mendukung untuk kehidupan lamun.Kata kunci: Bintan, Kerapatan, Padang Lamun, Tutupan LamunABSTRACT The waters of Tanjung Pisau, Bintan Regency, are a coastal area where the seagrass ecosystem is distributed. The purpose of this study was to identify the type of seagrass, density, and level of seagrass cover in Tanjung Pisau Waters, Bintan Regency. This research was conducted from August to September 2020 in Tanjung Pisau Waters, Penaga Village, Teluk Bintan District, Bintan Regency. This study uses a survey method, by looking at the condition of the seagrass ecosystem. Seagrass observations use quadrant transects measuring 50 x 50 cm, line transects along 50 meters with three transect lines. Quadrant transects are on the transect line with a distance of 10 meters. The results showed that the seagrass found were Thalassia hemprichii and Enhalus acoroides. The density value of Thalassia hemprichii seagrass was 136.7 stands/m2 and Enhalus acoroides was 33.1 stands/m2. The total density of seagrass is 169.8 stands/m2 which is classified as a dense seagrass density. The average seagrass cover was 52.43% with the category of solid seagrass cover. The condition of seagrass density is classified as a dense seagrass density, with a dense condition of seagrass cover.The water quality condition of Tanjung Pisau waters still supports seagrass life.Keywords: Bintan, Density, Seagrass, Seagrass Cover
ANALISA KEAMANAN PANGAN SECARA IN VIVO IKAN BANDENG ASAP CABUT DURI DENGAN ASAP CAIR Dwi Yanuar Budi Prasetyo; Y.S. Darmanto; Fronthea Swastawati; Tri Winarni Agustini; Gunawan Wibisono; Aryanti Indah Setyastuti
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 2 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i2.1162

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat keamanan pangan bandeng asap cabut duri menggunakan asap cair sekam padi secara in vivo melalui gambaran histopatologi hati dan ginjal mencit (Mus musculus) strain Balb/c. Ikan bandeng cabut duri segar direndam dalam larutan asap cair sekam padi (5%) dan garam (5%) selama 30 menit, ditiriskan ±1 jam pada suhu ruang lalu dipanaskan pada suhu 60-70°C selama 2 jam dan didinginkan ± 1 jam pada suhu kamar setelah itu dikemas dengan plastik polietilen sebelum diujicobakan pada hewan uji. Ikan bandeng cabut duri asap yang sudah siap dijadikan pakan mencit dengan perlakuan beda berat pakan (P0=0 g; P1=10g; P2=15g; P3=20g). Data gambaran histopatologi hati dan ginjal hewan uji dianalisa dengan analisa Kruskall Wallis pada taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan bahwa beda berat pakan yang diberikan berpengaruh nyata (p<0.05) terhadap tingkat kerusakan histopatologi hati dan ginjal mencit dengan tingkat degenerasi sel pada masing-masing organ sebesar 25%.
PEMANFAATAN IKAN RUCAH DAN FERMENTASI KOTORAN AYAM DALAM PAKAN LELE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUS HIDUPAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp.) Pinandoyo Pinandoyo; Muhammad Bahrus Syakirin; Tri Yusufi Mardiana
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1325

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah mengkaji penggunaan tepung fermentasi kotoran  ayam dengan tepung ikan rucah yang menghasilkan pertumbuhan dan kelulushidupan benih lele sangkuriang terbaik. Materi dan metode penelitian, Ikan uji yang digunakan adalah benih lele sangkuriang (Clarias sp.) ukuran 6 –7 cm dan bobot tubuh 3,5 ± 0,11 g.Padat penebaran yang digunakan dalam setiap wadah adalah 200 ekor/m3 dengan padat penebaran untuk masing-masing wadah 50 ekor/wadah.Pakanuji yang diberikan selama penelitian adalah pakan berbentuk pelet kering menggunakan sumber protein dari ikan rucah dan fermentasi kotoran ayam dengan persentase perbandingan berbeda yaitu A (70:30); B (60:40); C (50;50) dan D (40:60).   Pemberian pakan uji 3% dari bobotbiomassa ikan serta diberikan 3 kali sehari pada pukul 07.00, 12.00, dan 17.00. Wadah uji yang digunakan terbuat dari terpal sebanyak 12 buah yang berbentuk persegi (0,5 x 0,5 x 0,5m3). Data yang diteliti meliputi pertumbuhan biomassamutlak (G),laju pertumbuhan spesifik (SGR),kelulushidupan (SR), konversi pakan (FCR), dan protein efisiensi rasio (PER). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh antara laju pertumbuhan mutlak,  laju pertumbuhan spesifik, tingkat kelulushidupan, FCR, rasio efisiensi dan pemanfaatan protein pada setiap perlakuan. Tetapi pakan perlakuan A (70:30) memiliki hasil riset yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya, yakni dengan tingkat pertumbuhan terbaik (pertumbuhan biomassa mutlak sebesar 163,167 g dan laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,626) dengan kelulusan hidupan 83,33%. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pakan A (70% tepung ikan rucah dan 30% tepung fermentasi kotoran ayam) dapat memberikan tingkat pertumbuhan dan kelulushidupan ikan terbaik dibandingkan perlakuan lainnya.Kata Kunci :Ikan rucah, kotoran ayam, Lele sangkuriang, Clarias sp., PakanABSTRACTThe purpose of this study was to examine the use of fermented chicken manure flour with trash fish meal which produced the best growth and survival of sangkuriang catfish seeds. Research materials and methods. The test fish used were sangkuriang catfish (Clarias sp.) Seeds with a size of 6–7 cm and a body weight of 3.5 ± 0.11 g. The stocking density used in each container is 200 birds / m3 with the stocking density for each container 50 birds / container. The test feed given during the study was dry pellet form using protein sources from trash fish and chicken manure fermentation with different percentage ratios, namely A (70:30); B (60:40); C (50; 50) and D (40:60). The test feed was given 3% of the weight of fish biomass and was given 3 times a day at 07.00, 12.00, and 17.00. The test container used was made of 12 square tarpaulin pieces (0.5 x 0.5 x 0.5 m3). The data studied included absolute biomass growth (G), specific growth rate (SGR), survival rate (SR), feed conversion (FCR), and protein efficiency ratio (PER). The results showed that there was no significant difference between absolute growth rate, specific growth rate, survival rate, FCR, efficiency ratio and protein utilization in each treatment. However, treatment A (70:30) had better research results than other treatments, namely with the best growth rate (absolute biomass growth of 163.167 g and specific growth rate of 1.626) with a survival rate of 83.33%. Thus, it can be concluded that feed A (70% trash fish meal and 30% chicken manure fermented flour) can provide the best fish growth and survival rates compared to other treatments.Keywords :Trash feed, chick manure, sangkuriang catfish, Clarias sp., Feed
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SABUN PADAT YANG MENGANDUNG EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT GRACILARIA, SP TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUEREUS Bhayu Gita Bhernama
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 1 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i1.1060

Abstract

Kulit merupakan organ manusia yang paling penting guna melindungi tubuh dan organ dalam dari gangguan dan ancaman dari luar. Salah satu bahaya dari luar adalah bakteri pantogen dan kotoran lainnya sehingga dibutuhkan perlindungan. Salah satu cara melindungi kulit dari bakteri dengan menggunakan sabun. Sabun merupakan salah satu jenis pembersih kulit berguna untuk mengangkat berbagai jenis kotoran dan bakteri yang menempel dikulit. Oleh karena itu, dilakukan pengembangan sebuah produk sabun padat dengan memanfaatkan penambahan ekstrak etanol rumput laut merah Gracilaria, sp. Penelitian dilakukan dengan proses ekstrasi, uji fitokimia, proses pembuatan sabun, uji antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Hasil yang didapat dimana aktivitas antibakteri dari sabun padat yang mengandung ekstrak etanol dari rumput laut Gracilaria, sp memiliki daya hambat yang sedang pada penambahan ekstrak etanol 15 mL sebesar 11,67 mm. Selain itu, sabun padat ini efektif terhadap antibakteri. Hal ini dapat dilihat dari analisis One Way Anova yang didapatkan Fhitung>Ftabel. Hasil skrining fitokimia didapatkan senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etanol rumput laut Gracilaria, sp  ini adalah senyawa flavonoid, saponin dan terpenoid
METODE KUADRAT TERKECIL UNTUK ANALISIS KONSTANTA HARMONIK PASANG SURUT AIR LAUT DI PULAU GILI RAJA, KABUPATEN SUMENEP, MADURA Luhur Moekti Prayogo
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1233

Abstract

ABSTRAKGili Raja Island is a small island located in Gili Genting District, with the entire area located on the coast. The primary access to this island is the sea route, where oceanographic conditions such as tides are very influential. This study examines the tidal characteristics on the island of Gili Raja, Sumenep Regency, using the Least Squares method. Tidal data were obtained from the Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG) in April 2015. The research conducted shows that the tidal type on Gili Raja's island is Diurnal with a Formzahl number of 3.55 (F> 3.0). This type describes that there is one high tide and one low tide. However, several times there were also two tides and two ebbs with very different heights and periods. The calculation using the least-squares method produces nine harmonic components, including M2, S2, N2 and K2, which form multiple daily tides. K1, O1 and P1 are the harmonic components forming a single daily tidal type, and the following components are M4 and MS4. The value obtained for each harmonic component is the amplitude value and phase difference.Keywords: Least Square, Tides, Harmonic Components, Formzahl, Gili Raja ABSTRACT Pulau Gili Raja merupakan pulau kecil yang berada di Kecamatan Gili Genting dengan seluruh wilayahnya terletak di pesisir. Akses utama ke pulau ini yaitu dengan jalur laut dimana kondisi oseanografi seperti pasang surut sangat mempengaruhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pasang surut di pulau Gili Raja Kabupaten Sumenep menggunakan metode Kuadrat Terkecil. Data pasang surut diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada bulan April tahun 2015. Dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tipe pasang surut di pulau Gili Raja adalah Diurnal dengan bilangan Formzahl sebesar 3.55 (F > 3.0). Tipe ini menjelaskan bahwa terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Namun beberapa kali waktu juga terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Perhitungan menggunakan metode kuadrat terkecil menghasilkan sembilan komponen harmonik diantaranya  M2, S2, N2 dan K2 yang merupakan komponen pembangkit pasang surut harian ganda. K1, O1 dan P1 yang merupakan komponen harmonik pembangkit tipe pasang surut harian tunggal dan komponen selanjutnya adalah M4 dan MS4. Nilai yang diperoleh setiap komponen harmonik adalah nilai amplitudo dan beda phase.Kata kunci: Kuadrat Terkecil, Pasang Surut, Komponen Harmonik, Formzahl, Gili Raja
SUBSTITUSI CACING TANAH (Lumbricus rubellus) PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN GABUS (Channa Striata) PADA SALINITAS 3 Ppt Muhammad Irfan Muniron; Muhammad Bahrus Syakirin; Tri Yusufi Mardiana
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 2 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i2.1111

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh persentase pakan buatan dan cacing tanah terhadap pertumbuhan ikan gabus dan mengetahui persentase pakan buatan dan cacing tanah yang menghasilkan pertumbuhan terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan, Prodi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan, Universitas Pekalongan di Slamaran, Kota Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan dan sebagai perlakuan adalah perbedaan persentase pakan buatan dan cacing tanah. Perlakuan A  (100% pellet + 0% cacing tanah), B. (75% pellet + 25% cacing tanah), C. (50% pellet + 50% cacing tanah) dan D (25% pellet + 75% cacing tanah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan persentase pakan buatan dan cacing tanah berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan gabus. Perlakuan D memiliki pertumbuhan terbaik yaitu 4,46 gr, kemudian perlakuan C sebesar 3,77 gr, perlakuan B sebesar 3,43 gr dan terendah perlakuan A sebesar 2,86 gr. Kata Kunci : Ikan Gabus, Pakan Buatan, Cacing Tanah, Pertumbuhan ABSTRACTSnakehead is a type of fish economical in public waters and potential to be developed. One of the efforts to increase the growth of snakehead is by adding natural food that has high protein such as earthworms. The purpose of this research is to know the percentage of artificial feed and earthworm (Lumbricus rubellus) on growth of cork (Channa striata) at salinity 3 ppt. This study used a Completely Randomized Design (RAL) consisting of 4 treatments and 3 replications with different percentage of artificial feed and earthworm as treatment. The treatments used were: A. 100% pellet + 0% earthworm, B. 75% pellet + 25% earthworm, C. 50% pellet + 50% earthworm and D. 25% pellet + 75% earthworm. During the study of cork fish kept for 30 days. Based on the results of research calculated using the method of variance analysis obtained value F arithmetic of 43.15 which is greater than F Table 5% that is 4.06 and F Table 1% ie 7.59 so that the difference in percentage of artificial feed and earthworms have a very significant effect on the growth of cork fish. Treatment D has the best growth rate of 4.46 g, and treatment A which has the lowest growth rate of only 2.86 g. Water quality parameters are 28 - 29ºC, pH water 7.5 - 8.4, DO 5 - 7,9 ppm, and salinity 3 ppt. Keywords: Snakehead, earthworm, percentage of feed
PENGARUH LAMA PERENDAMAN ASAM KLORIDA TERHADAP KEKUATAN GEL GELATIN TERIPANG HITAM (Holothuria leucospilota) Viola Niraputri; Romadhon Romadhon; Slamet Suharto
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1326

Abstract

ABSTRAKTeripang memiliki potensi sebagai gelatin karena mengandung protein kolagen sekitar 70% dalam tubuhnya yang terdiri dari kulit dan daging tebal. Protein teripang dihasilkan dari dinding tubuh yang kaya akan glisin, asam glutamat dan arginin, glisin merupakan asam amino yang dominan yang terdapat pada gelatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap kekuatan gel gelatin Teripang hitam (Holothuria leucospilota) dan Perlakuan terbaik dalam pembuatan gelatin Teripang Hitam (Holothuria leucospilota) menggunakan proses asam. Teripang  Hitam (Holothuria leucospilota) diperoleh dari perairan Pulau Panjang Jepara, bahan lain yang digunakan yaitu asam klorida (HCl), dan aquades. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan yaitu perendaman selama 36, 42 dan 48 jam dengan tiga kali ulangan. Data parametrik dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menunjukan bahwa gelatin dengan lama perendaman yang berbeda menunjukan pengaruh nyata terhadap rendemen, viskositas, kekuatan gel, kadar air, kadar protein dan kadar abu namun tidak terhadap pH. Perlakuan terbaik yaitu pada perendaman asam selama 48 jam dengan rendemen 2,85 ± 0,19%, pH 4,08 ± 0,02, viskositas 3,7 ± 0,11cP, kekuatan gel 675,52 ± 19,1 bloom, kadar air 10.35 ± 0,13%, kadar protein 84.8 ± 0,15%,  kadar abu 1,68 ± 0,23%, dan gugus fungsi dengan serapan amida A 3280 cm-1, amida I 1632 cm-1, amida II 1526 cm-1, amida III 1232 cm-1. Kesimpulan penelitian ini adalah lama waktu perendaman yang berbeda memberikan pengaruh terhadap kekuatan gel gelatin Teripang Hitam (Holothuria leucospilota) dan perlakuan terbaik yaitu perendaman 48 jam. Kata kunci: FTIR (Fourrier Transform Infra-Red), Gelatin, HCl, Lama perendaman asam, Teripang Hitam (Holothuria leucospilota). ABSTRACTSea cucumbers have the potential to be gelatin because they contain high collagen protein around 70% in their body which consists of thick skin and meat. Sea cucumber protein is produced from the body wall which is rich in glycine, glutamic acid, and arginine. Glycine is the dominant amino acid found in gelatin. The purpose of this study was to determine the effect of soaking time on the gel strength of the black sea cucumber gelatin (Holothuria leucospilota) and the best treatment in making black sea cucumber gelatin (Holothuria leucospilota) using the acid process. Black sea cucumber (Holothuria leucospilota) is obtained from the waters of Panjang Island Jepara, other materials used are hydrochloric acid (HCl) and aquades. The experimental design used in this study used a completely randomized design (CRD) with three treatments namely soaking for 36, 42, and 48 hours with three replications. Parametric data were analyzed by ANOVA and HSD follow-up tests. The results showed that gelatin with different soaking times had a significant effect on yield, viscosity, gel strength, moisture content, protein content and ash content but had no effect on pH. The best treatment was acid soaking for 48 hours with yield 2.85 ± 0.19%, pH 4.08 ± 0.02, viscosity 3.7 ± 0.11 cP, gel strength 675.52 ± 19.1 bloom, water 10.35 ± 0.13%, protein content 84.8 ± 0.15%, ash content 1.68 ± \0.23%, and functional groups with amide A 3280 cm-1 absorption, amide I 1632 cm-1, amide II 1526 cm-1, amide III 1232 cm-1. The conclusion of this study is different soaking time gave an effect on the gel strength of the black sea cucumber gelatin (Holothuria leucospilota) and the best treatment is soaking for 48 hours. Keywords: Acid soaking time, Black Sea Cucumber (Holothuria leucospilota), FTIR (Fourrier Transform Infra-Red), Gelatin, HCl.
KARAKTERISTIK KERUPUK CUMI-CUMI (Loligo sp.) DENGAN BEDA SUHU OVEN PENGERINGAN DAN KETEBALAN KERUPUK Rika Amelia; Sumardianto Sumardianto; Slamet Suharto
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 19, No 1 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v19i1.1067

Abstract

AbstrakCumi-cumi (Loligo sp.) merupakan organisme yang luas sebarannya dan mengandung gizi yang tinggi, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan kerupuk.Kerupuk dengan penambahan cumi–cumi diharapkan dapat memenuhi kualitas kerupuk. Proses pengeringan kerupuk perlu adanya alternatif pengeringan lain yang dapat memberikan kualitas kerupuk lebih baik dan higienis dengan menggunakan metode pengeringan oven dan ketebalan kerupuk akan mempengaruhi karakteristik kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan suhu oven dan ketebalan kerupuk yang berbeda serta mengetahui metode perlakuan terbaik untuk mendapatkan karakteristik kerupuk cumi. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimentallaboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perbedaan suhu oven dan ketebalan kerupuk A (suhu 50 oC :  2 mm), B (suhu 50 oC :  4 mm), C (suhu 60 oC :  2 mm), D (suhu 60 oC :  4 mm) dengan tiga kali ulangan. Parameter uji meliputi kadar air, kadar protein, kemekaran, kerenyahan dan hedonik. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Data parametrik dianalisis  menggunakan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji hedonik terbaik pada perlakuan suhu 60 oC ketebalan 2 mm (7,00 7,30). Kadar air 9,74-10,98%; kadar protein 9,70-10,11%; kemekaran kerupuk 74,21-171,99%; kerenyahan kerupuk 1200,42-4300,92 gf dan rendemen cumi-cumi 59,05%. Kerupuk cumi termasuk kerupuk grade II menurut SNI No. (8272: 2016) yaitu dengan kadar protein 9,70-10,11%.Kata kunci: Cumi-cumi (Loligo sp.), Kerupuk, Ketebalan, Suhu.AbstractSquid (Loligo sp.) is an organism that is widely spread and contains high nutrition, so it can be used in making crackers. The process of drying crackers that can use the oven drying method and the thickness of the crackers will affect the characteristics of the crackers. This study aims to determine the effect of the use of oven temperature and thickness of different crackers and determine the best treatment method to get the characteristics of squid crackers. The method used was experimental laboratories by using Completely Randomized Design (CRD) by treating the difference in oven temperature and cracker thickness for A (temperature 50 oC :2 mm), B (temperature 50 oC :  4 mm), C (temperature 60 oC :  2 mm), D (temperature 60 oC : 4 mm) three replication. Test parameters include moisture content, protein content, linier expansion, crispness and hedonic. Nonparametric data was analyzed by Kruskall-Wallis test and followed by using Mann-Whitney test. Parametric data were analyzed by ANOVA and further analyzed using Tukey HSD test. The results showed that best value of test hedonic (7,00 7,30). Moisture content 9,74-10,98%, protein content 9,70-10,11%, linier expansion 74,21-171,99%, crispness 1200,42-4300,92 gf and yield of  squid 59,05%. Squid crackers including grade II crackers according SNI No. (8272: 2016) with protein content 9,70-10,11%.Key words :Crackers, Squid (Loligo sp.), Temperature, Thickness
ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS USAHA PERIKANAN TANGKAP JARING INSANG DI DESA BANJARSARI, KECAMATAN ENGGANO, KABUPATEN BENGKULU UTARA Chris Meriya KN; Zamdial Zamdial; Ali Muqsit
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1190

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan ekonomis usaha perikanan tangkap jaring insang di Desa Banjarsari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi informasi untuk pengembangan usaha perikanan tangkap dengan jaring insang di Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2020. Metode penelitian menggunakan metode observasi dan wawancara. Dari analisis aspek teknis dilakukan pada 13 responden dan diperoleh hasil ukuran perahu jaring insang ialah 2.75 GT, mesin perahu yang digunakan ialah Honda GX-200 dengan kekuatan daya mesin 5.5 PK -6.5 PK, Ukuran jaring insang memiliki panjang total 1.327 meter dengan kedalaman 1-2 meter. Daerah penangkapan berada di perairan Kahabi, Berhau, hingga ke balik Pulau Enggano. ABK yang bekerja sebanyak 2-3 orang dalam satu kapal. Hasil tanggapan berupa ikan Ketambak (Lutjanus mahogoni), Gebur (Caranx sp), Belanak (Crenimugil crenilabis), Merang (Siganus verniculatus), Cabe-cabe (Siganus canaliculatus), Nawi (Lujanus argentimaculatus), Bayam (Scarus taeniopterus). Analisa usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring insang dinyatakan layak dengan hasil NPV Rp 85.161.412, Net B/C Ratio 1.2, IRR 76% menggunakan tingkat suku bunga deposito Bank 7% dan PP 1.25 (1 tahun 2 Bulan 5 Hari) cepat kembali dari umur teknis 5-6 tahun.Kata kunci : Analisi kelayakan usaha, Jaring insang, Desa Banjarsari, Kecamatan Enggano ABSTRACTThe goals of this research were to analyze technical aspect and gillnet fisheries business in Banjarsari Village, Enggano sub-district, North Bengkulu district. The result can be information to fisheries development with gillnet in Enggano sub-district, North Bengkulu district. This result held on May to June 2020. The method used observation method and interview. Analyze technical aspect did to 13 respondents, it showed the size of gillnet boat was 2.75 GT, boat machine was Honda GX-200 with 5.5 – 6.5 PK Engine power. The size of gillnet was 1.327 meter of length with 1-2 meter of depth. Fishing area was in Kahabi waters, Berhau to the back of the island. The crew was 2-3 people in every boat. The fish catches were Lutjanusmahogoni, Caranxsp, Crenimugilcrenilabis, Siganusverniculatus, Siganuscanaliculatus, Lujanusargentimaculatus,Scarustaeniopterus. The business analysis by using gillnet is feasible with NPV was Rp 85.161.412, Net B/C Ratio was 1.2, IRR was 76% using 7% of bank deposit rates and PP was 1.25(1 year, 2 months, 5 days) fast back from 5-6 years technical age.Keywords: business feasibility analysis, gillnet, Banjarsari village, enggano sub-district

Page 10 of 19 | Total Record : 186


Filter by Year

2010 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 24 No. 2 (2025): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 24 No. 1 (2025): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 23 No. 2 (2024): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 23, No 1 (2024): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol. 23 No. 1 (2024): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 22, No 2 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 22, No 1 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 21, No 2 (2022): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 21, No 1 (2022): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 19, No 2 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 19, No 1 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 18, No 2 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 18, No 1 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 17, No 2 (2018): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 17, No 1 (2018): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 16, No 1 (2017): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 15, No 1 (2017): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 13, No 1 (2016): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 12, No 1 (2015): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 2, No 1 (2010): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 2, No 1 (2007): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2010): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2009): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2008): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2007): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue