cover
Contact Name
Suci
Contact Email
suci@gmail.com
Phone
+6281333040494
Journal Mail Official
suci@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Prima JODS
ISSN : -     EISSN : 26151235     DOI : 10.1234
Core Subject : Health,
Prima Jods merupakan kumpulan jurnal yang dikelola oleh fakultas kedokteran gigi Universitas Prima Indonesia yang mencakup bidang obat gigi termasuk dalam perawatan gigi dan mulut, kebijakan publik, sistem Fakultas Ke dok teran gigi, analisa gigi, analisa mulut, analisa obat-obatan
Articles 71 Documents
Korelasi pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks DMF-T Monang Panjaitan; Irene Anastasia Tampubolon; Novelina Novelina
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v1i1.403

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting dalam kesehatan seseorang. Angka kejadian karies yang semakin meningkat menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku  kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks DMF-T pada siswa. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampelsebesar 112 orang yang dipilih secara acak dan memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan denganbantuan kuisioner dan pemeriksaan secara langsung terhadap rongga mulut. Data kemudian dianalisis menggunakan bivariat dengan analisis chi square dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T (0,001). Hasil penelitian sikap juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T (0,015). Sedangkan hasil penelitian perilaku menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T (0,014). Dapat disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan  mulut terhadap indeks DMF-T.
Perbandingan kekerasan gigi setelah dilakukan bleaching ekstrakoronal hidrogen peroksida 30% dan hidrogen peroksida 35% pada gigi premolar satu rahang atas (in vitro) Gita Tarigan; Tari Puspita Sundari; Juwita Isabela Siregar
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v1i1.402

Abstract

Perubahan warna gigi terutama bagian anterior sering menimbulkan masalah estetik dan berdampak cukup besar terhadap psikologis pasien. Salah satu perawatan yang dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan warna pada gigi dengan melakukan pemutihan gigi (bleaching). Pemutihan (bleaching) adalah perawatan untuk menghilangkan diskolorisasi gigi dengan menggunakan bahan kimia hingga gigi berubah warna sampai mendekati warna gigi asli. Bahan yang sering digunakan adalah hidrogen peroksida. Pemutihan gigi ekstrakoronal dengan teknik in office bleaching umumnya menggunakan bahan pemutih hidrogen peroksida dengan konsentrasi tinggi 30-50%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekerasan gigi setelah dilakukan bleaching ekstrakoronal hidrogen peroksida 30% dengan hidrogen peroksida 35% pada gigi premolar satu rahang atas. Metode: sampel gigi dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari lima buah gigi, kelompok satu sampel di bleaching menggunakan hidrogen peroksida 30%, kelompok dua sampel di bleaching menggunakan hidrogen peroksida 35%. masing-masing bahan dioleskan menggunakan bahan bleaching selama 15 menit, kemudian diukur kembali tingkat kekerasan masing-masing gigi. Pengukuran tingkat kekerasan gigi menggunakan alat Vickers hardness. Penelitian ini menggunakan uji annova one way. Hasil penelitian menunjukan bahwa hidrogen peroksida 30% dan 35% tidak mempengaruhi kekerasan gigi secara signifikan yang ditunjukan oleh hasil uji annova dengan nilai (p-value) = 0,450 > 0.05 dimana v=0,05 yang menyatakan Ho ditolak. Dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh pemberian hidrogen peroksida 30% dan 35% terhadap kekerasan gigi.
Kadar hambat minimum dan kadar bunuh minimum ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) terhadap bakteri Streptococcus mitis Stella Subekti; Molek Molek; Mellisa Sim
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v1i1.149

Abstract

Background: One of the potential herbs that can be used as a medicine in dentistry is young papaya seed (Carica papaya L.). Papaya seed contains active component as antibacterial such as flavonoid, alkaloid, triterpenoid, and tanin that can inhibits gram-positive and gram-negative bacteria. Objective: The purpose of this research is to examine the effectivity of Young Papaya seed (Carica papaya L.) at inhibiting the growth of Streptococcus mitis. Material and Method: This research uses the experimental laboratory. Inhibition test using the dilution method with young papaya seed extract as the test material.The concentration of the young papaya seed extract in this research is 0,5%, 1%, 2%, 3%, and 4%. Determination of the KHM result can views of turbidity from test tube, after that subculture to the blood agar dish to see the KBM result. Result: The result shows that at 0,5% concentrate the average value is 1000±0. At 1% concentrate the average value is 927,5±5,260. Concentrate 2% the average value is 452,75±10,813. Concentrate 3% the average value is 213,75±2,986. At 4% concentrare the average value is 0±0. Conclusion: At 1%, concentrate is the KHM inhibiting and 4% concentrate is the KBM inhibiting. Young papaya seed extract is effective at inhibiting the growth of Streptococcus mitis.
Pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap terjadinya gingivitis pada wanita menopause Suci Erawati; Irene Anastasia Tampubolon; May Sarah Fadilla Nasution
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v1i1.399

Abstract

Pada saat terjadi menopause akan mengalami penurunan hormon esterogen dan progesteron yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan klinis di rongga mulut yaitu gingivitis. Gingivitis lebih sering terjadi apabila kebersihan mulut yang buruk. Kebersihan mulut didasari dengan adanya perilaku kesehatan gigi dan mulut. Tujuan studi ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap terjadinya gingivitis pada wanita menopause. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional study dengan sampel berjumlah 46 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling dan pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan indeks Gingivitis. Berdasarkan hasil analisis statistik uji chi-square  dengan nilai p=0,000 atau  p<0,05 yang berarti ada pengaruh pengetahuan, sikap, dan perilaku yang signifikan terhadap terjadinya gingivitis pada wanita menopause. Penelitian menujukkan adanya pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap terjadinya gingivitis pada wanita menopause di perwiritan Al Hidayah Desa Limau Manis Tanjung Morawa.
Efektifitas ekstrak kunyit (Curcuma longa) 6,96% dalam penyembuhan Stomatitis Apthousa Recurrent (SAR) Minor Wendy Wendy; Florenly Florenly; Mellisa Sim
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 2 No. 2 (2019): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v2i2.148

Abstract

Background: Stomatitis Apthousa Recurrent (SAR) Minor is one of the oral cavity ulcer disease which most often found. The impact of this disease can interfere with the comfort and quality of life as well as talk, chew, swallow, and so forth. Stomatitis Apthousa Recurrent (SAR) Minor had clinical features such as round or oval ulcers coated with pseudomembrane and surrounded by erythema halo. Turmeric is a medicinal plant which can accelerate the healing process SAR Minor. Active substance such as curcumin, saponins and tannins on turmeric has an important role in accelerating the healing process SAR Minor such as antioxidants. Objective: To see effectivity of turmeric (Curcuma longa) 6,96% in SAR Minor healing process. Method: This research is an experimental research design one group pretest posttest design. A total of 16 subjects aged between 19-21 years of research that consists of 8 control group and 8 treatment group who experienced SAR Minor. Gel turmeric (Curcuma longa) is used for 5 consecutive days. Observed and measured the size of ulcers and erythema halo at baseline, day 1, 3rd and 5th. Result: Based on research conducted, there is a significant difference (P <0.05) and erythema halo ulcer size before and after the gel extract turmeric (Curcuma longa) 6.96% in the treatment group. Conclusion: Extract Turmeric (Curcuma longa) 6.96% effective in reducing the size of the healing of ulcers and erythema halo.sehingga Apthousa Stomatitis Recurrent (SAR) Minor takes shorter.
Gambaran maloklusi pada siswa/i suku Batak berdasarkan dental aesthetic index Steffi Margaretha Simangunsong; Zulfan Muttaqin; Irene Anastasia Tampubolon
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 1 (2018): Edisi April
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v1i1.405

Abstract

Maloklusi merupakan bentuk oklusi yang menyimpang dari normal. Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi dalam lengkung teratur dan baik serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dan gigi bawah. Maloklusi merupakan masalah kesehatan mulut ketiga paling penting karena memiliki prevalensi tertinggi ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Penelitian tentang prevalensi maloklusi telah sering dilakukan dengan menggunakan Index of Orthodontic Treatment Need. Akan tetapi, untuk mengukur tingkat keparahan maloklusi dapat juga menggunakan dental aesthetic index. Kelebihan dari dental aesthetic index adalah lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan indeks lainnya. Perawatan ortodonti dilakukan untuk mengembalikan estetika wajah karena dianggap penting oleh masyarakat terutama pada usia remaja dan dewasa. Tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran maloklusi pada siswa/i di SMA Santo Thomas 2 Medan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional dan menggunakan dental aesthetic index dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang. Sampel diperiksa dan diukur menggunakan dental aesthetic index. Data kemudian diolah secara analitik dan ditampilkan dalam bentuk tabel. Prevalensi maloklusi tertinggi pada kategori ringan sebesar 62,8%, kategori sedang sebesar 27,4%, kategori parah sebesar 7,8%, sedangkan kategori sangat parah sebesar 2,0%.Kesimpulan: Tingkat keparahan maloklusi pada siswa/i di SMA Santo Thomas 2 Medan masih dalam kategori maloklusi ringan.
KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) DAN KADAR BUNUH MINIMUM (KBM) EKSTRAK BIJI PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mitis subekti, stella; Molek, Molek; Sim, Mellisa
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 2 (2019): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v%vi%i.400

Abstract

One of the potential herbs that can be used as a medicine in dentistry is young papaya seed (Carica papaya L.). Papaya seed contains active component as antibacterial such as flavonoid, alkaloid, triterpenoid, and tanin that can inhibits gram-positive and gram-negative bacteria. Objective: The purpose of this research is to examine the effectivity of Young Papaya seed (Carica papaya L.) at inhibiting the growth of Streptococcus mitis. Material and Method: This research uses the experimental laboratory. Inhibition test using the dilution method with young papaya seed extract as the test material.The concentration of the young papaya seed extract in this research is 0,5%, 1%, 2%, 3%, and 4%. Determination of the KHM result can views of turbidity from test tube, after that subculture to the blood agar dish to see the KBM result. Result: The result shows that at 0,5% concentrate the average value is 1000±0. At 1% concentrate the average value is 927,5±5,260. Concentrate 2% the average value is 452,75±10,813. Concentrate 3% the average value is 213,75±2,986. At 4% concentrare the average value is 0±0. Conclusion: At 1%, concentrate is the KHM inhibiting and 4% concentrate is the KBM inhibiting. Young papaya seed extract is effective at inhibiting the growth of Streptococcus mitis.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP INDEKS DMF-T PADA SISWA KELAS XII DI SMA Y.P ANTASARI DELI SERDANG panjaitan, Monang Panjaitan monang
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 1 No. 2 (2019): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v%vi%i.151

Abstract

Latar Belakang:Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting dalam kesehatan seseorang. Angka kejadian karies yang semakin meningkat menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan Penelitian:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks DMF-T pada siswa kelas Xii di SMA Y.P Antasari Deli Serdang.Metode:Rancangan penelitian ini adalah cross-sectionaldengan jumlah sampelsebesar 112 orang yang dipilih secara acak dan memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan denganbantuan kuisioner dan pemeriksaan secara langsung terhadap rongga mulut.Data kemudian dianalisis menggunakan bivariat dengan analisis chi square dan disajikan secara deskriptif. Hasil: Hasil penelitian pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T, dimana dihasilkan nilai p=0,001. Hasil penelitian sikap juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T, dimana dihasilkan nilai p=0,015. Sedangkan hasil penelitian perilaku menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku kesehatan gigi dan mulut dengan indeks DMF-T, dimana dihasilkan nilai p=0,014.Kesimpulan: Terdapat hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan gigi dan mulut terhadap indeks DMF-T.
Pengaruh berkumur larutan probiotik terhadap peningkatan pH saliva pada anak-anak Febriani Claudia Sanulo Zebua; Wilvia Wilvia; Idamawati Nababan; Suci Erawati
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 2 No. 2 (2019): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v2i2.711

Abstract

Saliva is a complex body fluid and plays an important role in the biological process of the oral cavity. If the saliva volume decreases, the pH of the oral cavity also decreases. A decrease in salivary pH can cause tooth demineralization, growth of acidogenic bacteria such as Streptococcus mutans and Lactobacillus and dental caries. One way to maintain microbial balance and increase salivary secretion is a probiotic solution (yogurt). This study aims to determine the effect of rinsing probiotic solution on increasing salivary pH. This type of research is experimental with pre and post test group design. The samples in this study were children of the Terima Kasih Orphanage, which numbered 35 people and had met the inclusion criteria. The results showed that the mean salivary pH before rinsing probiotic solution was 4.74 ± 0.6151 and after 6.63 ± 0.6029. From the test results obtained a significance value of p = 0,000 (p <0.05) which means that there is a significant effect of gargling with probiotic solutions on increasing salivary pH in children of the Terima Kasih Orphanage in Medan City in Years 2019. Thus, the conclusion of this study is Probiotic solutions proved effective in increasing the salivary pH.
Perbandingan efek perendaman resin komposit nanohybrid dalam larutan kopi luwak dengan larutan teh terhadap terjadinya diskolorasi Clarita Utami; Member Reni Purba; Cindy Denhara Wijaya; Suci Erawati
Prima Journal of Oral and Dental Sciences Vol. 2 No. 2 (2019): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/primajods.v2i2.615

Abstract

Recently, most commonly used tooth filling was composite resin. The newest type of composite resin recently used was nanohybrid composite resin that has more strength and better color stability. Although it has good color stability, there was still had possibility discoloritation happened. The focus of this study was to find out the difference of discoloration between nanohybrid composite resin which were submerged in two different solutions which were civet coffee solution and tea solution. This research used 32 nanohybrid composite resin which were divided in two groups, and submerged  for 7 days. The discoloration of nanohybrid composite resin was measured before and after submersion using chromameter. The results of the statistical analysis of the independent t-test showed no significant difference in change mean color with  p=0.425 (p> 0.05) in submersion nanohybrid composite resin in both solutions. The conclusion of this study is that the color change of nanohybrid composite resin between two groups is not significantly different