cover
Contact Name
YOHANES BARE
Contact Email
bareyohanes@gmail.com
Phone
+6281353570849
Journal Mail Official
spizaetus.bio@gmail.com
Editorial Address
JL. KESEHATAN, NO 03, KELURAHAN BERU, KECAMATAN ALOK TIMUR, KABUPATEN SIKKA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 86111
Location
Kab. sikka,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Published by Universitas Nusa Nipa
ISSN : 2716151X     EISSN : 2722869X     DOI : http://dx.doi.org/10.55241/spibio
Jurnal ini fokus pada bidang kajian biologi sains dan pendidikan biologi. Kami menerima artikel berupa hasil penelitian maupun kajian pustaka yang original dan belum pernah dipublikasi.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 180 Documents
Pengembangan LKPD Berbasis Discovery Learning pada Materi Ekosistem untuk Meningkatkan HOTS Siswa Kelas X SMA Nurhani Afdilani Sitompul; Nirwana Anas; Lailatun Nur Kamalia Siregar
SPIZAETUS: JURNAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI Vol 4, No 3 (2023): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v4i3.289

Abstract

Pentingnya HOTS terhadap peserta didik adalah guna mencapai keberhasilan dalam mencapai kompetensi. HOTS juga menjadi tuntutan pendidikan dalam pengaplikasian pembelajaran menggunakan kurikulum merdeka. Kemampuan HOTS inilah sejatinya menjadi orientasi dari merdeka belajar. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan diketahui bahwa kurikulum merdeka sudah diterapkan di sekolah tersebut, namun belum adanya media pembelajaran yang diaplikasikan guru dengan tujuan untuk meningkatkan HOTS dengan berbasis model pembelajaran yang mendukungnya. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD berbasis discovery learning pada materi ekosistem untuk meningkatkan HOTS siswa kelas X SMA. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Research and Developent (RnD) dengan model penelitian 4D, namun hanya sampai pada tahap Development. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kevalidan diperoleh dengan rata-rata nilai sebesar 84,65% kategori valid. Kemudian, persentase kepraktisan diperoleh dengan rata-rata nilai sebesar 85,5% kategori sangat praktis. Selanjutnya, persentase keefektifan diperoleh melalui tes berupa hasil pretest dibandingkan dengan posttest dengan nilai N-gain sebesar 0,83 kategori tinggi dan presentasi sebesar 83% kategori efektif. Dengan demikian, maka LKPD berbasis discovery learning dinyatakan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.
Analisis Kelayakan LKPD Keanekaragaman Makhluk Hidup Berbasis Mind Mapping Dengan Pemanfaatan Taman Kebon Rojo Kota Blitar Luthfiya 'Aqidatu Shoolikhah; Devita Sulistiana; Eva Nurul Malahayati
SPIZAETUS: JURNAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI Vol 4, No 3 (2023): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v4i3.305

Abstract

Pelaksanaan kurikulum merdeka bertujuan untuk mengejar adanya ketertinggalan pembelajaran dan kesenjangan pembelajaran pasca pandemi Covid-19. Berdasarkan analisis kebutuhan peneliti menemukan permasalahan yaitu kurangnya bahan ajar serta adanya potensi untuk penelitian yaitu Taman Kebon Rojo Kota Blitar. Bentuk upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan bahan ajar LKPD dengan memberikan muatan berupa mind mapping serta memasukkan potensi flora dan fauna Taman Kebon Rojo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Desain penelitian ini mengacu pada ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Pada tahapan implementasi dibatasi hingga uji keterbacaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kelayakan produk yang didasarkan hasil uji validitas dan keterbacaan guru serta siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket sedangkan teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil uji kelayakan dari 3 validator ahli diperoleh persentase sebesar 90% untuk validasi materi, 93% untuk validasi bahasa, dan 88,05% untuk validasi media dengan kriteria ketiganya sangat layak. Pada uji coba skala kecil (uji keterbacaan) kepada 4 guru dan 5 siswa diperoleh persentase sebesar 91,5% dan 97% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil uji kelayakan produk LKPD yang dikembangkan sangat layak digunakan dalam pembelajaran biologi materi keanekaragaman makhluk hidup.
Perbedaan Skarifikasi dan Suhu Air Perendaman terhadap Kemampuan Imbibisi pada Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) Dewi Diharjo
SPIZAETUS: JURNAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI Vol 4, No 3 (2023): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v4i3.168

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perlakuan skarifikasi dan suhu air perendaman terhadap kemampuan imbibisi pada biji nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.). Penelitian dilakukan dengan dua perlakuan yaitu (Y) Biji tanpa skarifikasi, Y1 = Biji tanpa skarifikasi dengan suhu air perendaman 40℃  selama 40 jam, Y2 = Biji tanpa skarifikasi dengan suhu air perendaman 30℃  selama 25 jam, Y3 = Biji tanpa skarifikasi dengan suhu air perendaman 20℃  selama 15 jam; dan (X) Biji diskarifikasi, X1 = Biji diskarifikasi dengan suhu air perendaman 40℃  selama 40 jam, X2 = Biji diskarifikasi dengan suhu air perendaman 30℃  selama 25 jam, X3 = Biji diskarifikasi dengan suhu air perendaman 20℃  selama 15 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji nangka (Artocarpus heterophyllus lamk.) yang diskarifikasi dengan suhu air perendaman 40℃ selama 40 jam (X1) menunjukkan kemampuan imbibisi tercepat dengan persentase kadar air yang masuk sebesar 4,3%. Sedangkan kemampuan imbibisi terlambat ditunjukkan oleh biji nangka tanpa skarifikasi dengan suhu air perendaman terendah 20℃  selama 15 jam yang menunjukkan persentase kadar air yang masuk sebesar 0,5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlakuan skarifikasi pada biji nangka yang bersifat impermeable dengan suhu air perendaman 40℃ menunjukkan adanya perbedaan.
Identifikasi Telur Cacing pada Feses Sapi Peranakan Ongole (PO) dan Sapi Bali dengan Metode Natif dan Sedimentasi Fanni Khoirillah; Dian Fita Lestari; Siti Istiqomah
SPIZAETUS: JURNAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI Vol 4, No 3 (2023): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v4i3.284

Abstract

Peternakan di Indonesia cenderung rentan terhadap berbagai jenis penyakit. Salah satu ancaman penyakit pada hewan ternak terhadap kesehatan manusia yaitu zoonosis. Salah satu cara untuk mengidentifikasi parasit gastrointestinal dari ternak yaitu dengan melakukan pemeriksaan atau pengujian feses sapi secara rutin. Pentingnya mengetahui jenis cacing yang menginfeksi ternak agar dapat segera dilakukan pengobatan dengan jenis obat antiparasit yang tepat, sehingga pengobatannya menjadi lebih efektif. Sehingga tujuan penelitian ini untuk memeriksa feses sapi untuk mengetahui infeksi jenis cacing. Sampel feses sapi didapatkan dari Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu dan UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak (PPT) Bengkulu menggunakan sapi jenis Peranakan Ongole (PO) dan sapi bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua metode yaitu metode natif dan sedimentasi. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa 3 individu sapi menunjukkan positif terinfeksi berbagai jenis cacing. Hasil metode natif ditemukan beberapa jenis cacing yang paling banyak berupa nematoda yang meliputi A. lumbricoides, Strongyloides papillosus, Strongylid dan Toxocara spp., trematoda berupa Schistosoma bovis, dan cestode berupa Taenia sp. Sedangkan dengan metode sedimentasi juga menunjukkan lebih banyak positif terinfeksi trematoda yang meliputi Schistosoma sp., Fasciola sp, Eurytrema spp, Paramphistomum sp, serta cestoda berupa Taenia sp. Pola pemeliharaan sapi secara intensif mampu menekan penyebaran parasit cacing jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pola pemeliharaan sapi secara semi intensif.
Siphonaxanthin, Keto-Karoteonid Alga Hijau, Kandidat Potensial Antidiabetes Dewi Ratih Tirto Sari; Lailatus Sarifah
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.370

Abstract

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme kronik yang disebabkan oleh peningkatan glukosa dalam darah. Mekanisme terjadinya diabetes mellitus sangat kompleks, salah satunya melalui aktivasi fosforilasi jalur MAPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi senyawa siphonaxantin sebagai antidiabetes melalui penghambatan protein kinase C (PKC) dalam mekanisme fosforilasi secara in silico. Penelitian menggunakan pendekatan in silico dengan molecular docking. Struktur 3D protein kinase C (PKC) diunduh dari database Protein Data Bank dengan kode akses PDB ID 3TXO. Struktur siphonaxantin diunduh dari PubChem NCBI dengan ID 11204185. Senyawa 2,6 – Naphthyridines  digunakan sebagai kontrol pembanding yang diperoleh dari protein data Bank 3TXO. Protein, senyawa pembanding dan siphonaxanting di docking dengan program molegro virtual docker dan dianalisis dengan PyMol 2.3 dan Discovery Studio ver.21.1..1. Senyawa siphonaxanthin berikatan dengan protein kinase C pada beberapa residu dengan 4 ikatan hydrogen dan 11 interaksi hidrofobik. Siphonaxantin juga menunjukkan daerah ikatan yang sama dengan 2, 6 – Naphthyridines, inhibitor control pada residu VAL369 dan PHE366. Berdasarkan energi ikatan, senyawa siphonaxanthin menunjukkan energi ikatan yang lebih rendah dari 2,6 napthyridines, yakni -258,6 kJ/mol. Penelitian ini disimpulkan bahwa siphonaxantin berpotensi sebagai kandidat obat antidiabetes dengan menghambat aktivasi fosforilasi oleh protein kinase C (PKC). Penelitian in vitro dan in vivo diperlukan untuk identifikasi lebih lanjut. 
Keanekaragaman dan Hubungan Kekerabatan Fenetik Spesies Anggota Famili Apocynaceae di Kawasan Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta Dewi Diharjo; Nurmiyati Nurmiyati
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i1.339

Abstract

Apocynaceae merupakan salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang memiliki keanekaragaman sekitar 2.000 spesies yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Salah satu tempat eksplorasi keanekaragaman spesies anggota famili Apocynaceae adalah di Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta yang memiliki potensi sebagai pertumbuhan berbagai tanaman tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan hubungan kekerabatan spesies anggota famili Apocynaceae berdasarkan karakteristik morfologi di Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplorasi.  Sampel yang didapat kemudian diidentifikasi berdasarkan 15 ciri karakteristik morfologi menggunakan kunci determinasi Flora of Java, lalu mendeskripsikan karakter morfologi sesuai fakta di lapangan. Hasil penelitian ditemukan sembilan spesies anggota famili Apocynaceae yang terdiri dari lima genus berbeda yaitu spesies Tabernaemontana divaricata L., Tabernaemontana corymbose L., Catharanthus roseus L., Catharanthus lanceus L., Cerbera manghas L., Plumeria acuminata L., Plumeria inodora L., Plumeria alba L., dan Adenium obesum L. Analisis klaster berdasarkan parameter 15 ciri karakter morfologi yang dilakukan menggunakan metode pengelompokan UPGMA (Unweighted Pair Group Method using Arithmetic Average) menghasilkan dua klaster. Hasil analisis komponen utama karakter morfologi yang paling mempengaruhi dalam hasil pengelompokan spesies famili Apocynaceae adalah tipe percabangan, warna bunga, bentuk daun, posisi mahkota bunga, tipe perbungaan, pangkal daun, habitus, bentuk buah dan biji.
An Overview of Extraction Methods of Bioactive Compounds from White Mulberry (Morus alba) Leaf Jatmiko Eko Witoyo; Panggulu Ahmad Ramadhani Utoro; Dikianur Alvianto; Hyldegardis Naisali
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.387

Abstract

White mulberry (Morus alba) is a plant classified into the Morus genus and the Moraceae family, growing wild or cultivated in Indonesia. The mulberry fruit is the plant part that is more utilized than others. However, white mulberry leaves are abundant and contain bioactive and nutraceutical compounds, which benefit the medicine and food sectors, making them an exciting material to investigate further. The method used in this study was a literature review, in which data from earlier studies were collected from open-access database sources, especially Google Scholar, from 2006 to 2023. The results showed that the white mulberry leaf contains rich bioactive compounds such as alkaloids, anthraquinone, anthocyanin, flavonoids, glycosides, phenolic acids, saponins, steroids, tannic acids, and so on, which are revealed to have pharmacological activities, and also contain complete nutraceutical composition as promised as food ingredients. Extraction is the primary process for extracting bioactive compounds from white mulberry leaves. Maceration, microwave-assisted extraction (MAE), soxhlet, supercritical CO2 extraction, and ultrasonic-assisted extraction (UAE) were common methods to extract bioactive compounds and produce white mulberry leaf extracts with different characteristics. Therefore, this review highlights the effect of various extraction methods on the bioactive compounds of white mulberry leaf extracts, represented by total phenolic content (TPC) and total flavonoid content (TFC). 
Pengaruh Media Tambahan Susu Bubuk Afkir terhadap Bobot Badan dan Kandungan Nutrisi Maggot (Hermetia illucens) Atika Lingga; Husnarika Febriani; Efrida Pima Sari Tambunan
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.418

Abstract

Susu bubuk afkir merupakan susu yang sudah tidak dipakai dan memenuhi syarat sebagai pakan tambahan pada ternak karena memiliki komposisi gizi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tambahan susu bubuk afkir terhadap bobot badan dan kandungan nutrisi berupa protein dan lemak pada maggot (Hermetia illucens). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 20 gram larva maggot dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan. P0= 100% limbah buah. P1= 75% limbah buah dan 25% susu bubuk afkir. P2= 50% limbah buah dan 50% susu bubuk afkir. P3= 25% limbah buah dan 75% susu bubuk afkir. Parameter yang diukur penimbangan bobot dan kandungan protein serta lemak maggot (Hermetia illucens). Analisis data menggunakan oneway ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil yang diperoleh dalam pemberian media tambahan susu bubuk afkir berpengaruh terhadap bobot badan maggot (Hermetia illucens) dengan nilai p=0,000. Hasil yang didapatkan dalam pemberian media tambahan susu bubuk afkir berpengaruh terhadap kandungan protein dan kandungan lemak maggot (Hermetia illucens) dengan nilai p=0,000. Media yang paling optimal dalam pertumbuhan bobot badan dan kandungan nutrisi berupa protein dan lemak maggot adalah pada kelompok P2 dengan bobot sebesar (137,60±2,88b), kandungan protein sebesar (37,5640±0,58d) dan kandungan lemak sebesar (63,7020±0,21d). Penelitian ini memiliki implikasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Pemberian media tambahan susu bubuk afkir berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan bobot badan maggot (Hermetia illucens). 
Identifikasi Jenis Pohon Riparian di Sumber Mata Air Desa Merbaun Kecamatan Amarasi Barat Chatarina Gradict Semiun; Yulita Iryani Mamulak
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i1.352

Abstract

Pohon riparian merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem riparian (seperti mata air). Riparian terrmasuk sebagai daerah konservasi khusus yang perlu dipertahankan vegetasi aslinya karena jika vegetasi riparian semakin menyusut yang berdampak pada penurunan keanekaragaman hayati dan hilangnya fungsi vegetasi riparian tersebut Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pohon ripaian yang terdapat di sumber mata air desa merbaun, kecamatan Amarasi barat, kabupaten Kupang, Nusa tenggara Timur. Penggumpulan data terdiri dari tingkat kealamian dan  keanekaragaman spesies. Pengumpulan data jenis tingkat kealamian terhadap pohon riparian  mengunakan indeks naturaliness dan indeks hemeroby). penarikan sampel pohon menggunakan metode kuadrat (Quadrat Sampling Technique) yang dilakukan secara acak. Di setiap plot, dilakukan identifikasi tumbuhan. Pengenalan nama tumbuhan menggunakan nama lokal, yang dirujuk ke nama ilmiah atau nama binomial. Analisis data terdiri dari status endemisme, indeks kekayaan jenis (Dmg), indeks keanekaragaman Shanon- Wiener (H’), dan indeks dominansi (D). Hasil penelitian ditemukan 15 jenis pohon yang terdiri dari 11 jenis endemik dan 4 jenis eksotik. Dmg dan H’ tergolong sedang, dengan tidak ada jenis pohon yang mendominasi.
Keanekaragaman Pterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu Febrina Kusuma Wardhani; Abdul Rahman Singkam; Abas Abas
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i1.327

Abstract

Pterygota merupakan subkelas dari Insekta yang ciri khasnya memiliki sayap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman pterygota baik kelompok endopterygota maupun eksopterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan purposive sampling dengan metode jelajah. Penelitian ini dilakukan mulai dari Februari hingga April 2023. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan morfologi dari pterygota berupa warna tubuh, bentuk tubuh, bentuk sayap, tipe kepala dan tipe mulut. Hasil penelitian ditemukan 85 individu, 19 jenis pterygota dari 6 ordo dan 15 famili. Anggota Libelludidae merupakan ordo dari pterygota yang paling sering dijumpai. Jenis yang paling sering dijumpai adalah Nyctemera lacticinia dengan kelimpahan relatif sebesar 10,58%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman pterygota di Taman Sains Air Sempiang Bengkulu tergolong cukup banyak karena didapatkan spesies sebanyak 19 jenis dari famili yang berbeda-beda. Implikasi penelitian ini dalam perkembangan ilmu pengetahuan agar semakin banyak jenis-jenis dari pterygota yang dapat diketahui di Indonesia khususnya wilayah Sumatera.

Page 9 of 18 | Total Record : 180