cover
Contact Name
Moh Eko Nasrulloh
Contact Email
jas@unisma.ac.id
Phone
+6281334447073
Journal Mail Official
eko.nasrulloh@unisma.ac.id
Editorial Address
Jalan Mayjen Haryono 193 Malang 65144
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
ISSN : -     EISSN : 27147398     DOI : 10.33474
Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS) is the scholarly journal that publishes original and contemporary researches and thoughts concerning with: Islamic Law Family Studies Marriage Inheritance Gender Human Rights
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 108 Documents
EFFECTIVENESS OF MEDIATION IN PREVENTING DIVORCE IN THE LAND OF PAPUA Baitur Rohman; Mochammad Agus Rachmatulloh
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.17607

Abstract

Mediation as an alternative dispute resolution, of course, provides a fairly large maslahah value to those who are litigating. Mediation in divorce cases in the Religious Courts is a mandatory stage before the case proceeds to the trial stage. The main problem in the research, how is the effectiveness of mediation in preventing divorce in Papua. The focus of the research is on the successes and failures as well as the factors that influence the implementation of mediation at the three Religious Courts in Papua (Jayapura, Sentani and Arso). The purpose of the study was to analyze the effectiveness of mediation in preventing divorce in Tanah Papua. This type of empirical legal research is qualitative in nature with a juridical-sociological approach. Primary data sources for Judges and Registrars at the three Religious Courts. Data collection methods are observation, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques with data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results show the percentage of successful mediation of divorce cases over the last four years: Jayapura Religious Court 10.3%; Sentani 1.8%; and Arso 2.3%. Based on the results of these percentages, it is concluded that the role of mediation to prevent divorce in the three Religious Courts has not been effective. Factors that influence: The professionalism of judges is still low; The minimum number of mediators; and the litigants. The research implication is that so that the implementation of mediation in preventing divorce in Tanah Papua can run effectively, strategic steps must be taken, namely: Increasing the quantity and quality of mediator judges in the Religious Courts; Optimizing the role of Mediator from outside the court; Develop partnerships with BP4 in mediating and fostering sakinah families. Keywords: Effectiveness, Mediation, Divorce, Papua   EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM MENCEGAH TERJADINYA PERCERAIAN DI TANAH PAPUA  Abstrak Mediasi sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa, tentu memberikan nilai maslahah cukup besar terhadap mereka yang berperkara. Mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama merupakan tahapan wajib dilaksanakan sebelum perkara dilanjutkan ke tahap persidangan. Masalah pokok dalam penelitian, bagaimana efektifitas mediasi dalam mencegah terjadinya perceraian di Tanah Papua. Fokus penelitian mengenai keberhasilan dan kegagalan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan mediasi pada tiga Pengadilan Agama di Papua (Jayapura, Sentani dan Arso). Tujuan penelitian untuk menganalisis efektifitas mediasi dalam mencegah terjadinya perceraian di Tanah Papua. Jenis penelitian hukum empiris, bersifat kualitatif dengan pendekatan yuridis-sosiologis. Sumber data primer Hakim dan Panitera pada tiga Pengadilan Agama tersebut. Metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisa data dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil menunjukkan prosentase keberhasilan mediasi perkara perceraian selama empat tahun terakhir: Pengadilan Agama Jayapura 10,3%; Sentani 1,8%; dan Arso 2,3%.  Berdasarkan hasil prosentase tersebut, diambil kesimpulan bahwa peran mediasi untuk mencegah terjadinya perceraian di tiga Pengadilan Agama tersebut belum efektif. Faktor-faktor yang mempengaruhi: Profesionalisme hakim yang masih rendah; Minimnya jumlah mediator; dan Para pihak yang berperkara. Implikasi penelitian, agar pelaksanaan mediasi dalam mencegah terjadinya perceraian di Tanah Papua dapat berjalan dengan efektif maka harus dilakukan langkah-langkah strategis yaitu: Meningkatkan kuantitas dan kualitas para hakim mediator di Pengadilan Agama; Optimalisasi peran Mediator dari luar pengadilan; Mengembangkan kerjasama kemitraan dengan BP4 dalam melakukan mediasi dan pembinaan keluarga sakinah. Kata Kunci: Efektifitas, Mediasi, Perceraian, Papua
PERAN KEPEMIMPINAN SUAMI DALAM RUMAH TANGGA POLIGAMI Rico Setyo Nugroho
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.17778

Abstract

A marriage certainly wants to achieve sakinah, mawaddah and wa rahmah, and polygamous of a husband is the capital in navigating a polygamous household. Various problems in polygamous households are the reason for polygamous households to have a negative impression in society's view. This research includes research based on literature review by taking data or references to the interpretation of the Qur'anic verses on leadership, journals, polygamous practitioners' books and households are no exception. Islam regulates the husband's leadership in the household.  The leadership other competent articles. The purpose of the study is to describe how important the role of a strong husband's leadership in fostering a polygamous household is. The results showed that the strong leadershiprole (Qowwamah) of a husband could reduce and minimize problems or conflicts faced by polygamous households.  Keywords: leadership, polygamy, household    PERAN KEPEMIMPINAN SUAMI DALAM RUMAH TANGGA POLIGAMI Abstrak Sebuah pernikahan tentu menginginkan mencapai sakinah, mawaddah dan wa rahmah, tak terkecuali dengan rumah tangga poligami. Islam mengatur tentang kepemimpinan suami dalam rumah tangga. Kepemimpinan seorang suami menjadi modal dalam mengarungi rumah tangga poligami. Berbagai masalah dalam rumah tangga poligami menjadi sebab rumah tangga poligami mempunyai kesan yang negatif dalam pandangan masyarakat. Penelitian ini termasuk penelitian yang berbasis kajian pustaka dengan mengambil data atau referensi tafsir ayat al-Qur’an tentang kepemimpinan, jurnal-jurnal, buku para praktisi poligami dan artikel-artikel lainnya yang kompeten. Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan bagaimana pentingnya peran kepemimpinan suami yang kuat dalam membina rumah tangga poligami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan (Qowwamah) yang kuat dari seorang suami bisa meredam dan meminimalisir problem atau konflik yang dihadapi oleh rumah tangga poligami. Kata kunci : kepemimpinan, poligami, rumah tangga
EFFECTIVENESS OF IMPLEMENTING MARRIAGE GUIDANCE IN REDUCE THE HIGH DIVORCE RATE DURING THE COVID-19 PANDEMIC Ririn Fauziyah; Agus Sholahudin Shidiq; Burhanatut Dyana
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.18376

Abstract

The recent COVID-19 pandemic has added to the high divorce rate. Many couples divorce because of economic factors, psychological factors, domestic violence, biology, outlook on life, and so on. The COVID-19 pandemic has changed various aspects of life, especially in family economy. The implementation of marriage guidance is considered capable of suppressing the high divorce rate during the COVID-19 pandemic, but there are also those who question its effectiveness. The descriptive method with a qualitative approach used in this study shows the fact that the implementation of marriage guidance carried out by the Office of Religious Affairs in Bojonegoro Regency has more positive impacts on prospective brides. Data collection techniques used are interviews and observation. From the results of the research that has been carried out, it can be concluded that the implementation of marriage guidance with various materials on marriage, household, reproductive and family health is quite effective in suppressing the high divorce rate during the COVID-19 pandemic. Keywords: Marriage Guidance, Divorce, Covid-19 Pandemic   EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN PERKAWINAN DALAM MENEKAN TINGGINYA ANGKA PERCERAIAN DI MASA PANDEMI COVID-19 Abstrak Masa pandemi covid-19 menambah tinggi angka perceraian yang terjadi. Banyak pasangan yang memilih melakukan perceraian karena faktor ekonomi, psikologis, biologis, KDRT, perbedaan pandangan hidup, dan sebagainya. Masa pandemi covid-19 merubah berbagai sendi kehidupan terlebih dalam hal perekonomian keluarga. Pelaksanaan bimbingan perkawinan dianggap mampu menekan tingginya angka perceraian di masa pandemi, namun ada juga yang mempertanyakan keefektivannya. Penggunaan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini menunjukkan fakta bahwa pelaksanaan bimbingan perkawinan di Bojonegoro oleh Kantor Urusan Agama Kabupaten Bojonegoro memberikan dampak positif bagi calon pengantin. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan interview dan observasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan bimbingan perkawinan yang dilakukan dengan materi perkawinan, kerumah tanggaan, kesehatan reproduksi dan keluarga cukup efektiv dalam menekan tingginya angka perceraian pada masa pandemi covid-19. Kata kunci: Bimbingan Perkawinan, Perceraian, Pandemi Covid-19
PENENTUAN WALI HAKIM DALAM PERNIKAHAN PEREMPUAN KELUARGA MUALAF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ambarawa) Erkham Maskuri; Soraya Al Latifa
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.18726

Abstract

Marriage is one of the sunnah of the Prophet Muhammad. There are pillars that must be fulfilled for its legality. One of the pillars is a marriage guardian from the woman's side. The purpose of this study was to find out how to determine the magistrate guardian (wali hakim) in the marriage of woman from convert family in the Religious Affairs Office (KUA) of Ambarawa, from the perspective of Islamic law. This ia a field research with qualitative descriptive methods by using an empirical juridical research approach. The data collection techniques are observation, interviews and document studies, then it is analyzed to obtain conclusions.The result of this research is that the process of determining the magistrate in the marriage of women from convert families in the KUA Ambarawa is not in accordance with Islamic law. This is because Moslem converts still have a father or brother who has met the requirements to become a marriage guardian. In Islamic law, the magistrate guardian can act as a guardian if he has fulfilled various conditions, which in fact in the KUA Ambarawa does not fulfill the conditions to be a magistrate guardian. Keywords: Magistrate Guardian, Woman, Convert Family   PENENTUAN WALI HAKIM DALAM PERNIKAHAN PEREMPUAN KELUARGA MUALAF PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN AMBARAWA Abstrak Salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW kepada umatnya adalah pernikahan. Dalam pelaksanaannya, sah atau tidaknya suatu pernikahan ditentukan oleh terpenuhinya rukun pernikahan. Salah satu rukun yang harus dipenuhi dalam pernikahan adalah wali nikah yang berasal dari pihak perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perspektif hukum Islam tentang proses penentuan wali hakim dalam pernikahan perempuan dari keluarga mualaf yang terjadi di KUA Kecamatan Ambarawa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan penelitian yuridis empiris. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi dokumen untuk kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa proses penentuan wali hakim dalam pernikahan perempuan keluarga mualaf di KUA Kecamatan Ambarawa belum sesuai dengan hukum Islam karena perempuan mualaf yang menikah masih memliki ayah ataupun kakak yang memenuhi syarat untuk menjadi wali nikah. Berdasarkan hukum Islam, hakim dapat menjadi wali apabila tidak terdapat wali nasab yang memenuhi syarat untuk menjadi wali. Kata Kunci: Wali Hakim, Perempuan, Keluarga Mualaf
THE EXISTENCE AND PROBLEMATICS OF ISLAMIC LAW POST-PANDEMI COVID-19 Khoirul Asfiyak
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.18921

Abstract

The purpose of this paper is to describe the epistemological approach used in the Fiqh Pandemic format, and examine the features of Islamic law and mapping the problems that will be faced by Islamic law in the post-pandemic co-19 period. Research in this context has not been carried out by many Muslim scholars in Indonesia. Therefore, this paper is very feasible as an initial stage in initiating the theory of pandemic fiqh. This research method is part of what is called library research in which the data sources are obtained from books, articles and other sources. The results of the study conclude that the epistemological approach that can be used in the idea of ​​forming pandemic fiqh is to rely on reading normative texts that are relevant to the concept of emergency conditions and the use of several fiqhiyah qaidah which are also related to emergency conditions. As well as combined with modern legal theory developed by Western thinkers. Meanwhile, the problems faced by Islamic law after the Covid-19 pandemic are various challenges regarding contemporary social problems, contemporary and adaptive alternative epistemological ideas, provision of human resources (mujtahid or ijtihad expert scholars), implementation of maqashid al sharia, formulation of buildings pandemic fiqh and thematic fiqh formulation. Keywords: Problems, Islamic Law, Fiqh Pandemic   EKSISTENSI DAN PROBLEMATIKA HUKUM ISLAM (FIQH AL JA’IHAH) POST-PANDEMI COVID-19 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeskripsikan pendekatan epistemologis yang digunakan dalam format Fiqh Pandemi, dan mengkaji keistimewaan hukum Islam dan pemetaan masalah-masalah yang akan dihadapi oleh hukum Islam pada masa post-pandemi covid-19. Penelitian dalam konteks ini belum banyak dilakukan oleh sarjana muslim di Indonesia. Oleh karena itu tulisan ini sangat layak dilakukan sebagai tahap awal dalam menggagas teori fiqh pandemi. Metode penelitian ini adalah bagian dari apa yang disebut sebagai penelitian kepustakaan yang sumber data nya diperoleh dari buku, artikel dan sumber-sumber lainnya. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan epistemologis yang bisa digunakan pada gagasan pembentukan fiqh pandemi adalah bersandar pada pembacaan pada teks-teks normatif yang relevan dengan konsep kondisi dharurat dan pemanfaatan beberapa qaidah fiqhiyah yang juga berkaitan dengan kondisi dharurat. Serta dikombinasi dengan teori hukum modern yang dikembangkan oleh pemikir Barat. Sedangkan problem-problem yang dihadapi hukum Islam pasca pandemi covid-19 adalah beragam tantangan mengenai problem sosial yang bersifat kontemporer, gagasan epistemologi alternatif yang bersifat kontemporer dan adaptatif, penyediaan sumberdaya manusia (mujtahid atau ulama ahli ijtihad), implementasi maqashid al syariah, perumusan bangunan fiqh pandemi dan perumusan fiqh tematik. Kata kunci: Problematika, Hukum Islam,  Fiqh Pandemi
- KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN : (Tela’ah Surat Ar-Rum Ayat 7-9 dan As- Sajdah Ayat 28-30) Zainul Hakim; Dian Muhammad Hakim
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.19162

Abstract

Discussions about human essence have also not been completed since the classical era until today or even at any time. It remained interesting to be a topic of study in seminars, discussions and other scientific forums. Many of the experts, both on behalf of philosophers, scholars, scientists, and religionists from various scientific disciplines present a definition of human with a variety of characters. In the Qur'an itself, humans are expressed in different forms. At least there are a few words as a mention of humans. These words are: insan, ins, nas and unas. Thus it was very interesting to examine more deeply who this human figure really is. So that, in this paper will be discussed human nature in the perspective of Islamic Law. Data collected from Surah Ar-Ruum and As-Sajdah. Then, The Data analysed by using content analyse method.  Key words: Human being, perspective, Islamic Law.   KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM  (Surat Ar-Rum Ayat 7-9 dan As- Sajdah Ayat 28-30) Abstrak Pembahasan tentang hakekat manusia juga belum selesai sejak zaman klasik hingga saat ini atau bahkan sampai kapan pun. Tetap menarik untuk dijadikan topik kajian dalam seminar, diskusi dan forum ilmiah lainnya. Banyak para ahli, baik yang mengatasnamakan filosof, cendekiawan, ilmuwan, maupun agamawan dari berbagai disiplin ilmu mengemukakan definisi tentang manusia dengan berbagai karakternya. Di dalam Al-Qur'an sendiri, manusia diekspresikan dalam bentuk yang berbeda-beda. Setidaknya ada beberapa kata yang menyebut manusia. Kata-kata tersebut adalah: insan, ins, nas dan unas. Maka dari itu sangat menarik untuk ditelaah lebih dalam siapa sebenarnya sosok manusia ini. Oleh karena itu, dalam tulisan ini akan dibahas hakikat manusia dalam perspektif Hukum Islam. Data dikumpulkan dari Surat Ar-Ruum dan As-Sajdah. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi. Kata kunci: Manusia, perspektif,  Hukum Islam.
PERSEPSI KELUARGA SAKINAH BAGI PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BELUM MEMILIKI ANAK (Studi Kasus Di Dusun Lebanisuko Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik) Novi Mayangsari; Muhammad Hafis
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.19007

Abstract

This study aims to determine the concept of sakinah family in Islamic law, aims to determine the concept of sakinah family according to the perspective of married couples who have not had children in Lebanisuko Village, Wringianom, Gresik, and to find out what efforts the couple has made to keep their sakinah family. This type of research is using data collection techniques used are interview and documentation. Analysis of study using deductive analysis which begins with expressing general theories or facts, then draw conclusions to explain the case in the field. The conclusion of this study is that families who have not had children indicated as less knowledge regarding to the Sakinah family. Most of them only know these aspects not in detail, even they don't know the concepts of the Sakinah family at all. A family that does not yet have a child says that a child is as a trial. Therefore, that couples who already have children should not feel conceited. The presence of children in the middle of the family has a role as the next generation and help the family finances. The effort made to maintain a family is by greeting each other. Even though there are problems, tried yield and understanding to each other, be patient in facing problems and always pray to Allah Key Word: Perception, Marriage, Sakinah Family, Children PERSEPSI KELUARGA SAKINAH BAGI PASANGAN SUAMI ISTRI YANG BELUM MEMILIKI ANAK Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep keluarga sakinah dalam pandangan Hukum Islam,  bertujuan untuk mengetahui konsep keluarga sakinah dalam pandangan pasangan yang belum di karuniai keturunan, serta untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh pasangan keluarga yang belm dikaruniai keturunan untuk menjaga kesakinahan dalam rumah tangga di Dusun Lebanisuko Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanim Kabupaten Gresik. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Analisis pembahasan menggunakan analisis deduktif yang diawali dengan mengemukakan teori-teori atau fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian menarik kesimpulan untuk menjelaskan kasus-kasus di lapangan.  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keluarga yang belum mempunyai anak masih sangat minim pengetahuan tentang keluarga sakinah, sebagian hanya mengetahui sekilas saja dan bahkan ada yang tidak mengetauhi sama sekali mengenai konsep keluarga sakinah. Keluarga yang belum dikaruniai seorang anak juga mengatakan bahwa anak adalah ujian, sehingga seseorang yang mempunyai anak tidak layak untuk menyombongkan. Selain sebagai ujian, juga sebagai penerus generasi serta membantu perekonomian keluarga. Adapun upaya yang dilakukan untuk mempetahankan keluarganya adalah saling sapa meskipun sedang ada masalah, saling mengalah, bersabar dalam menghadapi masalah saling mengerti satu dengan yang lain saling memahami serta selalu berdoa kepada Allah swt. Kata Kunci : Persepsi, Perkawinan, Keluarga Sakinah, Anak
NILAI-NILAI TOLERANSI (AL-SAHAMAH) DALAM PERSPEKTIIF HUKUM ISLAM Mohamad Rafi'ie; Farida Isroani; Rini Winarsih; Achmad Mudrik Bachroini Ad
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.17062

Abstract

The actualization ​​of religious tolerance is a standard of consideration consistent concept of humans towards mutual respect of other religions by living together without mixing beliefs. This research uses a qualitative case study approach through observation, interview and documentation. The supporting factor for the actualization of the value of tolerance is the goal orientation of each school member, including the principles of wholeness, unity, humanism, and socialism. While the inhibiting factors are based on experience and basic understanding related to religious differences which are influenced by: (1) character and personality, (2) psychological development, (3) parenting pattern, (4) lack of religious teaching, (5) the surrounding environment and culture, and (6) previously established social relations. Keywords: Actualization, Religious Tolerance, Islamic Law   NILAI-NILAI TOLERANSI (AL-SAHAMAH) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Abstrak Aktualisasi toleransi beragama merupakan suatu standar pertimbangan konsep yang konsisten dari manusia menuju saling menghormati pemeluk agama lain dengan cara hidup bersama tanpa mencampuri keyakinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Faktor pendukung aktualisasi nilai toleransi adalah orientasi tujuan setiap warga sekolah, meliputi prinsip keutuhan, persatuan, kemanusiaan, dan sosialisme. Sedangkan faktor penghambat didasarkan pada pengalaman dan pemahaman dasar terkait perbedaan agama yang dipengaruhi oleh: (1) karakter dan kepribadian, (2) perkembangan psikologis, (3) pola asuh, (4) kurangnya ajaran agama, (5) lingkungan dan budaya sekitarnya, dan (6) hubungan sosial yang terjalin sebelumnya. Kata kunci: Aktualisasi, Toleransi Beragama, Hukum Islam
KEWAJIBAN MENGHADIRKAN SAKSI DALAM TALAK DI PENGADILAN AGAMA DAN RELEVANSINYA DENGAN PANDANGAN IBNU HAZM Joshua Suherman; Muhammad Hafis
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v4i2.18909

Abstract

Divorce is a way out provided by Islamic law and its position as an emergency exit in family problems that cannot be resolved, so that if the marriage continues and is forced it will cause damages, both with respect to rights and obligations. Therefore, it can be said that in essence, the existence of the shari'atan divorce is a consummation of the marriage order. This is because if a marriage is no longer good in it, then divorce is the solution. The problem in some communities is why the implementation (pledge) of divorce must be before the panel of judges at the Religious Court and before the pronouncement of divorce must be heard by witnesses, in this case the opinion of Ibn Hazm who said that the presence of witnesses in the process of imposing divorce is an obligation. this is a difference with the results of ijma' among jumhur fuqaha', therefore in this study the authors analyze how if the opinion of Ibnu Hazm and this jumhur is related to its relevance to the divorce process in the Religious Courts, more precisely in the Pekanbaru Religious Court. This type of research is field research supported by library data, to fully and in-depth describe the author uses a juridical and philosophical approach. In conclusion, that there is relevance between the regulations that are carried out in court by presenting witnesses and Ibnu Hazm's opinion. Keywords: Witnesses in Divorce, Ibn Hazm, Religious Courts. KEWAJIBAN MENGHADIRKAN SAKSI DALAM TALAK DI PENGADILAN AGAMA DAN RELEVANSINYA DENGAN PANDANGAN IBNU HAZM Abstrak Talak merupakan jalan keluar yang disediakan oleh syari’at Islam dan posisinya sebagai pintu darurat dalam permasalahan keluarga yang tidak bisa dicarikan solusinya, sehingga apabila pernikahan terus dilanjutkan dan dipaksakan akan menimbulkan kerusakan-kerusakan, baik itu yang berkenaan dengan hak maupun kewajiban. Oleh karena itu dapat dikatakan pada hakikatnya dengan adanya pensyari’atan talak merupakan penyempurnaan bagi tatanan pernikahan. Hal itu dikarenakan apabila sebuah pernikahan tidak lagi ada kebaikan di dalamnya, maka dengan cara berpisah (talak) adalah solusinya. Yang menjadi permasalahan di sebagian masyarakat adalah kenapa pelaksaan (ikrar) talak harus dihadapan majelis hakim Pengadilan Agama dan sebelum pengucapan talak harus didengarkan kesaksian saksi-saksi, dalam hal ini pendapat Ibnu Hazm yang mengatakan bahwa kehadiran saksi di dalam proses penjatuhan talak adalah sebuah kewajiban, hal ini terdapat perbedaan dengan hasil ijma’ dalam kalangan jumhur fuqaha’, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menganalisa bagaimana apabila pendapat Ibnu Hazm dan jumhur ini dikaitkan dengan relevansinya dengan proses perceraian di Pengadilan Agama, lebih tepatnya di Pengadilan Agama Pekanbaru. Jenis Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang didukung dengan data perpustakaan, untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam penulis menggunakan pendekatan yuridis dan pilosofis. Kesimpulannya, bahwa terdapat relevansi antara regulasi yang dijalankan dalam persidangan dengan menghadirkan saksi dengan pendapat Ibnu Hazm tersebut. Kata Kunci: Saksi Dalam Talak, Ibnu Hazm, Pengadilan Agama.
PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA ANTARA ILLAT DAN MAQASHID SYARIAH Dahwadin; Amany; Aen, Aen Nurul
JAS : Jurnal Ahwal Syakhshiyyah Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Ahwal Syakhshiyyah (JAS)
Publisher : Fakultas Agama Islam UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jas.v5i1.13975

Abstract

Ahmad Sarwat (2019). Maqashid Syariah, Jakarta : Rumah Fiqih Publishing.    Atang Abd Hakim Jaih Mubarok (2007) Metodologi Studi Islam. Bandung : Remaja Rosdakarya.   Bachtiar (2018) Metode Penelitian Hukum. Tangerang : UNPAM Press. Beni Ahmad Saebani (2008) Filsafat Huku Islam. Bandung : Pustaka Setia. Bandung.   Dahwadin, Enceng Iip Syaripudin, Eva Sofiawati, Muhamad Dani Somantri (2020) Hakikat Perceraian Berdasarkan Ketentuan Hukum Islam Di Indonesia. Yudisia : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam. IAIN Kudus. Dahwadin, Enceng Iip Syaripudin, Muhamad Dani Somantri, Sasa Sunarsa (2018) Perceraian Dalam Sistem Hukum di Indonesia. Wonosobo : Mangkubumi Media.   Ditjen Bimas Islam Kemenag RI, “Fondasi Keluarga Sakinah : Bacaan Mandiri Calon Pengantin,”   Duski Ibrahim (2019) Al-Qawaid Al-Maqashidiyah. Yogyakarta : Ar-Ruz Media.   Fahd Ibn Abdurrahman al-Rumi (1997) Dirasat fi Ulumi al-Quran, terjemahan oleh Amirul Hasan dan Ahmad Halabi. Yogyakarta : Titian Ilahi Press. Juhaya S Praja (1995) Filsafat Hukum Islam. Bandung : Pusat Penerbitan Universitas LPP Universitas Islam Bandung. Khoirul Abror, (2018) Hukum Perkawinan Dan Perceraian. Yogyakarta : Ladang Kata.   Ijtima Ulama Komisi Fatwa Se Indonesia Ke IV Tahun 2012.   Muhamad Dani Somantri, Dahwadin,  Faisal (2019) Analisa Hukum Menunda Kehamilan Perkawinan Usia Dini Perspektif Istihsan Sebuah Upaya Membangun Keluarga Berkualitas.  Mahkamah : Jurnal Hukum Islam. IAIN Syekh Nurjati. Muhammad bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali (t.t) Ihya Ulum al-Din li Imam Al-Ghazali Mesir: Isa al-Bab al-Halaby. Juz I.  Musthafa Zaid (1959) al-Mashlahah fi al-Tasyri al-Islam wa Najmu al-Din al-Thufi. Mesir: Darl Fikr al-Arab. Tafsir Jalalain : Jalaludin Asy-Syuyuthi : Jalaudin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy. Yang dikembangkan oleh Pesantren Persatuan Islam 91. Tasikmalaya versi 2.0. myfice-online.blogspot.com.   Tsuroya Kiswati (t.t) Al-Juwaini. Jakarta: Erlangga.    Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam (1997) Ensiklopedi Islam. Cet IV. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P.; Lecomte, G., Encyclopaedia of Islam (Leiden, Netherland: Brill, 1997), hlm. 812 yang dikutip dalam situs https://en.wikipedia.org/wiki/Izz_al-Din_ibn_Abd_al-Salam. Diakses pada tanggal 26 Mei 2017 hari Sabtu pukul 21.24 WIB https://en.wikipedia.org/wiki/Sayf_al-Din_al-Amidi. Diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 21.20 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Asy-Syathibi. Diakses pada tanggal 31 Mei 2017 pukul 13.16 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Taimiyah. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017 pukul 13.35 WIB

Page 1 of 11 | Total Record : 108