cover
Contact Name
Muhammad Ilham Akbar Alamsyah
Contact Email
231320043.muhammadilham@uinbanten.ac.id
Phone
+6285798995400
Journal Mail Official
hikmatul.luthfi@uinbanten.ac.id
Editorial Address
Jl. Syekh Moh. Nawawi Albantani, Kemanisan, Kec. Curug, Kota Serang, Banten
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
Al-Fath
ISSN : 19782845     EISSN : 27237257     DOI : https://doi.org/10.32678/alfath
Al-Fath: published twice a year since 2007 (June and December), is a multilingual (Bahasa, Arabic, and English), peer-reviewed journal, and specializes in Interpretation of the quran. This journal is published by the Alquran and its Interpretation Department, Faculty of Ushuluddin and Adab, Sultan Maulana Hasanuddin State Islamic University of Banten INDONESIA. Al-Fath focused on the Islamic studies, especially the basic sciences of Islam, including the study of the Qur’an, Hadith, and Theology. Editors welcome scholars, researchers and practitioners of Alquran and its Interpretation, Hadith, and Theology around the world to submit scholarly articles to be published through this journal. All articles will be reviewed by experts before accepted for publication
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 192 Documents
Prinsip dan Etika Komunikasi dalam Islam Umdatul Hasanah
Al-Fath Vol 2 No 2 (2008): Desember 2008
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v2i2.3288

Abstract

Manusia adalah homo simbolicum, ia menggunakan bahasa sebagai wujud interaksi dan menunjukan eksistensi dirinya, yang melingkupi bahasa lisan, tulisan, tubuh. Dalam sejarahnya manusia dalam aktifitas proses komunikasi bukan hanya sekedar interaksi, tapi lebih dari itu memiliki makna dan tujuan. Tujuan-tujuan tersebut di antaranya ; manusia ingin mempengaruhi dan merubah perilaku dan sikap orang lain. Seorang komunikator muslim dalam melakukan kegiatan komunikasi agar dapat diterima dan berhasil dalam kegiatan komunikasinya maka komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan prinsip-prinsip dan etika,terutama yang bersumber dari ajaran Islam.
Konsep Wahyu dan Nabi pada Agama Samawi Muhammad Sari
Al-Fath Vol 12 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v12i2.3186

Abstract

Hampir semua agama besar dunia, khususnya yang sering disebut “agama-agama semitik.” (Yudaisme, Kristianisme, dan Islam) yang memang disebabkan latar-balakang sejarah dan “nasab” yang sama, secara fundamental bertumpu pada “wahyu” dan “nabi” untuk menegaskan eksistensinya baik secara ontologis maupun legalistiknya. Oleh karena itu, “wahyu” menjadi salah satu dari tiga pilar utama epistemologgi dalam islam.1 Namun dapat dikatakan bahwa dalam hal yang menyangkut konsep dan detail tentang “wahyu” dan “nabi”, terdapat perbedaan yang sangat mendasar diantara ketiga agama tersebut, makalah singkat ini ingin mencoba mengkaji secara ketauhidin ilmiah, kedua konsep “wahyu” dan “kenabian” dalam ajaran islam, dengan merujuk sumber-sumber utama islam dan analisis-analisis rasional yang dikembangkan oleh para sarjana atau ilmuwan baik klasik maupun modern.
PEREMPUAN DAN PERIWAYATAN HADITS Masrukhin Muhsin; Inah Inah
Al-Fath Vol 8 No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v8i1.3055

Abstract

Perempuan pada masa sebelum dan awal mula Islam datang mendapatkan pengucilan dan diskriminasi, baik dalam kehidupan sosial maupun kekeluargaan. Datangnya Islam menjadi bukti peningkatan harkat martabat perempuan, dengan berbagai keterbatasan dan lingkupan budaya, sosial serta hukum Islam, para perempuan terus membuktikan ke-ikutseraannya dalam menegakan syari’at Islam. Salah satu peran perempuan adalah berperan aktif dalam periwayatan hadits Nabi saw. Jalur periwayatan perawi perempuan kebanyakan berkembang melalui jalur kekeluargaan dan kekerabatan, dan sosial. Aisyah bint Abu Bakar Ash-Shiddiq, istri dari Rasulullah saw, banyak hal yang dapat dicontoh dari berbagai segi kehidupan Beliau, Aisyah adalah perempuan yang mempunyai intelektual yang tinggi dan menjadi panutan bagi para kaum perempuan, dan beliau meriwayatkan hadits sebanyak 2.210 hadits.
Tarjamah al-Qur'an al-Karim ila al-Lughah al-Ajnabiyyah wa Ishkaliyatuha Endang Saeful Anwar
Al-Fath Vol 5 No 2 (2011): Desember 2011
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v5i2.3262

Abstract

ولقد جاءت كلمة "عربي" احدى عشر مرة فى القرآن الكريم لوصف القرآن, ولعل لذلك سببا يعلمه الله وحده فى تكرار تلك الكلمه, فالله يعلم تماما ان العالم كله لايتحدث العربيه, ويعلم ان من الناس من سوف يتحول الى الاسلام, وليس امامهم اختيارا فى ممارسة دينهم سوى ان يتعلموا بعضا من الكتاب مما يكفى لممارسه اهم طقوسه وهى الصلاه. واللغة العربية ليست من السهولة حتى يتعلمها الناس ببساطة او بسرعة. ورغم كل ذلك, فالاسلام لايزال اكبر الاديان ازديادا بعدد الداخلين الجدد من الاديان الأخرى. كما لاننسى ان بلدنا إندونيسيا هو اكبر الدولة الإسلاميه فى العالم لاتتحدث العربية, ولذلك فإن ترجمة القرآن شيئ ضرورى لا نقاش فى ذلك.
Perspektif Al-Qur’an tentang Etika Toleransi dalam Pluralitas Agama Sholahuddin Al Ayubi
Al-Fath Vol 6 No 1 (2012): Juni 2012
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v6i1.3212

Abstract

Pluralitas tidak dapat dipahami dengan ke-majemukan, beraneka ragam suku, ras dan agama saja, yang justru akan menggambarkan kesan framen-tasi, yang juga tidak bisa digambarkan dengan “kebaikan negatif” (negative good), yang hanya dilihat dari unsur kegunaanya saja dengan tujuan menying-kirkan fana-tisme. Namun pluralitas harus dipahami sebagai term kebinekaan yang penuh peradaban (genuine engagement of deversities within the bonds of civilitty).
Penafsiran Teori Big Bang dalam Perspektif al-Qur'an Dedeh Uies
Al-Fath Vol 10 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v10i1.3039

Abstract

Berdasarkan ayat al-Qur’an, digambarkan bahwa bumi pada mulanya menempel atau menyatu dengan kumpulan galaksi yang lain beserta planet-planet atau benda-benda langit lainnya dalam sebuah bola besar. Lalu bumi yang ada di bagian celah bola besar tersebut, akibat letusan bola besar ini terbanting dan bagian bumi yang menempel tadi menjadi cekungan lautan dan samudra, serta sebagian lain yang terkena dentuman besar itu pun juga menjadi cekungan pula, lalu bola besar itu membelah, terbongkar, serta membengkak hingga pecah mengeluarkan dengannya termasuk air. Hasil pemecahan bola besar itulah yang kemudian menjadi benda-benda langit atau galaksi-galaksi selain bumi.
The Basic Concepts of Magic and The Kinds of Magic in Banten Society Ayatullah Humaeni
Al-Fath Vol 3 No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v3i1.3277

Abstract

Magic merupakan sebuah fenomena social yang ada hampir di setiap tempat, setiap era, dan hampir setiap budaya masyarakat memilikinya. Fenomena ini juga hadir dan telah memiliki akar yang sudah terbangun sejak lama di Banten. Meskipun banyak tantangan dari beberapa kelompok Islam, praktik-praktik magic masih survive di Banten sampai saat ini. Hal ini menunjukan bahwa magic masih memiliki pengikut yang loyal disebagian masyarakat di Banten. Artikel ini membahas tentang teori-teori dan konsep-konsep dasar tentang magic yang dikemukakan oleh berbagai ahli antropologi dan sosiologi yang concern terhadap budaya magic di berbagai belahan dunia. Disamping itu, jenis-jenis magic yang sudah diklasifikasikan oleh para ahli tersebut juga akan dijelaskan dalam artikel ini. Klasifikasi ini kemudian dikomparasikan dengan berbagai jenis magic yang tersebar padamasyarakat Banten.
Kritik Nalar Islam Indonesia: Tinjauan Problematis Relevansi Teks dan Konteks Wildan Hidayat
Al-Fath Vol 13 No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v13i1.2890

Abstract

This paper specifically discussed about non-Muslim leadership in the Islam context, especially in Indonesia. This paper also discussed with the studiedconcepts of leadership in Islam (non-Muslim) and Islamic countries which are led by people with another religion (non-Islam). Not only to the extent ofpermissibility or non-indulgence of non-Muslim leadership in Islam, but it presented the opinions of the pros and cons of this case. Then it can be takena formulative idea that can bring Moslem of Indonesia to come up from the stagnancy of unknowledgeable sektesentric pattern against the rejection non-Muslim leadership without any real solution for himself and the Muslim community. Especially if the concept became contextualized with an Indonesiacountry with a Muslim as majority.
Makna Kafir dalam Alquran Noer Cholis Najib
Al-Fath Vol 12 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v12i1.3170

Abstract

Kafir merupakan kata yang tidak asing lagi bagi umat Islam, namun kebanyakan dari umat Islam sendiri banyak yang tidak mengetahui makna kafir dan salah dalam mengartikan kafir dari kata kafir itu sendiri. Bahkan tidak mengetahuinya sama sekali, dan istilah kafir begitu akrab dipakai dengan ragam makna untuk kepentingannya. Perpecahan dan pertikaian yang berlarut-larut di kalangan umat Islam yang kemudian menjadi isu teologis yang serius, sehingga menyebabkan penyalahgunaan kata dan makna kafir dalam menghukumi seorang muslim menjadi semakin membesar sampai sekarang. Kufur adalah sifat dari orang kafir menurut Alquran yang berarti menutupi, mengingkari, dan mendustakan bahwa kafir adalah lawan dari pada iman yang tidak membenarkan di hatinya serta perbuatannya yang mengingkari dan menutupi serta mendustakan segala apa yang telah Allah berikan kepada mereka berupa ajaran dan agama Allah baik itu pada para rasul-Nya, ayat-ayat-Nya, kitab-kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, dan hari akhir. Dalam Alquran istilah kafir dalam bentuk kata jadiannya sebanyak 525 kali dan enam kata jadian, meskipun tidak seluruhnya merujuk pada arti kafir secara istilah melainkan secara bahasa. 2). Menurut Sayyid Qutb kafir adalah orang-orang kecil dan kerdil yang mengingkari, menutupi dan mendustakan Allah, rasul-rasul-Nya, ajaran-Nya, serta apa yang telah Allah berikan kepada mereka. Kata kafir ini mengandung makna yang luas tidak hanya berbentuk pengingkaran terhadap Tuhan dan Rasul-Nya. Tetapi segala sesuatu yang hanya mementingkan kecintaannya terhadap duniawinya saja tanpa memikirkan kehidupannya setelah di dunia.
Nalar Tafsir Emansipatoris dalam Memahami Al-Qur'an Endang Saeful Anwar
Al-Fath Vol 12 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v12i1.2922

Abstract

Al-Qur’an dengan segala keistimewaannya adalah kitab suci yang patut untuk dihormati. Dalam posisinya sebagai kitab suci inilah kemudian al-Qur’an menjadikan dirinya sebagai sebuah pedoman hidup yang absolut. Konsekuensi teologisnya adalah bahwa Al-Qur’a>n harus melebur dirinya untuk dipahami yang untuk kemudian diamalkan dan diyakini dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam ungkapan singkatnya, William A. Graham, menyatakan bahwa al-Qur'an merupakan ,"A canonical writing is something people ready and study, a scripture something people live by and for"1. Quraish Shihab menyebutnya bahwa hal ini menunjukan al-Qur'an menempati posisi sentral dalam studi Islam.

Page 4 of 20 | Total Record : 192