cover
Contact Name
Frets Keriapy
Contact Email
fretskeriapy1106@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
jurnaledulead@gmail.com
Editorial Address
RT 09 RW 01, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
ISSN : 2722645X     EISSN : 27225658     DOI : 10.47530
Core Subject : Religion, Education,
EDULEAD merupakan wadah publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kepemimpinan Kristen, bagi para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu PESAT, Salatiga, dan institusi lain yang memiliki bidang kajian yang serupa. Selanjutnya yang menjadi fokus dan jangkauan dari EDULEAD adalah: Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Anak Usia Dini Kepemimpinan Kristen Kepemimpinan Anak. Dalam jurnal EDULEAD yang menjadi fokus dan jangkauan penelitian adalah: 1. Pendidikan Agama Kristen 2. Pendidikan Anak Usia Dini 3. Kepemimpinan Kristen 4. Kepemimpinan Anak
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 93 Documents
Gereja Terpanggil Menyuarakan Isu Sosial Melalui Pemimpin Gereja: Analisis Walter Rauschenbusch Terhadap Jabatan Kepemimpinan di Gereja Cory Febrica Bella
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.110

Abstract

Social issues are reality, text, and context that affect and construct society's moral values. Some topics concerning social injustice, inequality, discrimination, vulnerability, poverty, and oppression should be put at the center as a shared-concerns. This paper confronts the absence of church leaders in advocating for marginalized people. In transforming society, the church's ethical-social teaching and the preferential option for the marginalized are most needed. This essay considers the descriptive qualitative research method and how it can be used to collect data and information through literature studies. I investigate and elaborate on Walter Rauschenbusch’s theory while analyzing social issues in Indonesia and the actions of church leaders. I observed that his critics of the church's passivity in responding to social issues in the United States (19th Century) still relate to the situation in Indonesia. This paper argues that the preferential option for marginalized people, as well as the church's ethical-social teaching derived from God's love, will inspire people to envision and design a peaceful and prosperous society.AbstrakIsu sosial merupakan keadaan yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat berkaitan dengan nilai moral. Beberapa persoalan menyangkut isu sosial adalah ketidakadilan, ketimpangan sosial, diskriminasi dan penindasan. Ada asumsi meskipun menjadi masalah yang serius ditengah-tengah masyarakat namun tidak banyak orang yang berani bersuara mengenai isu sosial termasuk pemimpin gereja. Padahal jabatan kepemimpinan di dalam gereja merupakan penggerak utama untuk melakukan gerakan atau aksi sosial bagi jemaat yang dipimpinnya. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan data berdasarkan studi literatur. Penulis akan meneliti sumber primer dari karya tulisan Walter Rauschenbusch. Penelitian ini hendak mengkritisi sikap pemimpin gereja saat ini yang terpaku pada isu sosial, seperti kritik Walter Rauschenbusch di dalam karya tulisnya mengenai kebungkaman gereja pada krisis sosial yang terjadi di Amerika abad 19. Hasil penelitian menjelaskan adanya urgensi mengenai sikap gereja dalam menyuarakan isu sosial melalui pemimpin gereja. Pemimpin gereja yang bersuara dan beraksi, merupakan salah satu sikap untuk mempersiapkan jemaat mengetahui nilai moral dan etika sesuai teladan Yesus.
Memaknai Ulang Panca Tugas Pemimpin Menurut 2 Timotius 4:1-5 Sebagai Pedoman Bagi Kepemimpinan Kristen Masa Kini Etni Grace Andi Yusuf; Suhadi Suhadi; Yonatan Alex Arifianto
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.118

Abstract

In this era of disruption in which the world is undergoing massive changes in all fields that change the entire fabric of people's lives, Christian leadership is also experiencing challenges. A Christian leader is also required to be sensitive to the present. A Christian leader must be realistic in facing various challenges. This article will examine what the duties of a church leader are as a responsibility in his leadership to face the challenges of the times in the form of unhealthy teaching that attacks the life of the congregation. The author bases his study on the five duties of a leader in 2 Timothy 4:1-5. The method that the author uses in the presentation of this article is a descriptive qualitative method with a text analysis approach and literature study. Based on biblical analysis, it can be concluded that the five duties of a leader in facing the challenge of unhealthy teachings in the congregation, so that leaders can help the congregation in maintaining their faith in the midst of today's era of disruption.AbstrakDi era disrupsi ini yang mana dunia tengah mengalami perubahan besar-besaran di segala bidang yang merubah seluruh tatanan kehidupan masyarakatnya, kepemimpinan Kristen juga mengalami tantangan. Seorang pemimpin Kristen juga dituntut untuk peka terhadap kekinian. Seorang pemimpin Kristen harus realistis dalam menghadapi berbagai tantangan Artikel ini hendak mengkaji apa  tugas pemimpin jemaat sebagai tanggungjawab dalam kepemimpinannya untuk menghadapi tantangan zaman berupa pengajaran tidak sehat yang menyerang masuk dalam kehidupan jemaat.  Penulis mendasarkan kajiannya pada lima tugas pemimimpin dalam 2 Timotius 4:1-5. Adapun metode yang penulis gunakan dalam pemaparan artikel ini yaitu metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisi teks dan studi pustaka.  Berdasarkan analisis biblikal maka dapat diperoleh pancatugas seorang pemimpin dalam menghadapi tantangan adanya ajaran yang tidak sehat dalam jemaat, sehingga pemimpin dapat menolong jemaat dalam pemeliharaan iman mereka ditengah-tengah era disrupsi hari ini.
Peran Orangtua dalam Upaya Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak Usia Dini Vivilia Vivone Vriska Macarau; Kalis Stevanus
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.113

Abstract

Self-confidence is very influential on a person’s behavior. Not all children have high confidence. Even children at an early age can experience feelings of inferiority, lack of enthusiasm, and pessimism when faced with problems. Low self-esteem can usually appear in various negative emotions, such as discomfort, inability, fear of failure, and soon.  Trust is an urgent need for every individual, including in early childhood. This article aims to explain the importance of children's self-confidence and how parents try to increase children's self-confidence  early,  so that they do not judge themselves too low, instead have a positive attitude toward themselves and respect themselves and their abilities. This article uses a literature approach, with techniques of collecting data from relevant literature and analyzing them descriptively, logically, and systematically. This article emphasizes that the role of parents in increasing children's self-confidence from an early age is to love children with unconditional love; use good words to build; instill responsibility; provide opportunities for children to choose and make decisions; dare to say "no" to children; give sincere praise and avoid critical comments on the child's actions; not scolding children in public; motivate children to value themselves in a healthy way; do not impose the will on the child; and do not judge children based on outward things only.AbstrakRasa percaya diri sangat berpengaruh pada perilaku seseorang. Tidak semua anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Bahkan anak-anak pada usia dini dapat mengalami perasaan rendah diri, kurang semangat, dan pesimis ketika menghadapi masalah. Harga diri yang rendah biasanya dapat muncul dalam berbagai emosi negatif, seperti ketidaknyamanan, ketidakmampuan, ketakutan akan kegagalan, dan sebagainya. Kepercayaan merupakan kebutuhan yang mendesak bagi setiap individu, termasuk pada anak usia dini. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pentingnya rasa percaya diri anak dan bagaimana orang tua berusaha meningkatkan rasa percaya diri anak sejak dini, agar mereka tidak menilai diri mereka terlalu rendah, melainkan memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, dan menghargai diri sendiri, serta kemampuannya. Artikel ini menggunakan pendekatan kepustakaan, dengan teknik pengumpulan data dari berbagai literatur dan menganalisisnya untuk menarik kesimpulan secara deskriptif, logis, dan sistematis. Artikel ini menegaskan bahwa peran orang tua dalam meningkatkan rasa percaya diri anak sejak dini adalah mencintai anak dengan cinta tanpa syarat; gunakan kata-kata yang baik untuk membangun; menanamkan tanggung jawab; memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih dan mengambil keputusan; berani mengatakan "tidak" kepada anak-anak; berikan pujian yang tulus dan hindari komentar kritis terhadap tindakan anak; tidak memarahi anak di depan umum; memotivasi anak-anak untuk menghargai diri mereka sendiri dengan cara yang sehat; jangan memaksakan kehendak pada anak; dan jangan menilai anak berdasarkan hal-hal lahiriah saja.
Menelusuri Kerapuhan Pasutri Pendeta: Sebuah Pendekatan Kualitatif Guna Menghasilkan Tawaran Pendampingan Pastoral Dan Implikasi Pedagogis Bagi Pasutri Pendeta Welhelmina Manuputty
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.129

Abstract

Abstrak           Artikel ini memaparkan hasil analisis pastoral dari tiga kasus pasutri pendeta dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif pastoral yang dipakai di dalam artikel ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis puzzle intelektual yang diperkenalkan oleh Mary Clark Moschella. Di dalamnya ia membangun struktur penelitian melalui empat pertanyaan penting yaitu: a. Bagaimana ini terjadi? (Puzzle Perkembangan), b. Bagaimana cara ini bekerja? (Puzzel Mekanik), c. Bagaimana ini dibandingkan itu? (Puzzle Perbandingan), d. Bagaimana ini mempengaruhi Itu? (Puzzle Kausal atau Prediksi). Tujuannya adalah menjelaskan secara lebih rinci apa yang menjadi permasalahan dalam kehidupan pasutri pendeta. Analisis ini bersifat individual yang membentuk penyadaran komunal akan kerapuhan umat sebagai komunitas dalam memahami keberadaan pasutri pendeta, sekaligus menyadarkan pasutri pendeta betapa rapuhnya mereka dalam menghadapi persoalan. Dari analisis kualitatif  pastoral ini, penulis berusaha menawarkan beberapa “ruang” pendampingan pastoral bagi pasutri pendeta. Ruang bagi para pasutri pendeta untuk membagikan cerita mereka dalam sebuah komunitas yang membangun.  Kata Kunci : pastoral; pasutri; pendeta; kerapuhan; contoh kasus;  gembala;  domba; gereja.
Pengajaran Inkarnasional di Tengah Himpitan Kekerasan Struktural dan Kultural di Indonesia Paulus Eko Kristianto
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.116

Abstract

Structural and cultural violence is a part of the Indonesian context. This violence can be responded to by various studies. This article tries to offer an alternative in terms of incarnational teaching. Incarnational teaching is done by drawing inspiration from the incarnation of Jesus into the world. The discussion in this article is built using library research on related books and journals. This research shows that incarnational teaching has the potential to be an alternative in dealing with structural and cultural violence. This is done by considering the discussion of its foundations related to structural and cultural violence, shalom as a theological basis, the identity of incarnational teaching, phenomenological methods in incarnational teaching, and theological reflection on experiences in incarnational teaching, and implementation of incarnational teaching. In the process, incarnational teaching is carried out in schools and churches as a manifestation of the faith community.AbstrakKekerasan struktur dan kultural menjadi salah satu bagian dari konteks Indonesia. Kekerasan ini bisa ditanggapi dengan berbagai kajian. Artikel ini mencoba menawarkan alternatif dari sisi pengajaran inkarnasional. Pengajaran inkarnasional dilakukan dengan menarik inspirasi dari inkarnasi Yesus ke dalam dunia. Diskusi di artikel ini dibangun dengan menggunakan penelitian pustaka terhadap buku dan jurnal terkait. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran inkarnasional berpotensi menjadi salah satu alternatif menghadapi kekerasan struktural dan kultural. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan diskusi fondasinya berkaitan kekerasan struktur dan kultural, shalom sebagai dasar teologi, identitas pengajaran inkarnasional, metode fenomenologi dalam pengajaran inkarnasional, refleksi teologi terhadap pengalaman dalam pengajaran inkarnasional, dan implementasi pengajaran inkarnasional. Pada prosesnya, pengajaran inkarnasional dilakukan di sekolah dan gereja sebagai wujud dari komunitas iman.
Generation Alpha Merensiana Hale
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.126

Abstract

Generation Alpha is a new generation that is present in the midst of society and the church has unique characteristics. By having broad insight into the Alpha generation, child servants, teachers and parents are greatly assisted in educating and nurturing the Alpha generation. This book provides a number of insights about the Alpha generation from describing their characteristics and needs, to how to nurture and educate them, even to predicting their future so that it can be anticipated early on. AbstrakGenerasi Alpha adalah generasi baru yang hadir di tengah- tengah masyarakat dan gereja memiliki karakteristik yang unik. Dengan memiliki wawasan yang luas mengenai generasi Alpha para pelayan anak, guru dan orang tua sangat dibantu dalam mendidik dan mengasuh generasi Alpha. Buku ini menyajikan sejumlah wawasan mengenai generasi Alpha mulai dari gambaran karakteristik dan kebutuhan mereka, sampai pada cara mengasuh dan mendidik mereka, bahkan sampai pada memprediksi masa depan mereka sehingga dapat diantisipasi sejak dini.
Sunday School Teachers’ Stewardship for Children’s Faith Growth in The Community of Shalom at XYZ Church in Tangerang Nostalgia Pax Nikijuluw
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.115

Abstract

Peran guru-guru sekolah minggu sangat berdampak bagi pertumbuhan iman anak sekolah minggu (ASM). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna penatalayanan para GSM bagi pertumbuhan iman di Gereja XYZ Tangerang. Pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi digunakan untuk menggali makna pengalaman pelayanan para GSM, khususnya GSM yang mengajar kelas anak usia dini di Gereja XYZ Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagi para GSM yang mengajar kelas anak usia dini di Gereja XYZ Tangerang, pelayanan sebagai GSM adalah sebuah perjalanan dalam anugerah Tuhan, yang disikapi bersama dengan respons syukur dan ketaatan. Sikap yang membawa pada kesetiaan dalam melayani Tuhan, sebagai respons dari rasa syukur dan persembahan kepada Tuhan atas karunia keselamatan.AbstractSunday school teachers are church activists whose their presence impact the children’s faith growth. This study was conducted to determine the meaning of SST’ stewardship for faith growth in the XYZ Church Tangerang. A qualitative approach with the phenomenological method is used to explore the meaning of the service experience of the Sunday School Teacher' (SST), especially SST who teaches early childhood classes at the XYZ Church Tangerang. The result shows that the SST’s stewardship at early childhood classes in XYZ Church Tangerang  is a journey in God's grace, which is taken together with a response of gratitude and obedience. An attitude that leads to faithfulness in serving God, as a response to gratitude and offering to God for the gift of salvation.
Teladan Spiritualitas Figur Nuh: Standar Kehidupan Rohani Bagi Pemimpin Kristen Masa Kini Marnaek Nainggolan; Happy Fasigita Paradesha
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 3, No 2 (2022): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2022
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v3i2.107

Abstract

This research is a study of the spiritual example of the figure of Noah as a standard of spiritual life for today's Christian leaders. The Bible provides a wealth of information about the spirituality of Christian leaders. The information presented includes the characteristics of Christian leaders which include personal character, humility, wisdom, servant leaders and exemplary leaders. Various explanations about the background and living conditions of the leaders of God's people are presented in both the Old Testament and the New Testament. The author observes that the presence of leaders in the Bible is a guide to bring God's people to a deeper spiritual life. In this study, the author examines Noah's leadership. A leadership model that is not easily carried out by leaders in the midst of the moral condition of the environment that is so worrying, however, Noah still has the right attitude of life before God and his community. This study aims to provide a historical analysis of (1) Spirituality in Noah's leadership. (2) Application of Noah's leadership experience for Christian Leaders today. The method used is descriptive analysis in the book of Genesis 6:9. From the results of this study, it is explained about the life of Noah who has a spiritual example. First, the example of Noah's spirituality as a righteous person in the eyes of God. Second, Noah's Exemplary Spirituality as a person who was blameless among people. Third, the example of Noah's Spirituality as a person who lived in association with God. This example is very important as a reference for today's Christian leaders both as individuals in their leadership positions and also for all God's people who want to improve their spirituality and character.AbstrakPenelitian ini merupakan kajian terhadap teladan spiritual figur Nuh sebagai standar kehidupan rohani bagi pemimpin Kristen masa kini. Alkitab memberi banyak informasi mengenai spiritualitas pemimpin Kristen. Informasi yang disajikan mencakup tentang sifat-sifat pemimpin Kristen yang meliputi pribadi yang berkarakter, rendah hati, berhikmat, pemimpin yang melayani dan keteladanan pemimpin. Berbagai penjelasan tentang latar belakang dan kondisi kehidupan para pemimpin umat Tuhan disajikan baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Penulis mengamati bahwa kehadiran para pemimpin dalam Alkitab adalah sebagai penuntun untuk membawa umat Tuhan pada kehidupan spiritual yang lebih dalam lagi. Dalam penelitian ini penulis mengkaji kepemimpinan Nuh. Suatu model kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan oleh para pemimpin ditengah  kondisi moralitas lingkungannya yang begitu meprihatinkan namun, Nuh tetap memiliki sikap hidup yang benar dihadapan Allah dan komunitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis historis mengenai (1) Spiritualitas dalam kepemimpinan Nuh. (2) Penerapan dari pengalaman kepemimpinan Nuh bagi Pemimpin Kristen masa kini. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif pada kitab Kejadian 6:9. Dari hasil penelitian ini dijelaskan tentang kehidupan Nuh yang memiliki teladan spritual. Pertama, Teladan spiritualitas Nuh sebagai pribadi yang benar di mata Tuhan. Kedua, Teladan Spiritualitas Nuh sebagai seorang yang tidak bercela di antara orang-orang. Ketiga, Teladan Spiritualitas Nuh sebagai orang yang hidup bergaul dengan Allah. Teladan ini sangat penting sebagai acuan bagi pemimpin Kristen masa kini baik sebagai individu dalam posisi kepemimpinannya dan juga bagi semua umat Tuhan yang ingin meningkatkan spiritualitas dan karakter mereka.
Implementasi Model Pembelajaran BCCT Meningkatkan Kemandirian dan Kreativitas Anak Didik Usia 5 – 6 Tahun di PAUD Mersi Prastika Dau; Santosa Santosa
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 4, No 1 (2023): Kepemimpinan Kristen dan Pendidikan Kristiani - Juni 2023
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v4i1.146

Abstract

PAUD mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Untuk itu, perlu menerapkan beragam model pembelajaran inovatif agar tujuan pendidikan yang dirumuskan sebelumnya dapat tercapai. Salah satunya adalah model pembelajaran BCCT. BCCT sendiri merupakan suatu pendekatan sentra dan saat lingkaran dengan menggunakan empat pijakan (scaffolding) pada proses pembelajaran diantaranya: pijakan sebelum bermain, saat bermain, selama bermain, dan setelah bermain. Prinsip pembelajarannya berfokus pada anak. Anak pembelajar aktif, anak belajar dengan panca indera, anak menciptakan pengalamannya sendiri, anak berpikir melalui objek tertentu dan anak belajar melalui lingkungan. Oleh sebab itu tujuan penelitian yang penulis lakukan bertujuan guna meningkatkan kemandirian dan kreativitas anak  5 – 6 tahun di TK Kristen Imanuel Terpadu Jlegong lewat mengimplementasikan model pembelajaran BCCT menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dalam dua siklus dengan enam tindakan. Subjek dalam penelitian ini dilakukan pada anak usia 5 – 6 di TK Kristen Imanuel Terpadu Jlegong yang berjumlah 8 anak. Penghimpunan data melalui pengamatan, dokumentasi dan catatan anekdot. Hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran BCCT mampu meningkatkan kemandirian dan kreativitas anak usia 5 – 6 tahun di TK Kristen Imanuel Terpadu Jlegong. Total hasil akhir yang diperoleh pada kemandirian anak selama dua siklus enam tindakan adalah 80,5 dengan keterangan Berkembang Sangat Baik (BSB). Peningkatan kemandirian yang dicapai anak yaitu: Pertama, anak sudah tidak bergantung kepada orang lain. Kedua, Anak mampu bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. Demikian juga pada kreativitas anak, total hasil akhir yang diperoleh selama dua siklus enam tindakan adalah 76,9, dengan keterangan Berkembang Sangat Baik (BSB). Peningkatan kreativitas telah dicapai anak berupa: Pertama, anak mampu menciptakan sesuatu yang baru/original. Kedua, Anak mampu memberi nilai tambah. Ketiga, anak suka bertanya. Keempat, anak mampu mengemukakan gagasannya. Kelima, anak memiliki rasa ingin tahu. Sehingga bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran BCCT memiliki keterkaitan yang sangat signifikan sehingga memberi pengaruh terhadap peningkatan kemandirian dan kreativitas anak.
English Curriculum and Material Development Andi Farid Baharuddin
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 4, No 1 (2023): Kepemimpinan Kristen dan Pendidikan Kristiani - Juni 2023
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v4i1.152

Abstract

One of the most significant things that EFL students at the university level should understand is the English education curriculum program. Curriculum and syllabus are discussed in the program as the procedures of preparing, constructing, and delivering the teaching material to whom the teaching material is presented. This book goes into detail about language curriculum and creating appropriate materials for language teaching. However, in this article, I did not only examine the book's basic theme, but I also assessed its weaknesses, strengths, and challenges. In this section, I first demonstrated the principle ideas in Rochmawati's book. Second, I criticized various themes that were left out of the book.AbstrakSalah satu hal terpenting yang harus dipahami oleh siswa EFL di tingkat universitas adalah program kurikulum pendidikan bahasa Inggris. Kurikulum dan silabus dibahas dalam program sebagai tata cara, menyiapkan (topik), menyusun, dan menyajikan bahan ajar kepada siapa bahan ajar itu disajikan. Buku ini menjelaskan secara rinci tentang kurikulum bahasa dan membuat bahan yang tepat untuk pengajaran bahasa. Namun, dalam artikel ini, saya tidak hanya mengupas tema dasar buku tersebut, tetapi juga menilai kelemahan, kekuatan, dan tantangannya. Di bagian ini, saya pertama kali mendemonstrasikan ide-ide prinsip dalam buku Rochmawati. Kedua, saya mengkritik berbagai tema yang tidak dicantumkan dalam buku ini.

Page 7 of 10 | Total Record : 93