cover
Contact Name
Frets Keriapy
Contact Email
fretskeriapy1106@gmail.com
Phone
+6282138755314
Journal Mail Official
jurnaledulead@gmail.com
Editorial Address
RT 09 RW 01, Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership
ISSN : 2722645X     EISSN : 27225658     DOI : 10.47530
Core Subject : Religion, Education,
EDULEAD merupakan wadah publikasi ilmiah hasil penelitian di bidang Pendidikan Agama Kristen, Pendidikan Anak Usia Dini dan Kepemimpinan Kristen, bagi para dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu PESAT, Salatiga, dan institusi lain yang memiliki bidang kajian yang serupa. Selanjutnya yang menjadi fokus dan jangkauan dari EDULEAD adalah: Pendidikan Agama Kristen Pendidikan Anak Usia Dini Kepemimpinan Kristen Kepemimpinan Anak. Dalam jurnal EDULEAD yang menjadi fokus dan jangkauan penelitian adalah: 1. Pendidikan Agama Kristen 2. Pendidikan Anak Usia Dini 3. Kepemimpinan Kristen 4. Kepemimpinan Anak
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 101 Documents
Kontribusi Pendidikan Terhadap Lahirnya Kekristenan Di Pulau Ndao, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur Luji, Daud Saleh
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 2 (2024): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2024
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i2.228

Abstract

The purpose of this study is to reveal the background of the birth of Christianity on Ndao Island, Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara. The author uses a qualitative method with interview data collection techniques and documentation studies of 6 informants. The results of the study indicate that the people of Ndao Island really miss going to school because the king often comes to Rote Island and sees the education that has been opened by the Dutch. In 1918 schools began to be opened on Ndao Island by a Dutch Pastor named Geisler and a teacher from Delha, Rote Island. The teacher not only taught general lessons but also taught Bible stories and not only children who believed but a number of parents of students also believed in Jesus. During a visit to the school, Geisler led worship and baptized 90 adults and children as Christians. This event became a milestone in the birth of the first church on Ndao Island. Schools or education have become the gateway and have made a major contribution to the birth of the church or Christianity on Ndao Island.AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan latar belakang lahirnya kekristenan di Pulau Ndao Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumentasi terhadap 6 orang narasumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa masyarakat Pulau Ndao sangat rindu untuk bersekolah karena raja sering datang ke Pulau Rote dan melihat pendidikan yang sudah mulai dibuka oleh Bangsa Belanda. Pada tahun 1918 sekolah mulai di buka di Pulau Ndao oleh seorang Pendeta Belanda bernama Geisler dan seorang guru dari Delha pulau Rote. Guru tersebut tidak saja mengajarkan pelajaran umum tetapi juga mengajarkan cerita alkitab dan bukan saja anak-anak yang percaya tetapi sejumlah orang tua dari murid pun menjadi percaya kepada Yesus. Dalam suatu kunjungan di sekolah Geisler memimpin ibadah dan membaptis 90 orang dewasa dan anak-anak menjadi orang kristen. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah lahirnya gereja pertama kali di Pulau Ndao. Sekolah atau pendidikan telah menjadi pintu masuk serta memberikan kontribusi besar bagi lahirnya gereja atau kekristenan di Pulau Ndao.
Mengatasi Disonansi Kognitif Dalam Pendidikan Agama Kristen Di Era Artificial Intelligence Boiliu, Esti Regina; Kolibu, Dirk Roy
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 2 (2024): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2024
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i2.241

Abstract

Pioneer of cognitive dissonance theory, Leon Festinger, proposed that inconsistencies between beliefs and actions can lead to psychological discomfort. In the context of Christian religious education in the era of Artificial Intelligence (AI), cognitive dissonance may arise when modern technology conflicts with traditional values. This study aims to explore how artificial intelligence affects cognitive dissonance in Christian religious education and to identify strategies to address these challenges. Using a descriptive qualitative method with a literature review approach, the research analyzes various academic sources and literature related to the interaction between AI technology and Christian religious education. The findings indicate that artificial intelligence can exacerbate cognitive dissonance if not carefully considered in the context of religious values, but also offers opportunities for designing more harmonious solutions. The discussion focuses on developing educational models that ethically integrate AI technology with Christian principles. In conclusion, the application of AI in Christian religious education must consider psychological aspects and core values to reduce cognitive dissonance and enhance learning effectiveness.AbstrakPelopor disonansi kognitif, Leon Festinger, mengemukakan bahwa ketidaksesuaian antara keyakinan dan tindakan dapat menyebabkan ketidaknyamanan psikologis. Dalam konteks pendidikan agama Kristen di era Artificial Intelligence (AI), disonansi kognitif dapat muncul ketika teknologi modern berbenturan dengan nilai-nilai tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kecerdasan buatan mempengaruhi disonansi kognitif dalam pendidikan agama Kristen dan mengidentifikasi strategi untuk mengatasi tantangan tersebut. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur, penelitian ini menganalisis berbagai sumber akademik dan literatur terkait mengenai interaksi antara teknologi AI dan pendidikan agama Kristen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI dapat memperburuk disonansi kognitif jika tidak dipertimbangkan dengan baik dalam konteks nilai-nilai agama, namun juga menawarkan peluang untuk merancang solusi yang lebih harmonis. Pembahasan berfokus pada pengembangan model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi AI secara etis dengan prinsip-prinsip agama Kristen. Kesimpulannya, penerapan AI dalam pendidikan agama Kristen harus mempertimbangkan aspek psikologis dan nilai-nilai dasar untuk mengurangi disonansi kognitif dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Peran Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Implementasi Kurikulum Montessori untuk Membentuk Karakter Murid di Cinnamon Montessori School Jakarta Agustin, Lydia; Tung, Khoe Yao
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 2 (2024): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2024
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i2.238

Abstract

The Montessori curriculum is increasingly developing in Indonesia, particularly addressing early childhood education and kindergarten. The success of the curriculum is significantly influenced by the teaching staff led by the principal. The appropriateness of the principal's leadership model is crucial for the teachers to effectively implement the Montessori curriculum for their students. The aim of this study is to explore the role of transformational leadership of a principal in initiating changes, both in teacher readiness and the ultimate outcome, which is the character formation of students, within the context of teaching and learning activities at Cinnamon Montessori School in Jakarta. The research was conducted qualitatively. Data for this study were obtained through the participation of 11 teachers, 10 parents, and 1 principal, using interview and observation techniques, and data analysis was performed using the coding method (Strauss and Corbin, 1989). The results of the study indicate that the transformational leadership role of the Principal at Cinnamon Montessori School has an impact on the character formation of students, which is acknowledged by the parents.AbstrakKurikulum Montessori semakin berkembang di Indonesia untuk menjawab khususnya pada pendidikan anak usia dini maupun TK. Keberhasilan  Kurikulum tentu diperankan oleh tenaga pengajar yang dipimpin kepala sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran kepemimpinan transformasional seorang kepala sekolah dalam menginisiasi perubahan, baik dalam kesiapan guru maupun hasil akhirnya, yaitu pembentukan karakter siswa, dalam konteks kegiatan belajar mengajar di Sekolah Montessori Cinnamon Jakarta. Penelitian dilakukan secara kualitatif deskriptif. Data untuk penelitian ini diperoleh melalui partisipasi 11 guru, 10 orangtua siswa, dan 1 kepala sekolah, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis data dilakukan dengan metode coding (Strauss dan Corbin, 1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepemimpinan transformasional yang diemban oleh Kepala Sekolah di Sekolah Montessori Cinnamon memberikan dampak perubahan dalam pembentukan karakter siswa, yang diakui oleh orangtua siswa.
Urgensi Pemahaman Soteriologi bagi Pertumbuhan Spiritual Peserta Didik Agama Kristen di Era Kontemporer Agresia, Dewita; Tapilaha, Sandra Rosiana
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 2 (2024): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2024
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i2.221

Abstract

This research examines the importance of understanding soteriology in the context of the growth of students' spiritual lives in the current era. In the midst of various spiritual challenges and rapid changes in times, a deep understanding of soteriology is an important foundation in strengthening faith, facing change, and encouraging healthy spiritual growth. Through literature study-based research, this research identifies the problem of lack of awareness of the importance of understanding soteriology among Christian religious students. This lack of understanding can cause a gap between the beliefs taught and the spiritual experiences felt by students. Therefore, this research emphasizes the importance for Christian religious educators to provide a learning environment that supports a deep understanding of soteriology. The learning environment in question includes the use of digital technology to provide interactive and relevant learning resources and encourage critical discussion and in-depth reflection on safety concepts. In conclusion, an understanding of soteriology plays a key role in shaping the growth of the spiritual life of Christian students. By strengthening this understanding through focused and in-depth Christian religious education, students can experience stronger spiritual growth and face spiritual challenges with greater confidence amidst the dynamics of the contemporary era.AbstrakPenelitian ini mengkaji pentingnya pemahaman soteriologi dalam konteks pertumbuhan kehidupan rohani peserta didik di era saat ini. Di tengah berbagai tantangan spiritual dan perubahan zaman yang cepat, pemahaman yang dalam tentang soteriologi menjadi landasan yang penting dalam memperkuat iman, menghadapi perubahan, dan mendorong pertumbuhan rohani yang sehat. Melalui penelitian berbasis studi pustaka, penelitian ini mengidentifikasi masalah kurangnya kesadaran akan pentingnya pemahaman tentang soteriologi di antara peserta didik agama Kristen. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan kesenjangan antara keyakinan yang diajarkan dan pengalaman rohani yang dirasakan oleh peserta didik. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya bagi pendidik agama Kristen untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pemahaman yang mendalam tentang soteriologi. Lingkungan belajar yang dimaksud mencakup penggunaan teknologi digital untuk menyediakan sumber belajar yang interaktif dan relevan serta mendorong diskusi kritis dan refleksi mendalam tentang konsep keselamatan. Kesimpulannya, pemahaman tentang soteriologi memainkan peran kunci dalam membentuk pertumbuhan kehidupan rohani peserta didik agama Kristen. Dengan memperkuat pemahaman ini melalui pendidikan agama Kristen yang terarah dan mendalam, peserta didik dapat mengalami pertumbuhan rohani yang lebih kokoh dan menghadapi tantangan spiritual dengan keyakinan yang lebih mantap di tengah-tengah dinamika era kontemporer.
Pengaruh Peran Coach Terhadap Kemandirian dan Tanggung Jawab Remaja Nurture Dreams Program Kalimantan Barat Ginting, Vera Klodia; Sinaga, Rida
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 2 (2024): Pendidikan Agama Kristen dan Kepemimpinan - Desember 2024
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i2.233

Abstract

The role of a coach involves mentoring and training adolescents. This role has an impact on the independence and responsibility of adolescents. Independence and responsibility can be developed through the role of a coach. This study aims to determine the extent to which the role of a coach influences the levels of independence and responsibility in adolescents. The article uses a quantitative method. The research findings are as follows: the role of a coach has an impact on adolescent independence and responsibility, with a strong or positive correlation between the role of a coach and adolescent independence. The role of a coach influences adolescent independence, although other factors outside of the coach’s role also play a part. The regression coefficient indicates that each additional point or treatment related to the role of a coach leads to an increase in independence. Conversely, the absence of a coach weakens adolescent independence. For the variable of the role of a coach in relation to adolescent responsibility, there is a strong or positive correlation. The role of a coach affects adolescent responsibility, with additional influences from factors outside the coach's role. The regression coefficient shows that each additional point or treatment related to the role of a coach results in an increase in responsibility. Conversely, without a coach, adolescent responsibility is weakened. The role of a coach is crucial in guiding and training adolescents to enhance their independence and responsibility.AbstrakPeran Coach merupakan proses pendampingan dan melatih remaja, peran coach memiliki pengaruh pada kemandirian dan tanggung jawab remaja. Kemandirian dan tanggung jawab dapat dikembangkan melalui peran seorang coach. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peran coach terhadap tingkat kemandirian dan tanggung jawab remaja. Artikel ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian sebagai berikut: peran coach memiliki pengaruh terhadap kemandirian dan tanggung jawab remaja, yakni memiliki korelasi variabel peran coach terhadap kemandirian remaja pada kategori kuat atau positif. Peran coach memiliki pengaruh terhadap kemandirian remaja dan lebihnya dipengaruhi faktor lain di luar peran seorang coach. Koefisien regresi menyatakan bahwa setiap penambahan satu poin atau treatmen terhadap peran coach maka akan menyebabkan peningkatan kemandirian. Maka sebaliknya jika tidak ada peran coach maka akan memperlemah kemandirian remaja. Untuk variabel peran coach terhadap tanggung jawab remaja memiliki korelasi pada kategori kuat atau positif. Peran coach memiliki pengaruh terhadap tanggung jawab remaja dan lebihnya dipengaruhi faktor lain di luar peran seorang coach. Koefisien regresi menyatakan bahwa setiap penambahan satu poin atau treatment terhadap peran coach maka akan menyebabkan peningkatan tanggung jawab. Maka sebaliknya jika tidak ada peran coach maka akan memperlemah tanggung jawab remaja. Peran coach sangat penting untuk dapat membimbing dan melatih remaja dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab.
Instruksi Pendidikan Agama Kristen Dalam Mengembangkan Karakter dan Nilai-Nilai Spiritual dalam Era Digital 5.0 Zebua, Sri Iman Putri; Giban, Yoel; Karlau, Sensius Amon
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.207

Abstract

In this technological era, many changes have occurred in everyday life, including Christian religious education. In situations like this, Christian religious education instruction plays a crucial role in building strong student characters and spiritual values relevant to the current situation. Christian religious education instruction in the current digital era pays attention to specific features of technology usage. Firstly, Christian religious education institutions have the ability to adapt to technological advancements and utilize them to effectively and efficiently deliver religious messages through the use of digital platforms and social media to build online communities and serve as references for sharing religious teachings. Christian religious education emphasizes the formation of strong character. Students are encouraged to be honest, responsible, and faithful in using technology in this challenging digital era. Christian religious education can develop spiritual values relevant to technological advancements, such as responsible usage, honesty in sharing information, and privacy protection. This includes the ability to use technology in a healthy manner, such as avoiding excessive dependency and controlling usage time. It is crucial for students to understand how to apply these principles in online interactions and use technology for their own and others' well-being. The researcher will discuss "Christian Religious Education Instruction in Developing Character and Spiritual Values in the Digital Era 5.0" using descriptive qualitative research methods. The researcher will use literature research to reinforce the writer's archives.AbstrakPada periode teknologi ini, banyak perubahan telah terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pendidikan agama Kristen. Dalam situasi seperti ini, instruksi pendidikan agama Kristen memainkan peran penting dalam membangun karakter siswa yang kuat dan nilai-nilai spiritual yang relevan dengan situasi saat ini. Instruksi pendidikan agama Kristen dalam era digital saat ini memperhatikan fitur tertentu dari penggunaan teknologi. Pertama, lembaga pendidikan agama Kristen memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dan memanfaatkannya untuk menyampaikan pesan agama secara efektif dan efisien melalui penggunaan platform digital dan media sosial untuk membangun komunitas online dan menjadi rujukan dari berbagi pengajaran agama. Pendidikan agama Kristen menekankan pembentukan karakter yang kokoh. Siswa didorong untuk menjadi jujur, bertanggung jawab, dan setia dalam menggunakan teknologi di era digital yang penuh tantangan ini. Pendidikan agama Kristen dapat mengembangkan nilai-nilai spiritual yang relevan dengan kemajuan teknologi, seperti penggunaan yang bertanggung jawab, kejujuran dalam berbagi informasi, dan perlindungan privasi. Ini mencakup kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan cara yang sehat, misalnya menghindari ketergantungan yang berlebihan dan mengontrol waktu. Sangat penting bagi siswa untuk memahami cara menerapkan prinsip-prinsip ini dalam berinteraksi secara online dan menggunakan teknologi untuk kebaikan diri mereka sendiri dan orang lain. Peneliti akan membahas "Instruksi Pendidikan Agama Kristen Dalam Mengembangkan Karakter dan Nilai-Nilai Spiritual dalam Era Digital 5.0" dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti akan menggunakan penelitian kepustakaan untuk memperkuat arsip penulis.
Penerapan Motivasi Melalui Mentoring dalam Membangun Kepemimpinan Remaja di Era Digital Herda, Lusiana; Santosa, Santosa
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.202

Abstract

The digital era has both positive and negative influences on teenagers' self-identity and potential development. Leadership is one of the crucial potentials in teenagers that needs to be nurtured. Mentoring emphasizes the relational aspect between Mentor and Mentee as one of the alternative methods for developing teenagers' potentials. This research aims to describe the implementation of motivation in the mentoring process and to illustrate the impact of motivation provision through mentoring on the development of teenage leadership potential. The research method utilized qualitative methods, with the subjects being teenagers participating in the Future Center program in Ringin Sari Village, Banjar Margo District, Tulang Bawang Regency, Lampung Province. Data collection methods included observation, interviews, and documentation. Based on the research, motivation provision through mentoring, such as encouragement, praise, rewards, and punishment, has an impact on enhancing teenage leadership development in terms of visionary attitude, initiative, proactivity, and integrity. Mentors play a crucial role in building teenagers' leadership potential. Therefore, it is important for Mentors to continuously improve the quality of applying motivational principles in the mentoring process.AbstrakEra digital memberi pengaruh positif dan negatif terhadap identitas diri remaja dan pengembangan potensinya. Kepemimpinan merupakan salah satu potensi remaja yang penting untuk dikembangkan. Mentoring menekankan relational antara Mentor dan Mentee menjadi salah satu alternatif pengembangan potensi remaja. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan motivasi dalam proses mentoring, dan mendeskripsikan dampak pemberian motivasi melalui mentoring terhadap perkembangan potensi kepemimpinan remaja. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, subjek penelitian yaitu remaja peserta program Future Center di Desa Ringin Sari, Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian, pemberian motivasi melalui proses mentoring berupa pemberian dorongan, pujian, reward, dan punishment, berdampak terhadap peningkatan perkembangan kepemimpinan remaja ditinjau dalam hal sikap visioner, inisiatif, proaktif, dan integritas remaja. Mentor memiliki peran penting membangun potensi kepemimpinan remaja. Oleh sebab itu penting Mentor terus meningkatkan kualitas dalam menerapkan prinsip-prinsip pemberian motivasi dalam proses mentoring.
Analisis Kesulitan Guru Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka Di Taman Kanak- Kanak Pesat Jawa Gea, Jeni Juniarwati; Romini, Romini
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.205

Abstract

Abstract: Curriculum is an approach that instructs schools to achieve educational goals. This study aims to analyze the obstacles faced by PESATJawa Kindergarten (TK) in the Implementation of the Independent Curriculum. Four Rapid Kindergartens in Java are: Integrated Pniel Christian Kindergarten, Sion Tri Damarsari Christian Kindergarten, Integrated Immanuel Christian Kindergarten and Integrated Love Seed Kindergarten. This study used a qualitative descriptive method. Data collection was conducted through interviews and observations. Each educational organization or foundation has different capabilities. The obstacles and difficulties faced by each institution include: still need to practice and make habituation in developing the skills of giving provocation words, expressing open questions, and the need for teacher creativity in facilitating diverse games. As a result, teachers have difficulty in developing games that are by-play activities in the center. The strategy that every educator needs to do is to reflect after teaching to increase understanding of the Independent Curriculum and educators seek to attend workshops and training on the Implementation of the Independent Curriculum Paud. So that the independent curriculum can be implemented in the learning model of the Center.Abstrak: Kurikulum merupakan pendekatan yang mengintruksikan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis tentang kendala yang dihadapi oleh Taman Kanak-kanak (TK) PESAT Jawa dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Empat TK Pesat di Jawa yaitu: TK Kristen Pniel Terpadu, TK Kristen Sion Tri Damarsari, TK Kristen Immanuel Terpadu dan TK Benih Kasih Terpadu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Setiap organisasi atau Yayasan pendidikan memiliki kemampuan yang berbeda. Kendala dan kesulitan yang dihadapi setiap lembaga antara lain: masih perlu berlatih dan melakukan pembiasaan dalam mengembangkan keterampilan memberikan kata-kata provokasi, mengungkapkan pertanyaan terbuka dan perlunya kreativitas guru dalam memfasilitasi permainan yang beragam. Akibatnya guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan permainan yang sesuai dengan kegiatan main di sentra. Strategi yang perlu dilakukan setiap pendidik ialah melakukan refleksi setelah mengajar untuk meningkatkan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka dan pendidik mengupayakan mengikuti workshop maupun pelatihan tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Paud. Sehingga kurikulum merdeka dapat diimplementasikan pada pembelajaran model Sentra.
Konsep Perceraian Suku Lani, Kabupaten Lanny Jaya Distrik Karu, Papua Ditinjau Dari Sudut Pandang Matius 19:1-12 dan Dampaknya bagi Pendidikan Anak dalam Keluarga Kristen Baskoro, Paulus Kunto; Yikwa, Abius
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.197

Abstract

Divorce is a problem that often occurs in the lives of Christians today. God himself hates divorce (Mal.2:16) because God unites man and woman into one flesh. Men and women as husband and wife are united in marriage (Gen. 2:24). But in reality, divorce occurs everywhere in the lives of Christians today. This research will focus on how to study divorce according to Matthew 19:1-12, which is viewed from the divorce incident that occurred in the Lani tribe, Papua. Especially in Papua, divorce cases tend to increase and their impact on children's education. Papuans with their different ethnic, cultural, linguistic and religious backgrounds are not free from the problem of divorce in the family. Divorce is carried out according to the culture of each tribe in Papua. According to the Central Statistics Agency (BPS) 2021, the highest divorce rate in Papua was recorded in the city of Sorong at 0.85% in 2021. Furthermore, in other districts in Papua there were divorces between Christians in the household. The method used is a descriptive qualitative method. The aim of this research is First, the important role of husband and wife in maintaining the quality of marriage. Second, the church is an important part of maintaining the integrity of marriage in the Lani tribe. Third, building a strong family for children's education in the family.AbstrakPerceraian merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan orang Kristen pada masa kini. Tuhan sendiri membenci perceraian (Mal.2:16) karena Tuhan mempersatukan  laki-laki dan perempuan menjadi satu daging. Laki-laki dan perempuan sebagai suami istri satu ikatan dalam pernikahan (Kej. 2:24) Tetapi pada kenyataannya perceraian terjadi dimana-mana dalam kehidupan orang Kristen pada masa kini. Penelitian ini akan fokus bagaimana mengkaji perceraian menurut Matius 19:1-12, yang ditinjau dari peristiwa perceraian yang terjadi di suku Lani, Papua. Khususnya di Papua kasus perceraian cenderung meningkat dan dampaknya bagi pendidikan anak. Papua dengan latar belakang suku, budaya, bahasa dan agama yang berbeda-beda tidak terlepas dari masalah perceraian dalam keluarga. Perceraian dilakukan menurut budaya di suku masing-masing yang ada di Papua. Menurut Badan Pusat Statitik  (BPS) 2021 angka perceraian yang paling tinggi di Papua tercatat di kota Sorong 0,85%  pada tahun 2021. Selanjutnya kabupaten lain di Papua terjadi perceraian terhadap orang Kristen di dalam rumah tangga.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskritif. Tujuan dari penelitian ini adalah Pertama, peran penting suami isteri menjaga kualitas pernikahan. Kedua, gereja menjadi bagian penting menjaga keutuhan pernikahan di suku Lani. Ketiga, membangun keluarga yang kuat bagi pendidikan anak dalam keluarga Kristen.
Membangun Pemimpin Kristen Berintegritas: Menerapkan Nilai dan moralitas Alkitab untuk Menghindari Banalitas dalam Kepemimpinan Rini, Wahju Astjarjo; Arifianto, Yonatan Alex; Anjaya, Carolina Etnasari
EDULEAD: Journal of Christian Education and Leadership Vol 5, No 1 (2024): Christian Education and Christian Leadership (June 2024)
Publisher : Sekolah Agama Kristen Terpadu Pesat Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47530/edulead.v5i1.209

Abstract

Christian leadership with integrity is urgently needed in a world full of banality. Banality, or apathy towards morality and ethics, can plunge Christian leaders into irresponsible and harmful actions. This manuscript discusses strategies to build Christian leaders with integrity by applying biblical values and morality. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, it can be concluded that, first, the church must build a Christian leadership paradigm that is different from the banality of the world, by applying biblical values to build the character and morality of leaders with integrity so that it can inspire holy and meaningful Christian leadership. Thus, Christian leaders are able to be inspiring role models in leadership, build communities with strong spiritual organizations, and serve with sincere integrity and humility that respects others.AbstrakKepemimpinan Kristen yang berintegritas sangat dibutuhkan dalam dunia yang penuh dengan banalitas. Banalitas, atau sikap apatis terhadap moralitas dan etika, dapat menjerumuskan pemimpin Kristen ke dalam tindakan yang tidak bertanggung jawab dan merugikan. Artikel ini membahas strategi membangun pemimpin Kristen yang berintegritas dengan menerapkan nilai dan moralitas Alkitab. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa, pertama gereja harus membangun paradigma kepemimpinan Kristiani yang berbeda dari banalitas dunia, dengan menerapkan nilai-nilai Alkitab untuk membangun karakter dan moralitas pemimpin yang berintegritas  sehingga dapat menginspirasi kepemimpinan Kristen yang kudus dan bermakna. Dengan demikian, mereka para pemimpin Kristen mampu menjadi teladan yang menginspirasi dalam kepemimpinan, membangun komunitas yang organisasi kerohanian yang kuat, dan melayani dengan integritas yang tulus dengan kerendahan hati yang menghargai sesamanya.

Page 9 of 11 | Total Record : 101