cover
Contact Name
Lukita Purnamayati
Contact Email
lukita.purnamayati@live.undip.ac.id
Phone
+6285753079256
Journal Mail Official
jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Editorial Address
Laboratory of Fish Processing Technology Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Science Diponegoro University, Indonesia Telp. +6224-7474698 Fax. +6224-7474698 Email : jitpi.thp.fpik@live.undip.ac.id
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 26853701     DOI : -
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan menyajikan artikel hasil penelitian yang mencakup penerapan ilmu-ilmu perikanan(biologi perikanan, menejemen sumberdaya perikanan, budidaya perikanan) dan teknologi produk hasil perikanan yang berkaitan dengan penanganan hasil perikanan, penerapan teknologi tradisional dan baru, pendinginan dan pembekuan, pengemasan dan penyimpanan, keamanan produk hasil perikanan, dan pemanfaatan limbah hasil perikanan, serta ilmu-ilmu perikanan.
Articles 82 Documents
PENAMBAHAN NANOKALSIUM DARI JENIS TULANG IKAN YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG DARI TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinacea) DAN TEPUNG Gracilaria verrucosa Saela Rohmah; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Laras Rianingsih
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6741

Abstract

Tulang ikan merupakan limbah perikanan dengan jumlah yang mencapai 15% dari berat tubuh ikan. Tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, dan fosfor. Kalsium hanya dapat terabsorpsi dengan baik apabila diubah dalam bentuk mikro. Tulang ikan sebagai sumber kalsium dapat diubah menjadi nanokalsium agar penyerapan pada tubuh menjadi maksimal. Penambahan nanokalsium dapat dilakukan pada beras analog sebagai salah satu pangan fungsional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penambahan nanokalsium dari jenis tulang ikan yang berbeda terhadap kandungan kalsium pada beras analog. Proses pembuatan beras analog dilakukan dengan penambahan nanokalsium dari tulang ikan swanggi, bawal, mujair, kemudian ditambahkan tepung umbi garut dan tepung Gracilaria verrucosa yang dapat menambah kadar serat pada beras analog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan nanokalsium tulang ikan bawal (5%) mempunyai kadar kalsium tertinggi sebesar 1,68 ± 0.03 %, kadar air terendah, 9,73 ± 0.01%, kadar protein tertinggi 1,64 ± 0.01 %, kadar lemak terendah 0,26 ± 0.03 %, dan kandungan asam amino terbanyak pada asam glutamat dan asam aspartat. Uji hedonik yang diperoleh dengan selang kepercayaan 95% adalah 4.36 < μ < 4.61 sehingga dapat disimpulkan bahwa nasi analog yang dihasilkan disukai panelis dengan karakteristik warna nasi cokelat, bau spesifik, tekstur pulen, dan rasanya hambar.
PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN BUMBU YANG BERBEDA TERHADAP KARAKTERISTIK NANIURA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Indri Febriana Pakpahan; Sumardianto Sumardianto; Akhmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9635

Abstract

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang dapat digunakan sebagai bahan baku naniura. Naniura merupakan salah satu makanan tradisional Batak Toba dengan prinsip pengolahan perendaman ikan dengan asam jungga yang dilakukan hingga daging ikan lunak seperti daging ikan yang dimasak dan dapat dikonsumsi. Perendaman dalam asam jungga ini dapat mengurangi bau amis pada ikan, sekaligus sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan lama perendaman bumbu yang terhadap nilai Hedonik, nilai pH, nilai TPC, dan hardness. Rancangan Percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama perendaman bumbu yang berbeda yaitu 0 jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam dengan ulangan tiga kali. Hasil penelitian naniura ikan mas denga perlakuan lama perendaman bumbu yang berbeda memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai pH, TPC, hardness dan tingkat kesukaan panelis. Nilai pH yaitu pada 0 jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam secara berturut turut adalah 4,98; 4,93; 4,39 dan 4,54; nilai TPC 4,9×105 cfu/g, 4,3×105 cfu/g, 4,1×105 cfu/g dan 4,2×105 cfu/g, nilai hardness 418,12 gf, 484,87 gf, 678,79 gf dan 1142,11 gf dan tingkat kesukaan panelis. Berdasarkan data tersebut, perbedaan lama waktu perendaman bumbu naniura yang paling efektif berada pada lama perendaman bumbu selasa 4 jam secara fisik, mikrobiologi dan kimia terhadap produk naniura.
EFEK PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN ASAP CAIR KULIT DURIAN TERHADAP KUALITAS IKAN MANYUNG (Arius thalassinus) ASAP Siti Khamidah; Fronthea Swastawati; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.5241

Abstract

Ikan manyung merupakan ikan berdaging putih yang banyak dijadikan sebagai bahan baku pembuatan ikan asap. Ikan asap dapat diproses menggunakan asap cair. Salah satu asap cair yang dapat digunakan yaitu asap cair kulit durian. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh lama perendaman asap cair kulit durian terhadap kualitas ikan manyung asap. Penelitian ini disusun dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan lama perendaman dalam asap cair kulit durian yang berbeda (0, 30, 60, dan 90 menit) dengan konsentrasi asap cair 5%. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji sensori, kadar lemak, kadar protein, kadar air, kadar abu, kandungan lisin, kadar fenol,  uji TPC (Total Plate Count), dan uji pH. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan perlakuan lama perendaman 90 menit memberikan hasil terbaik dengan nilai sensori yaitu 8,56 ≤ μ ≤ 8,84, nilai kadar lemak 5,80±0,19%, kadar protein sebesar 83,68±0,02%, kadar air sebesar 48,31±0,17%, kadar abu tertinggi sebesar 6,86±0,12%, lisin sebesar 0,909±0,002%, fenol sebesar 349,23±11,59 ppm, nilai TPC sebesar 4,243±0,012 cfu/g, dan nilai pH sebesar 6,55±0,09. Penggunaan asap cair kulit durian dengan lama perendaman yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai sensori, kadar lemak, kadar protein, kadar air, kandungan lisin, kadar fenol, TPC, dan pH, namun, tidak berbeda nyata terhadap nilai kadar abu.
KARAKTERISTIK PERMEN JELLY DENGAN PENAMBAHAN GELATIN SISIK IKAN YANG BERBEDA Rahma Tika Mufida; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Slamet Suharto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8086

Abstract

Permen jelly adalah produk makanan yang memiliki tekstur kenyal. Tekstur ini terbentuk karena adanya pembentuk gel yaitu gelatin. Limbah sisik ikan dapat dimanfaatkan menjadi gelatin dan diaplikasikan pada produk pangan sebagai pembentuk tekstur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin sisik ikan terhadap karakteristik permen jelly. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian adalah penambahan gelatin sisik ikan yang berbeda (ikan tawes, bandeng, dan ikan kurisi) sebanyak 14 % dengan tiga kali pengulangan. Data parametrik dianalisis dengan uji Analysis of Varians (ANOVA) dan data non-parametrik dianalisis dengan Uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gelatin sisik ikan yang berbeda memiliki perbedaan yang signifikan (P <0,05) dengan nilai kekuatan gel tertinggi adalah 350 ± 5,50 g.cm2, kadar air terendah 15,81 ± 0,17%, kadar abu tertinggi adalah 2,12 ± 0,10 %,,  nilai Aw terendah adalah 0,72 ± 0,11, nilai pH terendah adalah 4,40 ± 0,08, dan nilai hedonik dengan interval 8,0 <μ <8,2.
PENGARUH PENAMBAHAN GELATIN DARI SISIK BERBAGAI JENIS IKAN TERHADAP KARAKTERISTIK BERAS ANALOG BERBASIS TEPUNG GANYONG DAN TEPUNG CAULERPA RACEMOSA Dzulfiqar Siraj Shalahuddin; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Akhmad Suhaeli Fahmi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6747

Abstract

Beras analog merupakan produk pangan beras tiruan yang biasanya terbuat dengan bahan utama berupa umbi-umbian dan serealia. Beras analog memiliki bentuk mirip dengan beras yang berasal dari padi. Dilihat dari segi nutrisi, beras analog sebagai sumber pangan alternatif dapat diperkaya dengan komponen nutrisi lainnya. Sisik ikan merupakan salah satu limbah hasil perikanan yang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk gelatin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin dari sisik berbagai jenis ikan yang berbeda terhadap beras analog berbasis tepung ganyong dan tepung Caulerpa racemosa. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian adalah penambahan gelatin sisik jenis ikan yang berbeda yaitu ikan nila, ikan bandeng, dan ikan kuniran, masing-masing dengan tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah kadar proksimat, kadar serat kasar, kadar serat pangan, kandungan asam amino, waktu tanak, dan nilai hedonik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras analog dengan penambahan gelatin sisik ikan nila, bandeng, dan kuniran mempunyai pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air, kadar protein, kadar karbohidrat, dan waktu tanak. Kadar serat pangan dan serat kasar tertinggi terdapat pada beras analog kontrol yaitu berturut-turut 23,14% dan 6,50%. Kandungan asam amino tertinggi terdapat pada beras analog dengan penambahan gelatin sisik ikan nila yaitu glisin (18.831,90 mg/kg), prolin (9.597,03 mg/kg), dan asam glutamat. Nasi analog gelatin sisik ikan kuniran lebih disukai oleh panelis dengan selang kepercayaan sebesar 3,51 < μ < 3,65.
PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PEMINYAKAN TERHADAP KUALITAS KULIT SAMAK IKAN BANDENG (Chanos chanos Forsk.) Puji A Sitorus; Putut Har Riyadi; Eko Susanto
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9641

Abstract

Peminyakan merupakan bagian dari proses penyamakan kulit yang bertujuan untuk menempatkan molekul minyak pada ruang yang terdapat di antara serat-serat kulit dan dapat berfungsi sebagai pelumas sehingga kulit lebih lemas, lunak dan mudah dilekuk-lekukkan. Peminyakan dapat menggunakan berbagai macam minyak, salah satunya yaitu minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit mampu mengubah kulit yang kasar dan keras menjadi kulit yang lebih lembut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak kelapa sawit terhadap kualitas dari kulit samak ikan Bandeng. Penelitian dilakukan menggunakan konsentrasi minyak 4%, 8% dan 12% dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit dengan konsentrasi berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kekuatan tarik, kemuluran, kekuatan sobek, dan kadar lemak. Kulit samak ikan Bandeng dengan konsentrasi minyak kelapa sawit 4% merupakan produk yang terbaik dengan kriteria mutu: kekuatan tarik (2003,59 N/cm2 ), kekuatan sobek (325,87 N/cm2 ), kadar lemak (2,97%) dan uji fotomikrograf.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT DARI PEDA DENGAN JENIS IKAN BERBEDA TERHADAP E. coli DAN S. aureus Mukti Nur Hamidah; Laras Rianingsih; Romadhon Romadhon
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.6742

Abstract

Peda adalah produk fermentasi setengah basah berbahan baku ikan dengan penambahan garam. Peda bisa dibuat dari berbagai jenis ikan yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Bakteri Asam Laktat yang tumbuh pada peda memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam produk perikanan yaitu E. coli dan S. aureus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi BAL dari peda dengan jenis ikan berbeda dan mengetahui aktivitas antibakterinya terhadap E. coli dan S. aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan yaitu dengan perbedaan bahan baku dengan tiga kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan uji sidik ragam (ANOVA), apabila hasilnya berbeda nyata maka dilanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil uji TPC peda ikan Layang 4,29×102 CFU/g; peda ikan Petek 1,21×104 CFU/g; dan peda ikan Buntal 2,57×103 CFU/g. Hasil uji morfologi, uji pewarnaan gram bakteri dan uji katalse yang dihasilkan dari 15 isolat BAL adalah 14 isolat berbentuk bulat, bewarna ungu (positif), katalase negatif, sedangkan satu isolat berbentuk bulat, bewarna merah (negatif), katalase positif. Hasil zona hambat yang dihasilkan dari isolat BAL peda ikan Layang, Petek, dan ikan Buntal terhadap bakteri E. coli berkisar 2,68±0,23 mm sampai dengan 4,35±0,22 mm sedangkan S. aureus 2,52±0,20 mm sampai dengan 5,92±0,43 mm. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan bahan baku pada pembuatan peda tidak berpengaruh nyata terhadap hasil zona hambat bakteri E. coli dan S. aureus.
KARAKTERISTIK PENYEDAP RASA DARI AIR REBUSAN PADA JENIS IKAN YANG BERBEDA DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG MAIZENA Aryna Conny Tamaya; Yudhomenggolo Sastro Darmanto; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.9636

Abstract

Air rebusan merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan produk perikanan. Air rebusan ikan mengandung glutamat yang secara alami terdapat dalam daging atau makanan yang berprotein lainnya. Asam glutamat dapat meningkatkan rasa gurih pada makanan. Makanan yang dapat mengandung asam glutamat yaitu ikan, seperti ikan lukas dari air tawar, ikan bawal dari air payau dan ikan kurisi dair air laut. Penelitian ini menggunakan bahan baku air rebusan ikan dan bahan pengisi tepung maizena. Penggunaan tepung maizena sebagai pengganti maltodekstrin berfungsi untuk bahan penyalut dan pengental. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik penyedap rasa dari air rebusan pada jenis ikan yang berbeda serta untuk mengetahui jenis ikan terbaik yang digunakan dalam pembuatan penyedap rasa. Metode penelitian yang digunakan yaitu yaitu experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan penyedap rasa tanpa air rebusan ikan (A), penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Lukas (B), penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Bawal (C), dan penyedap rasa dengan air rebusan Ikan Kurisi (D) dengan tiga kali ulangan. Parameter uji berupa kadar air, kadar protein, kelarutan, profil asam amino dan penilaian hedonik. Data parametrik dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Data nonparametrik dianalisis menggunakan Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji terbaik yaitu pada kadar air 5,69±0,64%; kadar protein sebesar 16,54±0,1%; dan asam amino 125.624,26 mg/kg pada perlakuan dengan Ikan Lukas. Hasil uji kelarutan dan hedonik terbaik yaitu pada penyedap rasa dengan perlakuan Ikan Bawal sebesar 76,16±3,28% dan 7,28<μ<7,56. Berdasarkan hasil analisis terdapat perlakuan yang berbeda nyata pada kadar air; kadar protein; dan uji hedonik, sedangkan pada kelarutan terdapat perlakuan yang tidak berbeda nyata.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ANGGUR LAUT (Caulerpa lentillifera) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli Andiani Ulfa Saputri; Lukita Purnamayati; Apri Dwi Anggo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2019.5240

Abstract

Anggur laut (C. lentillifera) mengandung zat aktif yang dapat berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Senyawa bioaktif tersebut antara lain flavonoid, alkaloid, saponin, fenol, dan steroid/triterpenoid. Tujuan dari penelitian  ini adalah mengetahui kandungan senyawa bioaktif ekstrak kasar anggur laut mengetahui pengaruh beda konsentrasi ekstrak terhadap potensi aktivitas antibakteri pada bakteri S. aureus dan E. coli, dan mengetahui konsentrasi terbaik untuk menghambat bakteri S. aureus dan E. coli.  Perlakuan yang digunakan yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15%. Amoksilin diberikan sebagai kontrol posistif. Kontrol negatif 0% ekstrak dan kontrol positif menggunakan amoksilin. Penelitian didahului dengan skrining fitokimia. Pelarut yang digunakan untuk mengekstrak yaitu metanol, karena nilai rendemen yang tinggi (7,3 ± 0,21%). Senyawa bioaktif yang terkadung antara lain flavonoid 13,24%, alkaloid 11,67%, saponin 8,33% dan fenol 0,62%. Zona hambat yang terbentuk pada perlakuan 5%, 10% dan 15% pada bakteri S.aureus berturut-turut 7,141± 0,062 mm, 8,316 ± 0,057 mm, dan 9,161 ± 0,083 mm, sedangkan pada bakteri E.coli yaitu 5,103 ± 0,047 mm, 6,148± 0,052 mm, dan 7,108 ± 0,038 mm. Masing-masing perlakuan menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap bakteri uji. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak anggur laut dapat digunakan konsentrasi yang semakin tinggi akan membentuk zona hambat yang semakin besar.
PENGHAMBATAN OKSIDASI LEMAK BAKSO IKAN LELE (Clarias batracus) DENGAN EDIBLE COATING KARAGENAN YANG DIPERKAYA MINYAK WIJEN Ashimatul Inats; Eko Nurcahya Dewi; Lukita Purnamayati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jitpi.2020.8087

Abstract

Tingginya kandungan lemak pada ikan lele menyebabkan bakso selama penyimpanan suhu ruang rentan terhadap kerusakan lemak. Edible coating merupakan salah satu alternatif yang mampu menghambat oksidasi lemak pada bakso ikan sebagai pembawa senyawa antioksidan dari minyak wijen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah penambahan minyak wijen pada edible coating mampu memperpanjang daya simpan bakso pada suhu ruang. Bahan yang digunakan meliputi ikan lele, karagenan dan minyak wijen. Penelitian ini bersifat experimental laboratories model rancangan acak lengkap faktorial (2x5) dengan dua faktor yaitu konsentrasi minyak wijen (0% dan 0,5%) dan lama penyimpanan (0,12,24,36,48) dengan 3 kali pengulangan. Daya awet bakso ikan dilihat berdasarkan uji organoleptik, kadar air, pH, nilai TBA dan kekuatan gel. Data parametrik dianalisis dengan ANOVA, sedangkan data non-parametrik menggunakan uji Kruskal wallis. Hasil pada bakso ikan lele dengan penambahan minyak wijen 0,5% pada edible coating dapat diterima hingga penyimpanan selama 36 jam dengan nilai organoleptik 7,04< <7,70, nilai kadar air 65,91%±0,82, nilai pH 6,25±0,02, nilai TBA 0,52±0,01 mg malonaldehid/kg dan  nilai kekuatan gel 1937,60±118,74 gf. Penambahan minyak wijen sebagai antioksidan pada edible coating bakso ikan lele hanya mampu memperpanjang umur simpan bakso selama penyimpanan 36 jam dibandingkan dengan kontrol.