cover
Contact Name
Yulfira Riza
Contact Email
jurnaltabuah.fahadab@uinib.ac.id
Phone
+6281363427899
Journal Mail Official
jurnaltabuah.fahadab@uinib.ac.id
Editorial Address
Lantai 1 Gedung Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang | Jl. Prof. Mahmud Yunus Lubuk Lintah, Anduring, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
ISSN : 14101343     EISSN : 26147793     DOI : 10.37108/tabuah.v24i2.347
Majalah Ilmiah Tabuah Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora mainly focuses on the history of Islamic culture. Detailed scopes of articles accepted for submission to this journal are Manuscript, Socioreligious history, Linguistic and literature, Islamic culture and ethnic, Library and information science, Literacy, Documentation Science.
Articles 104 Documents
PERAN STRATEGIS PITI SUMATERA BARAT Doni Nofra Nofra; Inggria Kharisma
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.148 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.240

Abstract

Indonesia merilis perbedaan istilah-istilah tersebut, yaitu Cina, China, Tionghoa dan Tiongkok. Cina adalah sebutan untuk orang yang berwarga negara Cina yang setara dengan orang Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Indonesia yang berarti warga negara asing. Kemudian China (dengan tambahan ‘h’) adalah penulisan resmi oleh Kedutaan Republik Rakyat Cina yang merujuk pada negara Republik Rakyat China (RRC) dalam bahasa Indonesia. Istilah Tionghoa adalah sebutan untuk orang-orang keturunan Cina di Indonesia yang sepadan dengan orang Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan lain-lain. Sedangkan Tiongkok adalah penyebutan negara China untuk Indo-nesia. Dalam kaitan ini Presiden SBY pada 14 Maret 2014 mengubah istilah China dengan sebutan Tionghoa. Pencabutan surat edaran itu berdasarkan Keppres Nomor 12 Tahun 2014 yang ditandatanganinya. Sejarah tentang Muslim Tonghoa di Sumatera Barat tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara, Muslim Tionghoa merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berada di Indonesia yang berasal dari Tionghoa. Sebutan Tionghoa merujuk kepada identitas masyarakat yang berasal dari kawasan Tiongkok. Teori lain tentang keberadaan China di Padang adalah berasal dari Pariaman. Menurut Ernawati, dalam buku Asap Hio di Ranah Minang, bahwa komunitas Tionghoa di Sumatera Barat sudah berada di Pariaman sejak abad XII Masehi. Saat Aceh masuk ke Pariaman, kawasan ini menjadi surga bagi kaum pedagang di zaman itu.
SEJARAH MELANGUN SUKU ANAK DALAM DESA MENTAWAK KECAMATAN NALO TANTAN KEBUPATEN MERANGIN Fikri Surya Pratama; Arki Auliahadi
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.892 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.241

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sejarah kehidupan melangun salah satu kelompok Suku Anak Dalam hingga menetap di Desa Mentawak Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi pada tahun 2011. Istilah melangun sendiri berasal dari nama adat istiadat Suku Anak Dalam, melangun didefenisikan sebagai kegiatan perpindahan tempat pemukiman kelompok Suku Anak Dalam dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan alasan tertentu serta waktu perpindahan dan menetap sesuai mengikuti situasi dan kondisi kehidupan yang dihadapi kelompok tersebut selama kegiatan berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok Suku Anak Dalam Desa Mentawak berasal dari Minangkabau, dengan kemiripan corak adat kebudayaan mereka, dekatnya dialek bahasa mereka yang merupakan dialek bahasa Melayu Minang, serta kesamaan mereka dalam sistem kekeluargaan yang dianut dimana Suku Anak Dalam menganut sistem matrilineal (garis keturunan dari ibu). Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan tetua kelompok Suku Anak Dalam Desa Mentawak sekaligus mantan tumenggung (kepala suku) mereka yakni Kitab, beliau menerangkan bahwa mereka adalah masyarakat yang melarikan diri dari konflik paderi dan penjajahan Belanda di Minangkabau. Mereka terus berpindah-pindah hingga akhirnya kelompok ini menetap di Desa Mentawak pada tahun 2011.
KONTENPLASI MASYARAKAT MUSLIM MELAYU PALEMBANG DALAM TANTANGAN EKONOMI GLOBAL Raden Ayu Erika Septiana; Raden Ayu Ritawati
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.622 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.242

Abstract

Along with the fast flow of change and the strong acculturation process of Palembang Malay Muslim community, Malay culture is like a ship that sails in the middle of a storm. This is based on the fact that our development places too much emphasis on material aspects that have given birth to an imbalance in the behavior patterns of the Palembang Malay Muslim community, which has increasingly been eroded by economic globalization. Excessive material competition has produced anomicous societies. The embodiment of the way the Palembang Malays behave is also reflected in their work ethic which can be roughly seen from the social structure and norms of the community. The purpose of this study is to determine the extent to which the global economy has the potential to obscure the Malay identity and the pure Muslim identity. The qualitative approach was chosen using the method of field research carried out in an effort to understand the symptoms in such a way as a phenomenon that is not external expressed through their views. The results of this study found the fact that enthusiasm and work ethic were actually not reflected in most Palembang Malay Muslim communities. Malay and Islamic relations actually obscure the role and competitiveness of the community in the practice of social relations and in earning a living. Religion is still considered as an element of local culture which is concentrated in the form of traditional customary behavior, not as a foothold, direction and way of life. Indeed religion serves to encourage humans to get involved in economic roles and behavior, because religion can reduce anxiety and fear not too found in this study. Where the aftereffect of this condition arises a generation that is deprived of values, a generation that is fragile from the spiritual aspect, easily influenced, not easily cared for and loses its cultural footing.
Historiografi Indonesia: Melacak Pengaruh Islam Sebelum Masa Kolonial Lukmanul Hakim; Abu Haif
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.615 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.243

Abstract

This paper aims to describe and analyze the influence of Islam on the historiography of Indonesia before the colonial period. The method used is a historical method using a historiographic approach. The influence of Islam on the historiography of Indonesia before independence is to give the color of Islam to the historiography of Indonesia, this can be seen by the stories that existed before Islam colored by Islam, the shape and pattern of Indonesian historiography were influenced by Arabic and Persian historiography. With the arrival of Islamic Indonesian Historiography, it developed in all aspects of society, from the palace level to the surau, hut, mosque, pesantren or the house of a cleric, whose authors were known as scholars and poets. Historical questions and historiographic functions after the arrival of Islam underwent a change, which previously questions about the past only revolve around the king and the structure of the story that is cultured to the king, with the coming of Islamic influence historical questions develop to the teachings of religion, scholars, Sufis and heroes-¬ hero of Islam. The role of reporting in the history of Indonesian history with the inclusion of Islam as an Islamic da'wah.
Sejarah dan Perkembangan Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka Rahmad Kurnia Illahi; Miswar Munir; Arki Auliahadi
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.622 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.257

Abstract

Museum Rumah Kelahiran Buya HAMKA adalah museum khusus yang di dalamnya terdapat koleksi-koleksi peninggalan Buya HAMKA, berdirinya Museum Rumah kelahiran Buya HAMKA ini pada tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, bangunan museum ini berbentuk rumah gadang yang mencerminkan identitas Minangkabau, dalam pembangunan Museum Rumah Kelahiran Buya HAMKA ini di beri dana dari ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) dan pemerintah Kabupaten Agam. Museum Rumah Kelahiran Buya HAMKA ini masih belum sesuai dengan konsep museum yang seharusnya. Partisipasi Pemerintah Kabupaten Agam khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata sudah mempunyai target sasaran terhadap museum ini, akan tetapi perhatian Pemerintah Kabupaten Agam masih kurang karena bisa dilihat dari segi pengelolaan, tata letak koleksi, koleksi yang kurang terawat, fasilitas yang kurang memadai, pemahaman manajerial masih kurang, dan juga minat pengunjung lokal masih kurang.
Islam dan Dakwah di Indonesia Pada Masa Kontemporer Inggria Kharisma; Doni Nofra; Wahyu Wedri Yani; Nurul Khomariah
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.67 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.258

Abstract

Masuknya Islam ke Indonesia melalui beberapa Fase, pertama, sejak akhir abad ke- 8 M sampai ke-12 M ditandai dengan hubungan perdagangan. Inisiatif. Fase kedua, dari abad ke-12 M sampai akhir abad ke -15, hubungan antara bangsa Arab dan India mengambil aspek aspek lebih luas. Muslim Arab dan India yang terdiri dari pedagang atau pengembara sufi, mulai mengintensifikasikan penyebaran Islam di berbagai wilayah Nusantara.. Kemudian pada tahap berikutnya, yaitu sejak abad ke-16 sampai paruh kedua abad ke-17 yang ditandai dengan hubungan yang mengarah ke ranah politis di samping keagamaan itu sendiri. Dakwah di Indonesia pada masa orde lama merupakan dakwah meletakkan dasar nilai-nilai kehidupan keagamaan dalam kehidiupan berbangsa dan bernegara. Pada orde baru pemerintah melakukan rekontruksi yang sangat mendasar dalam pembangunan ekonomi, sosial dan politik. Pemerintahjan pada orde ini lebih terpusat pada stabilitas politik guna mendukung kedamaian kehidupan nasional. Oleh sebab itu terciptalah Trilogi Pembangunan, yaitu adanya pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas politik. Pada masa reformasi, kehidupan politik yang terbuka membawa angin segar bagai masyarakat muslim dalam menyampaikan segala aspirasinya. Perkembangan dakwah pada masa reformasi menjadi lebih terbuka dan kondusif, karena adanya publikasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.
Rumah Gadang Tiang Panjang Peninggalan Kerajaan Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya (Tinjauan Historis Arkeologis) Deslira Wardani; Kori Lilie Muslim; Darul Ilmi
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.328 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.267

Abstract

Pembahasan tentang Rumah Gadang Tiang Panjang sengaja dipaparkan dalam tulisan ini dengan tujuan untuk menambah cakrawala pembaca bahwa terdapat sebuah Rumah Gadang sebuah Peninggalan Kerajaan Sungai Dareh yang berada di Kabupaten Dharmasraya yang memiliki beragam keunikkan yang berbeda dengan rumah gadang yang diketahui selama ini. Rumah gadang ini diberinama Rumah Gadang Tiang Panjang karena tiang penyanggayang di letakkan horizontal di dinding rumah gadang tersebut terbuat dari kayu yang sangat panjang dan dipasang tanpa ada penyambung sama sekali. Jika dilihat tiang penyangga tersebut seperti hanya ditempel di dinding rumah gadang. Jenis penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarahya itu deskriptif naratif (kualitatif) yakni memberikan gambaran dan penjelasan tentang Rumah Gadang Tiang Panjang Peninggalan Kerajaan Sungai Dareh. Sumber primer dalam penelitian ini yaitu Rumah Gadang Tiang Panjang itu sendiri. Penulis juga melakukan wawancara dengan keturunan dari Kerajaan Sungai Dareh dan beberapa masyarakat. Selain melakukan wawancara penulis juga turun langsung ke lapangan. Adapun hasil penelitian ini adalah Rumah Gadang Tiang Panjang Peninggalan Kerajaan Sungai Dareh tidak hanya memiliki berbagai macam keunikan namun juga memiliki berbagai macam bentuk permasalahan didalamnya. Permasalahan tersebut seperti terjadinya perubahan fungsi atau kegunaan serta terjadinya perubahan pada bentuk atau bahan bangunan dari rumah gadang tiang panjang
Nasionalisme, Sekularisme di Turki Fadila Syahadha
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.297 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.268

Abstract

Rakyat Turki dikenal memiliki kecintaan yang sangat besar kepada tanah airnya. Dan hal ini sangat mudah dijumpai di Turki, dengan simbol dan perilaku sosial yang dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, bendera Turki yang bisa dijumpai di masjid, rumah, restoran, mobil, bus, kereta, kapal laut, sekolah, universitas, hotel, kantor-kantor pemerintahan dan swasta. Juga taman-taman kota yang selalu memberikan ruang khusus untuk tiang bendera Turki bersama patung sang pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Atatürk. Satu frasa yang sangat terkenal dan populer di Turki adalah Ne Mutlu Türküm Diyene (NMTD, Betapa bahagianya seorang yang menyebut dirinya aku orang Turki). Frasa tersebut sebenarnya diambil dari kutipan pidato Mustafa Kemal Atatürk pada 29 Oktober 1933 yang menandai 10 tahun kemerdekaan Turki. Semboyan ini pada umumnya digunakan sebagai cara untuk mempertegas identitas sebagai seorang Turki. Pada sisi lainnya, juga dijumpai masalah rasial perihal frasa tersebut, karena dianggap tidak mengakomodir kelompok identitas lain yang hidup di Turki. Selain itu, secara umum orang Turki tetap berprinsip bahwa semboyan tersebut adalah medium untuk bertanggungjawab dan melampaui rasa cinta tanah air (Nasionalisem) dengan tujuan membawa Turki lebih maju dan kuat dalam segala bidang.
Dari Minangkabau Untuk Dunia Islam: Melacak Pemikiran Hamka sebagai Sejarawan Islam Lukmanul Hakim; Aziza Meria; Lisna Sandora; Siti Aisyah; Yulniza
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.808 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.270

Abstract

Tujuan tulisan ini  untuk menganalisis perjalanan hidup Hamka sehingga dapat diidentifikasi latar minat istimewa sejarah Hamka, termasuk pengaruh faktor agama, pendidikan dan sosio-kultural terhadap persepsi dan interpretasi sejarah Hamka.  Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historiografi. Latar belakang minat istimewa Hamka di bidang sejarah: Pertama, Hamka berasal dari lingkungan keluarga yang islami, sehingga Hamka dididik dengan semangat dan jiwa Islam. Pandangan hidup Hamka yang Islami ini terakumulasi pada dua sasaran, yaitu demi perjuangan Islam dan kewajiban moril terhadap bangsa. Kedua, bahaya yang mengancam Islam justeru dari lapangan kebudayaan, untuk itu Hamka terpanggil berkiprah di lapangan kebudayaan, khususnya tentang sejarah Islam. Ketiga, karena penulisan sejarah Islam di Indonesia di dominasi oleh penulis asing, maka banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan data  yang tidak sesuai dengan fakta yang ada, hal ini disebabkan kepentingan kolonial dan kepentingan misionaris Kristen. Pandangan Hamka terhadap sejarah dipengaruhi oleh agama Islam, pendidikan, dan sosio-kultural, sehingga bagi Hamka sejarah Islam itu adalah sejarah dan agama Islam. Hamka adalah sejarawan dari masyarakat dan sejarawan otodidak, yang dibentuk oleh lingkungan keluarga, lingkungan alam tempat kelahirannya, kondisi zaman dan masyarakat tempat ia tumbuh dan hidup di tanah kelahirannya, Minangkabau, serta di perantauan yang berpindah-pindah
Impelementasi Komunikasi dalam Pemanfaatan Layanan Online Sapo Rancak di Pemerintah Kota Padang Charlie Ch Legi; Ernita Arif; Sarmiati
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.925 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.290

Abstract

Komunikasi dalam pemanfaatan layanan online Sapo Rancak pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Padang yang dilakukan masyarakat sebagai pengguna layanan dalam penyelenggaraan pelayanan publik belum berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi komunikasi pada layanan online Sapo Rancak dalam mewujudkan penyelenggaraan pelayanan publik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini, masyarakat pengguna aplikasi, Kepala DPMPTSP, Kepala Bidang Data dan Teknologi Informasi, Kepala Bidang Administrasi Perizinan dan Pengaduan DPMPTSP, Kepala Seksi Data, Evaluasi, dan Pelaporan DPMPTSP. Penelitian ini menggunakan teori difusi inovasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran layanan online Sapo Rancak telah mengurangi interaksi antara petugas dengan pemohon perizinan. Hanya saja, aplikasi online ini tidak selamanya dapat diakses dengan baik karena latar belakang pendidikan, usia, dan profesi pengguna berbeda-beda yang menjadi penghalang. Layanan pengaduan tidak didapati di aplikasi Sapo Rancak. Konten pada aplikasi cukup sulit digunakan masyarakat karena rumit. Petugas yang memverifikasi berkas masuk dari pemohon perizinan tidak bekerja 24 jam. Termasuk masih adanya pemohon yang berurusan secara manual, meski sudah ada aplikasi online.

Page 4 of 11 | Total Record : 104