cover
Contact Name
Yulfira Riza
Contact Email
jurnaltabuah.fahadab@uinib.ac.id
Phone
+6281363427899
Journal Mail Official
jurnaltabuah.fahadab@uinib.ac.id
Editorial Address
Lantai 1 Gedung Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang | Jl. Prof. Mahmud Yunus Lubuk Lintah, Anduring, Kuranji, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
ISSN : 14101343     EISSN : 26147793     DOI : 10.37108/tabuah.v24i2.347
Majalah Ilmiah Tabuah Talimat, Budaya, Agama dan Humaniora mainly focuses on the history of Islamic culture. Detailed scopes of articles accepted for submission to this journal are Manuscript, Socioreligious history, Linguistic and literature, Islamic culture and ethnic, Library and information science, Literacy, Documentation Science.
Articles 104 Documents
Gemeente Medan Awal Abad Ke-20 : Sebuah Eksistensi Kota Kolonial dalam Pengelolaan Suplai Air Bersih dan Saluran Pembuangan Suriani Suriani; Syaiful Anwar
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.935 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.89

Abstract

Abstrak Kota Medan adalah salah satu kota di Indonesia yang bercirikan kolonial. Pertumbuhan awal mulanya dilatar belakangi pembukaan perkebunan tembakau yang sempat tersohor di dunia, yakni tembakau deli. Sebagai kota kolonial, Medan juga dianggap sebagai kota perkebunan karena tempat berdirinya berada di atas tanah perkebunan, meskipun ada anggapan sebelum itu telah ada pemukiman kuno. Kota Medan memiliki ciri yang cukup khas sebagai salah satu kota dengan eksistensinya dalam pembangunan infrastruktur, khususnya pengelolaan air bersih dengan saluran pembuangan. Kedua hal tersebut menjadi fokus perkembangan kota sehingga menjadi pembeda dari kota-kota kolonial lainnya di Indonesia dimana pembangunan infrastruktur selalu mengikuti budaya yang telah ada. Di Kota Medan hal tersebut benar-benar diawali tanpa harus berbenturan dengan eksistensi pemukiman lama. (Kata Kunci: Kota, Air Bersih, Saluran Pembuangan, Eksistensi, Kolonial). Abstract Medan is one of the colonial city in Indonesia. Its early growth was originally on the back of the opening of the tobacco plantation that was once famous in the world, the Deli Tobacco. As a colonial city, Medan is also regarded as a plantation city because its place is located on plantation land, although there is an assumption before that there has been an ancient settlement. Medan city has quite distinctive characteristic as one of the city with its existence in infrastructure development, especially clean-water management and sewer. Both of these became the focus of urban development so that it became a differentiator from other colonial cities in Indonesia where infrastructure development always follow the existing culture. In the city of Medan it really starts without having to clash with the existence of the old settlement. (Keywords: City, Water, Drainage, Existence, Colonial).
TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA DAN JAWA Arki Auliahadi; Doni Nofra
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.439 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.210

Abstract

Islam menjadi kepercayaan yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Masuknya Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran para ulama dan pedagang muslim hingga terbentuklah berbagai Kerajaan Islam di Indonesia. Jejak-jejak adanya persebaran Islam di tanah air pun sudah banyak kita jumpai, salah satunya yakni berbagai jejak Kerajaan Islam di Indonesia, khususnya yang terdapat di pulau Sumatera dan Jawa.
ISLAM MEMBENTUK SIKAP POSITIF TERHADAP LINGKUNGAN ALAM Efrizal Nasution
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.138 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.211

Abstract

Tulisan yang berjudul Islam Membentuk Sikap Positif Terhadap Lingkungan Alam bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya melestarikan dan memelihara, serta bagaimana Islam sebagai agama memberikan konstribusi terhadap pembentukan sikap positif terhadab lingkungan alam.Islam mempunyai andil yang sangat besar dalam membentuk sikap positif.Pemanfaatan lingkungan alam hendaknya dilakukan secara seimbang untuk keberlangsungan dan kelestarisan lingkungan alam.
Gugatan Terhadap Kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol Kori Lilie Muslim
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.393 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.212

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui tentang riwayat Tuanku Imam Bonjol, bagaimana perjuangannya dalam perang padri dan seperti apa gugatan yang beliau hadapi. Tuanku Imam Bonjol yang biasa dipanggil Peto Syarif yang lahir pada tahun1772 di Alahan Panjang. Ia diberi gelar Malin Baso karena ia ditugaskan oleh Tuanku Nan Renceh untuk belajar perang. Pengaruh Tuanku Imam Bonjol dalam perang paderi di Tapanuli selatan. Penelitian ini juga penelitian sejarah yang memberikan penjelasan terhadap perilaku sosial dalam sejarah. Pendekatan itu mampu menjelaskan tentang perjuangan Tuanku Imam Bonjol. Perang ini menjadi simpang siur karena pada saatnya kaum Padri yang menang dan ada juga saatnya pihak Belanda yang menang. Ada saatnya Belanda menyerah ke kaum Padri dan Belanda meminta perundingan. Lalu kaum Padri meminta persyaratan dan disetujui oleh pihak Belanda. Namun hal itu hanya siasat Belanda, mereka melakukan penyerangan kembali ke kaum Padri. Tuanku Imam Bonjol terus mencari tempat persembunyian sampai pada akhirya ia menerima sebuah surat undangan dari Reciden Prancis. Namun Tuanku Imam Bonjol malah dibohongi yang ada ia dikepung oleh pihak Belanda yang akan siap ditangkap. Tuanku Imam Bonjol ditawan, mula-mula beliau dipenjarakan di Bukittinggi, namun karena ada rasa takut pihak Belanda memindahkan beliau ke Cianjur. Karena rasa takut yang dirasakan pemerintah Belanda dan akhirnya ia dipindahkan ke Manado pada tanggal 19 Januari 1839. Setelah menjadi tawanan Belanda selama 27 tahun, beliau wafat pada tanggal 8 November 1864 dalam usia 92 tahun. Beliau dimakamkan di Lutak atau Minahasa di Manado.
STATUS QUO KONFLIK IRAN - ISRAEL (2005-2018) Mhd Ilham
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.514 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.213

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang melatarbelakangi alasan dibalik mengapa belum terjadinya konflik bersenjata secara langsung antara Israel dan Iran hingga saat ini, khususnya sejak tahun 2005. Disimpulkan bahwa tidak terjadinya konflik bersenjata secara langsung antara Iran dan Israel hingga hari ini adalah karena adanya perimbangan kekuatan regional di antara kedua negara demi mempertahankan status quo di Kawasan Timur Tengah, akumulasi kekuatan lawan dan risiko yang mungkin muncul jika salah satu pihak melakukan serangan terlebih dahulu.
Eksistensi sebuah tradisi Tabut dalam Masyarakat Bengkulu Ratna Wulan Sari
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.276 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.214

Abstract

Artikel ini membahas tradisi Tabut di Bengkulu yang merupakan tradisi yang lahir dari peristiwa Karbala hingga saat ini budaya Tabut masih berlangsung dan mendispora, sampai saat ini tradisi ini masih eksis dizaman yang serba bisa ini. Tradisi ini untuk memperingati gugurnya Hasan Husen cucu Nabi Muhammad Saw dalam peperangan di padang Karbala pada tahun 61 Hijriah. Proses ritual dan sesaji serta adanya perlengkapan-perlengkapan music dan kelengkapan Tabut. Pelaksanaan ritual Tabut yaitu dai awal mengambik tanah, duduk penja, menjara, merandai, arak penja, arak sorban, gam, arak gendang dan Tabut terbuang. Pada acara Tabut yang sudah sudah menjadi agenda tahunan di Bengkulu dan menjadi festival budaya. Tradisi Tabut menjadi aset bagi Bengkulu sebagai daerah pariwisata yang menunjang kemajuan dibidang pariwisata dan mampu memperkenalkan kepada dunia internasional. Dalam bertahnnya tradisi Tabut ditunjang dari berbagai factor yang membuat Tabut bisa bertahan, diantaranya : keluraga Tabut, pemerintah, motif ekonomi, hiburan bagi masyarakat. Makna Tabut menghargai para leluhur, menyambut tahun baru Islam, mengenang kepahlawanan para pemimpin Islam dalam menegakkan kebenaran dari berbagai proses yang diawali dari ngambik tanah ampai Tabut terbuang yang dimaknai untuk menginggatkan kepada manusia bahwa tidak boleh sombong karena manusia semua berasal dari tanah dan akan kemali ketanah.
FORMAT HISTORIOGRAFI ISLAM NUSANTARA Salman Salman; Lukmanul Hakim
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 1 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.432 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v23i1.216

Abstract

The problem in this paper is how the historiography format of the Nusantara Islam. Whereas the focus of his study of the traditional historiography of Nusantara Islam, the historiography of the archipelago's Islam and the historiographic themes of the archipelago's Islam. The approach used in this study is the historiography and analytical descriptive approach. Islamic historiography of the archipelago can be divided into two. First, the traditional historiography of the Islamic archipelago. Second, the modern historiography of Islamic Nusantara. The Islamic historiography of the archipelago can be grouped into five. First, saga. Second, khabar. Third, Tambo. Fourth, story. Fifth, genealogy. The historiographic themes of Nusantara Islam can be divided into five. First, the theme revolves around the work of local history writing. Second, the theme revolves around the work of general history writing. Third, the theme revolves around the work of writing military history. Fourth, the theme revolves around the work of biographical writing. Fifth, the theme revolves around the work of historical novels.
POLA PERLAWANAN KAUM ADAT DAN ULAMA DI KERINCI DALAM MENGHADAPI KOLONIALISME BELANDA Jamal Mirdad; Mami Nofrianti
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.37 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.219

Abstract

Masyarakat Kerinci sebelum kedatangan Belanda mempunyai dua pola kepmimpinan yaitu kaum adat dan ulama, mereka mempunyai peran signitifikan di tengah masyarakat Kerinci dalam menyusun serta menerapkan peraturan-peraturan yang ada. Kedatangan Kolonialisme ke Kerinci dianggap merusak struktur dan tatanan masyarakat, sehingga kaum adat dan ulama melakukan pergerakan anti penjajahan dengan berbagai bentuk dan pola perlawanan. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif analisis, dengan temuan bahwa perlawanan kaum adat dipimpin oleh Depati Parbo dengan strategi bergerilya dan membangun benteng di berbagai tempat di wilayah kerinci dengan dibantu oleh depati yang lainnya. Komunikasi yang intens antar Depati dilakukan oleh kaum adat dalam membentuk pertahanan. Sedangkan perlawanan ulama dipimpin oleh H. Ismael di Pulau Tengah, perlawanan kaum ulama menggunakan justifikasi agama dengan menjadikan masjid Keramat sebagai poros utama dan pusat pergerakan perlawanan terhadap Belanda, strategi yang digunakan adalah perang secara terbuka dengan mendirikan benteng di berbagai titik di Pulau Tengah.
Institusionalisasi Politik Islam di Turki (Studi terhadap Kiprah Politik Erdogan dalam memperjuangkan Islam) Fadila Syahadha
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.908 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.238

Abstract

Artikel ini mengupas seputar penjelasan-penjelasan dan uraian-uraian tentang siapa sebenarnya Erdogan, serta perjalanan Erdogan hingga bisa mendapatkan julukan pemimpin Islam. Pertanyaan riset yang dibahas dalam artikel ini adalah apakah Erdogan adalah sosok pemimpin pejuang Islam? Terbaca dengan jelas bahwa keyakinan terhadap Erdogan sebagai pemimpin di Turki menjadi sebuah harapan baru bagi dunia Islam yang sedang digerogoti oleh media massa. Pada masa yang sama beberapa kenyatan Erdogan yang melambangkan bahwa ia adalah adalah pendukung sekularisme membuuat khalayak bingung apakah dia adalah seorang pejuang Islam atau tidak, ditambah lagi Erdogan yang selalu dielu-elukan oleh sebagian umat Islam di Turki, membuat publik bertanya tentang kekayaan Erdogan yang luar biasa setelah tiga periode menjadi Perdana Menteri Turki. Erdogan Adalah Politisi yang berasal dari keluarga yang tidak kaya, dan sekarang kekayaannya luar biasa, dengan memanfaatkan kekuasaannya Erdogan berhasil mengendalikan apapun yang ada di sekitarnya. Penulis melihat bila memang Erdogan adalah seorang pejuang Islam, ia harus membuktikan dan merealisasikan kebijakan-kebijakan, keputusan dan tindakan untuk mengembalikan Islam di Turki.
ARSITEKTUR RUMAH PERAHU; KAJIAN KOMPARATIF RUMAH PERAHU MUARA BUNGO DENGANRUMAH TINGGI ROKAN HULU Asyhadi Mufsi Sadzali; Rohul Kana Hilman
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.377 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.vi.239

Abstract

Rumah tradisional yang terdapat di Sumatera umumnya berbentuk kolong atau berpanggung. Salah satu rumah panggung yang terdapat di Sumatera yaitu rumah tradisional Jambi dan rumah tradisional Riau. Rumah panggung yang terdapatdi Jambi salah satunya berada di Desa Tanah Periuk di Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas. Rumah ini berbentuk kolong dan badannya hampir menyerupai lengkungan perahu dan terdapat bagian sisi ujung kiri dan kanan badan terdapat motif hias sulur-suluran yang hampir menyerupai buritan dan haluan perahu. Sedangkan rumah tradisional di Riau salah satunya terdapat di Desa Rokan Koto Ruang, Kecamatan Rokan IV Koto.Rumah tersebut berbentuk memanjang dan bagian ujung sisi kiri dan kanan badan rumah terdapat motif hias sulur-suluran yang menyerupai buritan dan haluan perahu. Kedua rumah tradisional pada dua wilayah yang berbeda dilakukan kajian komparatif yang terdiri dari komparatif secara morfologi, komparatif sejarah dan komparatif analisis kebudayaan. Selanjutnya data komparatif analisis tersebut dimasukkan ke tahapan interpretasi. Dari proses analisis data dengan pendekatan arkeologi arsitektural, dapat disusun suatu hipotesa, bahwa arsitktur tardisonal dikedua tempat dipengaruhi oleh tiga akar kebudayaan; yakni religi, tradisi, dan corak hidup maritime dan agraris.

Page 3 of 11 | Total Record : 104