Articles
Islam dan Dakwah di Indonesia Pada Masa Kontemporer
Inggria Kharisma;
Doni Nofra;
Wahyu Wedri Yani;
Nurul Khomariah
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 24 No. 1 (2020): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (340.67 KB)
|
DOI: 10.37108/tabuah.v24i1.258
Masuknya Islam ke Indonesia melalui beberapa Fase, pertama, sejak akhir abad ke- 8 M sampai ke-12 M ditandai dengan hubungan perdagangan. Inisiatif. Fase kedua, dari abad ke-12 M sampai akhir abad ke -15, hubungan antara bangsa Arab dan India mengambil aspek aspek lebih luas. Muslim Arab dan India yang terdiri dari pedagang atau pengembara sufi, mulai mengintensifikasikan penyebaran Islam di berbagai wilayah Nusantara.. Kemudian pada tahap berikutnya, yaitu sejak abad ke-16 sampai paruh kedua abad ke-17 yang ditandai dengan hubungan yang mengarah ke ranah politis di samping keagamaan itu sendiri. Dakwah di Indonesia pada masa orde lama merupakan dakwah meletakkan dasar nilai-nilai kehidupan keagamaan dalam kehidiupan berbangsa dan bernegara. Pada orde baru pemerintah melakukan rekontruksi yang sangat mendasar dalam pembangunan ekonomi, sosial dan politik. Pemerintahjan pada orde ini lebih terpusat pada stabilitas politik guna mendukung kedamaian kehidupan nasional. Oleh sebab itu terciptalah Trilogi Pembangunan, yaitu adanya pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas politik. Pada masa reformasi, kehidupan politik yang terbuka membawa angin segar bagai masyarakat muslim dalam menyampaikan segala aspirasinya. Perkembangan dakwah pada masa reformasi menjadi lebih terbuka dan kondusif, karena adanya publikasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik.
Persatuan Mahasiswa Islam Patani Thailand Indonesia (PMIPTI) Kota Padang Dalam Mempertahankan Eksistensi Budaya Melayu
Doni Nofra;
Inggria Kharisma
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 10 No. 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (218.389 KB)
|
DOI: 10.15548/khazanah.v10i1.261
PMIPTI adalah sebuah organisasi mahasiswa Patani Thailand yang ada di Indonesia, organisasi ini didirikan untuk menyatukan mahasiswa Patani yang menuntut ilmu ke Indonesia. Organisasi ini suda memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia, juga salah satunya di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat usaha yang dilakukan anggota PMIPTI dalam mempertahankan budaya Melayu di Indonesia khususnya di Padang. Penelitian ini dilaksanakan berkaitan dengan hasil diskusi penulis dengan beberapa orang anggota PMIPTI Padang tentang kondisi keberadaan mereka di Indonesia khususnya di Padang, begitu juga berkaitan dengan kampung halamannya Thailand Selatan Patani. Keberadaan anggota PMIPTI di indonesia khususnya Padang, tidak hanya berkumpul-kumpul saja melainkan juga mencapai satu misi untuk mempertahankan budaya Melayu yang di Patani hari ini sudah banyak dihilangkan bahkan generasi muda Patani hari ini banyak yang tidak mengenal budaya Melayu yang merupakan jati diri Patani dahulunya. Mulainya hilang budaya Melayu di Patani salah satunya disebapkan oleh kebijakan pemerintahan Thailand yang ingin menghilangkan budaya Melayu yang pernah ada di Thailand. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah Thailand adalah melalui program pendidikan yang menggunakan bahasa Thai dalam kurikulumnya. Selain itu, anak-anak Patani sedikit sekali mendapatkan pencerahan berkaitan budaya Melayu. Untuk mempertahankan budaya Melayu Patani, PMIPTI Padang berusaha untuk mengulang dan mempelajari agar budaya mereka tetap bisa dipertahankan. Salah satu usaha yang dilakukan PMIPTI Padang adalah melakukan pembinaan bahasa Melayu bagi anggota PMIPTI, membudayakan berpakayan Melayu di setiap acara PMIPTI dan kegiatan lainnya. Kegiatan ini dilakukan PMIPTI padang agar mereka bisa mengetahui bagaimanabudaya mereka dahulunya sangat baik, namun hari ini sudah mulai hilang dan tidak ada lagi.
WANITA TUNA SUSILA DI SUMATERA BARAT DAN PEMBINAANNYA (STUDI KASUS PANTI ANDAM DEWI SOLOK)
Doni Doni Nofra;
Inggria Kharisma
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (678.943 KB)
|
DOI: 10.30983/it.v3i1.961
Tuna Susila (WTS) women are women who sell themselves and perform sexual acts as a livelihood, in terms of religion and health, the actions of Tuna Susila (WTS) women violate the norms in living life. In overcoming their efforts, there needs to be a guidance for Women Tuna Susila (WTS) to change their mindset so that they leave acts that are not following the prevailing norms in life. They can find better jobs and develop the knowledge that is in themselves as well as the knowledge that has been given while in the institution and return to the right path. The theory used in this study is the social theory of phenomenology (phenomenology Sociology), which was put forward by Alfred Schutz, who states that human action becomes a social relationship if humans give meaning or meaning to their activities as something meaningful. This study uses qualitative methods with descriptive types to develop the problems to be studied. From the results of the study, it was concluded that the coaching process that was obtained by Women Tuna Susil (WTS) while in the Andam Dewi Solok orphanage, had made most of the Tuna Susil Women (WTS) leave their jobs as Tuna Susil (WTS) and could continue their lives towards better. Forms of guidance given to Women with Tuna Susil (WTS) at Andam Dewi Solok orphanage can be grouped into four of them: (a). Physical guidance aims to improve the physical and health conditions of Tuna Susila Women (WTS) to be able to absorb the guidance material delivered. (b). Thoughtful guidance, the aim is to guide and improve the mental or psychological of the client. (c). Community social guidance aims to lead to harmony and community life togetherness. (d). Skills guidance, the purpose of this skill is for those who are trained to gain knowledge and skills so they can open their own business from the skills they have.
PERAN STRATEGIS PITI SUMATERA BARAT
Doni Nofra Nofra;
Inggria Kharisma
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 23 No. 2 (2019): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (318.148 KB)
|
DOI: 10.37108/tabuah.vi.240
Indonesia merilis perbedaan istilah-istilah tersebut, yaitu Cina, China, Tionghoa dan Tiongkok. Cina adalah sebutan untuk orang yang berwarga negara Cina yang setara dengan orang Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Indonesia yang berarti warga negara asing. Kemudian China (dengan tambahan ‘h’) adalah penulisan resmi oleh Kedutaan Republik Rakyat Cina yang merujuk pada negara Republik Rakyat China (RRC) dalam bahasa Indonesia. Istilah Tionghoa adalah sebutan untuk orang-orang keturunan Cina di Indonesia yang sepadan dengan orang Jawa, Sunda, Madura, Batak, dan lain-lain. Sedangkan Tiongkok adalah penyebutan negara China untuk Indo-nesia. Dalam kaitan ini Presiden SBY pada 14 Maret 2014 mengubah istilah China dengan sebutan Tionghoa. Pencabutan surat edaran itu berdasarkan Keppres Nomor 12 Tahun 2014 yang ditandatanganinya. Sejarah tentang Muslim Tonghoa di Sumatera Barat tidak dapat dipisahkan dari sejarah masuknya agama Islam ke wilayah Nusantara, Muslim Tionghoa merupakan salah satu komunitas masyarakat yang berada di Indonesia yang berasal dari Tionghoa. Sebutan Tionghoa merujuk kepada identitas masyarakat yang berasal dari kawasan Tiongkok. Teori lain tentang keberadaan China di Padang adalah berasal dari Pariaman. Menurut Ernawati, dalam buku Asap Hio di Ranah Minang, bahwa komunitas Tionghoa di Sumatera Barat sudah berada di Pariaman sejak abad XII Masehi. Saat Aceh masuk ke Pariaman, kawasan ini menjadi surga bagi kaum pedagang di zaman itu.
WANITA TUNA SUSILA DI SUMATERA BARAT DAN PEMBINAANNYA (STUDI KASUS PANTI ANDAM DEWI SOLOK)
Doni Doni Nofra;
Inggria Kharisma
Islam Transformatif : Journal of Islamic Studies Vol 3, No 1 (2019): Januari-Juni 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (679.087 KB)
|
DOI: 10.30983/it.v3i1.961
Tuna Susila (WTS) women are women who sell themselves and perform sexual acts as a livelihood, in terms of religion and health, the actions of Tuna Susila (WTS) women violate the norms in living life. In overcoming their efforts, there needs to be a guidance for Women Tuna Susila (WTS) to change their mindset so that they leave acts that are not following the prevailing norms in life. They can find better jobs and develop the knowledge that is in themselves as well as the knowledge that has been given while in the institution and return to the right path. The theory used in this study is the social theory of phenomenology (phenomenology Sociology), which was put forward by Alfred Schutz, who states that human action becomes a social relationship if humans give meaning or meaning to their activities as something meaningful. This study uses qualitative methods with descriptive types to develop the problems to be studied. From the results of the study, it was concluded that the coaching process that was obtained by Women Tuna Susil (WTS) while in the Andam Dewi Solok orphanage, had made most of the Tuna Susil Women (WTS) leave their jobs as Tuna Susil (WTS) and could continue their lives towards better. Forms of guidance given to Women with Tuna Susil (WTS) at Andam Dewi Solok orphanage can be grouped into four of them: (a). Physical guidance aims to improve the physical and health conditions of Tuna Susila Women (WTS) to be able to absorb the guidance material delivered. (b). Thoughtful guidance, the aim is to guide and improve the mental or psychological of the client. (c). Community social guidance aims to lead to harmony and community life togetherness. (d). Skills guidance, the purpose of this skill is for those who are trained to gain knowledge and skills so they can open their own business from the skills they have.
IMPACT OF VIRTUAL LABORATORIES ON SCIENCE PROCESS SKILLS AND INTEREST IN LEARNING SCIENCE AMONG PRIMARY SCHOOL STUDENTS
Fitri, Ummiatul;
Putri, Aissy;
Fitria, Yanti;
Kharisma, Inggria
Widya Pustaka : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13 No 1: Edisi Januari - Juni 2025
Publisher : Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This paper seeks to investigate the effectiveness of virtual laboratory in enhancing elementary school pupils’ scientific process skills and interests in the learning of science. A quantitative approach employing a quasi-experimental design was adopted including two groups of pupils i.e. a group that utilized virtual laboratories and a group that was taught using the traditional methods. The research instruments comprised of the science process skills pretests, which were administered prior to the intervention, and science process skills post tests, which were administered after the intervention together with questionnaires that measured students’ interest in the learning of science before and after the intervention. Data analysis was performed using percentage frequency, means and standard deviations, single factor ANOVA testing for homogeneity, independent t-tests and N-Gain to evaluate the level of effectiveness of the intervention. The findings highlight that the experimental group gained significantly more than the control group. The experimental group that employed the use of virtual laboratories had a higher mean posttest score of 0.67 indicating a high Ngain and thus higher science process skills acquisition. However the control group only showed a N-Gain of 0.20. Further, the analysis of the questionnaires showed an even greater gain in learning interest of members of the experimental group indicating that virtual laboratories enhance the acquisition of higher order skills through more active learning approaches. Research of this type suggests that technology-based media especially virtual laboratories can serve as an alternative for the improvement of student learning outcomes and interest in science education. Hence, the use of virtual laboratories can be seen as an innovative pedagogical approach that helps to increase target outcomes of 21st century education in science, in particular
Analisis Penggunaan Model Role Playing terhadap Keterampilan Menyimak Teks Aural Siswa di SD Kota Padang
Yawuru Nur Hasanah;
Chandra Chandra;
Inggria Kharisma
Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia Vol. 2 No. 3 (2025): Juli: Aktivisme: Jurnal Ilmu Pendidikan, Politik dan Sosial Indonesia
Publisher : Asosiasi Peneliti dan Pengajar Ilmu Hukum Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62383/aktivisme.v2i3.1043
Listening skills in grade II students of SDN Padang City are still low, Most students are not focused and are still playing when their teacher is telling a story in front of the class. In addition, the lack of facilities and infrastructure at SDN Padang City is also a factor that hinders the creation of interesting learning. The general purpose of this study is to test the effect of using the role playing model on the listening skills of grade II students of SDN Padang City, where this model involves students to play roles in the stories they will listen to. The method used in this study is a descriptive qualitative method. Data were obtained through observation, testing and documentation. Based on the answers and processes during the learning process, the results of the study can be seen showing that there was a change in students' listening skills after using this role playing method.
Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Evaluatif Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Gita Musrial;
Chandra Chandra;
Inggria Kharisma
Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Bima : Pusat Publikasi Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.61132/bima.v3i2.1810
This study was conducted because there are still many fifth grade elementary school students who still have difficulty in understanding the contents of the reading, especially when asked to think critically or evaluatively. They have not been able to assess or give opinions about the reading properly. In addition, their reading ability is still low. The purpose of this study was to determine students' ability to understand reading evaluatively. This study used a case study method with a qualitative approach. The researcher involved five fifth grade elementary school students as research subjects. The data for this study were obtained through observation, evaluative reading comprehension ability tests, and documentation. The results of this study indicate that fifth grade students still have low evaluative reading comprehension abilities. Students have not been able to answer questions or complete exercises related to the contents of the reading correctly, have difficulty assessing ideas or ideas conveyed by the author based on their experience and knowledge, cannot state reasons for choosing certain ideas or ideas, and have not been able to compare the main ideas in the text with personal experiences properly. Several factors that cause this low ability are students' difficulty in maintaining concentration while reading, lack of interest and motivation in reading activities, and support provided by the family environment.
Memahami Dampak Teknologi Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
Jelvioni Putri Haadii;
Inggria Kharisma;
Nur Azmi Alwi
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 4 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.9000/jpt.v4i3.2135
Teknologi merupakan alat canggih yang memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas.Pada pendidikan teknologi ini mampu mengembangkan keterampilan dan memudahkan siswa untuk mengakses materi.Keterlibatan dari teknologi sendiri sudah tidak dapat di hindarkan dari dunia pendidikan saat sekarang ini.Kemudahan yang diberikan teknologi membawa dampak baru salah satunya terkait dengan motivasi siswa. Motivasi adalah sebuah dorongan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.Motivasi ini berfungsi untuk mendorong siswa agar bersemangat dan tidak bosan dalam prosese pembelajaran. Penelitian ini akan berfokus pada memahami dampak teknologi terhadap motivasi belajar siswa Sekolah Dasar dengan menggunakan metode penelitian literature review yang memanfaatkan database Google Scholar untuk mencari kajian referensi. Sebuah kajian akan membantu dalam memahami dampak yang di timbulkan dari motivasi belajar siswa. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat dua dampak dari penggunaan teknologi terhadap motivasi siswa Sekolah Dasar diantaranya dampak positif, teknologi dapat digunakan untuk membangkitkan motivasi siswa sekolah dasar dengan berbagai media seperti vidio pembelajaran dan aplikasi kreatif lainnya.Dampak negatif yaitu teknologi membuat siswa menjadi ketergantungan.
Analisis Pemahaman Siswa Kelas IV SD Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Tentang Memahami Ide Pokok Pesan Lisan
Hajratul Amanda;
Chandra;
Inggria Kharisma
Jurnal Pendidikan Transformatif Vol. 4 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : Yayasan Aya Sophia Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.9000/jupetra.v4i3.2158
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD dalam memahami ide pokok pesan lisan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Permasalahan yang muncul adalah banyak siswa belum mampu mengidentifikasi ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman siswa kelas IV SD 02 terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia pada capaian memahami ide pokok pesan lisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sampel penelitian berjumlah lima siswa yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menangkap ide pokok dari pesan lisan yang disampaikan, khususnya dalam membedakan antara informasi utama dan informasi tambahan. Temuan ini mengindikasikan perlunya pendekatan pembelajaran yang lebih interaktif dan strategi penyampaian materi yang lebih terstruktur untuk meningkatkan pemahaman siswa.