cover
Contact Name
MOHAMAD IRFAN FATHURROHMAN
Contact Email
wartakaret@gmail.com
Phone
+6281281822446
Journal Mail Official
wartakaret@puslitkaret.co.id
Editorial Address
Jl. Palembang - Pangkalan Balai Km. 29 Kec. Sembawa, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan - 30953 Telp : +62711 7439493 Fax : +62711 7439282 E-mail : ppksembawa@puslitkaret.co.id
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Warta Perkaretan
Published by Pusat Penelitian Karet
ISSN : 02166062     EISSN : 25035207     DOI : -
Focus and Scope Warta Perkaretan is medium for dissemination the latest rubber technology for rubber industry, estate practitioners, and other general users. Warta Perkaretan contains scientific articles in the form of natural rubber research, survey/study in of pre-harvest, post-harvest, and review /scientific review of the development of science and rubber technology, such as: Agronomy Plant Physiology Exploitation Soil Science and Agroclimatology Protection, Pest and Plant Disease Breeding and Plant Genetic Socio and Economy Raw Rubber Processing Technology Rubber Goods Manufacturing Technology Elastomer Rubber Technology Chemical and Additive Rubber Peer Review Process The manuscript submitted to Warta Perkaretan will be peer-reviewed by Editorial Board Member and Reviewer which are assigned by Editor in Chief based on the manuscript focus and scope also academic discipline. The peer-review process is aimed to ensure that only good scientific original research article will be published in Warta Perkaretan. Editor and Reviewer has a right to reject if the manuscript does not fill the journal standard quality and requirement as defined. While the accepted manuscript will be published online and can be access on the Warta Perkaretan official website as follows: http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan. Language used in this journal is Bahasa Indonesia based on Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Publication Frequency Warta Perkaretan (Rubber News, p-ISSN : 0216-6062 ; e-ISSN : 2503-5207) is published 2 issues per volume per year scheduled on June and December, respectively by Pusat Penelitian Karet (Indonesian Rubber Research Institute) – PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN). Every edition consists of 5 to 7 original research and review articles focusing on all aspects of the natural rubber research and development. Open Access Policy Warta Perkaretan (Rubber News) provides immediate open access to its content on the principle that making research freely available to the public supporting a greater global exchange of knowledge. All articles published Open Access will be immediately and permanently free for everyone to read and download. We are continuously working with our author communities to select the best choice of license options, currently being defined for this journal as follows: Creative Commons License Warta Perkaretan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Based on a work at http://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan. • Creative Commons Attribution (CC-BY-SA)
Articles 161 Documents
PENGGUNAAN STIMULAN GAS ETILEN PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) Junaidi Junaidi; Atminingsih Atminingsih; Tumpal H. S. Siregar
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.579 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.53

Abstract

Penggunaan stimulan gas dapat menjadi alternatif untuk mengoptimalkan produksi tanaman. Mekanisme kerja stimulan gas etilen hampir sama dengan etefon. Perbedaannya adalah pada stimulan etefon bahan aktif terhidrolisis dalam jaringan tanaman menghasilkan gas etilen, sedangkan pada stimulan gas langsung diberikan dalam bentuk gas etilen. Beberapa hasil pengujian menunjukkan bahwa stimulan gas lebih tepat digunakan pada klon slow starter (SS) yang sudah dewasa dengan irisan ke arah atas pada kulit perawan. Penggunaan gas etilen pada tanaman muda maupun pada kulit pulihan tidak memberikan peningkatan produksi yang signifikan. Penyesuaian tata guna panel pada tanaman produktif dapat diadopsi dari tata guna panel klon SS dengan penggunaan stimulan gas etilen memasuki tahun ke-16 dengan irisan S/4U d/3.ETG. Penggunaan teknologi ini harus diikuti dengan penyesuaian sistem pendukung seperti manajemen hanca, peningkatan pengamanan, manajemen pengumpulan hasil, pemeliharaan alat, isi ulang gas dan pemindahan aplikator. Dengan pertimbangan kestabilan produksi dan umur ekonomis tanaman, penggunaan stimulan gas pada tanaman tua (2-3 tahun menjelang diremajakan) dinilai lebih realistis untuk diterapkan.
PERKEMBANGAN DAN UPAYA PENGENDALIAN KERING ALUR SADAP (KAS) PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) Mochlisin Andriyanto; Radite Tistama
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.317 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.54

Abstract

Salah satu penyebab menurunnya produksi karet (Hevea brasiliensis) adalah gangguan Kering Alur Sadap (KAS). Hampir semua negara penghasil karet mengalami gangguan KAS. KAS telah ditemukan di perkebunan karet sejak tahun 1920. Penyebab kejadian ini adalah over exploitation yang memicu peningkatan senyawa radikal yang menyebabkan koagulasi lateks di dalam pembuluh lateks dan pembentukan sel tilasoid. Luka kayu juga menjadi penyebab terjadinya KAS pada panel bawah. KAS dapat ditemukan baik di kulit perawan (BO-1 dan BO-2) maupun kulit pulihan (BI-1 dan BI-2) bahkan di panel HO. Potensi terjadinya KAS meningkat seiring pertambahan umur tanaman. Intensitas KAS diklasifikasikan tinggi bila mencapai 7,3 % untuk klon slow starter, dan 9,2 % untuk klon quick starter dengan potensi kehilangan produksi berturut-turut mencapai 114,74 kg/ha/t dan 183,05 kg/ha/th. Tanaman terserang KAS memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang lebih rendah baik di dalam lateks maupun kulit dibandingkan dengan tanaman sehat. Pengendalian preventif dapat dilakukan dengan kultur teknis seperti pemeliharaan optimal, penerapan sistem eksploitasi sesuai tipologi klon, dan monitoring gejala awal KAS secara rutin melalui diagnosa lateks. Pengendalian secara kuratif dapat dilakukan dengan teknik bark scraping, aplikasi formula NoBB, atau antico F-96.
PENGERINGAN KARET REMAH BERBASIS SUMBER ENERGI BIOMASSA Afrizal Vachlepi; Didin Suwardin
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1658.286 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.55

Abstract

Produksi karet alam Indonesia terbesar berupa karet remah yang mencapai 93,4%. Pengeringan merupakan kritikal proses yang menentukan mutu akhir produk dan salah satu tahapan yang memerlukan energi cukup besar. Energi yang digunakan dalam industri umumnya bersumber dari energi fosil. Sayangnya ketersediaan sumber energi dari fosil semakin lama cenderung menurun. Oleh karena itu perlu sumber energi alternatif yaitu biomassa dari limbah industri pengolahan produk pertanian. Salah satu contohnya adalah industri pengolahan kelapa sawit. Biomassa dari industri ini berupa tandan kosong sawit (TKS) sebesar 4,8 juta ton, cangkang 1,5 juta ton dan sekitar 1,8 juta ton berupa serabut. Dalam pengeringan karet remah, biomassa dikonversi menjadi sumber energi panas dengan teknik gasifikasi dalam sistem unit pengering. Panas dari hasil pembakaran dipindahkan ke media pengering berupa udara panas. Keuntungan meng-gunakan biomassa sebagai sumber energi adalah dapat mengurangi biaya produksi, lebih ramah lingkungan, dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga lebih terjamin dalam keberlangsungannya. Biaya penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengeringan karet remah sekitar Rp78 per kg karet kering.
PERKEMBANGAN INDUSTRI NANO FILLER UNTUK INDUSTRI KARET DI INDONESIA Adi Cifriadi; Norma Arisanti Kinasih
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.396 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.56

Abstract

Aplikasi teknologi nano pada industri karet dilakukan seiring dicanangkannya konsep “Ban Ramah Lingkungan (Green Tires)” pada tahun 1990an. Penggunaan teknologi nano pada industri karet dilakukan pada pembuatan bahan pengisi nano carbon black (jenis N110, N220, N330) dan silika. Namun, proses pembuatan carbon black menimbulkan emisi CO2, sehingga perlu dikembangkan material baru pensubsitusi carbon black seperti bahan pengisi nano dari lempung (clay), silika (fumed and precipitated silica), pati (starch), selulosa, dan CaCO3. Pengembangan material baru tersebut telah banyak dilakukan dan dikomersialkan. Indonesia memiliki potensi bahan baku yang besar dan peluang pasar yang semakin berkembang sehingga industri nano filler berbahan dasar ramah lingkungan berpotensi untuk dikembangkan.
PERKEMBANGAN KULTUR IN VITRO PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis, Müell. Arg.) MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK DI CIRAD PERANCIS Ari Fina Bintarti
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.143 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.58

Abstract

Embriogenesis somatik menjadi alternatif perbanyakan klonal pada tanaman karet untuk mendapatkan bahan tanam dengan sistem perakaran sendiri dan identik dengan induknya. Penelitian mengenai embriogenesis somatik pada tanaman karet sudah banyak dilakukan oleh lembaga penelitian di dunia, salah satunya adalah lembaga penelitian swasta CIRAD Perancis. Berbagai penelitian dalam upaya pengembangan metode embriogenesis somatik tanaman karet telah diteliti mulai tahun 1970-an, meliputi Embriogenesis Somatik Primer, Embriogenesis Somatik Jangka Panjang atau, dan Embriogenesis Somatik Sekunder. Selain itu, tim peneliti di CIRAD juga telah berhasil mengembangkan teknologi kriopreservasi atau penyimpanan jangka panjang di dalam nitrogen cair yang dikaitkan dengan Embriogenesis Somatic Sekunder untuk menyeleksi dan menetapkan galur-galur kalus yang mempunyai kapasitas embriogenik dan regenerasi tinggi. Walaupun begitu, teknik embriogenesis somatik belum bisa diaplikasikan secara luas untuk perbanyakan tanaman karet secara massal, karena beberapa kendala. Lebih jauh, teknik embriogenesis somatik dan kriopreservasi dapat mendukung program pemuliaan tanaman untuk menciptakan tanaman karet transgenik dengan sifat-sifat agronomis unggul seperti toleran terhadap stress abiotik dan produksi lateks tinggi.
PERAN UNSUR MIKRO BAGI TANAMAN KARET Charlos Togi Stevanus; Jamin Saputra; Thomas Wijaya
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.791 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.59

Abstract

Pemupukan merupakan kegiatan penting bagi perkebunan karet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemupukan pada tanaman karet berpengaruh pada pertumbuhan, status hara, peningkatan produksi dan ketahanan terhadap penyakit. Pemupukan yang intensif pada masa tanaman belum menghasilkan karet akan meningkatkan ''nutrient bank”, sehingga setidaknya beberapa tahun setelah tanaman masuk ke tahap tanaman menghasilkan, pemupukan dapat diminimalkan sepanjang status hara yang tinggi dapat dipertahankan. Namun demikian, umumnya kegiatan pemupukan tanaman karet hanya mempertimbangkan unsur makro saja (N, P, K, Ca, dan Mg) sehingga mulai gejala defisiensi unsur mikro (B, Cu, Zn, Mn, Mo, dan Fe) terlihat di beberapa perkebunan karet setelah beberapa kali siklus penanaman karet.Selain itu, sistem manajemen budidaya perkebunan karet untuk beberapa dekade terakhir ini seperti penggunaan klon-klon unggul, penerapan tanaman sela diantara tanaman karet dan lahan yang telah digunakam beberapa kali siklus penanaman karet juga ikut menjadi penyebab terjadi defisiensi unsur mikro. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran penting unsur mikro pada pertumbuhan karet dan bagaimana gejala defisiensi unsur mikro yang terjadi di perkebunan karet.
IDENTIFIKASI SIFAT KIMIA ABU VULKANIK DAN UPAYA PEMULIHAN TANAMAN KARET TERDAMPAK LETUSAN GUNUNG KELUD (STUDI KASUS: KEBUN NGRANGKAH PAWON, JAWA TIMUR) Saiful Rodhian Achmad; Hananto Hadi
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1822.441 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.60

Abstract

Indonesia merupakan daerah yang dikelilingi oleh pegunungan berapi paling aktif di dunia, yang tersebar di berbagai pulau. Pada awal tahun 2014 yang lalu, Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur meletus sehingga menimbulkan kerusakan di sekitarnya, termasuk perkebunan Ngrangkah Pawon. Meskipun demikian, dalam jangka panjang material vulkanik sangat bermanfaat untuk perkebunan karena dapat menyuburkan tanah. Abu vulkanik merupakan mineral yang memiliki potensi sebagai pembenah tanah sekaligus berfungsi memperkaya tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari dan September 2014. Penelitian bertujuan mengindentifikasi dampak letusan Gunung Kelud, terhadap sifat kimia abu vulkanik dan tanah kebun Ngrangkah Pawon sekaligus menganalisis dampaknya terhadap kerusakan tanaman karet serta tindakan pemulihannya. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan mengambil contoh abu dan tanah serta pengamatan kondisi tanaman. Hasil analisis tanah dan abu menunjukkan kesuburan tanah cukup baik dicirikan pH tanah dan abu vulkanik berkisar 5-6 dan tergolong agak masam. pH tersebut merupakan pH optimum bagi pertumbuhan tanaman karet. Kandungan hara tanah terutama unsur makro P, dan K tergolong tinggi hingga sangat tinggi, sedangkan hara makro sekunder Ca dan Mg tergolong sedang hingga rendah. Hasil pengamatan kondisi visual tanaman karet enam bulan setelah letusan Gunung Kelud menunjukkan pemulihan tanaman cukup baik. Tindakan yang dilakukan untuk pemulihan tanaman yaitu pembukaan lapisan pasir di sekitar batang, pemberian bahan organik, pemberian mulsa, dan aplikasi pupuk anorganik.       Kata kunci:
STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI LATEKS SECARA KONTINU DENGAN TEKNOLOGI STIMULAN GAS ETILEN RIGG-9 Akhmad Rouf; Mudita Oktorina Nugrahani; Ari Santosa Pamungkas; Setiono Setiono; Hananto Hadi
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.746 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.61

Abstract

Penerapan teknologi penyadapan melalui penggunaan stimulan telah banyak dilakukan pada perkebunan karet. Ada dua jenis stimulan yang dapat dipilih, yaitu stimulan cair atau gas. Kedua jenis stimulan ini dapat meningkatkan produksi lateks. Bahan aktif stimulan cair adalah etefon (2-chloro ethyl phosphonic acid) yang akan menghasilkan gas etilen, sedangkan stimulan gas adalah gas etilen. Peningkatan produksi lateks dengan menggunakan stimulan cair lebih rendah dibandingkan stimulan gas. Penggunaan stimulan cair hanya dapat meningkatkan produksi lateks sekitar 30%, sedangkan stimulan gas dapat mencapai lebih dari 100% di atas kontrol (tanpa stimulan). Stimulan gas etilen RIGG-9 merupakan teknologi hasil penelitian dan pengembangan Balai Penelitian Getas dengan sebuah perusahaan mitra. Penelitian stimulan gas etilen RIGG-9 yang telah dilakukan pada Kebun Kahuripan dan Kebun Cimangsud PT. Wiriacakra. Hasil penelitian selama 3 tahun (tahun 2010-2012) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi yang kontinu. Rata-rata produksi karet kering per pohon per sadap pada tahun pertama menggunakan stimulan gas etilen RIGG-9 sekitar 101,8 gram/pohon/sadap (g/p/s); pada tahun kedua meningkat menjadi 137,9 g/p/s; dan pada tahun ketiga sudah mencapai 143,0 g/p/s. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aplikasi stimulan gas etilen tidak memberikan dampak negatif berupa penurunan produksi apabila prosedur aplikasinya benar dan kesehatan tanaman dijaga. Selain diterapkan secara selektif pada tanaman yang potensial dan sehat, juga diperlukan strategi berupa penerapan sistem sadap yang tepat, prosedur pemasangan aplikator stimulan gas yang benar, dan pemenuhan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.
PENGGUNAAN MODEL WaNuLCAS UNTUK MANAJEMEN TUMPANG SARI PADA PERKEBUNAN KARET Andi Nur Cahyo
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1988.466 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.62

Abstract

Salah satu model yang dapat digunakan untuk mensimulasikan interaksi antara pohon dan atau tanaman semusim dalam kaitannya dengan penggunaan air, unsur hara, dan sinar matahari dalam suatu sistem tumpang sari pada perkebunan karet adalah model WaNuLCAS. Model ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem tumpang sari secara keseluruhan sebelum pengaplikasian di lapangan, sehingga sangat berguna untuk menekan biaya yang lebih besar apabila percobaan tumpang sari dilakukan secara langsung di lapangan. Model ini terdiri atas dua komponen, yaitu file Wanulcas.xlsm dalam format Excel untuk input data dan file Wanulcas.stm yang ditulis dalam program Stella untuk menjalankan model WaNuLCAS tersebut. Beberapa macam data mengenai iklim, karakteristik tanah, manajemen kebun, dan karakteristik pohon serta tanaman yang akan dibudidayakan diperlukan untuk menjalankan model ini. Sebelum digunakan untuk menjalankan suatu skenario, kalibrasi dan validasi diperlukan untuk memastikan bahwa data keluaran dari model ini tidak jauh berbeda dengan data hasil pengamatan di lapangan. Model ini telah digunakan sebelumnya pada beberapa penelitian dan disimpulkan  dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi pertumbuhan dan hasil beberapa macam tanaman dengan keluaran yang logis, namun masih memerlukan perbaikan pada beberapa bagian.Kata kunci :
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL MODEL PEREMAJAAN KARET PARTISIPATIF: SUMBER PEMBIAYAAN DARI HASIL PENJUALAN KAYU KARET Sinung Hendratno; Sekar Woelan; Mohamad Irfan Fathurrohman
Warta Perkaretan Vol. 34 No. 1 (2015): volume 34, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.399 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v34i1.63

Abstract

Pada saat ini terdapat  ± 40 ribu ha areal perkebunan karet rakyat berumur tua dan kurang produktif yang siap diremajakan. Upaya peremajaan karet rakyat terkendala oleh tidak tersedianya sumberdana yang dimiliki petani dan kesiapan kelembagaan peremajaan. Tulisan ini akan menganalisis upaya memberikan solusi alternatif sumber pembiayaan dan kelembagaan peremajaan karet rakyat.Hasil analisis menunjukkan bahwa peremajaan karet rakyat dapat dilakukan dengan Model Peremajaan Karet Partisipatif dan menerapkan teknologi karet anjuran budidaya tanaman, panen/penyadapan, dan pasca panen. Pembiayaan peremajaan karet rakyat dapat dilakukan dengan alternatif memanfaatkan nilai jual kayu karet dan kredit bank. Analisis kelayakan finansial peremajaan karet rakyat menunjukkan bahwa penggunaan sumber pembiayaan dari hasil penjualan kayu karet dan kredit bank disertai dengan penanaman tanaman sela dinilai layak untuk dilakukan.

Page 3 of 17 | Total Record : 161


Filter by Year

2012 2025