cover
Contact Name
-
Contact Email
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Phone
+6285345044457
Journal Mail Official
jurnal@fahutan.untan.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kehutanan Untan Jln. Imam Bonjol Pontianak Telp/fax : 0561-767673 / 0561-764513
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
JURNAL HUTAN LESTARI
ISSN : 23383127     EISSN : 27761754     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v8i4
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Hutan Lestari merupakan jurnal ilmu kehutanan yang menyajikan artikel mengenai hasil-hasil penelitian meliputi bidang teknologi pengolahan hasil hutan, pengawetan kayu, teknologi peningkatan mutu kayu, budidaya hutan, konservasi sumber daya alam, ekonomi kehutanan, perhutanan sosial dan politik kehutanan. Setiap naskah yang dikirimkan ke Jurnal Hutan Lestari akan ditelaah oleh Penelaah yang sesuai dengan bidangnya. Jurnal Hutan Lestari dipublikasikan oleh Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura diterbitkan setiap 3 bulan sekali.
Articles 22 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI" : 22 Documents clear
ANALISIS PERDAGANGAN BAGIAN TUBUH HEWAN MAMALIA DILINDUNGI PADA E-COMMERCE Amalia, Risqi; Cahyanto, Tri
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.72183

Abstract

The trade of protected wildlife violates biodiversity. High demand has driven illegal traders to explore new avenues through e-commerce. Despite government efforts to address this issue, the trade remains rampant. This research analyzes the trade of parts of protected mammalian species on e-commerce platforms. Through a desk study method, data indicates five mammalian species, such as deer, tigers, elephants, rhinos, and leopards, are preserved for decorative purposes. Tokopedia, Shopee, Facebook, and Bukalapak are the primary marketplaces. Tokopedia has the highest number of products from protected mammalian species due to inadequate supervision. Commonly found products include wall decorations made from the heads of deer, sought after for the uniqueness of their antlers. The government has enacted Law No. 5 of 1990 on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems (KSDAE) and Regulation No. 7 of 1997 on wild animals, but implementation has been hindered. Significant efforts are needed to enforce regulations for better conservation of natural resources.Keywords: Animal, protected, trade, e-commerce, Tokopedia.AbstrakPerdagangan satwa dilindungi melanggar keberagaman hayati. Tingginya permintaan mendorong pedagang ilegal mencari cara baru melalui e-commerce. Pemerintah berupaya mengatasi hal ini, namun perdagangan tetap tinggi. Penelitian ini menganalisis perdagangan bagian tubuh hewan mamalia dilindungi di e-commerce. Melalui metode desk study, data menunjukkan lima jenis mamalia seperti rusa, harimau, gajah, badak, dan macan tutul yang diawetkan untuk hiasan. Tokopedia, Shopee, Facebook, dan Bukalapak adalah marketplace utama. Tokopedia memiliki produk bagian tubuh hewan mamalia dilindungi terbanyak karena pengawasan yang kurang. Produk yang umum ditemui adalah hiasan dinding dari kepala rusa yang diminati karena keunikan tanduknya. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) dan PP No 7 Tahun 1997 tentang satwa liar, namun implementasinya terhambat. Diperlukan usaha keras untuk menegakkan peraturan guna menjaga konservasi sumber daya alam dengan lebih baik.Kata Kunci: Satwa, dilindungi, perdagangan, e-commerce, Tokopedia. 
RESPON LUTUNG SENTARUM Presbytis chrysomelas cruciger TERHADAP KEHADIRAN MANUSIA DAN SATWA LAIN DI RESORT SEMANGIT TAMAN NASIONAL BETUNG KERIHUN-DANAU SENTARUM Irsandi, Ricky Rizki; Erianto, Erianto; Prayogo, Hari; Efiyati, Efiyati; Santoso, Nyoto; Sutopo, Sutopo
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lutung Sentarum are endemic primates with distribution on the island of Borneo, namely from Melalap-Sarawak and recently found in the Danau Sentarum National Park area. Lutung Sentarum is classified as critically endangered and requires scientific data study for Lutung Sentarum so that the animal can be conserved according to their characteristics and needs. The purpose of this study was to record the response shown by Lutung Sentarum when they saw the presence of humans and other animals. The method used is a survey with ad-libitum and accidental sampling technique. When responding, Lutung Sentarum will show agonistic behavior towards humans, while towards other animals it will show affiliative and agonistic behavior depending on the animal species and their relationship in the same area. During the study, it was seen that Lutung Sentarum showed a response: freezing, hiding, observing, investigating, vocalizing, intimidating, and flightKeywords: Danau Sentarum, Lutung Sentarum, ResponsesAbstrakLutung Sentarum merupakan satwa primata endemik dengan penyebaran di Pulau Kalimantan yaitu dari Melalap-Serawak dan belum lama ini ditemukan di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Lutung Sentarum termasuk dalam status kategori critically endangered dan memerlukan data studi ilmiah mengenai Lutung Sentarum sehingga satwa tersebut dapat dikonservasi sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencatat respon yang ditunjukkan oleh Lutung Sentarum saat melihat kehadiran manusia dan satwa lain. Metode yang digunakan yaitu survey dengan teknik ad-libitum dan accidental sampling. Saat merespon, Lutung Sentarum akan menunjukkan perilaku agonistik terhadap manusia, sedangkan terhadap satwa lain menunjukkan perilaku afiliatif dan agonistik tergantung spesies satwa dan hubungannya dalam satu wilayah yang sama. Selama penelitian, terlihat Lutung Sentarum menunjukkan respon: diam, bersembunyi, mengamati, mencari informasi, bersuara, intimidasi, dan kabur.Kata kunci: Danau Sentarum, Lutung Sentarum, Respon
FORMULASI LIPBALM PELEMBAB BIBIR BERBAHAN DASAR BUTTER TENGKAWANG DENGAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) Diba, Farah; Oktaviani, Maria Gerlina; Nurhaida, Nurhaida
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.70247

Abstract

Tengkawang fruit is a non-timber forest product that produces vegetable oil which is processed through the process of grinding, steaming, and pressing and then freezing it into tengkawang fat. Tengkawang fat is known to contain high oleic acid so it can increase skin permeability through cosmetic products. Lip balm is a skin moisturizing cosmetic that is used to moisturize lips skin so that they do not dry and crack easily. Secang wood contains a brazilin compound which produces red pigment as an antioxidant and is useful as a natural dye. Therefore, tengkawang fat lip balm was prepared with secang wood extract as a coloring agent. This study aimed to determine the characteristics and physical stability of tengkawang fat lip balm with secang wood extract as a colorant for 28 days of storage. The research was conducted at the Wood Technology Laboratory, Faculty of Forestry, for ± 4 weeks. The study used experimental methods consisting of three formulas with different concentrations of tengkawang fat, namely FI (15%), FII (20%), and FIII (25%). Evaluation of the preparation was carried out including organoleptic tests, homogenity tests, pH tests, and irritation test. Evaluation for each formula showed that all lipbalm preparations were stable, but better and physically stable at a concentration of 25% tengkawang fat during 28 days of storage.Keywords: tengkawang fruit, tengkawang butter, lipbalm, secang woodAbstrakBuah tengkawang merupakan hasil hutan bukan kayu penghasil minyak nabati yang diolah melalui proses penghalusan, pengukusan, dan pengempaan kemudian dibekukan menjadi lemak tengkawang. Lemak tengkawang diketahui mengandung asam oleat yang tinggi sehingga memiliki kemampuan untuk meningkatkan permeabilitas kulit melalui produk kosmetik. Lipbalm merupakan kosmetik pelembab kulit yang digunakan untuk melembabkan kulit bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah Kayu secang mengandung senyawa brazilin yang menghasilkan pigmen warna merah sebagai antioksidan dan bermanfaat sebagai pewarna alami. Oleh karena itu, dibuatlah sediaan lipbalm lemak tengkawang dengan ekstrak kayu secang sebagai pewarna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas fisik dari sediaan lipbalm lemak tengkawang dengan ekstrak kayu secang sebagai pewarna pada penyimpanan selama 28 hari. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan selama ± 4 minggu. Penelitian menggunakan metode eksperimental terdiri dari tiga formula dengan konsentrasi lemak tengkawang yang berbeda-beda yaitu FI (15%), FII (20%), dan FIII (25%) kemudian dilakukan evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji iritasi. Evaluasi untuk setiap formula menunjukkan bahwa semua sediaan lipbalm stabil, namun lebih baik dan stabil secara fisik pada konsentrasi lemak tengkawang 25% selama penyimpanan 28 hari. Kata kunci: buah tengkawang, butter tengkawang, lipbalm, kayu secang
DAMPAK PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN HUTAN MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAPKONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SUNGAI SEPETI KECAMATAN SEPONTI KABUPATEN KAYONG UTARA Safitri, Deni; Roslinda, Emi; Muin, Sudirman
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.66124

Abstract

Changes in forest land use are converting forests into non-forest lands such as settlements, agricultural areas and plantations, due to various interests and impacts on the socio-economic conditions of the community. This study aims to describe the impact of changes in forest land use to oil palm plantations on the socio-economic conditions of the community and explain changes before and after the existence of oil palm plantations. This study used a survey method, collecting data with a questionnaire and analyzing data in a descriptive qualitative manner. The results of the study showed that there were slight changes in social impacts including education, health and community norms. On the other hand, there have been many economic changes, including increasing people's income, increasing employment and the emergence of new business opportunities, so it can be concluded that there were insignificant changes between the social and economic conditions of the community before and after the change in forest land use to oil palm plantations.Keywords: impact, land use, and socio-economic communityAbstrakPerubahan pemanfaatan lahan hutan adalah mengubah hutan menjadi lahan non hutan seperti, pemukiman, areal pertanian dan perkebunan, karena adanya berbagai kepentingan dan berdampak bagi kondisi social ekonomi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak perubahan pemanfaatan lahan hutan menjadi perkebunan sawit terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat serta menerangkan perubahan sebelum dan sesudah adanya perkebunan sawit. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengumpulan data dengan koesioner dan analisis data secara deskripti kualitatif. Hasil penelitian terdapat sedikit perubahan terhadap dampak sosial diantaranya pendidikan (± 65% meningkat), kesehatan (66,67% menurun) dan norma masyarakat (62% mengalami pergeseran norma). Sebaliknya terdapat banyak perubahan ekonomi diantaranya meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya lapangan pekerjaan dan munculnya peluang usaha baru, yaitu mencapai rata-rata 70% perubahan kearah yang lebih baik. Secara keseluruhan terjadi perubahan yang tidak signifikan antara kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah adanya perubahan pemanfaatan lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.Kata kunci: dampak, pemanfaatan lahan, sosial ekonomi, masyarakat
PENDAPATAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN LAHAN TEGAKAN JABON DENGAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA KUALA DUA Simanjuntak, Tatrina Tatrina; Manurung, Togar Fernando; Roslinda, Emi
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.51814

Abstract

Jabon plantation stand covering an area of 3 hectares is a plantation stand owned by PT. Alas Kusuma is processed using an agroforestry system by employees to increase income. Gardening in the Jabon stand is a side business for employees as well as additional income apart from working in a factory. The purpose of this study was to calculate the income of the people of Jabon stand processing with an agroforestry system and analyze the factors that affect the income of land processing with an agroforestry system. The method used is a survey method with interview techniques, with a total of 20 respondents. The calculation of income from agroforestry was analyzed by multiple linear regression. From the results of the analysis, the income received by the land processing community is Rp. 200,000 - Rp. 750,000 per month. The factors that influence the income of agroforestry farmers in Kuala Dua Village are the variables of land area and maintenance costs, while the variables of the number of types of plants, hours of work, and labor wages do not have much effect, with the regression equation of income as follows Y = 91.662 + 2800.305X1 - 9.573X2 - 0.112X3 + 2.066X4 - 0.061X5.Keywords: Agroforestry, Community, Income, Jabon Stand.AbstrakTegakan tanaman Jabon seluas 3 Ha merupakan tegakan tanaman milik PT. Alas Kusuma yang diolah dengan sistem agroforestri oleh para karyawan untuk menambah pendapatan. Berkebun di tegakan jabon merupakan usaha sampingan bagi karyawan sekaligus sebagai penghasilan tambahan selain bekerja di pabrik. Tujuan penelitian ini adalah menghitung pendapatan masyarakat pengolah tegakan jabon dengan sistem agroforestri, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengolahan lahan dengan sistem agroforestri. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik wawancara, dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Perhitungan pendapatan dari agroforestri dianalisis dengan regresi linier berganda. Dari hasil analisis, pendapatan yang diterima masyarakat pengolah lahan adalah Rp. 200.000 - Rp. 750.000 per bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani agroforestri di Desa Kuala Dua adalah variabel luas lahan dan biaya pemeliharaan, sedangkan variabel jumlah jenis tanaman, jam kerja, upah tenaga kerja tidak terlalu berpengaruh, dengan persamaan regresi dari pendapatan sebagai berikut : Y = 91,662+ 2800,305X1 - 9,573X2-0,112X3 + 2,066X4-0,061X5.Kata kunci: Agroforestri, Masyarakat, Pendapatan, Tegakan Jabon.
EFEKTIVITAS BAHAN PENGAWET KAYU ASAP CAIR KAYU PUTIH (Malaleuca cajuputi Powell) TERHADAP SERANGAN RAYAP TANAH (Coptotermes curvignathus Holmgren) Indrayani, Yuliati; Novita, Maria; Setyawati, Dina
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.58204

Abstract

Wood is one of the necessities of human life, but it uses cannot be separated from wood-destroying organism’s attack. Subterranean termites are one of the wood-destroying organisms that cause high economic losses. One of the environmentally friendly ways to prevent subterranean termite attacks is the use of eucalyptus liquid smoke as a wood preservative. The aims of this research are to analize the effect of pyrolysis temperature and concentration of eucalyptus liquid smoke and determine the optimal pyrolysis temperature and concentration as a wood preservative against subterranean termites. Liquid smoke was made in various pyrolysis temperatures such as 350℃, 400℃, and 450℃ by pyrolysis for 120 minutes, and analyzed qualitatively using GCMS. The research was done for three weeks. Data were analysed using a factorial experimental method with a completely randomized pattern (CRD). The effectiveness testing of eucalyptus liquid smoke was carried out in various concentrations, namely 0%, 2%, 4%, 6%, 8% and 10% at each pyrolysis temperature. The chemical components of liquid smoke that are dominant and act as an anti-termite are acetic acid, phenol and their derivatives. Pyrolysis temperature of 450℃ with concentration of 10% is the optimal combination as an anti-termite with the highest termite mortality value of 98.1818% and the lowest weight loss of paper disc is 27.1516%. Keywords: eucalyptus, liquid smoke, subterranean termites, wood preservatives.AbstrakKayu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia namun penggunaannya tidak lepas dari serangan organisme perusak kayu. Rayap tanah merupakan salah satu organisme perusak kayu yang menyebabkan kerugiaan ekonomi cukup tinggi. Salah satu cara yang ramah lingkungan untuk pencegahan serangan rayap tanah adalah penggunaan asap cair kayu putih sebagai bahan pengawet kayu. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh suhu pirolisis dan konsentrasi asap cair kayu putih serta menentukan suhu pirolisis dan konsentrasi optimal sebagai bahan pengawet kayu terhadap serangan rayap tanah. Asap cair dibuat dalam berbagai suhu pirolisis yaitu 350℃, 400℃, 450℃ dengan waktu 120 menit dan dianalisis secara kualitatif menggunakan GCMS. Penelitian dilakukan selama tiga minggu. Data dianalisis menggunakan metode percobaan faktorial dengan pola acak lengkap (RAL). Pengujian efektivitas asap cair kayu putih terhadap rayap tanah dilakukan dalam berbagai konsentrasi yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% pada masing-masing suhu pirolisis. Senyawa komponen kimia asap cair yang dominan dan berperan sebagai anti rayap adalah asam asetat, fenol serta turunannya. Suhu pirolisis 450℃ dengan konsentrasi 10% merupakan kombinasi yang optimal sebagai anti rayap dengan nilai mortalitas rayap tertinggi sebesar 98,1818% dan kehilangan berat kertas saring terendah yaitu 27,1516%. Kata kunci: kayu putih, asap cair, rayap tanah, pengawet kayu.
KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH MASYARAKAT BALI KABUPATEN BARITO KUALA (Ethnobotanical Study of Medicinal Plants by The Community of Balinese, Barito Kuala District) Ninawati, Ninawati; Biyatmoko, Danang; Winarti, Atiek
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.61824

Abstract

Medicinal plants are plants that are used as traditional medicine by the people of Bali. These plants in the yard of the house are either planted intentionally or grow wild. Therefore, the purpose of this research is to find out the types of plants that exist in the yard of the house and are used as traditional medicine by the Balinese people. This research is descriptive qualitative with a snowball sampling technique. The results showed that there were 20 types of plants used for traditional medicine by the Balinese, such as Averrhoa bilimbi Linn., Pluchea indica L., Hylocereus polyrhizus, Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers, Acorus calamus L., Psidium guajava L., Sauropus androgynus ( L.) Merr, Cocos nucifera L., Ocimum sanctum L., Orthosiphon aristatus, Curcuma domestica Val.,Morinda citrifolia L., Ananas comosus L., Impatiens balsamina L., Pandanus amaryllifolius Roxb., Carica papaya L., Cymbopogon citratus Stapf, Piper betle L., Saccharum officinarum Linn., and Curcuma xanthorrizha Roxb. The parts of the plant that are used the most are the leaves, rhizomes, fruit, flowers and roots.Keywords: Balinese People, Ethnobotany, Medicinal PlantsAbstrakTumbuhan obat merupakan tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Bali. Tanaman yang ada di pekarangan rumah ini baik ditanam secara sengaja maupun tumbuh liar. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan yang ada di pekarangan rumah dan digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Bali. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan teknik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 jenis tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan tradisional oleh masyarakat Bali, seperti Averrhoa bilimbi Linn., Pluchea indica L., Hylocereus polyrhizus, Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers, Acorus calamus L., Psidium guajava L., Sauropus androgynus ( L.) Merr, Cocos nucifera L., Ocimum sanctum L., Orthosiphon aristatus, Curcuma domestica Val.,Morinda citrifolia L., Ananas comosus L., Impatiens balsamina L., Pandanus amaryllifolius Roxb., Carica papaya L. ., Cymbopogon citratus Stapf, Piper betle L., Saccharum officinarum Linn., dan Curcuma xanthorrizha Roxb.. Bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun, rimpang, buah, bunga, dan akar.Kata Kunci: Etnobotani, Masyarakat Bali, Tumbuhan Obat
KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI DI EKOSISTEM HUTAN KERANGAS RESORT RANTAU MALAM TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Rifanjani, Slamet; Nathasya, Melani Christa; Widhanarto, Ganjar Oki; Afrianti, Utin Riesna; Pius, Pius
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.70393

Abstract

Heath forest is a type of forest that is classified based on differences in soil characteristics and its vegetation develops on site conditions that are easily degraded. This study aims to analyze the composition and structure of vegetation in heath forest in the Rantau Malam Resort area, Bukit Baka Bukit Raya National Park. Methods The method used in this study is the survey method, beginning with the laying of the first observation path by purposive sampling. Subsequent paths are placed systematically using a combination of paths and alternating grid lines. Based on the results of data collection in the field, 51 plant species were found from 32 families, of which the most dominant family was Myrtaceae. At the seedling, pole and tree level, Ubah Merah (Syzygium spp.) had the highest INP, with 42.89%, 59.37% and 53.82% respectively. At the sapling level, Meranti Batu (Shorea macroptera) has the highest INP of 58.81%. Dominance index (C) ranges from 0.13 – 0.1). Species diversity index with a value of 2.82 – 3.07. Species richness index with a value of 4.33 – 6.62. The species evenness index is 0.83 – 0.88. The structure of the vegetation shows that there is a large variety of species and there is good regeneration.Keywords: Composition, heath forest, national park, structureAbstrakHutan kerangas merupakan salah satu tipe hutan yang diklasifikasikan berdasarkan perbedaan karakteristik tanah dan vegetasinya berkembang pada kondisi tapak yang mudah terdegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan struktur vegetasi pada hutan kerangas yang ada di kawasan Resort Rantau Malam Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey, diawali dengan peletakan jalur pengamatan pertama secara purposive sampling. Jalur selanjutnya diletakkan secara sistematis dengan menggunakan metode kombinasi jalur dan garis petak berseling. Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, ditemukan 51 jenis tumbuhan dari 32 famili, dimana famili yang paling dominan yaitu Myrtaceae. Pada tingkat semai, tiang dan pohon, Ubah Merah (Syzygium spp.) memiliki INP paling tinggi yaitu masing-masing 42,89%, 59,37% dan 53,82%. Pada tingkat pancang Meranti Batu (Shorea macroptera) memiliki INP paling tinggi sebesar 58,81%. Indeks dominansi (C) berkisar 0,13 – 0,1). Indeks keanekaragaman jenis dengan nilai 2,82 – 3,07. Indeks kekayaan jenis dengan nilai 4,33 – 6,62. Indeks kemerataan jenis bernilai 0,83 – 0,88. Struktur vegetasi menunjukkan bahwa ditemukan banyak variasi jenis dan adanya regenerasi yang baik. Kata kunci: komposisi, hutan kerangas, taman nasional, struktur.  
POTENSI AGROFORESTRI UNTUK MENDUKUNG BIOPROSPEKTING Octavia, Anggi; Winarno, Gunardi Djoko; Iswandaru, Dian; Setiawan, Agus
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.70799

Abstract

Agroforestry is a land use system that combines forestry and agricultural plants on one land. The many types of plants cultivated on one agroforestry land can support a village if its use is carried out sustainably. One way to use it is to develop bioprospecting activities for plants for medicine, food and cosmetics. The aim of this research is to find out how to optimize agricultural land using an agroforestry system, find out the community's perception of land use using an agroforestry system, and find out the types of plants used to support bioprospecting. This research was conducted in May-June 2023. The research method was carried out by means of surveys, interviews and vegetation analysis. The research results show that the majority of people agree regarding the ecological, economic and socio-cultural benefits resulting from land use into an agroforestry system as a sustainable system. There are several types of plants on agroforestry land that have great potential to be utilized to support bioprospecting. The percentage of plant species that have bioprospecting potential for food is 37%, 37% for medicines and 26% for cosmetic ingredients. Through the development of bioprospecting plants, it is hoped that it will be able to help the community to optimize the use of agricultural land with an agroforestry system.Keywords: Agroforestry, Bioprospecting, Likert ScaleAbstrakAgroforestri merupakan sistem tata guna lahan kombinasi jenis tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian dalam satu lahan. Banyaknya jenis tanaman yang dibudidayakan pada satu lahan agroforestri dapat menjadi penunjang desa apabila pemanfaatannya dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu cara pemanfaatannya dengan melakukan pengembangan kegiatan bioprospecting tumbuhan untuk obat, pangan, dan kosmetika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk, mengetahui cara pengoptimalisasian lahan pertanian menggunakan sistem agroforestri dan mengetahui pesepsi masyarakat terhadap pemanfaatan lahan menggunakan sistem agroforestri, serta mengetahui jenis tanaman yang dimanfaatkan untuk mendukung bioprospekting. Penelitian ini dilakukan  pada bulan Mei-Juni tahun 2023. Metode penelitian dilakukan dengan cara survei, wawancara, dan analisis vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sebagian besar setuju terkait manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial budaya yang dihasilkan dari pemanfaatan lahan menjadi sistem agroforestri sebagai sistem yang berkelanjutan. Terdapat beberapa jenis tumbuhan pada lahan agroforestri memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan guna mendukung bioprospekting. Dengan persentase jenis tumbuhan yang memiliki potensi bioprospekting pangan sebesar 37%, untuk obat 37%, dan bahan kosmetika 26%. Melalui pengembangan tanaman bioprospekting, diharapkan mampu membantu masyarakat untuk mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian dengan sistem agroforestri. Kata kunci: Agroforestri, Bioprospekting, Skala Likert
POTENSI TEGAKAN DAN POLA PENYEBARAN POHON LEBAN (Vitex Pinnata. L) DI AREAL PENCADANGAN TAMAN KEHATI KOTA PONTIANAK Erianto, Erianto; Dewantara, Iswan; Kalsum, Emilya; Hardiansyah, Gusti; Haryono, Zuhry; Pranoto, Dwi Yoga B; Fachrudin, Abang; Limpa, Octavianus; Jawek, Asmanto; Cassanova, Kresna
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i4.72391

Abstract

The proportion of green open space (RTH) in urban areas including Pontainak City is at least 30%, consisting of 20% public green open space and 10% private green open space. The Pontianak City Government intends to add green open space in the form of a Biodiversity Park as a water catchment area, creating an urban planological aspect through a balance between the built natural environment and the urban environment which is useful for the benefit of the community and to increase the harmony of the urban environment which is safe, comfortable, fresh, beautiful and clean. RTH also has the aim of reducing pollutants and protecting the ecosystem. This research aims to obtain information on the types that make up the Pontianak City green open space reserve area, stand volume and distribution patterns of the Leban Tree (Vitex pinnata L). The research was carried out using a survey (exploration) method, through a 100% inventory (census) of all trees with a diameter of 20 cm up. The composition of the stands in the Pontianak City RTH reserve area consists of 251 trees from 20 tree species belonging to 15 families. The Leban species (Vitex pinnata L) was found the most, namely 81 trees with a volume of 45.66449 m3 or 42.06% of the total stand volume (108.56466 m3). The distribution pattern of Leban trees (Vitex pinnata L) in the Pontianak City green open space reserve area tends to be clumpedKeywords: distribution pattern, leban, potentialAbstrakProporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada wilayah perkotaan termasuk Kota Pontainak adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Pemerintah Kota Pontianak bermaksud menambah RTH berupa Taman Kehati sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam binaan dan lingkungan perkotaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat serta untuk meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. RTH pun memiliki tujuan untuk mereduksi polutan dan menjaga ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan informasi jenis-jenis penyusun areal pencadangan RTH Kota Pontianak, Volume tegakan dan Pola Penyebaran Pohon Leban (Vitex pinnata L). Penelitian dilakukan dengan metode survey (eksplorasi), melalui inventarisasi 100% (sensus) terhadap semua pohon diamater 20 cm up. komposisi penyusun tegakan areal pencadangan RTH Kota Pontianak terdiri atas 251 pohon dari 20 jenis pohon yang tergolong ke dalam 15 famili. jenis Leban (Vitex pinnata L) ditemukan paling banyak yaitu 81 pohon dengan volume 45,66449 m3 atau 42,06% dari volume total tegakan (108,56466 m3). Pola penyebaran pohon Leban (Vitex pinnata L) pada areal pencadangan RTH Kota Pontianak cenderung berkelompok (dalam kelompok)Kata kunci: pola penyebaran, leban, potensi

Page 1 of 3 | Total Record : 22


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 13, No 1 (2025): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 4 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 3 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 2 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 12, No 1 (2024): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 4 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 3 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 1 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 4 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 9, No 1 (2021): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 4 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 3 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 2 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 8, No 1 (2020): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 4 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 3 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 2 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 4 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 3 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 6, No 1 (2018): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 4 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 3 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 2 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 5, No 1 (2017): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 4 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 3 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Hutan Lestari Vol 4, No 1 (2016): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 4 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 3 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 2 (2015): JURNAL HUTAN LESTARI Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 3 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Hutan Lestari Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Hutan Lestari More Issue