Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab
Shautuna: Jurnal Imiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab adalah jurnal akademik yang telah menerbitkan karya ilmiah sejak tahun 2013. Jurnal ini diterbitkan oleh Program Studi Perbandingan Madzhab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar. Jurnal ini disediakan untuk mahasiswa-mahasiswa yang berkecimpung dalam hukum Islam lebih khusus perbandingan mazhab dan hukum. Jurnal ini secara rutin terbit tiga kali setahun yakni pada Januari, Mei dan September.
Articles
124 Documents
Search results for
, issue
"SEPTEMBER"
:
124 Documents
clear
Moderasi Bermazhab dalam Pandangan Lembaga Dakwah Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Muh Munandar;
M. Thahir Maloko
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum SEPTEMBER
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.v2i3.23006
The background raised in this study is the development of many intolerant acts which are the fruit of the doctrines of the schools developed by various schools and this has hit various regions including the educational institution of UIN Alauddin Makassar, this can then be countered by spreading the notion of the concept of moderation. The formulation of the problems raised are: 1) What are the indicators of the concept of moderation? 2) What is the concept of mazhab moderation in the view of campus da'wah institutions? 3) What is the goal of developing the concept of mazhab moderation according to campus da'wah institutions?. This type of research is a social research with a qualitative descriptive format, the research location is at UIN Alauddin Makassar, the research approach used is a case study. The data sources used are primary data sources in the form of direct interviews and secondary data sources, namely through journals, books and other scientific literature. The method of data collection was carried out through a process of observation, interviews and documentation using structured and measurable research instruments. The data analysis method is through the stages: 1) data reduction, 2) data display, 3) verification and drawing conclusions. The results show that 1) The indicators of the concept of moderation are aspects of divinity, prophethood, balance, belief in the last days and justice in society, 2) The growth of the concept of moderation has been understood and carried out quite well by several leaders and activists of campus da'wah institutions by conducting systematic studies both directly or indirectly and is also carried out by tracing the roots of the differences between the concept of moderation and other concepts, 3) The purpose of the concept of moderation itself is to create an attitude of mutual respect and respect for other people, both from different schools of thought and even different beliefs while maintaining the principles as an indicator of the concept of moderation itself.
Pandangan Imam Mazhab Terhadap Wali Bagi Janda Relvansinya Dengan Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia; Studi Komparatif
Muammar Mahdi;
Irfan Lewa
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum SEPTEMBER
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.v2i3.23237
This study aims to find out about the views of the Imam Madhhab towards Guardians for Widows with the Compilation of Islamic Law in Indonesia (Comparative Study). The type of research used is a literature study (Library Research), the object in this research is the View of the Imam Madhhab towards Guardians for Widows in Relation to the Compilation of Islamic Law in Indonesia (Comparative Study) which is based on the Qur'an and Hadith. Where guardianship is part of Islamic law which is one of the pillars in marriage. In the description, there are differences of opinion among the mujtahids regarding guardianship as a pillar of marriage. There are several things that are considered in guardianship, because the existence of a marriage guardian is a pillar that determines the validity of a marriage, several conditions must be met for a marriage guardian. This research has implications for better understanding how Islamic law regulates marriage with the presence of a marriage guardian through authentic verses and hadiths. and To minimize people who do not know about Guardians for Widowed Women in Marriage. And to explain how the views of the Imam Madhhab towards guardians for widows are related to the Compilation of Islamic Law in Indonesia (Comparative Study).
Penggunaan Item Fashion Berbahan Kulit Hewan Haram Konsumsi; Studi Perbandingan Ulama Mazhab
Sri Kartika Sari;
Abdul Syatar
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum SEPTEMBER
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.v2i3.23732
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis hukum penggunaan item fashion berbahan kulit hewan yang haram dikonsumsi menurut pandangan ulama mazhab. Jenis penelitian kualitatif yang berpedoman terhadap pengelolahan data yang didapatkan dari beberapa literatur. Adapun sumber data yang didapatkan diantaranya data sekunder dan data primer. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan normatif syar’i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mazhab al-Syafi’i berpandangan bahwa status hukum pemanfaatan bangkai dapat di bagi kepada dua bagian: yaitu kulit dan selain kulit. Pemanfaatan kulit apabila kulit itu selain kulit anjing dan babi maka setelah di samak kulit tersebut di hukumi suci dan boleh di manfaatkan sebagai item fashion sedangkan selain kulit seperti bulu tulang, tanduk, bulu dan lemak adalah najis dan tidak boleh dimanfaatkan. Mazhab Hanbali dan Mazhab Maliki memiliki persamaan pendapat mengenai status hukum penyamakan kulit hewan yaitu mereka menganggap bahwa penyamakan kulit hewan bukan merupakan sesuatu yang dapat menyucikan. Tetapi mereka memperbolehkan pemanfaatan dan penggunaan kulit hewan yang telah disamak. Menurut mazhab Zahiri semua kulit beserta bulunya adalah halal setelah di samak dan haram sebelum di samak. Sedangkan tulang, tanduk, kuku dan taring adalah suci tanpa di samak tetapi tidak halal di makan. Urat dan lemaknya tidak boleh dimanfaatkan karna ada larangan Nabi
Eksistensi Wali Nikah Menurut Mazhab Fikih dan Relevansinya Terhadap Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan
Gunawan, Syahrul;
R, Abdul Rahman;
Kurniati
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.26907
Dalam pelaksanaan pernikahan tentunya wali nikah menjadi salah satu syarat yang wajib dalam hukum Islam oleh karena itu kedudukan wali nikah perlu dikaji secara seksama menurut Abdurrahman Al-Jazari wali nikah adalah orang yang mempunyai puncak kebijaksanaan dalam keputusan yang baginya menentukan sahnya atau tidaknya akad nikah, tanpa dengan adanya wali maka pernikahan tidak dianggap sah. Ada dua macam pendapat tentang kedudukan walih nikah perbandingan keabsahan wali nikah yang fasik menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i yaitu mazhab Hanafi mengatakan sah nikah dengan wali yang fasik akan tetapi mazhab Syafi’i mensyaratkan wali itu harus adil dan tidak sah wali nikah orang yang fasik. Faktor yang mempengaruhi perbedaan yaitu perbedaan metode istinbāth hukum mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i mengenai wali nikah yang fasik adalah berbeda dalam penetapan kedudukan wali nikah, perbedaan penetapan syarat wali, dalam hal ini keduanya menggunakan dasar sunnah, mazhab Hanafi menggunakan dasar hadis yang lemah, sedangkan mazhab Syafi’i menggunakan dasar hadis yang kekuatan sanad, matan serta rawi yang kuat.
Efektifitas Penyelesaian Perkara Melalui E-Court di Pengadilan Agama Jeneponto Perspektif Perbandingan Mazhab
Syah, Ulvi Dwi Juliarti;
Lewa, Irfan
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.27149
This thesis research that will be examined by the author is the Effectiveness of Case Resolution Through E-Court at the Jeneponto Religious Court (Comparative Perspective of Schools). This study aims to describe the process and settlement of cases through e-Court at the Jeneponto Religious Court. The type of research used by the researcher is research with qualitative methods, as well as the research location used at the Jeneponto Religious Court and the focus of the research is the effectiveness of case settlement through e-Court at the Jeneponto Religious Court. In this study, the researcher used the purposive sampling method to determine informants. The data collection techniques used were observation, in-depth interviews with several informants, both judges and staff at the Jeneponto Religious Court, and documentation. As well as the data analysis technique used in this study using interactive methods, namely by reducing data, presenting data and or drawing conclusions. The results of this study indicate that the case settlement system through e-Court at the Jeneponto Religious Court is actually present to eliminate unwanted matters in court proceedings, in fact e-court aims to create simple, fast and low-cost principles in the entire litigation process and avoid there are risks such as illegal fees, there are many doors in the legal process, this can be assessed and evaluated by all judicial bodies in Indonesia. The procedure for using e-Courts has been explained in PERMA Number 1 of 2019 in chapter five (5) regarding electronic trials starting from article 19 to article 28. Electronic trials require the trial process to be carried out more simply, quickly and at low cost.
Jual-Beli Makanan Bertambah Pajak di Makassar; Studi Komparasi Hukum Positif dan Mazhab al-Syafi’i
Anugrah, Abrar;
Wijaya, Abdi;
Arafah, M.
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.28006
Pokok masalah dalam penelitian ini ialah tentang jual beli makanan bertambah pajak di makassar (studi komparasi hukum positif dengan mazhab syafi’I ). Pokok masalah tersebut selanjutya diuraikan kedalam beberapa sub masalah atau pertanyaan penelitian yaitu : 1) bagaimana praktik jual beli makanan dengan tambahan pajak di Makassar. 2) Bagaimana tinjauan hukum positif terhadap jual beli makanan bertambah pajak di Makassar?. 3) Bagaimana tinjauan mazhab syafi’i terhadap jual beli makanan bertambah pajak di Makassar?. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kualitatif, dengan menggunakan pendekatan teologis, normatif dan sosiologis. Penelitian menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder. Dalam metode pengumpulan data peneliti melakukan observasi dan wawancara. Prosedur pelaksanaan penelitian yaitu tahap identifikasi dan taap penolaan data. Analisis data yang digunakan dengan langkah-langkah redukasi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Praktik Jual Beli Makanan yang ada di Kota Makassar, ada dua metode yakni proses transaksinya tidak menambahkan tambahan pajak dalam transaksi jual beli makanannya dan ada juga yang menambahkan tambahan pajak sebesar 10% setiap transaksi makananan yang dipesan, Jual beli Makanan Bertambah Pajak di Makassar praktinya ini penjual tidak ada kejelasan terhadap tambahan pajak kepada pembeli saat melakukan traksaksi pembelian makanan. 2) Berdasarkan Pandangan Hukum Positif bahwa jual beli makanan bertambah pajak di Makassar diatur dalam perda No. 2 Tahun 2018 tentang pajak daerah bahwa hanya mengatur tentang kewajiban membayar pajak sebesar 10% setiap bulan dan memberi kebebasan kepada pelaku usaha dalam mengumpulkan pajak tersebut. 3) Menurut Mazhab Syafi’I jual beli bertambah pajak di Makassar belum memenuhi syarat sah jual beli karena mengandung unsur gharar, karena pada harga makanan ada tambahan pajak sehingga harga pada menu tidak sesuai dengan yang dibayar, sehingga pembeli tidak mengetahui secara pasti berapa yang harus dibayar, maka hal tersebut tidak sah berdasarkan Mazhab Syafi’I, Adapun yang tidak menambahkan pajak dalam transaksinya jelas dan sesuai dengan harga makanan, tidak mengandung unsur gharar, dan terpenuhi syarat sahnya jual beli.
Kebebasan Berekspresi di Media Sosial Perpektif Hukum Positif dan Ulama Mazhab: Studi Kasus di Polrestabes Makassar
Fahri, Ahmad Aidil;
Siti Aisyah;
Syatar, Abdul
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.26942
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kebebasan berekspresi di media sosial perpektif hukum positif dan ulama mazhab (studi kasus di polrestabes makassar). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu: pendekatan yuridis normatif dan teologi normatif. Penelitian ini menggunakan tiga sumber data yaitu: sumber data primer, sumber data sekunder dan sumber data tersier. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui obsevervasi, wawancara dan dokumentasi, data yang dihasilkan kemudian diolah melalui penyuntingan, klarifikasi, dan sistematis, data yang telah dioleh kemudian dianalisis dengan metode analisis nonstatistika, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebebasan berekspresi di media sosial dalam tinjauan hukum positif telah diatur baik secara internasional maupun secara nasional. Secara internasional ini telah dideklarasikan oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM). Kemudian, Ulama Mazhab dan Hukum Positif memandang bahwa kebebasan terkait masalah berekspresi di media sosial itu telah diatur didalam beberapa aturan, namun dalam pengimplementasian ada batasan-batasan yang harus dilihat secara seksama. Adapun pandangan hukum positif dan ulama mazhab dalam kebebasan berekspresi di media sosial di wilayah polrestabes, hal ini telah mengatur beberapa ketentuan dan telah menjalankan prosedur seperti apa yang dimaksud sesuai Undang-undang, proses penanganan penyidik menjerat pelaku menggunakan Pasal 27, Pasal 28 UU ITE dan juga menggunakan pendekatan Restorative Justice.
Penggunaan Pil Penunda Haid Bagi Jama’ah Haji dan Umrah: Studi Komparasi Pandangan Yusuf al-Qaradawi dan Ibn Utsaimin
Mahendra, Aditya;
Mustafa, Zulhas'ari;
Jamil
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.27847
This thesis discusses the Use of Menstrual Delay Pills for Hajj and Umrah Pilgrims (Comparative Study Between the Views of Yusuf al-Qardawi and Ibn Utsaimin). As for the formulation of this problem, namely (1) How is it legal to consume drugs to delay menstruation for women who carry out Hajj and Umrah? (2) What are the views of Yusuf al-Qardawi and Ibn Utsaimin regarding the use of menstrual delay pills for women who perform Hajj and Umrah? (3) The type of research is library research which is known as (Library Research) because the data being researched are books, journals, manuscripts which are all from the library. The type of data used is qualitative data type, namely the type of data related to data in the form of written words, observable events and behaviors. The results of this study are how then Yusuf al-Qardawi the pilgrims for Hajj and Umrah are allowed to consume drugs to delay menstruation in carrying out the pilgrimage and Umrah with the aim of being able to do the pillars of Hajj and Umrah perfectly without any obstacles and no problems. Because basically everything is permissible, as long as there is no prohibition from the Shari'ah. Meanwhile, al-'Utsaimin was more judgmental in terms of harm, so he suggested to those who use the drug to delay menstruation, it is better not to use it than harm in the future that befalls him.
Tradisi Tolak Bala Mappandesasi Perbandingan Hukum Islam dan Hukum Adat: Studi Kasus Lingkungan Tamo Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene
Arham;
Puyu, Darsul S;
Laman, Ilham
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.27348
Pokok masalah penilitian ini adalah bagaimana perbandingan hukum islam dan hukum adat terhadap tradisi tolak bala mappande sasi yang ada di Lingkungan Tamo Kec. Banggae Timur Kab. Majene. Jenis penilitian tergolong kualitatif dengan pendekatan prime dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Tradisi mappande sasi digelar setiah tahunnya dimana masyarakat nelayan tamo pulang dari perantauan setelah berbulan-bulan. Dalam Prosesnya, Prosesi acara mappande sasi diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Imam untuk meminta keselamatan dan rezeki yang berlimpah. Pelaksanaan ritual pertama, yaitu mempersiapkan sesajen dan di bawah kelaut menggunakan perahu yg di persembahkan bagi mahluk goib; 2) Adapun beberapa pandangan dari masyarakat tamo memili pandangan yang berbeda beda dimana masyarakat berpendapat bahwa tradisi tersebut bertentangan dengan syariat islam namun, masih ada sebagian masyarakat mempercayai bahwa mereka tidak bisa meninggalkan kebiasan-kebiasaan yang ada sejak dari nenek moyang mereka; 3) Berdasarkan perbandingan hukum islam dan hukum adat bahwa tradisi tersebut sangat erat kaitannya dengan nenek moyang mereka.sedangkan dalalam hukum islam sebagai bentuk rasa syukur atas reski yang telah di berikan. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah: 1. Agar masyarakat lingkungan Tamo Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene yang masih menjaga nilai leluhur dan kesakralan dari tradisi mappande sasi agar kemudian dipertahankan atau dilestarikan yang positif dan berangsur-angsur mengganti yang negatif yang tidak menyimpang dari ajaran Islam 2. Tradisi Mappande Sasi yang dilaksanakan masyarakat daerah Tamo tidak patut dinilai musyrik karena sebagian besar masyarakat setempat berangsur-angsur telah mengubah tujuan dari tradisi tersebut sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Allah Swt.
Perkawinan Wanita Hamil Dengan Yang Bukan Menghamilinya di Desa Uraso Kabupaten Luwu Utara Menurut Imam Malik dan Syafi'i
Aldiansyah;
Maloko, M. Thahir;
Sanusi, Nur Taufiq
Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab VOLUME 3 ISSUE 3, SEPTEMBER 2022
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24252/shautuna.vi.27499
The main problem in this research is how the marriage of pregnant women with men who are not pregnant in Uraso Village, Kec. Mapdeceng, Kab. North Luwu According to Imam Malik and Shafi'i. The main problems that will be described from the sub-problems are: 1) What are the views of the people of Uroso Village, Kec. Mapdeceng, Kab. North Luwu regarding the marriage of a pregnant woman with a man who did not impregnate her? 2) What is the opinion of Imam Malik and Syafi'i on the marriage of a pregnant woman with a man who did not impregnate her in Uroso Village, Kec. Mapdeceng, Kab. North Luwu?. The type of research used is qualitative research or field research which describes the phenomena that occur in society and aims to produce descriptive data in the form of data, images and behavior of the people observed using a syar'i normative approach sourced from the arguments of the Qur'an, the hadith of the Prophet as well as the ijtihad of the Ulama and the sociological approach. The data sources in this research are sourced from primary data and secondary data. The results of this study indicate that: 1) Regarding the views from interviews with several community and religious leaders, they have different opinions regarding this phenomenon. 2) The scholars agree on the permissibility of marrying adulterers for those who commit adultery. Thus, the marriage of a pregnant woman with a man who impregnates her or commits adultery is legal and they may have intercourse as husband and wife. Meanwhile, the views of Imam Malik and Shafi'i regarding the marriage of a pregnant woman with a man who did not impregnate her have different opinions. Imam Malik is of the opinion that the marriage is invalid. This is because women who have sexual intercourse with adultery have exactly the same legal status as women who have sexual intercourse with syubhat. The woman must purify herself at the same time as the 'iddah of the woman whose husband divorced her, except when had (punishment) is required. Meanwhile, Imam Shafi'i allowed the marriage of a pregnant woman to a man who did not impregnate her.