cover
Contact Name
Donny Marsetyo
Contact Email
medical.journal@hangtuah.ac.id
Phone
+6281353209991
Journal Mail Official
medical.journal@hangtuah.ac.id
Editorial Address
Jl. GAdung no 1 Kompleks RSAL Dr. Ramelan Surabaya
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Hang Tuah Medical Journal
Published by Universitas Hang Tuah
ISSN : 16931238     EISSN : 25984861     DOI : https://doi.org/10.30649/htmj.v19i2
Core Subject : Health, Science,
Hang Tuah Medical Journal: is published by Faculty of medicine, Universitas Hang Tuah with p-ISSN: 1693-1238 e-ISSN: 2598-4861. Its disciplinary focus is medical science and speciality in bio marine science. Hang Tuah Medical Journal is published in English and Indonesia for May and November. Each 90-100 page edition contains between nine and eleven scientific articles on research, case reports and study literature. Contributors of Hang Tuah Medical Journal included: medical researchers, dental practitioners, lecturers, and students drawn from Indonesia and a wide range of other countries. Hang Tuah Medical Journal as the open-access journal has been indexed by SINTA-Science and Technology Index, Garuda, Google scholar Hang Tuah Medical journal has been certificated as a Scientific Journal by Sinta (Science and Technology Index) S5 . valid until Volume 17 No.1, 2017.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal" : 11 Documents clear
Pengaruh Terapi Oksigen Hiperbarik Terhadap Kadar Enzim Katalase Jaringan Otak Tikus Model Alkohol Kronis VIRA AULIA KUSUMA WARDANI; NI KOMANG SRI DEWI UNTARI; KETUT EDY SUDIARTA; VERNA BIUTIFASARI
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.362

Abstract

Latar belakang: Penyalahgunaan alkohol merupakan salah satu permasalahan serius setelah penyalahgunaan zat dan obat terlarang. Sebanyak 3,3 juta orang meninggal di dunia akibat penggunaan alkohol pada tahun 2018 dan bertanggung jawab atas 5,1% beban penyakit global. Penyalahgunaan alkohol dapat meningkatkan produksi reactive oxygen species (ROS). ROS menimbulkan dampak negatif terhadap serebelum yang berakibat pada penurunan kadar enzim katalase. Winsgoal tidak hanya menyediakan kemudahan deposit qris, tetapi juga tersedia deposit idn slot pulsa tanpa potongan, e-wallet dan transfer bank yang tidak kalah menarik. Terapi oksigen hiperbarik (TOHB) dapat menurunkan produksi ROS dan berpengaruh terhadap kadar enzim katalase jaringan otak. Tujuan: Membuktikan pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kadar enzim katalase jaringan otak hewan coba model alkohol kronis Metode: Tikus putih galur wistar diinduksi dengan alkohol 20% 4,5ml/kgBB setiap hari selama 6 minggu untuk mendapatkan model alkohol kronis. Penelitian ini menggunakan tiga kelompok yaitu kelompok kontrol yang tidak diinduksi (K0), kelompok perlakuan yang diinduksi alkohol tanpa TOHB (K1), kelompok intervensi yang diinduksi alkohol dan TOHB (K2). Hasil: Pengukuran kadar katalase didapatkan rerata dan standar deviasi sebesar K0 (877,74 ± 69,54), K1 (617,8 ± 245,32), dan K2 (952,85 ± 47,40); Uji statistik MWU pada kadar katalase mengalami perbedaan yang signifikan di tiap kelompok (p < 0,05). Kesimpulan: Terapi oksigen hiperbarik terbukti berpengaruh terhadap kadar enzim katalase pada hewan coba model alkohol kronis         
Hubungan Personal Hygiene dan Pengetahuan Santri Usia 13-16 Tahun dengan Kejadian Skabies di Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng, Jombang NATASIA, SEPTALISA MARSHA DEA; ALFI SYAHREZA; MUTIARA PURWITA SARI
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.368

Abstract

Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan tungai Sarcoptes scabiei var hominis yang bersifat menular kepada orang lain. Faktor penyebab yang membuat minimnya perhatian para santri di pesantren untuk kesehatan diri adalah lingkungan pesantren yang tidak mendukung, pengetahuan kebersihan diri yang minim sehingga menjadi risiko tinggi terinfeksi skabies. Penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel ditentukan secara simple-random-sampling, terdapat 85 sampel. Analisis data dengan chi-square, dari 85 santri terdapat 16(41%) dengan personal hygiene baik menderita skabies 37(80,44%) dengan personal hygiene tidak baik yang menderita skabies, 23(59%) dengan personal hygiene baik yang tidak menderita skabies, dan 9(19,56%) dengan personal hygiene tidak baik dan tidak menderita. Pada uji regresi linier diperoleh nilai R= 0,915 menunjukkan adanya korelasi dari variabel X1 dan X2 secara linear dengan Y yaitu 0,915 (hubungan X1,X2 dengan Y sangat kuat). Konstanta= 2,490, (X1)PH= -0,015, (X2)Pengetahuan= -0,017, berarti persamaan garisnya adalah Y= 2,490 + (-0,015) PH + (-0,017) Pengetahuan, artinya semakin tinggi PH maka angka kejadian skabies semakin rendah, semakin tinggi pengetahuan maka angka kejadian skabies semakin rendah. Dapat disimpulkan bahwa personal hygiene dan tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi angka kejadian skabies santri usia 13–16 tahun di pondok pesantren Madrasatul Qur’an Tebu Ireng Jombang.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Spirulina platensis Terhadap Penurunan Kadar Serum SGPT Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Parasetamol Dosis Tinggi E.J.T, SIHNING; SAES, JOVITASARI ELVIANA PUTRI; ADIWINOTO, RONALD PRATAMA; NURDIANTO, HERU
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.376

Abstract

Latar Belakang : Hepatotoksisitas akibat obat merupakan cedera hati yang dapat dipicu karena penggunaan parasetamol dosis tinggi. Metabolisme parasetamol menghasilkan metabolit reaktif NAPQI yang menciptakan kondisi stres oksidatif di hati. Spirulina platensis mengandung fikosianin yang berperan sebagai antioksidan sehingga mampu mengurangi pembentukan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Spirulina platensis terhadap penurunan kadar SGPT tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi parasetamol dosis tinggi. Metode : Studi laboratorium eksperimental dengan desain post test only control group pada total 24 tikus yang dibagi kedalam 3 kelompok: (1) Kelompok K(-) diberi makanan standar selama 10 hari; (2) Kelompok K(+) diberi parasetamol dosis 1250mg/kgBB di hari kedelapan; (3) Kelompok perlakuan diberi ekstrak Spirulina platensis dosis 360mg/kgBB selama 10 hari serta diberi parasetamol dosis 1250mg/kgBB di hari kedelapan. Di hari kesepuluh ketiga kelompok diterminasi dan diambil sampel darah untuk pengukuran SGPT. Hasil Penelitian : Rerata SGPT pada kelompok K(-) 58,5 m/l, kelompok K(+) 84,8 m/l, dan kelompok perlakuan 70,7 m/l. Didapatkan perbedaan rerata kadar SGPT kelompok K(+) dan kelompok perlakuan pada p=0,082. Kesimpulan : Pemberian ekstrak alga hijau biru (Spirulina platensis) sebagai antioksidan dengan dosis 360mg/kgBB/hari selama 10 hari memperbaiki fungsi hepar khususnya dalam menurunkan kadar serum SGPT tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi parasetamol dosis tinggi dengan hasil signifikansi 0,082 (p>0,05). Kata Kunci: Spirulina platensis, Antioksidan, Serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT), Rattus norvegicus
Pengaruh Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap Pertumbuhan Escherichia coli Pada Media Agar Nutrient AULIA CEMPAKASARI; VARIDIANTO YUDO TJAHJONO; PRAJOGO WIBOWO; LESTARI DEWI
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.402

Abstract

Diare adalah defekasi cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan merupakan penyakit yang sering terjadi di Negara dengan sanitasi buruk, dengan prevalensi tertinggi yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) yang banyak dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia, diharapkan dapat efektif dalam menghambat aktivitas bakteri Escherichia coli karena menyimpan sumber metabolit sekunder yang bersifat antibakteri seperti flavonoid, tannin dan alkaloid. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan bakteri Escherichia coli yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif, konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, konsentrasi 75%, konsentrasi 100% dan kontrol positif yang masing-masing kelompok dilakukan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 25% memiliki diameter zona hambat 6,99 mm, pada konsentrasi 50% memiliki diameter zona hambat 7,27 mm, pada konsentrasi 75% memiliki diameter zona hambat 7,91 mm, dan pada konsentrasi 100% memiliki diameter zona hambat 8,90 mm. Pada uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari 6 kwlompok perlakukan dengan nilai signifikasi 0,001 (p<0,05). Uji Mann-Whitney U di dapatkan bahwa kelompok control negative tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok konsentrasi 25%, 50% dan 75% dengan nilai signifikasinya >0,05 (p>0,05). Hasil penelitian uji daya hambat ekstrak daun kelor kelor (Moringa oleifera L.) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada media agar nutrient dengan beberapa kelompok perlakuan yang berbeda telah dilakukan dan disimpulkan bahwa Ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada media agar.
Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia Mikrositik Hipokromik Di RSUD Sanjiwani Gianyar: Bahasa Indonesia ARI, BAYU MURTI
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.457

Abstract

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu jenis anemia mikrositik hipokromik yang sering ditemukan pada ibu hamil dan kasus tertinggi kedua di Provinsi bali pada tahun 2021 terjadi di Kabupaten Gianyar. Berbagai faktor risiko berkaitan dengan kondisi tersebut seperti usia kehamilan dan usia ibu hamil. Pada beberapa penelitian sebelumnya didapatkan hasil yang bervariasi. Salah satu studi menemukan anemia lebih banyak terjadi pada ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Namun studi lain mendapatkan anemia banyak terjadi pada usia 20 hingga 35 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Karakteristik Ibu hamil dengan Anemia Mikrositik Hipokromik di RSUD Sanjiwani Gianyar berdasarkan usia ibu, usia kehamilan, derajat anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Dari penelitian ini didapatkan angka kejadian anemia berdasarkan usia ibu hamil paling banyak pada usia 20 hingga 35 tahun sebanyak 93 (93%) yang terjadi pada trimester III kehamilan sebanyak 86 kasus (86%) dengan klasifikasi derajat anemia ringan sebanyak 76 kasus (76%). Dengan demikian, dapat disimpulkan kasus anemia mikrositik hipokromik di RSUD Sanjiwani didominasi oleh ibu hamil dengan usia 20 hingga 35 tahun yang terjadi pada trimester III dengan anemia ringan.
Pengaruh Latihan Submaksimal pada Intensitas Terlatih dan Tidak Terlatih Terhadap Kadar Eritrosit Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) Betina Galur Wistar HUSODO, STEFANUS DJONI; ERIC MAYO DAGRADI; AMIRIL MU’MININ
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.474

Abstract

Penurunan aktivitas fisik serta perubahan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat di masa kini mengakibatkan semakin berkembangnya penyakit degeneratif dan penyakit infeksi. Eritrosit tubuh terutama eritrosit sangat berhubungan dengan terjadinya penyakit degeneratif. Untuk mendapatkan eritrosit yang baik dengan kadar eritrosit yang memadai dapat dilakukan dengan beberapa hal, salah satunya adalah olahraga dengan intensitas cukup dan teratur. Olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh dapat mengaktifkan kerja eritrosit sehingga dapat meningkatkan eritrosit dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif dan penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan submaksimal dengan intensitas terlatih dan tidak terlatih terhadap kadar eritrosit darah pada tikus putih betina galur wistar. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan post test only control group design. Objek dalam penelitian ini adalah 25 tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok. Hasil analisis statistik dengan uji One Way Anova yaitu p=0.034 Dari hasil uji didapatkan perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan. hasil uji antar kelompok pada tabel 5.6 pada penelitian ini menunjukkan kelompok K1 dan K2 signifikan dengan nilai 0,46, kelompok K2 dan kelompok K3 signifikan dengan nilai 0,33, kelompok K2 dan kelompok K4 signifikan dengan nilai 0,19. Dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna pada kadar eritosit antara latihan submaksimal intensitas terlatih dan tidak terlatih. Kata kunci : latihan submaksimal, terlatih, tidak terlatih, eritrosit
Analisis Hubungan Kepuasan Waktu Pelayanan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit: Tinjauan Literatur Sistematik MIDORY AUTAKE; SYIFAUL LAILIYAH
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.485

Abstract

Latar belakang : Masalah umum yang sering terjadi dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah lamayan waktu tunggu dalam alur pelayanan, yang berpotensi menimbulkan rasa ketidakpuasan menunggu dengan waktu yang lama dari prosedur yang ditetapkan. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk menganalisis waktu tunggu pasien rawat jalan dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelyanan rawat jalan di Rumah Sakit. Metode : Peneliti menggunakan metode tinjauan literatur sistematis (Systematic literature review) dengan memanfaatkan kerangka kerja PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses). Pencarian artikel ilmiah dilakukan melalui google scholar. Hasil akhir ditemukan sebanyak 16 artikel ilmiah. Hasil : Berdasrkan tinjauan literatur dan analisis waktu tunggu pasien rawat jalan di rumah sakit, dapat disimpulkan bahwa waktu tungggu berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien yang cenderung rendah. Waktu tunggu pelayanan dianggap lama dan tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM)
An 8-year-old child with Encephalitis Rabies due to delayed case finding, proper Post Exposure Prophylaxis for Rabies infection a case report ANDRI, ADRIANUS
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.490

Abstract

Background and Purpose: Until April 2023, it has been documented about 31.113 case of animal rabies-borne bite, which 23.211 cases are given Post Exposure Prophylaxis Anti Rabies Vaccine and 11 death cases in Indonesia and 95% of them are caused by dog bite. This case report was conducted to describe a rare case of an 8 years old child presenting with late complication of encephalitis in Borong General Hospital due to the delayed case finding, management and proper prophylaxis for Rabies infection. Case: One day prior to admission, an 8-year-old girl with irritability, aggressive behavior, and severe speech abnormalities reported to the emergency room. These symptoms quickly escalated to confusion and disturbed mental status. One month before to presentation, the patient's parents stated that his right arm had been bitten by a stray dog. Because there were no obvious bite marks and the family was not aware of the dog bite, PEP was not requested. In the previous five days, her parents described experiences of hydrophobia, photophobia, and aerophobia. The patient's health deteriorated two hours after admission, and palpating the carotid artery revealed that there was no pulse. Despite performing cardiopulmonary resuscitation, ROSC was not reached. Conclusion: Animal rabies control and surveillance are essential, particularly in locations where the disease is endemic. PEP is extremely effective and ought to be given as soon as possible following an exposure to reduce the high fatality rate. Keywords: aware, PEP, mortality, irritability
Literature Review: Analysis Of Incompleteness of Filling in Medical Records Data in Hospitals KHOTIMAH, SITI NUR; LAILIYAH, SYIFAUL
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.492

Abstract

Background: Analysis of incomplete filling of medical record information is needed to identify incomplete filling of patient cards in hospitals. Health information can be considered complete if the physician has filled in complete patient information within 1 x 24 hours after providing inpatient or outpatient services. Purposes: This study aims to determine incompleteness in filling hospital medical records and determine the factors that influence incomplete patient information in hospitals. Methods: Literature review with a comprehensive strategy via the internet using PRISMA. Literature was searched via Google Scholar with a publication year range of 2018-2023. Results: Several hospitals in Indonesia still have incomplete patient records. The incompleteness of hospital medical records in the study was shown in percentages of 59.48%, 17.40%, 42.4%, 7.66% and 15.7%. Factors of incomplete medical records in terms of 5M (Man, Machine, Method, Material, Money) Conclusions: Incompleteness of medical records is caused by a lack of knowledge, motivation and awareness of medical record managers. Discussion forums are not held in the form of meetings to discuss evaluation and follow-up as well as sanctions for officials who do not provide complete patient information. Lack of social skills when filling out medical records, unsystematic arrangement of medical record forms, and limited availability of funds.
Analisis Gejala Emosional dan Gangguan Mental Pada Remaja Menurut Aspek Teman Sebaya SARI, EVA NOVITA
Hang Tuah Medical Journal Vol 21 No 2 (2024): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/htmj.v21i2.499

Abstract

Latar belakang: Prevalensi gangguan mental yang terjadi pada remaja di atas umur 15 tahun meningkat dari 6% pada tahun 2013 menjadi 9,8% pada 2018. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalis kuat hubungan antara faktor lingkungan sebaya dan gejala emosional dengan gangguan emosional pada remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif desain penelitian cross sectional, total populasi sebanyak 150. Teknik pengambilan sampel dengan Teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 27 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan adalah strength and diificulties questionnaire (SDQ). Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji koefisien korelasi. Hasil: Berdasarkan penelitian diketahui bahwa ada pengaruh yang siginifikan antara faktor lingkungan teman sebaya dengan gejala emosional (Correlation Coefficient = 0,419) dan pengaruh gejala emosional dengan gangguan emosional (Correlation Coefficient = 0,432). Kesimpulan: variabel lingkungan teman sebaya dengan gejala emosional termasuk hubungan yang kuat dan variabel pengaruh gejala social dengan gangguan emosional memiliki hubungan yang kuat. Semakin variabel dependent tinggi maka variabel independent juga tinggi.

Page 1 of 2 | Total Record : 11