cover
Contact Name
Asna Istya Marwantika
Contact Email
marwantika@iainponorogo.ac.id
Phone
+628563166301
Journal Mail Official
ficosis@iainponorogo.ac.id
Editorial Address
Jl Puspita Jaya, Pintu, Jenangan, Ponorogo
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in the Digital Era
ISSN : 28085787     EISSN : 28084675     DOI : -
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era adalah Prosiding untuk memberikan ruang dialog dan pengembangan pemikiran dalam rangka merumuskan isu-isu, perspektif-perspektif, dan metodologi baru dalam rangka mengembangkan keilmuan di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Ponorogo. Dalam konteks itu, para peneliti di bidang Quran dan Tafsir, Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Bimbingan Penyuluhan Islam dihadirkan secara simultan untuk memberikan kontribusinya. Pengembangan keilmuan di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Ponorogo selalu harus dilakukan sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Kompleksitas masyarakat di era disrupsi teknologi menyajikan fenomena yang membutuhkan perspektif akademik yang lebih baik. Dalam konteks tersebut, terdapat tiga ranah pengembangan akademik yang perlu digarap, yaitu isu, perspektif dan metodologi. Pada level isu, perubahan struktural masyarakat telah menyajikan isu-isu baru yang perlu dikaji secara seksama. Di bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, isu digitalisasi materi Quran dan Tafsir, penyajian materi Quran dan Tafsir di media online, pengembangan pembelajaran melalui media online, menjadi isu-isu yang muncul secara masif saat ini. Di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam, isu post-truth dalam keilmuan, misinformasi, dan disinformasi menjadi fenomena yang juga marak terjadi di media online dan media sosial. Sementara itu, di bidang Bimbingan Penyuluhan Islam, isu keterasingan sosial akibat adiksi gawai menjadi fenomena yang melanda semua generasi umat manusia, dari usia anak-anak hingga manula. Pada level perspektif, pendekatan multidisipliner, transdisipliner, dan interdisipliner menjadi pilihan yang tepat untuk menjelaskan fenomena sosial yang semakin kompleks dan rumit. Dialog beragam perspektif menjadi keniscayaan agar posisi fenomena menjadi jelas dan kebijakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul menjadi lebih terkontrol secara baik.Pendekatan monodisipliner menjadi semakin tidak memadai dalam situasi yang kompleks seperti ini. Pada level metodologi, pemanfaatan teknik-teknik penelitian secara lebih terintegrasi, mulai dari analisis teks, analisis sosial, analisis virtual, menjadi kebutuhan yang harus diupayakan pelaksanaannya oleh para peneliti. Dalam konteks itulah, penelitian kolaboratif yang melibatkan banyak pihak: mahasiswa, dosen, dan praktisi semakin penting untuk dilakukan.
Articles 114 Documents
MAULANA MUHAMMAD ALI'S INTERPRETATION OF THE STORY OF ISA/JESUS Roma Wijaya; Muta'allim Muta'allim
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The concept of birth is understood by Maulana Muhammad Ali as the result of Maryam's marriage to Yusuf. As for the crucifixion, Ali acknowledged the truth of this fact but denied that Jesus died on the cross but died naturally in the Kashmir area. This research is qualitative with its material object, namely the interpretation of Maulana Muhammad Ali in the context of the commentary of The Holy Qur'an. This article uses Gadamer's hermeneutic theory. The results of this study are historical effect or historical influence reveals that Maulana Muhammad Ali experienced a phase of British colonialism which did not only carry out political and economic missions but also aimed at Christian missionaries and friction with Hindu groups. Ali's pre-understanding was dominated by Ahmadiyah ideology. Fusion of horizons raises the assimilation of horizons owned when Maulana Muhammad Ali produced his interpretation, namely that Isa was not claimed to have died during the crucifixion. The application of the interpretation of the story of Isa has a moral message, namely the existence of the same perception of the role model of Isa because he was born from the holy womb of Maryam.
INTELIGENSIA GENERASI STROBERI: MEWUJUDKAN SDGs BERPRINSIP AL-MUSLIMU Al-QAWIYYU Zaida Hayati; Syifa Mufida; Angger Sulistyarini
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Indonesia memasuki era bonus demografi, berarti persentase penduduknya didominasi oleh generasi usia produktif sehingga generasi mudanya memberikan pengaruh besar terhadap kemajuan bangsa. Namun, akhir-akhir ini sering dijumpai generasi muda rapuh yang termasuk ke dalam fenomena generasi stroberi, sedangkan di sisi lain dunia berlomba-lomba untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs). Generasi muda mesti melakukan perubahan agar dapat mencapai tujuan SDGs yang peneliti rampung ke dalam istilah prinsip al-muslimu al-qawiyyu. Metode penelitian yang digunakan yaitu kajian literatur yang didukung dengan hasil penelitian lapangan (kualitatif) serta menggunakan pendekatan studi fenomenologis. Hasil penelitian menunjukan bahwa generasi stroberi dapat diminimalisir dengan menerapkan nilai-niai al-muslimu al-qawiyyu yang berorientasi pada Al-Qur’an dan hadis, merekrut eksistensi ulama dan tokoh muslim, serta aksentuasi literasi digital mengatasi isu kontroversial. Prinsip tersebut relevan diterapkan kepada generasi stroberi agar dapat berkontribusi dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
BIMBINGAN KLASIKAL SEBAGAI PEMAHAMAN DAMPAK PERUNDUNGAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Dwi Ulfa Nurdahlia; Ratna Nila Puspitasari
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia pendidikan merupakan tempat untuk setiap orang untuk saling bertukar ilmu, tempat mendapatkan pengajaran dan pembelajaran. Seluruh civitas akademik merupakan bagian penting dalam dunia pendidikan untuk menciptakan kenyamanan siswa selama di sekolah. Jika terjadi sesuatu yang tidak nyaman dialami oleh siswa, maka kewajiban sekolah untuk memberikan solusi. Salah satu kejadian yang saat ini sering dialami oleh siswa khususnya tingkat sekolah menengah pertama adalah perundungan. Penelitian ini bertujuan sebagai Langkah preventif dan kuratif dalam kasus perundungan. Proses penelitian dan penggalian data dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi, sumber data diperoleh dari informan data yaitu siswa kelas 3 di salah satu sekolah SMP di Sidoarjo dan konselor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perundungan tidak hanya terjadi di siswa laki-laki saja, tetapi juga siswa perempuan. Bentuk perundungan berupa kekerasan verbal berupa kata kasar atau memanggil dengan julukan yang tidak sesuai, menggantung pakaian dalam di kipas angin dan non-verbal berupa kekerasan fisik. Bimbingan klasikal yang dilakukan dengan memberikan materi terkait dengan perundungan dan bahaya perundungan. Bimbingan klasikal dilakukan dengan mengumpulkan seluruh siswa dan dilakukan dengan diskusi, bermain peran, dan ekspositori.
CODE SWITCHING AND CODE MIXING IN IAIN PONOROGO’S LECTURERS COMMUNICATION Rizqi Akbarani
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In daily life, we often communicate with others using different languages. As we know that every ethnic group in Indonesia have regional language so it makes people use their regional language as a daily language for communication. Sometimes, the difference of language for communication becomes an obstacle in the communication process. This condition of society certainly provides an opportunity for code mixing and code switching in communication. This research aimed to find out the code switching and code mixing form that happened in communication between lecturers of IAIN Ponorogo, both formal and informal. This research used a synchronic language research where this research conducted by observing language phenomena in a certain period of time. The research data were obtained using the listening method and the spoken method. The collected data were analyzed using the agih and equivalent methods. From the collected data, researcher found that code switching occurred in the form of language transfer from Javanese or other languages to Indonesian, from English to Javanese, and from English to Indonesia. Code mixing in lecturers' communication can be grouped into word insertion, phrase insertion and sentence insertion. Code switching can be found from Javanese code to Indonesian code. Besides, lecturers of IAIN Ponorogo used code mixing and code switching included regional language code like Javanese Ponorogo dialect, Javanese Surabaya dialect, Indonesian code, or English code.
THE MEANING OF TRUST IN SURAT AL- AHZAB VERSE 72 THE PERSPECTIVE OF SHEIKH USTMAN AL-KHUBAWI Wahyu Widodo; Roni Susanto; Deden Hidayat
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trust is a right given by Allah to every mukhalaf that must be maintained and accounted for. Today mukhalaf understand theoretically the meaning of trust but inversely proportional to the practical realm. Practical problems can be proven by not a few Muslims who have not carried out sharia orders such as leaving prayers, fasting and talking about other people's badness. This certainly causes harm to oneself both in the world and in the hereafter, so that a solution step is needed to provide an understanding of the meaning of trustworthiness to the general public. The purpose of this study is to reveal the meaning of trust in Surah al-Ahzab verse 72 based on the perspective of Sheikh Ustman al-Khubawi. The method used in this research is to use library research style, and the method used is thematic interpretation method (Maudhû'îy). Primary sources in this study are the book of Durrotunnasihin, Tafsir Ibn Kathir, Tafsir Ar-Razi, Tafsir Jalalain, Tafsir Al-Qutubi. While secondary sources are articles related to the interpretation of Surah al-ahzab verse 72. The results of this study indicate that the trust according to Sheikh Ustman al-Khubahi in the book of Durrotunnasihin includes: first keep the prayer, second keep the limbs,. Third carry out fasting. Fourth, pay zakat. Fifth hajj and Sixth maintain the family.
THE ROLE OF RELIGIOUS MODERATION AMBASSADOR AT MADRASAH ALIYAH (ISLAMIC SENIOR SCHOOL) IN PEKANBARU Yundri Akhyar; Wirda Ningsih
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Religious Moderation Ambassador is a very important position in schools and madrasahs that focus on religious education. The ambassador's position is to encourage religious understanding, moderation, and tolerance among the students. The research aim is to find out the roles of religious moderation ambassadors at Madrasah Aliyah Islamic Senior School) in Pekanbaru. The research was used qualitative approach. The data collection technique was interview document, text, video analysis. The data analyse by using thematic analysis approach. The sample was taken by using purposive sampling technique. 6 religious moderation ambassadors were chosen as the participants of the research. The research fundings were the roles of religious moderation ambassador are promoting tolerance and pluralism, organizing interfaith activities, being conflict resolution, role model in integrating religious moderation into the school environment
THE USE OF ARTIFICIAL INTELLIGENCE TECHNOLOGY IN POLITICAL DIGITAL MARKETING STRATEGIES Sandra Alfiani; Sri Hastjarjo; Sudarmo Sudarmo
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to explore the latest developments in the use of Artificial Intelligence in political digital marketing strategies. The current advancement in AI technology offers digital solutions for effective and efficient marketing. Furthermore, the use of AI in political marketing needs to consider factors such as public trust and transparency. The research method employed in this study is a Literature Review, involving data collection through sourcing and reconstruction from various sources, such as books, journals, and existing research. The findings indicate that in the context of digital political marketing, AI is utilized to analyze voter behavior, create emotional connections between candidates/parties and the public, identify potential trends, develop effective campaign strategies, and target specific campaign messages. Some effective AI assistants in supporting political marketing include Cambridge Analytica, Chat GPT, GPT-3, Generative Adversarial Networks (GANs), Brandwatch, and MidJourney. However, challenges in implementing AI in digital political marketing include privacy concerns. Therefore, transparency, ethics, and data security should be prioritized to maintain public trust and protect the integrity of democracy when implementing Artificial Intelligence in political marketing.
PENDEKATAN FILANTROPI DALAM TAFSIR AL-QURAN: Studi Tafsīr At-Tanwīr Jilid 1 Karya Tim Penyusun PP Muhammadiyah Nur Hafifah Rochmah; Ahmad Munir
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode penafsiran kitab Tafsīr At-Tanwīr, bagaimana penafsiran ayat-ayat tentang filantropi dalam Tafsīr At-Tanwīr, serta kontekstualisasi ayat-ayat filantropi dengan kesejahteraan sosial. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research) dengan pendekatan deskriptif-analitis. Penulis menggunakan metode tematik guna mengungkap isi kandungan Al-Quran secara lebih komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Tafsīr At-Tanwīr memadukan antara metode tah}li>li> dan mawd}>u’i> secara bersamaan (tah}li>li> cum-tematik). Penafsiran ayat-ayat filantropi dalam Tafsīr At-Tanwīr mencoba membangkitkan ghirah filantropi Islam yang dibangun melalui spirit Al-Quran. Filantropi merupakan manifestasi konsep teologi amal dengan spirit al-Ma>’u>n yang diprakarsai oleh KH Ahmad Dahlan, yakni ibadah bukan hanya bernilai mekanis-ritualis-individualis melainkan tindakan praktis yang juga bernilai universal dengan bingkai kesalihan sosial. Filantropi Islam memiliki potensi yang sangat besar dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Aktualisasi ajaran tentang filantropi dapat membantu meningkatkan taraf hidup orang-orang yang membutuhkan hingga mengurangi kesenjangan sosial.
KEKUASAAN MAMLUK DAN SUMBANGANNYA TERHADAP DUNIA ISLAM Mohammad Rozi Indrafuddin
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dinasti Mamluk memerintah di Mesir dan Suriah. Kekuatan mereka berakhir setelah penaklukan Turki Ottoman, yang kemudian membangun sebuah kerajaan baru. Penulis ingin menggambarkan bagaimana negara budak bisa menjadi penguasa yang mendapatkan legitimasi dari umat Islam. Mamluk adalah prajurit yang berasal dari para budak yang telah memeluk Islam. Seiring waktu, Mamluk menjadi kasta militer yang kuat di berbagai masyarakat Muslim. Terutama di Mesir, Suriah, Irak, dan India, Mamluk memegang kekuasaan politik dan militer. Di Mesir mereka menjadi Sultan, sementara di tempat lain, mereka memegang kekuasaan regional sebagai amir atau penguasa lokal. Dinasti ini penuh bermacam fenomena, mereka berasal dari budak dan berubah menjadi penguasa wilayah yang luas. Bukan hanya itu, para budak ini juga mampu mengalahkan negara-negara besar seperti Perancis, Portugal, dan Italia. Kesultanan Mamluk terkenal karena memukul mundur bangsa Mongol dan bertarung dengan Tentara Salib. Mamluk dianggap sebagai "penguasa nyata" dengan status sosial atas mereka yang terlahir sebagai muslim. Begitupun ketika berkuasa Mamluk turut andil dalam memberikan sumbangsih yang begitu berarti dalam sejarah peradaban Islam. Semisal dalam pendirian masjid mereka mempunyai ciri khas tertentu dalam arsitekturnya, semisal pembuatan kubah dan sebagainya. Hingga kini model-model itu masih ada dan berdiri kokoh di seantero kota Kairo. Penelitian ini menggunakan metode historis dimulai dengan mengumpulkan literatur, menyortir, dan menganalisis dan menafsirkan. Penulis melakukan historiografi pada dinamika pemerintahan dinasti Mamluk.
KONSELING INDIGENOUS UNTUK KORBAN DISKRIMINASI PENGANUT ALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA Jeny Kusdemawati
Proceeding of Conference on Strengthening Islamic Studies in The Digital Era Vol 3 No 1 (2023): Proceeding of the 3rd FUAD’s International Conference on Strengthening Islamic St
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konseling Indigenous adalah salah satu bentuk praktik konseling yang memperhatikan kearifan lokal untuk menangani permasalahan masyarakat. Konseling Indigenous ini lahir dari sebuah bentuk pemahaman masyarakat sekitar. Indonesia merupakan negara yang beragam dari segi agama, kepercayaan, serta kebudayaan. Keanekaragaman tersebut merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dahulu kala sebelum hadir agama-agama besar yang diakui pemerintah, aliran kepercayaan ini sudah ada terlebih dahulu. Aliran kepercayaan ini hadir karena adanya kebiasaan atau kepercayaan animisme dan dinamisme. Penganut aliran kepercayaan ini masih eksis dan bertahan di Indonesia, contoh aliran kepercayaan tersebut adalah Jawa Dipa, Sapta Dharma, Sumarah, Pangestu, Sunda Wiwitan, dan masih banyak lagi. Meskipun Indonesia merupakan negara yang beragam, tak ayal para penganut aliran kepercayaan ini masih menerima diskriminasi dari penganut agama lainnya. Pada penelitian ini penulis berusaha menyajikan strategi yang dapat digunakan konselor untuk menangani kasus diskriminasi penganut akiran kepercayaan.

Page 10 of 12 | Total Record : 114