cover
Contact Name
Dhanan
Contact Email
lppm.amni@gmail.com
Phone
+6289667747299
Journal Mail Official
admin@jurnal.unimar-amni.ac.id
Editorial Address
Jl. Sukarno Hatta No. 180 Semarang, 50199
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM
ISSN : 14126826     EISSN : 26232030     DOI : https://doi.org/10.33556/jstm
Jurnal Sains dan Teknologi MARITIM berisi tulisan ilmiah di bidang Kemaritiman, Kepelabuhanan, Ilmu kenautikaan, Teknik Mesin, permesinan kapal. Jurnal Sains dan Teknologi Maritim juga membahas mengenai bidang Transportasi baik itu transportasi darat, laut maupun udara yang kesemuanya merupakan hasil penelitian maupun kajian pustaka.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 248 Documents
STUDY PENANGANAN KERUSAKAN KOMPONEN YANG TERJADI PADA RTG DI TERMINAL PETI KEMAS KOJA JAKARTA Muhamad Rizki Akhbar; Eka Darmana
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 19, No 2 (2019): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.682 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v19i2.203

Abstract

Ruber Tyred Gantry (RTG) is heavy equipment for lifting containers from the jetty to the container stacking place or vice versa. It is found in all container terminals. RTG is almost the same as a Container Crane (CC) but its functions and movements are more dynamic. The CC is used on the jetty and attached to the edge of the jetty while RTG is more usable and efficient than other heavy equipment. Koja, Jakarta’s containers terminal has 25 RTG Units that operate and use a PLC (Programmable Logic Control) system for running the Spreaders, Gantries, Trolleys and Wheels as needed. RTG also capable of serving 5 to 6 lines in each block. The results of this study stated that the problems that occurred on the RTG includes: the burnout of the Gantry motor caused by the dirty motor, the broken twist lock that could cause collision between containers and also the lack of skill or understanding  of the RTG operator.Keywords: Containers, Spreaders, Twist lock  Ruber tyred Gantry (RTG) adalah suatu alat berat yang terdapat di semua tempat terminal peti kemas yang berguna untuk mengangkat Container (peti kemas) dari dermaga ke tempat penumpukan Container atau sebaliknya. RTG ini hampir sama dengan alat berat Container Crane (CC) tetapi fungsi dan pergerakannya lebih dinamis. CC digunakan di dermaga dan menempel di pinggir dermaga sedangkan RTG lebih leluasa digunakan dan lebih efisien dari alat berat lainnya. Di terminal peti kemas koja Jakarta memiliki 25 Unit RTG yang beroperasi dan memakai system PLC (Programmable Logic Control) dari menggerakan Spreader,Gantry, Troley dan Roda untuk berjalan sesuai keinginan operator. RTG mampu melayani 5 sampai 6 baris  dalam setiap blok. Hasil dari study ini menyatakan bahwa permasalahan yang terjadi pada RTG antara lain: kebakarnya motor Gantry yang di sebabkan kotornya pada bagian dalam motor, patahnya twist lock yang disebabkan terbentur pada container dan juga kurangnya kecakapan atau pemahaman operator pada alat RTG.Kata kunci : Container, Spreader,Twist lock
PERLINDUNGAN KOROSI PADA MATERIAL BAJA A36 MELALUI PROSES PENGECETAN UNTUK LAMBUNG KAPAL Lilik budiyanto; Sulistyo Sulistyo; Sri Nugroho
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 21, No 1 (2020): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.935 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v21i1.264

Abstract

Kapal berfungsi sebagai alat transportasi diatas laut. Perlindungan  kapal merupakan hal penting terutama pada lambung kapal. Penyebab terjadinya kerusakan pada lambung kapal yang sering terjadi adalah korosi. Upaya pencegahan korosi yang telah dilakukan adalah dengan pemasangan zinc anoda, carborizing, pelapisan krom dan pengecetan. Aspek perlindungan korosi yang lazim digunakan melalui proses pengecetan adalah melapisi permukaan plat lambung kapal. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi kualitas cat yang digunakan dalam perlindungan korosi untuk plat A36 yang digunakan pada lambung kapal. Tingkat korosi dinyatakan dengan MPY. Karakterisasi yang dilakukan meliputi  pengujian XRF  dengan  4 jenis sampel cat yang berbeda yaitu : cat dasar, cat1, cat2 dan cat 3. Pengujian laju korosi pada plat dengan metode weigh loss merujuk standar  ASTM G31-72 dengan  specimen yang sudah dicat di rendam pada air laut selama 7 hari kemudian dilakukan pengukuran berat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlindungan korosi dengan pengecatan mampu mengendalikan laju korosi pada media air laut
AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) SEBAGAI ALAT BANTU PENDETEKSI LOKASI KAPAL Harini -; Sasono Wibowo
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM VOLUME XIII, NO 2 MARET 2017
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33556/jstm.v13i2.18

Abstract

Kondisi geografis Indonesia yang sangat luas yang terdiri dari ribuan Pulau dan sebagian besar wilayahnegara kita adalah berupa perairan dan dengan demikian masalah transportasi kapal laut tentunya sanagtmembutuhkan perhatian khusus mengingat kapal laut adalah satu satunya alat transportasi yang bisadigunakan untuk kegiatan (mobilitas antar Pulau) yang cukup ekonomis dibanding dengan angkutan lain(pesawat terbang), selain itu dengan wilayah perairan yang cukup luas memerlukan penjagaan maritim wilayahnegara yang handal. Salah satu system yang ada pada saat ini yang bisa digunakan untuk menunjang semuakegiatan tersebut di atas adalah Automatic Identification System (AIS). AIS adalah suatu system digunakanuntuk membantu dalam melacak secara otomatis posisi kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal (VTS)untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan kapal lain di dekatnyadan untuk mengatur Pelayanan lalu lintas kapal, menjaga keamanan maritim negara, memberikan bantuanuntuk navigasi, Pencarian dan penyelamatan serta Investigasi bila terjadi kecelakaan di lautKata Kunci : Automatic Identification System, Lalu Lintas Laut
ANALISIS PERUBAHAN TEMPERATUR INDUKSI MOTOR 3 PHASE BERBASIS FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) Fajar Pujiyanto; Eka Darmana
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 23, No 1 (2022): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5903.247 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v23i1.319

Abstract

The three-phase induction motor is an alternative to changing the diesel engine as the main driver in the industrial world. This transition is aimed at energy efficiency and reducing air pollution from diesel engine exhaust gases. It was chosen because it is easy to operate, quiet and low operating costs. Induction motors are used for driving water pumps to as the main propulsion on board vessels. Constraints and failures of induction motor components when operating, cause a decrease in performance and risk of damage. This is due to winding disturbances, increasing motor temperature, unbalanced stator and rotor, broken rotor shafts, air gap eccentricity, motor load, mechanical and environmental effects. The cause of motor damaged is increased temperatures on the motor side. It occurs due to unbalanced phase voltage (UPV), unbalanced magnet pull (UMP) and motor load (ML). This journal discusses three factors and their effect on motor temperature based on Fuzzy Inference System (FIS). FIS analysis is used to simulate changes in motor temperature which are influenced by the variable values of these three factors. This paper uses a qualitative descriptive method with literature reviews and data analysis using FIS in a Matlab application. The analysis of the change in temperature of an induction motor with the three parameters based on FIS has been successfully carried out. The result of study concludes that UPV and UMP are the dominant factors as a cause of temperature changes in the induction motor compared to ML).Ådnanes, A. K. (2003). Maritime electrical installations and diesel electric propulsion. ABB AS Marine. http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.115.966&rep=rep1&type=pdfAdvernesia. (2017). What is MATLAB and its Uses. Article/Id_ID.Ardana, I. W. R., & Sutawinaya, I. P. (2017). Pemodelan Sistem Kontroler Logika Fuzzy Pada Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Menggunakan Perangkat Lunak Matlab / Simulink. Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi Dan Informatika, 7(1), 1. https://doi.org/10.31940/matrix.v7i1.504Bergmeijer, P. (1992). The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships. Ports As Nodal Points in a Global Transport System, 111(50), 259–270. https://doi.org/10.1016/b978-0-08-040994-8.50026-7Bonnett, A. H., & Soukup, G. C. (1986). in Squirrel Cage Induction Motors. I(6), 1165–1173.Bonnett, A. H., & Soukup, G. C. (1992). Cause and Analysis of Stator and Rotor Induction Motors. IEEE Transactions on Industry Applications, 28(4), 921–937.Hall, D. T. (1999). KNOWLEDGE MARINE Second Edition.International, C., Commission, E., Deshpande, V., Power, C., & No, O. (2004). Internationale International Standard. Order A Journal On The Theory Of Ordered Sets And Its Applications, 1997, 1–25.Kliman, G. B., Premerlani, W. J., Koegl, R. A., & Hoeweler, D. (1996). New approach to on-line turn fault detection in AC motors. Conference Record - IAS Annual Meeting (IEEE Industry Applications Society), 1, 687–693. https://doi.org/10.1109/ias.1996.557113Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Techniques and Applications). Graha Ilmu.McCoy, Gilbert A.; Douglass, J. G. (2014). Premium efficiency motor selection and application guide - A handbook for industry. 136. https://www.energy.gov/sites/prod/files/2014/04/f15/amo_motors_handbook_web.pdfMelka, B., Smolka, J., Hetmanczyk, J., & Lasek, P. (2019). Numerical and experimental analysis of heat dissipation intensification from electric motor. Energy, 182, 269–279. https://doi.org/10.1016/j.energy.2019.06.023Motors and Generator Section. (2009). NEMA Standards Publication MG 1-2009. 552, 775. https://law.resource.org/pub/us/cfr/ibr/005/nema.mg-1.2009.pdfMustafa, Demetgul, Muhammet, U. (Ed.). (1993). Parameter Estimation, Condition Monitoring and Diagnosis of Electrical Machines. 1993 (1st ed.). Janeza trdine 9. 51000 Rijeka, Croatia. https://doi.org/http://dx.d0i.org/10.5772/63169Nandi, S., Toliyat, H. A., & Li, X. (2005). Condition monitoring and fault diagnosis of electrical motors - A review. IEEE Transactions on Energy Conversion, 20(4), 719–729. https://doi.org/10.1109/TEC.2005.847955On, L. N. (n.d.). Lecture Notes on Machine-Ii.PP. (1999). Pp Ri No 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Peraturan Pemerintah No. 41 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.Siddiqui, K. M., Sahay, K., & Giri, V. K. (2014). Health Monitoring and Fault Diagnosis in Induction Motor- A Review. International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering, 3(1), 2320–3765.Squirrel, I. (n.d.). Lecture 1 Three-phase Induction Motor Construction and Principle of Operation 2 . Induction Motor Types : 1–9.Sri Kusumadewi, H. P. (2010). Fuzzy logic application for decision support. Graha Ilmu.Teknologi, I., & Seni, D. (2020). Analisa Thermal Overload Relay ( TOR ) Type Lrd08c Pada Sistem Proteksi Motor 3 Fasa Belt Conveyor. 1, 79–90.US Department of Energy. (2014). Determining Electric Motor Load Ranges. Motor Challenge, 1, 1. https://www.energy.gov/sites/prod/files/2014/04/f15/10097517.pdfWaide, P., & Brunner, C. U. (2011). Energy-Efficiency Policy Opportunities for Electric Motor-Driven Systems. Internationale Energy Agency, na(na), 132.
OPTIMALISASI MUATAN KONTAINER AGAR KAPAL FULL AND DOWN Sutini -; Mokhamad Abrori
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM VOLUME XVI, NOMOR 2, MARET 2017
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.553 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v0i2.144

Abstract

In conducting the loading to be assured that all load space can be filled by the charge (full) or the vessel can load up to a maximum laden (down) to obtain the maximum freight. However, since certain forms of gasket load, often cannot meet the cargo load space, the other possibility is way less good compaction ring, and so a lot of load space is not charged. Load space is not fully charged so-called "broken stowage".To gain the maximum, and then each shipping company wants its ships carrying cargo to the maximum loading, in order to reach the condition of the ship called Full and Down. Full and down is a condition such as that the loading and unloading space can be met entirely by the charge and the time that the ship has a maximum permissible laden according to the shipping area. The full conditions and down somewhat difficult to obtain. Usually the full circumstances but not down, or vice versa in order to achieve the intent to use the space optimally. So is the percentage of broken stowage space hatch that cannot be filled by the charge.In the principle of loading, stowage broken it should be kept as small as possible. This can be done by: Using the load cargo filler (filler cargo) is by tucking cargo crates - small chest between the crate - big chest, or fill in the gaps with pieces by pieces of cargo, cargos in confinement, and others, implement good planning so that it can be anticipated for the possibility of causing broken stowage, loading supervision during implementation where workers were compacting the hold often works less well, because there is a tendency to do the work in order to finish quickly. With good supervision of the officer of the watch and guard the other, the workers are expected to work according to the loading plan that has been created by the ship. This is very helpful in reducing the broken stowage, the applicability of Use - charge (dunage) efficiently so as not to result in reduced capacity load space (hatch), the use of space hatch loading. Stowage adapted to this form factor is the volume of the room in m³ been effectively required to can tamp 1 charge.Keywords : Broken Stowage, Full and DownDalam melakukan pemuatan harus diusahakan agar semua ruang muat dapat terisi penuh oleh muatan (full) atau kapal dapat memuat sampai sarat maksimum (down), sehingga dapat diperoleh uang tambang yang maksimal. Namun demikian, karena bentuk paking muatan tertentu, sering muatan tidak dapat memenuhi ruang muat, kemungkinan lain adalah cara pemadatan yang kurang baik, sehinnga banyak ruang muat yang tidak terisi muatan. Ruang muat yang tidak terisi muatan disebut “ broken stowage ”.Untuk memperoleh keuntungan yang semaksimal, Maka tiap-tiap perusahaan perkapalan menginginkan kapal-kapalnya membawa muatan secara maksimal pula, sehingga tercapai kondisi kapal yang disebut Full and Down. Full and down adalah suatu kondisi pemuatan sedemikian rupa sehingga ruang muat seluruhnya dapat dipenuhi oleh muatan dan saat itu kapal memiliki sarat maksimum yang diijinkan sesuai dengan daerah pelayaran. Kondisi full & down tersebut agak sulit didapatkan. Biasanya keadaan full tetapi tidak down,atau sebaliknya agar tercapai maksud untuk menggunakan ruang secara maksimal. Jadi broken stowage adalah prosentase ruang palka yang tidak dapat diisi oleh muatan.Dalam prinsip pemuatan, broken stowage ini harus diusahakan sekecil mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : Menggunakan/memuat muatan pengisi (filler cargo) yaitu dengan menyelipkan muatan peti-peti kecil diantara peti-peti besar, atau mengisi kekosongan dengan potongan-potongan muatan, muatan–muatan dalam kurungan, dan lain–lain. Melaksanakan perencanaan yang baik sehingga dapat diantisipasi adanya kemungkinan-kemungkinan yang menimbulkan broken stowage, Pengawasan pada waktu pelaksanaan pemuatan dimana buruh yang melakukan pemadatan dalam palka sering kali bekerja kurang baik, karena ada kecenderungan untuk melakukan pekerjaan agar cepat selesai. Dengan pengawasan yang baik dari perwira jaga dan petugas jaga lainnya, diharapkan para buruh bekerja sesuai dengan rencana pemuatan yang telah dibuat oleh pihak kapal. Hal ini sangat membantu dalam mengurangi broken stowage, penggunaan terap–muatan (dunage) secara efisien agar tidak mengakibatkan berkurangnya daya tampung ruang muat (palka), penggunaan ruang palka disesuaikan dengan bentuk muatan. Stowage faktor adalah volume ruangan dalam m³ yang diperlukan secara effektif untuk dapat memadatkan 1 muatan.Kata kunci : Broken Stowage, Full and Down
PENGARUH JASA PELAYANAN FREIGHT FORWARDING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN Andar Sri Sumantri; Radix Nugrahanto
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 18, No 1 (2018): September
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1140.734 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v0i1.186

Abstract

Customer is an important factor for the survival of a company. At a time, company sometimes didn’t know the level of customer satisfaction. If the company continues with this situation, the company would not know the next strategies to develop the company. There are many factors that connected with customer such as trust, facility and service quality. This research objective is to analyze if there is a positive influence, both individually and simultaneously between independent variables which are trust, facility and service quality to the dependent variable which is customers. In this research the object are the customers of PT Panah Persada Logisindo Semarang. The data sources are primary and secondary data using sampling technique of 80 respondents. The results of multiple linear regression equation show that there is a positive influence and partial significant between (t= 3,543 > ttebal = 1, 99167) Trust, (t=4,976 >ttebal=1,99167 ) Facility and (t =3,908 > ttebal= 1, 99167) Service Quality effected by customer satisfaction.Keywords: Trust, Facility, Service Quality, Customer SatisfactionKepuasaan Pelanggan merupakan faktor penting terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Masalah yang dihadapi perusahaan saat ini berkaitan dengan tidak diketahuinya kepuasaan Pelanggan setiap tahun, Jika ini dibiarkan terus menerus, perusahaan tidak dapat menentukan strategi untuk meningkakan kepuasaan pelanggan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi Kepuasaan Pelanggandipengaruhi oleh kepercayaan, fasilitas dan Kualitas Pelayanaan. Perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis pada latar belakang masalah dan tujuan penelitian ini untuk menganalisis adakah pengaruh yang positif baik secara individual dan simultan antara variabel independen yaitu kepercayaan, fasilitas, kualitas pelayanaan terhadap variabel dependen yaitu Kepuasaan Pelanggan. Pada penelitian ini obyek yang diambil pengguna jasa Freight forwarder PT Panah Persana Logisindo Semarang Sumber data meliputi data primer dan sekunder. Sampel pada penelitian ini adalah 80 responden teknik sampling yang digunakan seluruh populasi dijadikan sample. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis berganda dihasilkan persamaan : Hasil persamaan regresi linear berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara ( t hitung = 3,543> t tabel = 1,99167) kepercayaan, (t hitung4,976 > t tabel =1,99167) Fasilitas ( t hitung = 3,908> t tabel = 1,99167) Kualitas pelayanaan terhadap Kepuasaan Pelanggan.Kata kunci : Kepercayaan, Fasilitas, Kualitas Pelanggan. Kepuasaan Pelanggan
PELAKSANAAN UNITED NATION CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA (UNCLOS) 1982 DI PERAIRAN NATUNA yulianto yulianto
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 20, No 2 (2020): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.065 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v20i2.230

Abstract

Natuna is one of the islands include in the sovereignty of Indonesian Republic. It is based on UNCLOS 1982 and Indonesia’s law. The disputes that occured between the goverment of Indonesia and China were caused by China mistreating the sovereignty of Indonesian Republic.so, under various excuses China trying to make Natuna as its territory. It is clear that Indonesia uses rules that have been recognized by the United Nations and had been ratified by Indonesian goverment, while China is based on the nine dash line which is the line of their imagination that has no international legal power. The purpose of this study is to ensure that the rules which have been approved by UN Members and strengthened by laws issued by the Indonesian government are implemented properly. The method used is a qualitative method. The data collecting method were by interviews, observations and documentation. The results of this study are the sovereign Indonesian Republic which has been recognized by the United Nations can be implemented and maintained properlyKeywords: Natuna, sovereignty, UNCLOS 1982Wilayah Natuna yang merupakan kedaulatan Republik Indonesia menurut hukum Indonesia dengan berbagai undang-undang yang diterbitkan maupun Internasional (UNCLOS 1982) merupakan hak kedaulatan Indonesia, sengketa yang terjadi antara pemerintah Indonesia dengan China disebabkan tidak dijaganya wilayah kedaulatan Republik Indonesia dengan baik sehingga dengan berbagai dalih pihak luar berusaha mengakui wilayah Natuna sebagai wilayahnya, jelas Indonesia menggunakan aturan yang sudah diakui oleh PBB dan diratifikasi dengan peraturan Negara sedangkan China berdasarkan nine dash line yang merupakan garis imajinasi mereka yang tidak berkekuatan hukum Internasional. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memastikan aturan yang telah disetujui oleh Anggota PBB dan diperkuat oleh undang-undang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dilaksanakan dengan baik. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi, setelah data terkumpul dilakukan analisa data. Hasil dari penulisan ini diharapkan wilayah kedaulatan Republik Indonesia yang sudah diakui oleh PBB dapat dilaksanakan dan dijaga dengan baik.Kata kunci : Natuna, UNCLOS 1982, Nine Dash Line, Kedaulatan
ANALISIS IDIOLOGI PANCASILA TERHADAP KUALITAS JASA PELAYANAN KAPAL PENUMPANG FERRI INDONESIA Harcici Harcici
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM VOLUME XII, NO 1 SEPTEMBER 2013
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33556/jstm.v0i0.8

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai mengenai pengamalan nilai-nilai Idiologi Pancasila terhadap kualitas pelayanan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi persepsi penumpang serta harapan pelanggan dalam memilih jasa pelayanan. Dalam proses pelayanan pada kapal Ferri Indonesia harus bisa menjadi penggerak dalam usaha melayani pelanggan. Bentuk pelayanan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dalam hal penguatan ideologi, dimana ideologi bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila ini menjadi pedoman dan falsafah bangsa dalam segala kehidupan, sehingga dibutuhkan adanya pemahaman makna Pancasila oleh semua lapisan. Ideologi adalah pandangan hidup atau filsafat yang berintikan serangkaian nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang harus dimiliki oleh pegawai kapal ferri dan dijadikan acuan atau sebagai wawasan dan pandangan hidup mereka. Megutamakan kualitas pelayanan yang baik secara realitas dan sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, seorang pegawai atau pelayan kapal Ferri Indonesia diharapkan mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan dilaksanakan secara professional agar dalam menjalankan tugasnya bisa diakui dan diterima oleh masyarakat sekitar serta  dia bisa hidup dari profesinya tersebut. Pusat pelayanan merupakan suatu mata rantai yang penting antara perusahaan kapal Ferri dengan pelanggan. Tujuan akhir dari seluruh penyelenggaraan pelayanan yang dilakukan oleh pegawai, kapal Ferri Indonesia adalah untuk memberikan sebuah pelayanan yang dibutuhkan oleh pengguna jasa angkutan kapal laut. Sedangkan tingkat kesesuaiyan antara persepsi dan harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa pada kapal ferri Indonesia, yang rendah  perlu adanya peningkatan, perbaikan antara lain better yang berkaitan dengan mutu pelayanan yang berkualitas.    Kata kunci: Pengamalan nili-nilai Idiologi Pancasila dan Kualitas Pelayanan,(persepsi dan harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa).
PENATAAN SISTEM PELABUHAN RAKYAT BAGI NELAYAN DI PELABUHAN TAMBAK LOROK SEMARANG Sutini Sutini; Renny Hermawati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 22, No 2 (2022): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2169.008 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v22i2.313

Abstract

Keberadaan nelayan tradisional di Indonesia, masih banyak dijumpai. Peghasilan nelayan tradisional yang terbatas, sangat bertentangan dengan pendapatan nelayan yang telah memiliki peralatan modern, yang disebut dengan nelayan modern. Fenomena di area pelabuhan Tambak Lorok Semarang mengemukakan bahwa terdapat perbedaan pendapatan hasil tangkapan ikan, yang selanjutnya mempengaruhi tingkat kesejahteraannya nelayan tradisional dan modern. Fenomena lain menunjukkan bahwa penataan lokasi pelabuhan rakyat, mempengaruhi distribusi hasil tangkapan ikan pada nelayan tradisional maupun nelayan modern, sehingga hasil tangkapan nelayan tradisional yang terbatas akan semakin memiliki penurunan nilai jual ketika proses distribusi muatan ikan tidak berjalan efektif akibat dari penataan sistem pelabuhan rakyar yang kurang sesuai. Penelitian ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas keingin tahuan peneliti untuk melakukan pengkajian terhadap perbedaan hasil tangkapan ikan antara nelayan tradisional dan modern, sekaligus untuk mengetahui apakah mekanisme penataan sistem pelabuhan rakyat di pelabuhan tambak lorok semarang sudah menguntungkan nelayan di area tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan peratan bantu elektronik mempengaruhi income nelayan modern dan tradisional. Selain itu, mekanisme penataan pebuhan berpengaruh terhadap distribusi hasil tangkapan ikan nelayan tradisional dan modern. Kata Kunci : Nelayan Modern, Nelayan Tradisional, Pelabuhan rakyat.
PENTINGNYA PENGATURAN DINAS JAGA PELABUHAN DAN BEBAN KERJA AWAK KAPAL TERHADAP KINERJA AWAK KAPAL PADA SAAT DINAS JAGA DI PELABUHAN SURABAYA - Kuncowati
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI MARITIM Vol 17, No 2 (2018): Maret
Publisher : UNIMAR AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.945 KB) | DOI: 10.33556/jstm.v0i2.175

Abstract

The watchkeeping duties schedule on board of a ship is not only watchkeeping while on voyage but also when at ports. The master must arrange the schedule as effective as possible to ensure the safety of life, ship, port, environmental also when cargo handling operation. This research used quantitative method and the respondents were 81 ship crews who berth at Surabaya Port. Based on the result of the Multiple Regression Liniers also proved with T test & F test, the result of the T test was that there were positive and significant influence between watchkeeping duties scheduling at port, also there were positive and significant influence between the ship crews workload to the ship crews performance when watchkeeping duties at port. The F test proved that there were influence between watchkeeping duties variable and ship crews’ workload variable to the ship crews’ performance when performing watchkeeping duties at port. The result of multiple R were 0,531 coefficient multiple correlation. It showed that there were strong correlations between The important of watchkeeping duties scheduling at ports and crews workload to the crews performance on watchkeeping duties at Surabaya Port. Based on the result of this research, it suggested that the ship managerial level and more over to the shipping companies should pay more attention on national and international regulation when making watchkeeping duties schedule at port and the ship crews’ workload. And even if it was as regulated, the companies should oversee to the implementation, so it increased the crews’ performance.Keywords : Watchkeeping Duties at Port, Workload, Performance Pengaturan dinas jaga di kapal tidak hanya dinas jaga laut tetapi juga dinas jaga pelabuhan .Nakhoda harus mengatur tugas jaga secara memadai dan efektif supaya terjamin keselamatan jiwa, kapal  pelabuhan dan lingkungan , serta pengoperasian peralatan untuk menangani muatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif  dilakukan di pelabuhan Surabaya terhadap  awak kapal yang kapalnya yang sedang sandar di pelabuhan Surabaya dengan sampel 81 awak kapal sebagai responden .Berdasarkan  hasil nilai regresi linier berganda dan juga dibuktikan denga  uji t dan F , dari hasil uji t yaitu bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel pengaturan dinas jaga di pelabuhan dengan kinerja awak kapal saat dinas jaga di pelabuhan,bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara beban kerja awak kapal dengan kinerja awak kapal saat dinas jaga di pelabuhan.Dan dari hasil uji F terbukti benar bahwa secara bersama- sama variabel pengaturan dinas jaga dan variabel beban kerja awak kapal terhadap kinerja awak kapal saat dinas jaga di pelabuhan. Hasil pengolahan data diperoleh nilai R berganda sebesar 0,531 Koefisien korelasi berganda tersebut menunjukkan bahwa antara variable Pentingnya pengaturan dinas jaga pelabuhan dan beban kerja awak kapal memiliki hubungan yang  kuat terhadap variabel Kinerja awak kapal saat dinas jaga di pelabuhan.Dikemukakan saran dari penelitian ini adalah manajemen kapal utama perusahaan pada penelitian ini dan perusahaan pelayaran lainnya secara umum  harus memperhatikan pengaturan dinas jaga di pelabuhan dan beban kerja awak kapal sesuai regulasi nasional dan internasional,walaupun sudah sesuai pengaturannya supaya dilakukan pengawasan dari pihak perusahaan tentang pelaksanaanya supaya kinerja awak kapal semakin baik.Kata kunci : Dinas jaga pelabuhan, Beban kerja, Kinerja

Page 10 of 25 | Total Record : 248