cover
Contact Name
Marsi Bani
Contact Email
marsibani@staf.undana.ac.id
Phone
+6285253093226
Journal Mail Official
gatra.nusantara@undana.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kwarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas NUsa Cendana Jl. Adisucipto Penfui Kupang
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Gatranusantara
ISSN : 18582893     EISSN : 27725151     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Gatranusantara (JG), p-ISSN: 1858-2893 dan e-ISSN:2722-5151, merupakan media publikasi bagi para peneliti dan pemerhati di bidang Hukum, Budaya dan Pendidikan. Jurnal ini diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Articles 122 Documents
MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DOMAIN SOSIO–KULTURAL: EFEKTIVITAS PENDIDIKAN PENGUATAN WAWASAN KEBANGSAAN OLEH BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BELU Dorcas Langgar
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hasil evaluasi program dari keempat komponen pada PPWK yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Belu. Penelitian melalui pendekatan kualitatif, metode evaluasi program stufflebeam CIPP, Langkah penelitian membandingkan kriteria ideal sub indikator komponen CIPP dengan data riil lapangan dari hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi dan peneliti memberikan bobot ketercapaian setiap sub indikator, berdasarkan teknik kriteria kualitatif dengan pembobotan diperoleh nilai dan predikat setiap komponen pada PPWK. Hasil Penelitian 1) Kegiatan PPWK Badan Kesbangpol Kabupaten Belu berjalan fungsional sesuai standar Permendagri 71/2012 atas dasar SK Bupati Belu dikoordinir Bidang I Ideologi, Wasbang dan Karakter Bangsa, menyasar masyarakat kecamatan perbatasan. Nilai 3.4, sangat efektif. 2) Nilai input 3.0, efektif. Penurunan anggaran. Sarpras memadai. Metode ceramah, diskusi. Evaluasi melalui laporan kegiatan dan pimpinan. Nilai proses 3.31, efektif. Tepat waktu, adanya koordinasi dengan kecamatan dan pemetaan wilayah, hambatan: anggaran, SDM, kepustakaan wasbang. 3) Kualitas cukup tercapai, Kuantitatif terlaksana sesuai agenda. Masyarakat berharap menjangkau desa. Tidak ada survey kepuasan. Nilai3.36, efektif.
PERAN TOKOH ADAT DALAM PENYELESAIAN KONFLIK BATAS WILAYAH ANTARA KABUPATEN NGADA DAN KABUPATEN MANGGARAI TIMUR DI DESA SAMBINASI BARAT KECAMATAN RIUNG KABUPATEN NGADA Soleman Uf
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan: Kisah konflik batas wilayah antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur Di Desa Sambinasi Barat Kecamatan Riung Kabupaten Ngada; Dampak negatif konflik batas wilayah antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur Di Desa Sambinasi Barat Kecamatan Riung Kabupaten Ngada; Peran tokoh adat dalam penyelesaian konflik batas wilayah antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur Di Desa Sambinasi Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Subjek dalam penelitian ini adalah Tokoh Adat Kabupaten Ngada, Tokoh Adat Kabupaten Manggarai Timur, Masyarakat Adat Desa Sambinasi Barat, Masyarakat Adat Desa Golo Lijun, Kepala Desa Sambinasi Barat Dan Kepala Desa Golo Lijun. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi serta teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kisah konflik batas wilayah Antara Kabupaten Ngada Dan Kabupaten Manggarai Timur dilatarbelakangi oleh penempatan batas wilayah yang tidak sesuai dengan kesepakatan; Dampak negatif dari konflik tersebut yakni menimbulkan kegaduhan dan menyebabkan keresahan, menimbulkan tindakan anarkis serta menghambat pekerjaaan pemerintah; Peran tokoh adat dalam penyelesaian konflik batas wilayah antara Kabupaten Ngada dan Kabupaten Manggarai Timur yakni membangun jembatan komunikasi antar pihak yang terlibat konflik, perhentian konflik dan penjagaan kesepakatan damai, intervensi konflik melalui mediasi atau fasilitas dan rekonsiliasi serta mengelola melokalisir konflik sehingga tidak meluas kemana-mana.
PENGARUH TINGKAT KEDISIPLINAN MENGIKUTI PEMBELAJARAN PPKn TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP ANGKASA KUPANG KECAMATAN MAULAFA KOTA KUPANG Makarius Bria; Marsi Bani
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tingkat disiplin mengikuti pembelajaran PPKn terhadap hasil belajar PPKn semester genap 2021/2022 siswa kelas VIII SMP Angkasa Kupang, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang; Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara tingkat kedisiplinan terhadap hasil belajar PPKn semester genap 2021/2022 siswa kelas VIII SMP Angkasa Kupang, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian Asosiatif deskriptif dengan pendekatan ex post facto. Penelitian ini dilakukan di SMP Angkasa Kupang, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang Tahun Ajaran 2021/2022 dengan populasi 44 orang. Populasi diambil dari seluruh siswa kelas VIII yaitu VIII A, VIII B dan VIII C. Teknik pengumpulan yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan angket. Pengujian analisis data yang digunakan adalah normalitas, homogenitas, linearitas dan regresi linear sederhana dengan menggunakan koefesien determinasi dan persamaan regresi linear sederhana, serta untuk melihat kesignifikannya dilihat dengan menggunakan uji t. Hasil analisis regresi linear diperoleh persamaan Y = 8,545+0,729X. Berarti koefisien regresi variabel kediplinan siswa adalah positif (0,729), berarti setiap adanya peningkatan kedisiplinan siswa akan diimbangi dengan Perubahan peningkatan hasil Belajar matapelajaran PPKn. Nilai koefisien determinasi dengan R square sebesar = 30,4%, berarti variabel Kedisiplinan siswa mempengaruhi perubahan hasil belajar matapelajaran PPKn sebesar 30,4%. Pengujian hipotesis diperoleh t hitung (4,284) > t tabel (2,018). dan Signifikan 0,000 < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Kedisiplinan siswa mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap hasil belajar mata pelajaran PPKn siswa kelas VIII SMP Angkas Kupang, kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar PPKn siswa kelas VIII SMP Angkas Kupang. Dan juga kedisiplinan belajar siswa mempengaruhi perubahan hasil belajar matapelajaran PPKn sebesar 30,4% Sedangkan 69,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yaitu pola asuh orang tua, anak itu sendiri, sikap pendidik dan lingkungan.
POLA INTERAKSI ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DAN MASYARAKAT SETEMPAT UNTUKMENUMBUHKAN INTEGRASI SOSIAL DI DESA NIRANUSA KABUPATEN ENDE Leonard Lobo
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pola interaksi antara masyarakat pendatang dan masyarakat setempat serta faktor pendukung dan faktor penghambat pola interaksi antara masyarakat pendatang dan masyarakat setempat untuk menumbuhkan integrasi sosial di Desa Niranusa Kabupaten Ende.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimplan. Hasil penelitian menunjukan pola interaksi antara masyarakat pendatang dan masyarakat setempat di Desa Niranusa sudah baik dan besifat harmonis. Pola interaksi antara masyarakat pendatang dan masyarakat setempat sudah berjalan dengan baik meskipun banyak perbedaan yang ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam proses integrasi sosial terdapat faktor penghambat yaitu adanya perbedaan agama, suku, etnis, bahasa, dan perbedaan pendapat pada saat bermusyawarah. Integrasi sosial kadang akan menimbulkan konflik di dalam kehidupan bermasyarakat tetapi di Desa Niranusa tidak pernah terjadi konflik. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu rasa sepenanggungan, sikap toleransi antar agama, menghargai perbedaan, serta jiwa semangat gotong royong.
KEARIFAN LOKAL MEMINIMALISASI KONFLIK DALAM SISTEM PEMBAGIAN WARISAN MASYARAKAT ADAT TIMOR DI DESA TASINIFU KECAMATAN MUTIS KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Leonard Lobo; Makarius Bria; Dorcas Langgar; Marsi Bani; Soleman Uf
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Kearifan Lokal Meminimalisasi Konflik dalam Sistem Pembagian Warisan Masyarakat Adat di Desa Tasinifu Kecamatan Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara. Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk kearifan lokal dan sistem pembagian warisan menurut hukum adat Timor di Desa Tasinifu Kecamatan Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara, mendeskripsikan bentuk-bentuk kearifan lokal dalam sistem pembagian warisan untuk meminimalisasi terjadinya konflik tanah dalam masyarakat adat Timor di Desa Tasinifu Kecamatan Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara dan mendeskripsikan pola penyelesaian sengketa tanah menurut hukum adat masyarakat Timor di Desa Tasinifu Kecamatan Mutis Kabupaten Timor Tengah Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda. Sumber data yang digunakan dikumpulkan baik dari data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dari lapangan dalam bentuk kalimat jelas sehingga mudah dipahami. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kearifan lokal dan sistem pembagian harta warisan menurut hukum adat yaitu permasalahan dalam pembagian harta warisan berdasarkan adat Timor di Desa Tasinifu antara lain permasalahan dalam proses pendaftaran ahli waris hak atas tanah warisan. Masalahnya ada di berkas lamaran yang diajukan sehingga proses sertifikasi menjadi lambat. Selain itu, kehati-hatian prinsip yang perlu dimiliki oleh petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Timor Tengah Utara, agar berkas yang akan diproses dapat diselesaikan dengan baik berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan wujud kearifan lokal adalah masyarakat Desa Tasinifu yang terjadi seperti ini, memicu munculnya pelmahan hak kepemilikan tanah. Karena hak milik atas tanah adalah hak turun temurun yang paling kuat dan paling lengkap yang dapat dimiliki oleh masyarakat atas tanah, hal ini menjadi persoalan dan persoalan ketika hak milik atas tanah dialihkan kepada pihak lain dan tanah kepada anak sebagai ahli waris dalam suatu proses pewarisan dalam masyarakat hukum adat di Indonesia Desa Tasinifu karena masalah status hukum kepemilikan tanah.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN ULANG BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN SABU-RAIJUA TAHUN 2021 (STUDI KASUS DI DESA RAEMADIA, KECAMATAN SABU BARAT) Dorcas Langgar; Marsi Bani; Petrus Ly; Makarius Bria; Leonard Lobo
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan ulang bupati dan wakil bupati Sabu-Raijua tahun 2021. Tujuan dalam penelitian ini yakni mendeskripsikan partisipasi masyarakat Desa Raemadia dalam pelaksanaan pemilihan ulang bupati dan wakil bupati Sabu-Raijua tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran secara jelas mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial yang berkenaan dengan partisipasi masyarakat dalam pemilihan ulang bupati dan wakil bupati Sabu-Raijua tahun 2021 dan dari data yang telah terkumpulkan, kemudian akan disajikan dalam bentuk teks. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemilihan ulang bupati dan wakil bupati Sabu-Raijua tahun 2021 adalah adanya peningkatan Partisipasi masyarakat pada pemilihan ulang bupati dan wakil bupati Sabu-Raijua tahun 2021 yakni berjumlah 1229 orang (76,96%) dari jumlah wajib pilih Desa Raemadia, dan yang tidak ikut berpartisipasi berjumlah 368 orang (23,04%). Adanya perpindahan partisipan antara pemilihan pertama dan kedua, dimana partisipan yang sebelumnya memilih pasangan No.urut 02 beralih ke pasangan No.urut 01 dan sebagiannya ke pasangan No.urut 03. Selain itu adanya harapan masyarakat kepada pemerintah Sabu-Raijua, adapun harapan daripada masyarakat adalah menginginkan pemimpin yang memberikan kesejahteraan, membawa perubahan, membangun fasilitas berupa jalan yang baik layaknya di kota-kota besar, atau pembangunan infrastruktur lainnya. Selanjutnya adanya kesadaran politik, dimana banyak masyarakat yang memberikan dukungan suara dalam pemilihan tersebut karena niat tersendiri tanpa paksaan dari orang lain, dan berkeyakinan bahwa ikut berpartisipasi dalam pemilukada merupakan suatu kewajiban sebagai warga negara yang baik. Selanjutnya faktor dominan yang menyebabkan unggulnya pasangan calon No.urut 01 Nikodemus N. Rihi Heke-Yohanis Uly Kale adalah pemilih berkeyakinan akan kualitas pasangan calon. Terakhir bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Desa Raemadia yakni memberikan suara dalam pemilihan dan terlibat dalam kegiatan pemilihan.
NILAI-NILAI MORAL DAN EDUKASI DALAM TRADISI HENGAD’DHO (CIUM HIDUNG) DAN SAPAAN NAMA KESAYANGAN DALAM MASYARAKAT DO HAWU DIMU DI KELURAHAN LIMAGGU KABUPATEN SABU RAIJUA Petrus Ly; Marsi Bani; Maria Bribin
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tradisi Hengad’dho dan Sapaan Nama Kesayangan dalam masyarakat Do Hawu Dimu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua, untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam tradisi Hengad’dho dan Sapaan Nama Kesayangan dalam masyarakat Do Hawu Dimu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua, dan untuk mendeskripsikan nilai-nilai edukasi dalam tradisi Hengad’dho dan Sapaan Nama Kesayangan dalam masyarakat Do Hawu Dimu di Kelurahan Limaggu Kabupaten Sabu Raijua. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif yaitu memperoleh data-data secara tertulis atau lisan dari orang-orang atau pelaku utama yang diamati.Data yang dikumpulkan baik data primer maupun sekunder yang telah diperoleh dari lapangan dalam bentuk kalimat yang jelas sehingga mudah dipaham.Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian adalah ketua adat dan masyarakat adat di Kelurahan Limaggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Hengad’dho dan Sapaan Nama Kesayangan yang dilakukan dalam kalangan masyarakat Sabu tidak mengenal umur, gender, profesi bahkan status sosial. Tradisi Hengad’dho Dilaksanakan pada ritual-ritual seperti pernikahan, kematian dan ritual keagamaan lainnya. Tradisi Sapaan Nama Kesayangan dilaksanakan setiap bertemu sesama. Nilai- nilai moral dalam tradisi Hengad’dho (Cium Hidung) dan Sapaan Nama Kesayangan di kategorikan dalam beberapa hubungan: hubungan manusia dengan sang Pencipta, hubungan manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Nilai edukasi dalam tradisi Hengad’dho dan Sapaan Nama Kesayangan adalah yaitu nilai ketuhanan yaitu dengan menjalankan hukum kasih sayang serta menjunjung tinggi nilai itu, nilai sosial kemasyarakatan terwujud dengan keberhasilan dalam pendidikan karakter, etika dan tata karma dengan dengan memberikan penghargaan tertinggi kepada sesama, nilai budi pekerti yaitu menghormati leluhur dengan cara menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi ini.
MAKNA SIMBOLIK PADA PAKAIAN ADAT MASYARAKAT SUKU ABUI (ABUI NAMANG) DI KAMPUNG TRADISIONAL TAKPALA DESA LEMBUR BARAT KECAMATAN ALOR TENGAH UTARA KABUPATEN ALOR
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan alasan mengapa pakaian adat masih dipertahnkn oleh masyarakat Suku Abui di Kampung Tradisional Takpala Desa Lembur Barat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor (2) mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung dalam pakaian adat masyarakat Suku Abui di Kampung Tradisional Takpala Desa Lembur Barat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor. Penelitian ini menggunakan metode deskiptif kualitatif yaitu meneliti suatu objek dengan menghimpun, menggambarkan dan menganalisis data dan fakta serta menarik kesimpulan dari data primer maupun data sekunder yang telah diperoleh saat berada di lapangan dalam bentuk kalimat yang jelas sehingga mudah untuk dipahami. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pakaian adat masyarakat Suku Abui di Kampung Tradisional Takpala masih dipertahankan oleh mereka hingga saat ini karena adanya lima alasan utama yang mendasari, yaitu alasan sejarah, alasan religius/kepercayaan, alasan sosial, alasan budaya dan alasan pendidikan. Adapun makna simbolik yang terkaandung dalam keseluruhan pakaian adat masyarakat Suku Abui di Kampung Tradisional Takpala yaitu dimaknai sebagai telah terjad isuatu hal besar atau sedang terjadi suatu hal besar. Adapula makna simbolik dari aksesorisnya yaitu (1) untuk laki-laki: Biak Neng, memiliki makna Kampung Takpala, Sora memiliki makna kekuasaan yang ditandai dengan perang, Ko’ling, memiliki makna pertahanan terhadap musuh, Kamol, memiliki makna menjamu tamu, Kawel/Sapada, memiliki makna kerja keras, Bineng Tuk, Kak, Kafuk, Pet, memiliki makna kekuatan dan kesabaran, Basa, memiliki makna tidak akan lemah dan lapar kemanapun si pengguna pergi (2) untuk perempuan: Kiti-kiti, memiliki makna Kampung Takpala. Pak’ai atau Fulak, memiliki makna menjamu tamu, Seling dan Lasing, memiliki makna semangat persaudaraan, Awering dan Fota, memiliki makna keanggunan kaum perempuan, Kanotang, memiliki makna hubungan yang erat, Fok, memiliki makna kemanapun si pengguna pergi, ia tidak akan merasa lapar. Penulis tertarik dengan pakaian adat Kampung Tradisional Takpala, karena pakaian adat tersebut merupakan salah satu pakaian adat yang cukup terkenal dan banyak peminatnya di Kabupaten Alor. Hal ini dikarenakan Kampung Tradisional Takpala itu sendiri merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Alor yang telah mendunia sehingga menarik cukup banyak pengunjug tiap tahunnya. Para pengujung biasanya sangat antusias mengenakan pakaian adat yang disediakan untuk dapat berfoto ria, tetapi pengunjung pada umumnya tidak mengetahui bahwa ada makna simbolik dibalik pakaian adat yang mereka gunakan sehingga terlihat kurang memaknai akan apa yang mereka kenakan.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 7 KUPANG
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa, aktivitas mengajar guru dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Kupang. Teknik analisi data penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil-hasil analisis data penerapan model pembelajaran Examples Non Examples diperoleh kesimpulan bahwa: 1) Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas I sebesar 2,6 yang termasuk kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 3,55 yang berada dalam kategori baik; 2) Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I skor rata-rata aktivitas yang sebesar 2,6 berada dalam kategori cukup, mengalami peningkatan pada siklus II Menjadi 3,7 yang berada dalam kategori baik; 3) Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 7 Kupang meningkat setelah menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dimana pada siklus I yaitu persentase siswa yang tuntas 59,4% atau 19 orang dari 34 siswa mencapai nilai KKM yang ditentukan sekolah yaitu ≥ 75 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 84,4% atau 29 orang dari 34 siswa yang mencapai KKM yang di tetapkan sekolah.
PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 3 KUPANG
Jurnal Gatranusantara Vol. 20 No. 2 (2022): Edisi Okotober
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil Belajar ini merupakan upaya dalam penerapan metode index card match untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kupang. Rumusan penelitian ini adalah apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas kelas XI IPS 2 SMA Negeri 3 Kupang?. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III, tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu: 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing, dan 4) Reflecting. Adapun metode pengumpulan data digunakan meliputi tes pilihan ganda, uraian, lembar pengamatan, dan dokumentasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai yang tidak memenuhi KKM pada`pra-siklus (60 %), setelah menggunakan penerapan metode index card match pada siklus 1 menjadi (52%), dan siklus II menjadi (20 %), dan siklus III menjadi (0%) dan ketuntasan belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat dari rata-rata hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pra-siklus (52,8), siklus I menjadi (59,6), siklus II menjadi (70,8), dan siklus III menjadi (81,2). Jadi, dari pra siklus ke siklus III nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 28,4. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 16 anak atau sebesar 48 % dan menjadi 29 anak pada siklus II atau sebesar 80 %. Dan angka ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 29 anak atau sebesar 80 % menjadi 34 anak atau sebesar 100 % pada siklus III atau naik sebanyak 5 anak atau 20 %. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus III meningkat sebesar 60 % atau sebanyak 18 anak.

Page 10 of 13 | Total Record : 122