cover
Contact Name
Rani Nooraeni
Contact Email
raninoor@stis.ac.id
Phone
+6221-8191437
Journal Mail Official
semnas@stis.ac.id
Editorial Address
https://prosiding.stis.ac.id/index.php/semnasoffstat/about/contact
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Official Statistics
prosiding seminar ini bertujuan untuk menghasilkan berbagai pemikiran solutif, inovatif, dan adaptif terkait isu, strategi, dan metode yang memanfaatkan official statistics
Articles 662 Documents
KAJIAN DATABASE RELASIONAL DAN NONRELASIONAL PADA DATA BPS DALAM MENGHADAPI ERA BIG DATA Muhammad Arif Rahman; Lutfi Rahmatuti Maghfiroh
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.257 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.170

Abstract

Big data merupakan tantangan yang perlu dihadapi kedepannya, terutama bagi BPS sebagai badan penyedia data sensus dan survei. Teknologi penyimpanan data seperti MySQL, PostgreSQL, dan lainnya yang merupakan penyimpanan berbasis relasional mempunyai batasan-batasan dalam menghadapi era big data. Untuk mengatasi batasan-batasan yang ada tersebut, kemudian berkembanglah teknologi penyimpanan data berbasis nonrelasional yang dikenal dengan istilah NoSQL Database. Hingga saat ini telah banyak teknologi nonrelational database yang berkembang, contohnya Hadoop dan Couchbase. Perlunya penentuan teknologi penyimpanan data yang sesuai merupakan salah satu faktor penting dalam menghadapi era big data agar dapat memberikan performa kinerja yang maksimal. Atas dasar tersebut, penulis melakukan penelitian dengan mengkaji beberapa sistem database terpilih sebagai alternatif dalam menghadapi era big data. Penelitian dilakukan dengan membandingkan tiga teknologi database yaitu Hadoop, Couchbase, dan MySQL untuk melihat perbedaan performa dari ketiga database tersebut dalam penerapannya terhadap data Sensus/Survei BPS. Dari hasil penelitian menggunakan data individu SUSENAS, diperoleh hasil yaitu setiap database mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing baik dari segi performa maupun fitur yang diberikan. MySQL memiliki keunggulan pada operasi write dengan multiple insert, Couchbase memiliki keunggulan pada operasi write dengan single insert, sedangkan Hadoop lebih unggul pada operasi read.
ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK PERMINTAAN AKHIR TERHADAP SEKTOR PRODUKSI PANGAN DI INDONESIA I Gede Putu Dharma Yusa
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.642 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.172

Abstract

Sektor produksi pangan menduduki peran vital dalam pembangunan. Sektor ini menyumbang porsi besar dalam perekonomian karena besarnya pengaruh permintaan akhir. Namun, seberapa besar dampak permintaan akhir tersebut terhadap sektor produksi pangan dan keterkaitan sektor produksi pangan terhadap sektor-sektor ekonomi lainnya, belum dikaji secara komprehensif menggunakan kerangka data ekonomi yang utuh. Penelitian ini menggunakan perangkat Tabel Input-Output untuk menjawab interaksi sektor produksi pangan dengan sektor ekonomi lainnya. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Indonesia yang telah dilakukan updating ke dalam tahun 2014 dan 2018 menggunakan metode RAS serta agregasi kategori dari 185 produk ke dalam 39 kategori lapangan usaha dengan merinci sektor-sektor produksi pangan. Hasilnya, sektor industri makanan dan minuman (S6) merupakan sektor kunci produksi pangan di Indonesia karena mempunyai keterkaitan yang paling kuat dengan sektor-sektor ekonomi lainnya serta mempunyai dampak permintaan akhir yang paling besar dibandingkan sektor-sektor produksi pangan lainnya. Sektor industri makanan dan minuman adalah satu-satunya sektor produksi pangan yang berada pada kuadran I dengan Indeks Daya Penyebaran (IDP) dan Indeks Derajat Kepekaan (IDK) di atas 1. Selain itu, sektor ini juga mempunyai angka pengganda output terbesar pada tahun 2018, yaitu 2,60. Artinya, kenaikan permintaan akhir sektor industri makanan dan minuman sebesar 1 rupiah akan mampu meningkatkan total output perekonomian sebesar 2,60 rupiah.
PERMODELAN CURAH HUJAN BULANAN DI KOTA BENGKULU DENGAN SEASONAL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (SARIMA) Herlin Fransiska; Pepi Novianti; Dian Agustina
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.915 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.174

Abstract

Hujan adalahn unsur iklim yang sangat penting karena curah hujan berpengaruh terhadap perubahan iklim dan iklim berpengaruh terhadap banyak sektor seperti pertanian dan perikanan. Hal ini menjadikan permodelan curah hujan sangat penting untuk dikaji. Kota Bengkulu terdiri dari dua musim (Hujan dan Kemarau) dan juga memiliki cuaca yang sangat cepat berubah karena letak geografis Bengkulu yang berbatasan dengan Samudra Hindia yang berakibat jika terjadi tekanan rendah di Samudra Hindia maka Bengkulu akan mengalami hujan yang tinggi. Curah hujan yang terdiri dari dua musin dan terjadi secara berulang, sehingga curah hujan termasuk kedalam pola monsunal yang dicirikan oleh tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan). Jika menggunakan data curah hujan masa lalu maka metode yang tepat untuk memodelkan curah hujan adalah metode Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui model SARIMA yang terbentuk pada data curah hujan mingguan Kota Bengkulu. Hasil yang diperoleh model SARIMA (0,1,1)(0,1,1)12 merupakan model curah hujan bulanan di Kota Bengkulu yang terbaik dengan AIC 207,40 dan SBC 215,06. Model ini selanjutnya dapat digunakan untuk peramalan.
BISAKAH MEMPEROLEH STATISTIK INDEKS HARGA KONSUMEN TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA DENGAN KETELITIAN YANG LEBIH BAIK? Andi Okta Fengki; Khairil Anwar Notodiputro; Kusman Sadik
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.165 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.178

Abstract

Statistik indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI) juga dibutuhkan pada tingkat provinsi di era desentralisasi saat ini. Ketika IHK ingin diduga pada tingkat provinsi, permasalahan ukuran contoh kecil (small area) muncul karena survei untuk menghasilkan IHK ini di Indonesia dirancang untuk tingkat nasional. Akan tetapi, informasi dari statistik IHK 82 kota dapat membantu untuk menduga IHK provinsi. Metode pendugaan area kecil atau small area estimation (SAE) dapat diterapkan sebagai solusi untuk meningkatkan ketelitian hasil pendugaan langsung. Pada penelitian ini IHK provinsi diduga menggunakan model Fay-Herriot (FH). Hasilnya menunjukan bahwa model FH dapat menghasilkan statistik IHK provinsi dengan ketelitian yang lebih baik dari pendugaan langsung. Hal ini ditunjukan dengan nilai average relative root mean square error (ARRMSE) penduga FH IHK provinsi yang lebih kecil dari penduga langsungnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMUDA MENJADIPENGANGGURAN DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2018 Muhammad Hasby Ashshiddiq; Rani Nooraeni
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.144 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.179

Abstract

Provinsi Banten menghadapi masalah terkait tingginya tingkat pengangguran, pada tahun 2018 Banten merupakan provinsi dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tertinggi di Indonesia. Tingkat pengangguran terbanyak di Banten didominasi oleh angkatan kerja berusia 16-30 tahun (pemuda) dibandingkan kelompok usia lainnya. Pemuda merupakan modal yang berharga bagi pembangunan karena mampu untuk lebih produktif dalam jangka panjang. Pemuda pengangguran berdampak buruk dalam jangka pendek karena masalah sosial dan ekonomi yang mereka hasilkan serta dalam jangka panjang kualitas pemuda yang buruk akan menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah. Karena dampak buruk yang ditimbulkannya, maka permasalahan ini harus segera dicarikan solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi pengangguran pemuda di Provinsi Banten. Untuk mencapai tujuan tersebut maka digunakan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik demografi jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan, dan status wilayah tempat tinggal signifikan berpengaruh terhadap status kerja pemuda di Provinsi Banten pada tahun 2018. Angkatan kerja pemuda di Provinsi Banten yang memiliki kecenderungan untuk menjadi pengangguran adalah yang pemuda yang berjenis kelamin laki-laki, belum menikah, tinggal di daerah perdesaan, berpendidikan tinggi atau lebih dari SMP, dan berada pada rentang usia antara 16 hingga 19 tahun
PENGEMBANGAN VIRTUAL INTERVIEWER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SELF-ENUMERATION Khilya Maghviral Virdaus; Takdir Takdir
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.019 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.180

Abstract

Pendataan mandiri atau self-enumeration dengan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI) sebagai metode pengumpulan data sensus telah menjadi tren pada dua dekade terakhir. Beberapa negara telah melaksanakan sensus dengan metode tersebut, contohnya Australia (sejak 2006), Kanada (sejak 2006), Selandia Baru (sejak 2006), Polandia (sejak 2011), dan Jepang (sejak 2015). Beberapa negara lain yang akan menyusul menggunakan metode ini adalah Amerika Serikat (2020), Indonesia (2020), Arab Saudi (2020), dan Inggris Raya (2021). Pengisian dengan metode self-enumeration memiliki kelebihan-kelebihan yang dirasakan oleh penyelenggara survei dan juga responden, akan tetapi metode tersebut juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan metode self-enumeration adalah kesulitan dalam menjelaskan konsep dan definisi pada setiap pertanyaan yang ada di dalam kuesioner. Rendahnya tingkat pemahaman responden dapat menyebabkan responden keliru dalam menjawab pertanyaan, akibatnya data yang dihasilkan menjadi kurang akurat. Merz (2010) menyebutkan jika wawancara dilakukan terlalu lama responden dapat merasa lelah, kurang konsentrasi, menjawab dengan tergesa-gesa, hingga menyerah untuk melanjutkan survei. Hal ini terutama terjadi pada self-enumeration yang disajikan dalam bentuk teks. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah metode untuk meningkatkan kualitas self-enumeration dengan melakukan pengembangan sistem Virtual Interviewer yang menerapkan teori pembelajaran multimedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dapat meningkatkan pemahaman dan antusiasme responden.
PENERAPAN EMPIRICAL BEST LINEAR UNBIASED PREDICTION FAY HERRIOT (EBLUP FH) DAN SPATIAL EBLUP FH PADA DATA TRANSFORMASI LOGARITMA Yulian Dwi Intan Anggraeni; Tri Nugrahadi
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.797 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.185

Abstract

Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan menjadi salah satu tujuan otonomi daerah. Pengeluaran per kapita merupakan salah satu tolak ukurnya. Selama ini, penyajian data yang dilakukan BPS terbatas untuk wilayah (domain) yang luas karena sumber daya yang masih terbatas. Padahal penyajian data pada area luas dinilai kurang representatif dalam memberikan gambaran wilayah-wilayah sempit yang menjadi cakupannya. Akibatnya pengambilan kebijakan dirasa belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk menduga pengeluaran rata-rata rumah tangga per kapita level kecamatan di Provinsi Jawa Barat tahun 2018 dengan metode EBLUP FH dan SEBLUP FH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model SEBLUP FH dengan transformasi logaritma lebih baik daripada model pendugaan langsung dan model EBLUP FH dengan transformasi logaritma. Kecamatan dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga per kapita tertinggi di Jawa Barat adalah Kecamatan Pebayuran, Kecamatan Muara Gembong, dan Kecamatan Sukakarya Kabupaten Bekasi. Sebaliknya, kecamatan dengan pengeluaran rata-rata rumah tangga per kapita terendah adalah Kecamatan Arjawinangun Kabupaten Cirebon, Kecamatan Arahan Kabupaten Indramayu, dan Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan pemerintah dapat mengambil kebijakan terkait pemerataan pengeluaran rumah tangga per kapita beserta pembangunan infrastruktur vital khususnya di wilayah-wilayah dengan pengeluaran per kapita yang rendah.
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2012-2017 Khoirun Nisa; Winih Budiarti
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.047 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.186

Abstract

Angka kemiskinan Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Akan tetapi, penurunan angka kemiskinan ini masih belum memenuhi target yang ditetapkan pemerintah seperti MDGs dan RPJMN 2009-2014. Perlu adanya strategi baru oleh pemerintah untuk mengejar target pengentasan kemiskinan, salah satunya melalui teknologi informasi dan komunikasi (TIK). TIK dianggap mampu mempercepat pengentasan kemiskinan di banyak negara. Perkembangan TIK dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK). IP- TIK Indonesia mengalami peningkatan tiap tahun. Selain TIK, diperlukan infrastruktur lain yang menunjang keberadaan TIK, seperti infrastruktur jalan dan listrik serta adanya pemerataan pembangunan yang dapat dilihat melalui PDRB per kapita. Adanya otonomi daerah menyebabkan adanya ketidakmerataan pembangunan antar provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IP-TIK serta variabel lainnya terhadap tingkat kemiskinan pada masing-masing provinsi di Indonesia dengan menggunakan analisis data panel tidak seimbang (unbalanced data panel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi yang terpilih adalah Random Effect Model (REM). Hasil REM menunjukkan bahwa IP-TIK, PDRB per kapita, infrastruktur jalan, dan infrastruktur listrik berhubungan negatif dan signifikan secara statistik terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.
KETAHANAN BERSEKOLAH PENDUDUK USIA 7-18 TAHUN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 Boy Ampristi; Yaya Setiadi
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.307 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.187

Abstract

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutamanya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan diperlukan untuk mendorong percepatan pembangunan nasional serta pembangunan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu pendidikan merupakan salah satu tujuan dari Sustanaible Development Goals (SDGs) pada tujuan keempat. Pemerintah sudah mengupayakan perbaikan pendidikan melalui berbagi program, salah satunya program wajib belajar. Namun belum sepenuhnya mengatasi permasalahan dalam bidang pendidiakan. Salah satu daerah yang mengalami permasalahan tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah. Hal ini digambarkan dari angka putus sekolah tertinggi diwilayah barat Indonesia, rata-rata lama sekolah terendah di wilayah barat Indonesia dan terendah ke lima secara nasional, banyaknya penduduk yang hanya menamatkan pendidikan dasar dan menurunya tingkat partisipasi sekolah. Selain itu, terdapat kesenjangan pendidikan antara daerah perdesaan dan perkotaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis ketahanan hidup distribusi Gompertz untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bersekolah penduduk daerah perdesaan dan perkotaan usia 7-18 tahun di Provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Berdasarkan hasil penelitian, untuk daerah perdesaan terdapat lima variabel bebas yang signifikan, yakni: bantuan KIP, pendidikan KRT, lapangan usaha KRT, status kemiskinan dan status orangtua. Sementara itu, untuk daerah perkotaan terdapat tiga variabel bebas yang signifikan, yakni: pendidikan KRT, status kemiskinan dan status orangtua.
ANALISIS KEMISKINAN DAN KERENTANAN KEMISKINAN DENGAN REGRESI RIDGE, LASSO, DAN ELASTIC-NET DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 Guntur Wahyu Kusuma; Ika Yuni Wulansari
Seminar Nasional Official Statistics Vol 2019 No 1 (2019): Seminar Nasional Official Statistics 2019
Publisher : Politeknik Statistika STIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.723 KB) | DOI: 10.34123/semnasoffstat.v2019i1.189

Abstract

Kemiskinan bukanlah kondisi yang statis melainkan kondisi yang dinamis. Seseorang yang dianggap miskin saat ini bisa saja tidak miskin di masa mendatang, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan metode BPS, pada tahun 2017 Provinsi Jawa Tengah memiliki persentase penduduk rentan miskin tertinggi di Pulau Jawa. Perhitungan kerentanan kemiskinan oleh BPS belum bisa menjelaskan kemiskinan yang dinamis, metode yang dapat menjelaskan adalah Vulnerability as Expected Poverty (VEP). Analisis kemiskinan dan kerentanan kemiskinan bersifat multidimensi sehingga digunakan Regresi Ridge, LASSO, dan Elastic-net yang dapat mengatasi multikolinieritas yang sering muncul pada high dimensional data dan menghasilkan model yang parsimoni. Penelitian ini bertujuan untuk menduga persentase rumah tangga miskin maupun rentan miskin dengan metode VEP dan mengetahui variabel-variabel yang memengaruhi kemiskinan dan kerentanan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 menggunakan model terbaik yang terpilih dari Regresi Ridge, LASSO, dan Elastic-net. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 10,4 persen rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah miskin dan 4,8 persen rumah tangga rentan miskin. Model terbaik untuk kemiskinan dan kerentanan kemiskinan adalah Elastic-net. Variabel-variabel yang signifikan memengaruhi kemiskinan adalah AHH, pertanian, pengeluaran non makanan, jenis lantai, jenis kloset, dan upah minimum. Sedangkan variabel yang signifikan memengaruhi kerentanan kemiskinan adalah RLS, angka morbiditas, pengeluaran makanan, dan jenis kloset.

Page 6 of 67 | Total Record : 662