cover
Contact Name
Muhammad Arif Syihabuddin
Contact Email
arifmuhammad599@gmail.com
Phone
+6287752724043
Journal Mail Official
miyah.inkafa@gmail.com
Editorial Address
LPPM Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) Jl. KH. Syafi'i No. 07 Suci Manyar Gresik
Location
Kab. gresik,
Jawa timur
INDONESIA
MIYAH: Jurnal Studi Islam
ISSN : 25497804     EISSN : 25498622     DOI : https://doi.org/10.33754/miyah
Islamic Studies that including Islamic education, language education, Islamic law, interpretation of the Quran and Islamic communication
Articles 216 Documents
Countextual Learning “Catatan Terhadap Pembelajaran Agama Yang Memahamkan” Saeful Anam
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.205 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.11

Abstract

Salah satu poin penting dalam sebuah pembelajaran tidak lain ialah bagaimana bisa mengenalkan pembelajaran yang memahamkan peserta didik sekaligus menarik?, baik dalam isi materi ataupun pembawaannya. Karena pembelajaran yang sulit dicerna oleh peserta didik ialah pembelajaran yang monoton yang tidak bisa mengindahkan sebuah media dan atau teknik pembelajaran, oleh karenanya pada pembelajaran kontekstual yang ditekannkan ialah siswa bisa memahami materi dengan cara mengaitkan kehidupan nyata. Sebagai catatan bahwa PBM (Proses Belajar Mengajar) dikatakan menerapkan pembelajaran kontekstual dengan melaksanakan beberapa langkah diantaranya ialah Konstruktivisme, Bertanya, Inkuiri, Masyarakat belajar, Modelling, Refleksi, dan Penilaian nyata. Dengan ketujuh langkah tersebut pendidik bisa memberikan pembelajaran yang nyata yang diawali dengan membangun sebuah pemikiran sebagai dasar pengembangan selanjutnya
Intelegensi Sebagai Faktor Belajar Maftuh Maftuh
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.075 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.12

Abstract

Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri. Bukan suatu hal yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat inteligensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat inteligensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya inteligensi yang kita miliki bisa meningkat atau berubah
Kebangkitan Sunnisme Pada Abad Ke-XI Ali Sodikin
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.487 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.13

Abstract

Risalah al-Islamiyah yang dibawa oleh sang pangeran cinta (Nabi Muhammad Saw.) pada intinya adalah bagaimana membawa ide agama dalam pergulatan hidup secara kolektif untuk menegakkan tatanan sosial yang adil, bermartabat dan berwibawa, sebagai cita-cita ketakwaan. Doktrin agama yang mengarah pada cita-cita ketakwaan sebagai perwujudan rasa kemanusiaan yang utuh, sebagaimana yang telah dirintis oleh sang Nabi, pada kenyataan sejarah justru kita jumpai sebuah pergulatan hidup secara kolektif yang justru mengarah pada akar konflik, manakala kepentingan dan kekuasaan lebih dominan
Memahami Makna Bid'ah Dalam Tradisi Islam Achmad Lubabul Chadziq
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.766 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.14

Abstract

Pembahasan mengenai bid'ah telah menjadi perdebatan di antara umat Islam. Bid'ah seringkali dijadikan oleh kelompok tertentu sebagai senjata untuk memojokkan kelompok lain yang tidak sependapat, seperti kelompok Sunni yang menuduh bid'ah kelompok non-Sunni atau sebaliknya. Dalam tradisi Sunni, bid'ah juga sering dijadikan landasan di dalam mensikapi beberapa praktek keagamaan Islam popular yang tidak didapatkan dalam tradisi Islam normative, terutama berkaitan dengan beberapa praktek dan kepercayaan yang muncul dari kalangan kaum sufi Islam
Konsep CInta Sufi RȂBI’AH AL-‘ADAWIYYAH Fikri Mahzumi
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.651 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.15

Abstract

This article is effort to explore the conception of Rȃbi’ah Al-‘Adawiyyah about her spiritual experience on sufism. According to her, love was actualized as “al-ḥubb al-ilâhi and al-khullah”. Both terms explain into her poems and idoms these mean a system of love. Therefore she stands out among the early ascetics like a star of Divine love. It must be noted that Rabi'a had not completely built an original system of love to deserve such a title. What she did was to emphasise the importance of disinterested love for God; and this was much needed at her time. She basically divided love on the basis of its motives, that is, whether the love is motivated by self-interest or not. This simple division proved to be very successful: it became a central theme in almost all Sufi books, and inspired individual Sufi’s theories on love. In addition to her contribution to the concept of love, Rabi`a is also important inasmuch as she is one of the original female Sufis emerging in the eighth century. This is important since it shows that Sufism gave women the greatest opportunity to attain the rank of sainthood. As a result, the title of saint was bestowed upon women equally with men.
Wakaf Hak Guna Bangunan Di Atas Tanah Hak Pengelolaan Fashihuddin Arafat
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.154 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.16

Abstract

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 telah merubah paradigma wakaf tanah dalam Hukum Tanah Nasional. Ketentuan Wakaf Hak Guna Bangunan di Atas Tanah Hak Pengelolaan harus mengikuti ketentuan hukum Hak Guna Bangunan di atas Tanah Hak Pengelolaan, diantaranya harus dengan ijin tertulis dari pemegang Hak Pengelolaan
Etika Dakwah: Menyikapi Fenomena Da’i Bertarif Mohammad Rofiq
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.924 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.17

Abstract

Pada akhir tahun 1980-an seorang psikiater kondang Prof. Dr. H. Ayyub Sani Ibrahim menulis sebuah artikel di sebuah koran nasional berujudul “Da’i Berbulu Musang”. Artikel ini dimaksudkan untuk menasihati dan mengkritisi para da’i yang prilaku kesehariannya bertentangan dengan materi dakwah yang disampaikannya. Namun fenomena dai berbulu musang pada masa berikutnya justru kian bermunculan, bahkan lebih parah daripada sekadar da’i berbulu musang. Muncul oknum da’i yang berani memungut imbalan alias upah dari masyarakat yang didakwahinya. Alias Da’i Walakedu  (jual ayat kejar duit).
Wawasan Sistem Ekonomi Islam Abu Kholis
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.986 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.18

Abstract

Diskursus tentang ekonomi Islam ( Syariah ) sebenarnya bukan merupakan wacana baru dalam dunia  ilmiah modern saat ini. Ia merupakan suatu realitas yang terus menghadirkan kesempurnaan ditengah beragamnya sistem sosial dan konvensional yang berbasis pada faham materialisme sekuler. Kehadirannya bukan saja menjadi jawaban dari ketidak adilan sistem sosial ekonomi kontemporer, melainkan juga sebagai kristalisasi usaha intelektual yang telah berlangsung sangat panjang dalam sejarah umat Islam. Oleh karena itu, membahasnya baik saat ini maupun dimasa mendatang akan selalu menjadi salah satu kajian di berbagai ranah dimensi sosial masyarakat. Mulai dari akademisi, praktisi hukum ekonomi Islam ( syariah ), pebisnis ekonomi syariah hingga pada level pengambil kebijakan negara dengan berdirinya lembaga–lembaga perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya.Kata Kunci : Wawasan, Sistem dan Ekonomi Islam
Penafsiran Al-Qur'an Melalui Pendekatan Semiotika Dan Antropologi (Telaah Pemikiran Muhammad Arkoun) Arif Budiono
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 11 No. 2 (2015)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.691 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v11i2.19

Abstract

Bagi kalangan pembaharu (reformis) muslim, diktum al-Qur’an shalih li kulli zaman wa makan (al-Qur’an selalu sesuai bagi setiap waktu dan tempat) ditempatkan pada kerangka historis-sosiologis-antropologis. Umat Islam harus mampu membuktikan bahwa “al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada mansuai sebagai ajaran akumulatif dan penyempurna dari ajaran-ajaran kitab suci samawi sebelumnya. Diantara reformis Islam adalah Muhammad Arkoun. Menurutnya, Al-Qur'an merupakan sebuah teks yang bersifat terbuka. Tak satupun penafsiran dapat menutupnya secara tetap dan "ortodoks". Kenyataan ini memberikan konsekwensi logis adanya keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan antara al-Qur’an sebagai teks (nash) yang terbatas, dengan perkembangan problem sosial kemanusiaan yang dihadapi manusia sebagai konteks (waqa’i) yang terus berkembang.   Persoalannya adalah bagaimana merumuskan sebuah metode tafsir yang dianggap mampu menjadi alat untuk menafsirkan al-Qur’an secara baik, dialektis, reformatif, komunikatif-inklusif serta mampu menjawab perubahan, sementara al-Qur’an – dengan ayatnya yang tetap - turun ditengah budaya lokal Arab yang sama sekali berbeda kondisinya dengan problem kontemporer saat ini. Tampaknya peran penggunaan ilmu sosial dan humaniora sebagai alat bantu dalam penafsiran tidak dapat dianggap sepele.Strategi yang ia tawarkan adalah mendekonstruksi, merekonstruksi  dan mengembangkan metodologi penafsiran al-Qur’an melalui konseptual baru yang sesuai dengan tantangan zaman, yakni : Pertama, pendekatan Semiotik yakni konsep "tanda" sebagai kata simbol yang menjamin secara logis dan konkret kebahasaan. Tawaran ini muncul karena ia memahami manusia sebagai animal symbolicium atau hewan yang mampu menggunakan, menciptakan dan mengembangkan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan dari individu kepada individu lain. Teks dan konteks menjadi dua kata yang tak terpisahkan, keduanya berkelindan membentuk makna. Konteks menjadi penting dalam interpretasi, yang keberadaannnya dapat dipilah menjadi dua, yakni intratekstualitas dan intertekstualitas. Analisis semiotika akan mampu menggali hal-hal yang sifatnya subtle dari penggunaan bahasa seperti halnya tentang seperangkat nilai atau bahkan ideologi yang tersembunyi di balik penggunaan bahasa.Kedua, pendekatan antropologis, diharapkan mampu menampilkan esensi ayat al-Qur'an yang tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Ayat al-Qur'an tidak lagi menjadi teks langit tapi al-Qur'an adalah teks bumi karena menggunakan bahasa bumi dan tentunya untuk kepentingan penduduk bumi. Melalui pendekatan ini, Arkoun ingin menggali faktor umum kemanusiaan, budaya dan agama masyarakat Timur Tengah
Murabahah Fiqih Klasik Dan Aplikasi Pada Lembaga Keuangan Slamet Akhmadi; Falsafah Rosyidah
MIYAH : Jurnal Studi Islam Vol. 12 No. 1 (2016)
Publisher : Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.861 KB) | DOI: 10.33754/miyah.v12i1.25

Abstract

Dalam pembahasan fiqh klasik dikenal akad yang diberi nama akad Murabahah. Akad ini merupakan akad paling dominan yang diaplikasikan oleh lembaga perbankan syariah (lembaga keuangan) terutama di Indonesia. Ini dikarenakan  akad murabahah oleh sebagian para bankir dikatakan paling sesuai dengan budaya dan kondisi masyarakat Indonesia.

Page 2 of 22 | Total Record : 216