Jurnal Reinha
Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik, Budaya, Sosiologi, Antropologi, Pastoral, Katekese, Teologi Katolik, Kitab Suci Katolik, Liturgi Gereja Katolik, Ekopastoral, Teologi Kontekstual
Articles
9 Documents
Search results for
, issue
"Vol 15 No 2 (2024)"
:
9 Documents
clear
OPTIMALISASI PERAN KENABIAN MELALUI PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF UNTUK SEKAMI DI STASI ST. HILDEGARD RIANGKOTEK
Alfonsus Mudi Aran;
Ignasia Yofita Kuna Koten;
Anna Theresia Golu Aran;
Barbara Leto Kolin Tukan;
Margaretha Ema Tukan;
Maria Angela Dora Kelen;
Maria Magdalena Wea
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.328
Penelitian ini membahas peran kenabian anak-anak dalam Gereja Katolik, dengan fokus pada kelompok Serikat Kepausan Anak Misioner (Sekami) di Stasi St. Hildegard Riangkotek. Dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran kenabian anak-anak melalui aktivitas Sekami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak memainkan peran penting dalam mengekspresikan ketaatan kepada Tuhan, menyampaikan kebenaran, memberikan dukungan rohani, terlibat dalam pelayanan sosial, menjadi saksi kasih Allah, serta berdoa dan berkorban. Melalui aktivitas Sekami dan pendekatan PPR, anak-anak dapat menginternalisasi ajaran agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang proses pendidikan agama dapat memperkuat peran kenabian anak-anak dalam Gereja Katolik. Maka dari itu, pendekatan PPR dapat dijadikan model dalam pembinaan anak-anak untuk menjadi individu yang beriman, bertanggung jawab, dan peduli terhadap sesama.
INTEGRASI AJARAN SANGHYANG SIKSAKANDANG KARESIAN DAN KRISTIANI DALAM PENDIDIKAN AGAMA DI INDONESIA
Yusuf Siswantara;
Angga Satya Bhakti
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.356
Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai dalam Sanghyang Siksakandang Karesian (SSK) ke dalam pendidikan agama Katolik, dengan fokus pada pengembangan karakter siswa. SSK, sebagai naskah moralitas Sunda, menawarkan pedoman hidup yang mengedepankan tanggung jawab sosial dan etika moral. Metodologi yang digunakan mencakup pendekatan kualitatif dengan analisis mendalam terhadap tiga bagian utama SSK: Dasa Kreta, Dasa Prebakti, dan karma ning hulun. Penelitian juga menelisik korelasi antara ajaran moral dalam SSK dan ajaran Katolik untuk menarik implementasinya dalam konteks pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesamaan signifikan antara ajaran moral dalam SSK dan prinsip-prinsip ajaran Katolik, terutama dalam hal tanggung jawab individu dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa integrasi nilai-nilai ini dalam kurikulum pendidikan agama Katolik dapat mendorong siswa untuk lebih aktif berkontribusi dalam masyarakat, serta mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan sosial mereka. Signifikansi dari penelitian ini terletak pada kontribusinya terhadap pengembangan pendidikan agama yang relevan dengan konteks budaya lokal. Dengan memasukkan kearifan lokal, pendidikan agama Katolik tidak hanya menjadi proses transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter yang berintegritas dan peduli terhadap kesejahteraan sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi pengembangan kurikulum pendidikan agama yang lebih holistik dan kontekstual.
ESENSI DAN EKSISTENSI HIDUP SELIBAT DALAM PEMIKIRAN METAFISIKA THOMAS AQUINAS
Sergius Hendi
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.359
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pandangan Thomas Aquinas mengenai hidup selibat dalam perspektif metafisika dengan fokus pada hubungan antara eksistensi dan esensi dalam hidup selibat. Hidup selibat dalam tradisi Katolik dipandang sebagai panggilan ilahi yang mendalam, namun sering kali dianggap sebagai bentuk pengorbanan atau pengekangan yang tidak realistis. Masyarakat cenderung melihat hidup selibat sebagai pilihan hidup yang bertentangan dengan kodrat manusia, sehingga pemahaman yang mendalam mengenai esensi dan eksistensinya sering terabaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan deskriptif. Data diperoleh dari kajian literatur terkait filsafat metafisika Thomas Aquinas dan kajian hidup selibat dengan fokus pada karya-karya Thomas Aquinas yang relevan dengan topik yang dibahas. Hasil kajian menunjukkan bahwa esensi hidup selibat menurut Thomas Aquinas terlihat dari penyerahan dirinya secara total demi Kerajaan Allah sementara eksistensi hidup selibat terlihat dari kehidupan sehari-hari seperti berdoa, pelayanan dan pengudusan dengan tujuan akhir yaitu, bersatu dengan Tuhan. Kajian ini mengungkap bahwa hidup selibat memiliki nilai lebih tinggi dalam mencapai kebahagiaan abadi dibandingkan dengan pernikahan. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman teologi moral Katolik, serta relevansi dan implikasi hidup selibat dalam kehidupan rohani masa kini, dengan menekankan sinergi antara eksistensi dan esensi dalam kehidupan spiritual.
KRISIS HARMONI ANTARA MANUSIA DAN ALAM: PENDEKATAN FILOSOFIS TERHADAP TANTANGAN EKOLOGI MODERNITAS
Viktor;
Fransiskus Xaverius Eko Armada Riyanto;
Mathias Jebaru Adon
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.361
Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai filosofis dalam perspektif Armada Riyanto mengenai harmoni alam dan manusia. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi bagaimana pandangan filosofis Armada Riyanto dapat mengatasi krisis harmoni antara Manusia dan Alam. Dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka, penelitian ini memperkenalkan kebaruannya dengan pendekatan fenomenologis dalam menganalisis konsep alam sebagai “dinamis dan metaforis” yang diusung oleh Armada Riyanto. Konsep ini membawa perspektif baru dalam memahami hubungan manusia dan alam, yang tidak hanya terbatas pada dimensi fisik, tetapi juga melibatkan aspek emosional dan spiritual. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah menyoroti pentingnya pendekatan holistik dalam memahami relasi antara manusia dan alam, yang mencakup dimensi fisik, emosional, dan spiritual. Penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap diskursus filosofi alam dengan memperkenalkan cara pandang yang lebih inklusif dan integratif. Implikasi teoretis dari penelitian ini adalah pengembangan filosofi alam yang lebih mendalam, sedangkan implikasi praktisnya dapat digunakan untuk memperbaiki hubungan manusia dengan alam melalui pemahaman yang lebih holistik terhadap keberadaan alam itu sendiri.
PERAN KATEKESE DALAM MEMBENTUK NILAI MORAL KAUM MUDA BERDASARKAN DOKUMEN EVANGELII GAUDIUM
Susana Soi Leton;
Yosep Belen Keban
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.363
Kemajuan pesat dalam teknologi dan informasi telah mengubah perilaku manusia. Meski perkembangan teknologi membawa dampak positif, seperti memperluas wawasan dan pengetahuan kaum muda melalui akses mudah ke berbagai informasi dan media sosial, namun hal ini juga menimbulkan dampak negatif, terutama dalam pembentukan nilai moral pada kaum muda. Penelitian ini bertujuan menjawab permasalahan tersebut berdasarkan seruan dokumen Evangelii Gaudium. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka, menggunakan berbagai sumber sebagai bahan kajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam era digital yang penuh tantangan, seruan dokumen Evangelii Gaudium melalui katekese dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan iman yang mendalam. Katekese membantu kaum muda memahami dan mengevaluasi informasi yang mereka terima dari berbagai sumber digital. Selain itu, katekese juga memberikan panduan untuk menjalani kehidupan sesuai pola Kristus, mendukung kedewasaan hidup Kristiani, dan membentuk nilai-nilai moral yang baik.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seruan dokumen Evangelii Gaudium berperan penting dalam pembentukan nilai-nilai moral kaum muda di era digital melalui katekese. Rekomendasi yang diajukan adalah melibatkan kaum muda secara aktif dalam proses katekese, baik dalam pengambilan keputusan maupun pelaksanaannya.
KEPEKAAN SOSIAL MAHASISWA LELAK DALAM IMPLEMENTASI CARITAS BAGI KAUM MISKIN
Damianus Suryo Pranoto
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.365
Kepekaan sosial adalah suatu nilai fundamental dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam menghadapi tantangan sosial seperti kemiskinan. Fokus tulisan ini akan membahas tentang implementasi caritas oleh mahasiswa Lelak terhadap keluarga miskin melalui tindakan konkret, seperti membantu biaya operasi seorang bayi dengan kondisi kesehatan kritis. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui wawancara mendalam dengan tiga mahasiswa yang aktif dalam penggalangan dana tersebut. Hal ini akan menunjukkan kepekaan sosial mahasiswa yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, nilai-nilai agama, dan dorongan kesadaran kolektif. Maka, dalam konsep Emile Durkheim tentang kesadaran kolektif amat relevan dalam memahami motivasi mereka untuk bertindak secara kolektif demi menciptakan kesejahteraan bersama. Tindakan mahasiswa juga mencerminkan ajaran caritas sebagai cinta tanpa pamrih, sebagaimana digambarkan dalam dokumen Caritas in Veritate. Tulisan ini menegaskan bahwa kepekaan sosial tidak hanya sebagai respons terhadap kebutuhan material, tetapi juga wujud cinta aktif yang memperkuat solidaritas dan harmoni sosial. Oleh karena itu, kepekaan sosial adalah fondasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan berperikemanusiaan, sekaligus menjadi bentuk pengamalan iman yang nyata. Dengan kata lain, tulisan ini memberikan motivasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kepekaan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan akademik sebagai wadah pembentukan karakter dan moralitas mahasiswa.
REFLEKSI FILOSOFIS TRANSFORMASI MENUJU MASYARAKAT TERBUKA: WAWASAN LIBERALISME INDONESIA PERSPEKTIF FRANCIS FUKUYAMA
Marianus Elki Semit;
Pius Pandor
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.366
Fokus tulisan ini membahas transformasi menuju masyarakat terbuka di Indonesia melalui perspektif liberalisme menurut Francis Fukuyama. Kajian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana pemikiran Fukuyama dapat menjadi landasan teoretis bagi perubahan masyarakat Indonesia. Perihal gagasan Fukuyama diharapkan memberikan pandangan kritis terhadap relevansi dan kontribusinya terhadap proses transformasi tersebut. Implementasi liberalisme di Indonesia menghadapi tantangan signifikan, termasuk kekuasaan pemerintah yang cenderung otoriter dan membatasi kebebasan masyarakat. Kondisi ini memperlambat pergerakan menuju kesejahteraan individu maupun kolektif. Fukuyama menawarkan potensi dampak positif bagi Indonesia, meski harus melalui proses panjang dan menghadapi berbagai hambatan. Transformasi ini menuntut tindakan nyata untuk membangun negara yang lebih terbuka dan menjunjung tinggi nilai-nilai deliberatif. Tulisan ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan untuk menganalisis relevansi dan implikasi gagasan Fukuyama dalam konteks Indonesia. Pemetaan analisis transformasi menuju masyarakat terbuka serta memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan potensi perubahan tersebut demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
EKSISTENSI MORI KRAENG PADA MASYARAKAT MANGGARAI DALAM PERSPEKTIF TRANSENDENSI KARL JASPERS
Fransiskus Bala Kleden;
Silfanus Jemadin;
Yohanes Baptista Angelino Galus;
Bernardus Subang Hayong
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.376
Artikel ini bertujuan membahas eksistensi Mori Kraeng dalam perspektif filsafat Karl Jaspers. Dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Manggarai, Mori Kraeng dianggap sebagai entitas transenden, wujud tertinggi dan pengatur kehidupan. Tujuan dari penulisan artikel ini ialah menjelaskan eksistensi Mori Kraeng dengan mengacu pada pemikiran Jasppers tentang Transendensi. Untuk mencapai tujuan ini, penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan digunakan untuk menelusuri buku-buku dan artikel-artikel jurnal sebagai sumber primer dan sumber sekunder. Hasil yang ditemukan dalam penulisan artikel ini ialah pemikiran Jaspers tentang Transendensi, yang menyatakan bahwa pengalaman Transendensi terjadi dalam situasi batas dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh akal, sejalan dengan cara masyarakat Manggarai berhubungan dengan Mori Kraeng. Dalam pandangan ini, kepercayaan terhadap Mori Kraeng bukan hanya menyentuh aspek budaya, melainkan juga berkenaan dengan sebuah pencarian eksistensial yang memberi makna dan arah hidup, terutama dalam menghadapi keterbatasan hidup, seperti penderitaan dan kematian. Simbolisme adat, seperti ritual syukur dan persembahan, menjadi jembatan untuk menghubungkan manusia dengan Mori Kraeng, yang merupakan realitas yang melampaui dunia imanen.
PANGGILAN SELIBAT DALAM REFLEKSI FILSAFAT FONDASI INTERPRETASI SPIRITUALITAS REMAH DAN DAUN KERING
Fransesco Agnes Ranubaya;
Valentino Lafdy;
FX. Eko Armada Riyanto
Jurnal Reinha Vol 15 No 2 (2024)
Publisher : STP Reinha Larantuka
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56358/ejr.v15i2.379
Fokus penelitian ini adalah mengulas secara kristis dan mendalam mengenai panggilan selibat yang menggunakan pisau bedah filsafat Fondasi Interpretasi menurut spiritualitas Remah dan Daun Kering. Filsafat Fondasi Interpretasi merupakan pemikiran mendalam yang berkaitan erat dengan relasi antara Aku, Teks, Liyan dan Fenomen. Spiritualitas Remah dan Daun kering menjadi fondasi dasar untuk mengungkapkan secara kritis pemaknaan panggilan selibat bagi seorang calon imam dan identitasnya sebagai makhluk relasional. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memaknai lebih dalam kehidupan selibat yang dipersonifikasikan dalam spiritualitas Remah dan Daun Kering. Selain itu, karya ilmiah ini juga menjadi refleksi kritis bagi para calon imam untuk menjalani panggilan selibat dengan penuh semangat dan tanggung jawab sebagai relasinya yang amat dekat dengan Tuhan dan sesama. Melalui pengetahuan metafisika, panggilan untuk menjadi seorang selibat ada dalam karya ilmiah ini. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kritis melalui pendekatan studi pustaka yang direfleksikan dalam tinjauan kritis. Karya ilmiah ini sangat relevan dengan keadaan para calon imam yang hendak menjalani hidup selibat dan berjuang untuk menghidupi hidup selibat itu dengan kesadaran penuh yang muncul dari dalam bukan dipengaruhi oleh hal-hal lain yang ada di luar dirinya. Melalui karya ilmiah ini, penulis berharap agar setiap calon imam memiliki prinsip yang ideal dan kokoh untuk menjalani hidup selibat melalui spiritualitas Remah dan Daun Kering yang sangat menginspirasi.