cover
Contact Name
Hudori
Contact Email
jurnalterapiwicara@gmail.com
Phone
+6285710504178
Journal Mail Official
jurnalterapiwicara@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kramat VII No.27, RT.6/RW.1, Kenari, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10430
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Terapi Wicara
Published by Akademi Terapi Wicara
ISSN : -     EISSN : 29868068     DOI : https://doi.org/10.59898/jawara.v1i1
Core Subject : Health, Education,
The Speech Therapy Journal (JAWARA) contains peer-reviewed results, articles, research and community service reports related to screening, detection, diagnosis, and therapeutic management of communication and swallowing disorders. We welcome contributions on the following topics:aphasia; dysarthria; apraxia of speech language disorders in children childhood apraxia of speech speech sound disorders fluency disorders voice disorders. swallowing, dysphagia, and feeding disorders aural rehabilitation; craniofacial disorders dementia augmentative and alternative communication
Articles 28 Documents
Penanganan Kasus Latah dengan Metode Counting Backward: Studi Kasus Tunggal Hikmatun Sadiah; Nur Fitri; Tangginas Tangginas (22039)
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i1.25

Abstract

Latah syndrome can be understood as a communication disorder because as a result of talkativeness the verbal interaction process does not run normally, impairs the smoothness of communication, and affects the individual's ability to interact effectively with other people. Latah is characterized by an excessive response to certain stimuli, which often interferes with the sufferer's daily life. Latah is a syndrome that is quite common in Indonesia, especially among women, but despite its high prevalence, the intervention methods used to treat latah have not been studied in depth.
Penerapan Metode Word and Phrase Level of Training Pada Kasus Dislogia dengan Kondisi Disabilitas Intelektual: Studi Kasus Tunggal Yulidar Rusdi Rasyid; Shendy Octriviani; Kaisa Azzahra (22020)
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 1 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i1.26

Abstract

Intellectual developmental delays, previously known as mental retardation, are brain development conditions that affect an individual's ability to think, learn, and function independently. The ability of a dyslogia child with mental retardation, currently known as intellectual disability, to name the word level of nouns can improve expressive language skills, and which are part of verbal communication.
Gambaran Point of Articulation Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Pra-Sekolah Junaeni Junaeni; Puji Astuti; Stella Rosalina Phandinata
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.29

Abstract

Latar belakang: Kemampuan artikulasi anak usia prasekolah merupakan indikator penting dalam kemampuan berkomunikasi. Namun penelitian mengenai norma perkembangan bunyi ujaran dalam Bahasa Indonesia masih sangat terbatas. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penguasaan bunyi konsonan berdasarkan penempatan titik artikulasi (POA) pada anak usia 4-7 tahun. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif-Deskriptif dengan 237 siswa/I prasekolah. Data dikumpulkan melalui metode meniru kata berdasarkan kategori usia. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menghitung persentase penguasaan setiap bunyi (Percentage of Consonant Correct/PCC). Hasil: Penguasaan konsonan Bilabial dan Velar menunjukkan perkembangan yang lebih cepat, yakni dikuasai pada usia 4 tahun. Di sisi lain, klaster menjadi kelompok bunyi yang paling sulit dimana beberapa bunyi klaster masih belum dikuasai hingga usia 6-7 tahun. Kesimpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan variasi kecepatan dalam penguasaan bunyi berdasarkan titik artikulasi. Penelitian ini memberikan data awal untuk pengembangan norma artikulasi di Indonesia.
Hubungan Antara Memori Kerja dengan Kemampuan Lisan Pada Anak Pra-Sekolah Yulidar Rusdi Rasyid; Jumiarti Jumiarti; Putri Wulandari Rinjani
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.30

Abstract

Kemampuan lisan pada anak pra-sekolah dapat berkaitan dengan kemampuan memori kerja (working memory), usia anak pra-sekolah dinyatakan untuk usia 3 sampai 6 tahun. Memori kerja merupakan fungsi kognitif yang sangat penting, memiliki kapasitas terbatas, yang hanya dapat menyimpan sejumlah kecil informasi dalam waktu singkat sekitar 2 sampai 3 detik. Untuk itu anak-anak dapat menyimpan dan memanipulasi informasi secara sementara dari berbagai tugas sehari-hari, seperti mengikuti instruksi yang terdiri dari beberapa langkah, memecahkan masalah, dan mempelajari konsep baru dan pemberian materi secara berulang dapat membantu memori kerja. Memori kerja yang kuat cenderung memiliki prestasi lebih baik secara akademis, terutama dalam mata pelajaran seperti matematika dan seni bahasa. Sebaliknya, anak yang memiliki memori kerja lebih lemah dapat memungkinkan kesulitan dalam belajar dan mengikuti instruksi, dan dapat menyebabkan kesulitan di sekolah dan kehidupan sehari-hari.
Gambaran Substitusi pada Bunyi Ujaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Usia Anak Pra-Sekolah Agustina Agustina; Yusi Lusia Ningsih; Intan Intan
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.32

Abstract

review
Gambaran Kelancaran Bicara Pada Anak Usia Pra-Sekolah Hikmatun Sadiah; Ananda Sweethela Putri
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.33

Abstract

Latar belakang: Kelancaran bicara merupakan indikator penting perkembangan komunikasi anak usia pra sekolah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kelancaran bicara pada anak usia dini dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode: Penelitian kuantitatif deskriptif ini melibatkan 213 anak berusia 4,5–7 tahun. Data dikumpulkan melalui observasi dan uji ANOVA. Hasil: Gangguan bicara lambat adalah jenis gangguan paling dominan, terutama pada usia 4,5–5 tahun (17%). Tidak ditemukan perbedaan signifikan antar kelompok usia untuk gangguan bicara gagap (p = 0,769). Kesimpulan: Deteksi dini dan intervensi berbasis usia sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bicara anak.
Gambaran Ketepatan Artikulasi Berdasarkan Cara Artikulasi pada Anak Pra-Sekolah jumiarti, Jumiarti; Qhurotu Aini, Shofy
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.34

Abstract

Latar belakang : Ketepatan artikulasi adalah kemampuan untuk mengucapkan kata-kata dengan jelas dan tepat menggunakan organ bicara. Anak usia prasekolah yang dimulai dari anak berusia 3-6 tahun memiliki masa emas dalam perkembangannya terutama dalam perkembangan keterampilan bahasa lisan salah satunya adalah  cara artikulasi. Cara artikulasi dari konsonan merupakan proses pembentukan konsonan dengan melibatkan interaksi pergerakan artikulator melalui alat bicara. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ketepatan artikulasi berdasarkan cara artikulasi dalam produksi Bahasa Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan tenik purposive sampling dengan melibatkan 254 anak prasekolah umur tiga sampai tujuh tahun yang dibagi dalam usia 3, 4, 5, dan 6 tahun. Instrumen yang digunakan format observasi artikulasi anak Manner of Articulation (MOA) dilakukan dengan meniru tingkat kata pada konsonan tunggal posisi awal, tengah, dan akhir. Respon dicatat dan diskor untuk dianalisis. Data dianalisis menggunakan excel dan sistem SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 25. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan semua bunyi konsonan tunggal dikuasai mulai usia 3 tahun namun ketepatan bertambah sesuai bertambahnya usia. Persentase konsonan yang benar semakin meningkat seiiring bertambahnya usia. Kesimpulan : Ketepatan artikulasi pada anak prasekoah meningkat seiiring bertambahnya usia. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang ketepatan artikulasi pada anak prasekolah.
Gambaran Pemahaman Bahasa Lisan Berdasarkan pada Usia Pra-Sekolah Lestari, Nining; Lulu Fitriani, Nadiya
Jurnal Terapi Wicara Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Terapi Wicara
Publisher : Akademi Terapi Wicara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59898/jawara.v2i2.35

Abstract

Latar belakang: Perkembangan keterampilan berbahasa pada anak usia prasekolah menandakan adanya transformasi yang ditandai dengan perkembangan kemampuan berbahasa mereka. Perkembangan bahasa anak, lebih cepat melalui interaksi sosial, dengan penggunaan tata bahasa yang sesuai . Pemahaman bahasa lisan anak pra sekolah menjadi hal yang penting sebagai bagian dari pengembangan bahasa mereka. Tujuan:  Penelitian ini bertujuan melihat gambaran pemahaman bahasa lisan anak prasekolah dengan menggunakan tes DDGKB Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pendekatan deskriptif dan menggunakan data sekunder dari tahun 2021 sampai 2023. Hasil: Penelitian menggunakan tes DDGKB untuk pemahaman bahasa lisan anak prasekolah  pada usia 4,5 – 5 tahun baik, usia 5-6 tahun sangat baik dan usia 6-7 tahun baik.     Kesimpulan : Kemampuan pemahaman lisan pada anak pra sekolah tahun secara umum tetap berada pada level yang baik. Saran : Kelengkapan data pada sampel agar lebih valid

Page 3 of 3 | Total Record : 28