cover
Contact Name
Septiana Fathonah
Contact Email
jpkmk@stikes-notokusumo.ac.id
Phone
+6282136407862
Journal Mail Official
jpkmk@stikes-notokusumo.ac.id
Editorial Address
Jl. Bener No.26, Tegalrejo, Yogyakarta 55243
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Kesehatan (JPKMK)
ISSN : -     EISSN : 28073134     DOI : 10.53423
Core Subject : Health,
Merupakan jurnal ilmiah dari hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen. Jurnal ini dikemas secara padat dan berisi, sehingga mudah dipahami oleh pembaca dari kalangan akademis dan umum. Jurnal ini merupakan implementasi hasil penelitian.
Articles 147 Documents
Supportive Educational Personal Hygiene Pelatihan Kelompok Guru PAUD di Kota Semarang: Supportive Educational Personal Hygiene Group Training of PAUD Teachers in The City of Semarang Heny prasetyorini Heny; Dyah Restuning Prihati; Maulidta Karunianingwirawati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1448.992 KB)

Abstract

Abstrak: Upaya penyuluhan kesehatan saat ini memang lebih banyak memilih orang dewasa sebagai sasaran utama, masih jarang dilakukan edukasi pada kelompok anak usia dini. Kegiatan yang dilakukan pada anak usia dini selama ini hanya berupa kegiatan pemeriksaan kesehatan seperti deteksi tumbuh kembang dan  screening yang meliputi pemeriksaan antopometri dan pemeriksaan gigi. Padahal anak usia dini lebih mudah menyerap ilmu  apabila di ajarkan sejak usia dini. Tujuan PKM ini mengajarkan pada kelompok guru PAUD tentang  edukasi perilaku hidup bersih dan sehat  pada anak usia dini dengan cara bermain peran  sehingga dapat  menumbuhkan imajinasi pada anak. Metode yang digunakan adalah dengan metode bercerita, demonstrasi dan bernyanyi. Hasil kegiatan ini semua guru PAUD yang ada di PAUD Bina Amal dan Pondok Beringin 19 responden (100%) akan memasukan kurikulum materi tentang Edukasi kesehatan dengan cara bermain peran agar anak usia dini disetiap semester mendapatkan materi tentang perilaku hidup bersih dan sehat . Guru PAUD dapat menerapkan bagaimana cara mengajarkan anak cara personal  hygiene dengan bermain peran sehingga anak lebih tertarik dan dapat langsung mengaplikasikan disaat mereka melakukan aktivitasnya. Bermain peran akan membuat anak – anak lebih mudah untuk mengingat karena cara pembelajaran dilakukan sambil bermain, bercerita, dan juga langsung ada contoh bergambar serta boneka untuk pembelajaran. Abstract: Current health education efforts are indeed choosing adults as the main target, education is still rarely carried out in the early childhood group. Activities carried out for early childhood have only been in the form of health check-ups, such as growth and development detection and screening, which include anthropometric examinations and dental examinations. Whereas early childhood is easier to absorb knowledge if it is taught from an early age. The purpose of this PKM is to teach groups of PAUD teachers about educating clean and healthy living behavior in early childhood by playing a role so that it can foster imagination in children. The method used is the method of telling stories, demonstrations and singing. The results of this activity are all PAUD teachers in PAUD Bina Amal and Pondok Beringin 19 respondents (100%) will include curriculum material on health education by way of role playing so that early childhood children in each semester get material about clean and healthy living behavior. PAUD teachers can apply how to teach children personal hygiene by playing a role so that children are more interested and can apply it directly when they do their activities. Role playing will make it easier for children to remember because learning is done while playing, telling stories, and there are also direct illustrated examples and dolls for learning.      
Kepatuhan Tenaga Nonmedis Terhadap Pemakaian Alat Perlindungan Diri (APD) di Klinik PHC Kota Semarang: Compliance of Non-Medical Personnel to The Use of Personal Protection Equipment (PPE) in PHC Clinic, Semarang City Aryadiva Nugrahaning Prayoga; Nanik Suraningsih; Mega Indah Puspita
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.78 KB)

Abstract

Abstrak: Sebagai sarana pelayanan kesehatan, rumah sakit dapat menjadi salah satu sumber infeksi penyakit. Peningkatan derajat kesehatan tidak hanya ditujukan pada masyarakat, tetapi juga tenaga kesehatan. Pada awal tahun 2020, muncul adanya wabah pneumonia dari Wuhan, Provinsi Hubei, China. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Virus SARS-CoV-2 atau dikenal dengan COVID-19 diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan (droplet) yang dihasilkan selama batuk. Upaya yang dapat digunakan untuk memutus penularan COVID-19 salah satunya adalah dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri). Tujuan dari program kemitraan masyarakat ini adalah untuk meningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya pada tenaga non kesehatan dengan cara mengoptimalkan penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) untuk mencegah penyebaran virus COVID-19. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada tenaga non kesehatan atau tenaga nonmedis adalah meningkatnya pengetahuan tentang pentingnya  penggunaan APD dan jenis-jenis APD yang harus digunakan terkait dengan wabah Covid-19.   Abstract: As a health service facility, the hospital can be a source of disease infection. Improving health status is not only aimed at the community, but also health workers. In early 2020, an outbreak of pneumonia emerged from Wuhan, Hubei Province, China. The COVID-19 outbreak was first detected in Wuhan City, Hubei Province, China in December 2019, and was designated a pandemic by the World Health Organization (WHO) on March 11, 2020. The SARS-CoV-2 virus, also known as COVID-19, is suspected to have spread between people mainly through respiratory droplets produced during coughing. One of the efforts that can be used to stop the transmission of COVID-19 is to use PPE (Personal Protective Equipment). The purpose of this community partnership program is to increase public knowledge and awareness, especially for non-health workers by optimizing the use of PPE (Personal Protective Equipment) to prevent the spread of the COVID-19 virus. The results of community service activities, especially for non-health workers or non-medical personnel, are increased knowledge about the importance of using PPE and the types of PPE that must be used in connection with the Covid-19 outbreak.
Pendidikan Kesehatan Tentang Penanganan Hipertensi Kepada Penderita di Graha Werdha Marie Joseph Pontianak: Health Education for Hypertension Patient in Graha Werdha Marie Joseph in Pontianak Elisabeth Wahyu Savitri; Fransiska Romina; Agnes Dwiana Widi Astuti
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.835 KB)

Abstract

Abstrak: Hipertensi beresiko dua kali lebih besar mengalami Coronary Disease seperti infark miokard dan Sudden Death  serta tiga kali lebih besar mengalami gagal jantung. Iskemia miokard terjadi  akibat  ketidakseimbangan  antara supply dan kebutuhan oksigen miokard. Hipertensi mengurangi supply oksigen dan meningkatkan kebutuhan oksigen miokard yang pada akhirnya akan meningkatkan kejadian  infark miokard. Penyebab hipertensi secara garis besar dibedakan pada 2 faktor resiko yaitu faktor yang tidak dapat diubah (non modifiable risk factor) dan faktor yang dapat diubah (modifiable risk factor). Faktor yang dapat diubah seperti gaya hidup (life style) yang tidak baik, misalnya mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan tinggi garam, obesitas, merokok, alkohol, sendentary life style dan stress. Kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita hipertensi tentang bagaimana penanganan penyakit yang dideritanya, dimana pendidikan kesehatan dilakukan sekali dengan metode ceramah dan selanjutnya para peserta diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan peserta diberi leaflet agar dapat mengulang untuk membaca materi yang diberikan. Peserta dalam pengabdian masyarakat ini sebanyak 13 orang. Hasil yang didapatkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan penderita tentang hipertensi dengan demikian diharapkan tekanan darah penderita menurun dan komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakitnya tidak terjadi sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Abstract:  Hypertension has two times greater risk of experiencing coronary disease such as myocardial infarction and sudden death and three times greater risk of experiencing heart failure. Myocardial ischemia results from an imbalance between myocardial oxygen supply and demand. Hypertension reduces oxygen supply and increases myocardial oxygen demand, which in turn will increase the incidence of myocardial infarction. The causes of hypertension are broadly divided into non modifiable risk factor and modifiable risk factor. The modifiable risk factor are  lifestyle: for example consuming foods that are high in fat and salt, obesity, smoking, alcohol, sendentary life style and stress. This Activities are to provide health education to people with hypertension about how to handle their illness, this health education is carried out once with the lecture method and then Participants are given the opportunity to ask questions and given leaflets so that they can repeat to read the material that has been given. The Participants are 13 person. The results obtained from this activity are increased knowledge about hypertension so it is hoped that the patient's blood pressure can decrease and complications that can occur due to the disease do not occur and optimal health status can be achieved.       
Edukasi Pengenalan Kegawatan Nafas Pasien Covid-19 pada Ibu Kader Posyandu Desa Parangjoro: Basic Education of Emergency Respiratory of Covid-19 Patients on Integrated Service Post (Posyandu) Cadres in Parangjoro Village Noor Fitriyani; Intan Maharani Batubara; Mellia Silvy Irdianty
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.617 KB)

Abstract

Abstrak: Virus Covid-19 menyerang dan menyebabkan inflamasi pada organ tubuh, terutam paru-paru bisa terjadi pada semua kelompok usia.  Tingkat mortalitas tinggi pada pasien covid-19 dengan kondisi kegawatan nafas diakibatkan peningkatan mediator proinflamasi yang tidak terkontrol. Upaya pencegahan penularan covid-19 sangat penting dalam penanganan  covid-19 salah satunya melalui edukasi.  Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kegawatan nafas pasien covid-19 pada Ibu Kader Posyandu di Desa Parangjoro. Luaran kegiatan yang diinginkan dari kegiatan pengabdian masyarakat  adalah terjadi peningkatan status kesehatan masyarakat dengan tolok ukut peningkatan pengetahuan pada ibu Kader Posyandu mengenai kegawatan nafas pasien covid-19. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini terdapat peningkatan pengetahuan tentang kegawatan nafas pasien Covid-19 padaIbu kader posyandu  dilihat dari hasil pre test sebesar 25 % menjadi 92,5 % saat post test. Kesimpulan yang didapat dari kegiatan pengabdian masyarakat, bahwa edukasi masalah  kesehatan  pada masyarakat sangat penting dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat  Abstract: Covid-19 virus attacks and causes inflammation in the body's organs, especially the lungs, which can occur in all age groups. The high mortality rate in Covid-19 patients with respiratory conditions is due to an uncontrolled increase in proinflammatory mediators. Efforts to prevent the spread of COVID-19 are very important in handling Covid-19, one of which is through education. This community service aims to increase knowledge of the emergency respiratory of Covid-19 patients on Integrated Service Post  (Posyandu) Cadres in Parangjoro Village. Desired  outcome of community service activities is an increase in the health status of the community with the benchmark of increasing knowledge on Integrated Service Post  (Posyandu) Cadres regarding the emergency  respiratory of Covid-19 patients. Results  of this community service implementation showed an increase in knowledge about the respiratory emergencies of Covid-19 patients in posyandu cadres, seen from the results of the pre test by 25% to 92.5% during the post test. Conclusion obtained from community service activities is that education about health problems in the community is very important to do to improve the health status of the community.  
Peningkatan Derajat Kesehatan Jamaah Masjid Al-Hasanah Selama Pandemi Covid-19 Melalui Skrening Kesehatan: Increasing The Health Degree of Al-Hasanah Mosque Congregants During The Covid-19 Pandemic Through Health Screening Nunung Rachmawati Qosidi
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.895 KB)

Abstract

Abstrak: Penderita penyakit kronis dan kelompok lanjut usia (lansia) merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi terinfeksi virus corona. Sebagian besar jamaah Masjid Al-Hasanah berusia lanjut dan memiliki masalah kesehatan (Penyakit Tidak Menular). Kondisi pandemi covid-19 yang masih terjadi saat ini menyebabkan banyak para jamaah Masjid Al-Hasanah yang tidak berani mengunjungi fasilitas kesehatan untuk sekedar melakukan pemeriksaan kesehatan, memeriksakan keluhan yang dialaminya ataupun untuk melakukan kontrol rutin kesehatannya. Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan derajat kesehatan jamaah Masjid Al-Hasanah salama masa pandemi covid-19. Target kegiatan pengabdian ini adalah seluruh jamaah Masjid Al-Hasanah di Pringgolayan. Luaran kegiatan yang diinginkan bagi jamaah Masjid Al-Hasanah yaitu terjadi peningkatan status kesehatan dan kesadaran jamaah dengan tolak ukur hasil skrening kesehatan yang lebih baik. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu termonitornya kadar gula darah, asam urat, kolesterol, tekanan darah serta kadar saturasi oksigen pada Jamaah Masjid Al-Hasanah Pringgolayan dan teredukasinya jamaah terkait nilai normal dari gula darah, kolesterol, asam urat, makanan yang perlu dihindari dan yang baik dikonsumsi, perilaku hidup sehat dan kepatuhan minum obat serta pentingnya kontrol rutin.   Abstract: Patients with chronic diseases and the elderly are the groups at high risk of being infected with the corona virus. Most of the worshipers of Al- Hasanah Mosque are elderly and have health problems (Non-Communicable Diseases). The current state of the Covid-19 pandemic has caused many Al-Hasanah Mosque worshipers who do not have the courage to visit health facilities to check their health or to carry out routine health checks. The purpose of this service is to improve the health status of the Al-Hasanah Mosque congregation during the Covid-19 pandemic. The target of this service activity is all congregations of the Al-Hasanah Mosque in Pringgolayan. The desire activity output for the Al-Hasanah Mosque congregation is an increase in the health status and awareness of the congregation with a benchmark for better health screening results. The results of community service activities are monitoring blood sugar, uric acid, cholesterol, blood pressure and oxygen saturation levels in the Al-Hasanah Mosque congregation and educating the congregation regarding normal values of blood sugar, cholesterol, uric acid, foods that need to be avoided and which are good for consumption, health living behaviour and adherence to taking medication as well as the importance of routine control.
Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut di Tk Al-Madani Hafiz Ridho: Efforts to Improve Dental and Mouth Health At Al-Madani TK Hafiz Ridho Sukma Yunita; Dirayati Sharfina; Masdalifa Pasaribu
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.701 KB)

Abstract

Abstrak: Perawatan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bentuk perawatan diri pada anak yang harus dilakukan sejak bayi. Anak-anak menyukai makanan yang manis seperti permen dan cokelat, sehingga sisa dari makanan tersebut memudahkan bakteri menempel di gigi sehingga dapat menimbulkan masalah pada gigi. Masalah kesehatan gigi dan mulut jika tidak dilakukan perawatan akan menimbulkan rasa sakit pada gigi yang berakibat anak malas melakukan kegiatan, anak tidak hadir ke sekolah dan nafsu makan menurun sehingga mengakibatkan gangguan tumbuh kembang pada anak. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam praktik menggosok gigi secara benar. Metode pelaksanaan kegiatan ini dengan beberapa tahapan yaitu melakukan pendidikan kesehatan dengan demonstrasi langsung kemudian siswa mempraktekkan cara menggosok yang benar. Kegiatan ini dilakukan di TK AL-Madani Hafiz Ridho merupakan salah satu sekolah TK yang ada di kabupaten Deli Serdang. Hasil yang didapatkan pada kegiatan ini adalah siswa berpartisipasi dengan aktif dan antusias untuk ikut serta dalam mempraktikkan cara menyikat gigi dengan benar dan kegiatan ini ditindaklanjuti oleh guru untuk dilakukan setiap selesai jadwal makan. Abstract: Dental and oral health care is one form of self-care in children. Children like sweet foods such as candy and chocolate. The leftovers make it easier for bacteria to stick to the teeth. It can cause problems with the teeth. Disturbance of dental and oral health can cause pain to kids being lazy to do activities, go to school, and reduce their appetite which results in impaired child development. The purpose of this activity is to increase knowledge of brushing teeth correctly. The method of this activity is carried out in several stages, namely conducting health teaching with direct demonstrations, then students practicing the correct way of rubbing. This activity was carried out at Kindergarten Al-Madani Hafidz Ridho, one of the kindergarten schools in the Deli Serdang district. The results obtained in this activity are that students participate actively and enthusiastically to participate in practicing how to brush their teeth properly and this activity is followed up by the teacher to be carried out after every meal schedule.  
Peran Edukasi Online sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Perilaku Sadari pada Wanita Usia Subur: Online Education to Improve Motivation and Behaviour Breast Self Examination of Women Childbearing Age Dian Anggraini; Gina Nurdina; Dewi Marfuah
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.228 KB)

Abstract

Abstrak: Kanker payudara merupakan salah satu dari penyebab utama kematian di seluruh dunia. Meningkatnya angka kematian kanker payudara maka perlu tindakan masyarakat dalam program penanggulangan kanker payudara, salah satunya memberikan edukasi SADARI. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi SADARI sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi dan perilaku WUS untuk deteksi dini kanker payudara. Diawali dengan melakukan persiapan kemudian pelaksanaan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan memberikan Edukasi SADARI selama 45 menit melalui aplikasi zoom yang menjelaskan tentang deteksi dini kanker payudara untuk meningkatkan pengetahuan responden terhadap perubahan perilaku dan motivasi pada wanita usia subur, selanjutnya edukasi akan dilanjutkan dengan menggunakan WhatsApp dan membekali WUS dengan Booklet Deteksi Dini Kanker Payudara. Setelah diberikan informasi melalui pendidikan kesehatan SADARI melalui whatsapp group maka WUS memiliki kemungkingan lebih besar untuk mematuhi atau mengetahui cara untuk mendeteksi kanker payudara secara dini. Abstract: Breast cancer is one of the leading causes of death worldwide. Increasing breast cancer mortality rate requires community action in breast cancer prevention programs, one of which is providing BSE education. This service aims to provide BSE education as an effort to increase WUS motivation and behavior for early detection of breast cancer. Beginning with preparation, then the implementation of community service is carried out by providing BSE Education for 45 minutes through the zoom application which explains about early detection of breast cancer to increase respondents' knowledge of behavioral changes and motivation in women of childbearing age, then education will be continued by using WhatsApp and equip WUS with Breast Cancer Early Detection Booklet. After being given information through BSE health education through a whatsapp group, WUS has a greater chance of complying or knowing how to detect breast cancer early.
Implementasi SRSC (Stroke Risk Score Card) pada Profesi Guru Di SMPN 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta: SRSC (Stroke Risk Score Card) Implementation in Teachers of Ngaglik I Junior High School, Sleman, Yogyakarta Dwi Kartika Rukmi; Rizqi Wahyu Hidayati; Anastasia Suci Sukmawati
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.385 KB)

Abstract

Abstrak: Stresor yang secara konstan dialami dalam pekerjaan akan berefek pada kesehatan. Interaksi antara faktor personal, non pekerjaan dan pekerjaan akan menimbulkan stress reaction dan stress yang tertumpuk dan berulang dapat mengakibatkan accumulative fatique yang berpotensi untuk menyebabkan penyakit jantung maupun stroke. Guru merupakan salah satu profesi yang rentan mendapatkan stressor dari pekerjaannya karena beberapa hal seperti  masalah siswa, beban kerja berlebih, konflik dengan atasan, konflik peran, peran kerja yang ambigu, fasilitas mengajar yang kurang memadai, lingkungan kerja yang kurang nyaman, dan penghargaan kinerja yang rendah.Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengukur risiko stroke pada guru di SMPN Ngaglik I, Sleman. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan meliputi pengurusan izin, pengumpulan dan persiapan bahan, serta koordinasi dengan pihak terkait. Tahap pelaksanaan dengan melakukan skrining stroke menggunakan SRSC (Stroke Risk Score Card) dan melakukan pengecekan kolesterol serta gula darah. Kegiatan diakhiri dengan tahap pelaporan dan evaluasi tingkat keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Didapatkan bahwa resiko stroke pada guru di SMPN Ngaglik I Sleman berada dalam kategori rendah sebesar 12,5%, kategori sedang 58,3%, dan kategori tinggi 29,2%. Abstract: Stressors that are constantly experienced at work will affect health. The interaction between personal, non-work, and work faktors will cause stress reactions. Stress that accumulates and repeats can result in accumulative fatigue, which can cause heart disease or stroke. Teachers are one profession that is prone to getting stressors from their work. It could be due to several things such as student problems, excessive workload, conflicts with superiors, role conflicts, ambiguous work roles, inadequate teaching facilities, an uncomfortabel work environment, and low-performance awards. The community service activity aims to measure the risk of stroke in teachers at SMPN Ngaglik I, Sleman. The activity is carried out in three stages: the preparation stage, which includes obtaining permits, collecting and preparing materials, and coordinating with related parties. The implementation stage is screening stroke using SRSC (Stroke Risk Score Card), and checking cholesterol and blood glucose. The activity ended with reporting and evaluating the success rate of community service activities. It was found that the risk of stroke in teachers at SMPN Ngaglik I Sleman was in a low score of 12,5%, an average score of 58,3%, and a high score of 29,2%.
Gerakan Latensi Giras sebagai Upaya Preventif dan Promosi Kesehatan pada Lansia dengan Hipertensi Kartasura: Latensi Giras A Preventive and Health Promotion Effort in Kartasura Elderly Martini LIstrikawati; Intan Maharani Batubara
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.308 KB)

Abstract

Abstrak : Peningkatan usia harapan hidup ini dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah kesakitan akibat gangguan degeneratif. Program dari Kementrian Kesehatan melalui bidang P2PTM (Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular) pada tahun 2018 mengenai manajemen program hipertensi sebagai langkah preventif melalui 2 program CERDIK untuk prahipertensi dan program PATUH untuk pasien penyandang hipertensi. Hal tersebut terangkum dalam pengabdian masyarakat berupa Gerakan Latensi Giras. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah Gerakan Latensi Giras padalansia diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia tentang hipertensi Target dan luaran yaitu Lansia prahipertansi dan hipertensi di Kecamatan Kartasura luarannya dapat meningkatkan dan menerapkan pengetahuan. Metodenya dengan melakukan ceramah, demonstrasi senam wajah serta observasi penilaian kekuatan otot wajah. Hasil pengabdian pada kelompok lansia meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai hipertensi dengan benar dan lansia mengelola stress dengan mengupayakan aktifitas fisik melalui senam wajah. Abstract: This increase in life expectancy can lead to an increase in the number of illnesses due to degenerative disorders. Program from the Ministry of Health through P2PTM (Prevention and Control of Non-Communicable Diseases) in 2018 regarding hypertension program management as a preventive measure through 2 CERDIK programs for prehypertension and the PATUH program for patients with hypertension. This is summarized in community service in the form of the Giras Latency Movement. The purpose of this community service is that the Giras Padalansia Latency Movement is expected to improve the health status of the elderly, increase the knowledge and attitudes of the elderly about hypertension. The method is by conducting lectures, demonstrations of facial exercises and observing the assessment of facial muscle strength. The results of service to the elderly group increase knowledge and attitudes about hypertension correctly and the elderly manage stress by seeking physical activity through facial exercises
Upaya Pemberdayaan Masyarakat dengan Penyuluhan Tanggap Bencana Banjir: Community Empowerment in Flood Disaster Management Maula; Intan Maharani B.; Nurul Devi A.; Febriana Sartika Sari
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat : Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2022): Juli
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIKES Notokusumo Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.346 KB)

Abstract

Abstrak: Indonesia merupakan negara yang rentan mengalami bencana hidrometeorologi seperti  banjir. Semua orangmempunyai risiko terhadap potensi bencana termasuk warga Desa Telukan Kecamatan Sukoharjo yang tinggal di lokasi anak Sungai Bengawan Solo. Kesiapsiagaan bencana merupakan hal penting yang perlu dimiliki warga dalam menghadapi bencana, baik sebelum, saat dan setelah bencana. Masyarakat Desa Telukan membutuhkan penyuluhan tanggap bencana banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana banjir mengingat tempat tinggalnya berisiko terkena bencana banjir. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana banjir pada masyarakat. Target kegiatan ini adalah warga Desa Telukan Kecamatan Sukoharjo. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah ceramah dan diskusi dengan tetap memperhatikan jaga jarak dan protokol kesehatan. Kesiapsiagaan warga diukur sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan tanggap bencana banjir dengan kuesioner kesiapsiagaan bencana banjir. Hasil kegiatan yaitu terdapat peningkatan nilai kesiapsiagaan bencana banjir warga dari nilai rata-rata 50 menjadi 84. Rekomendasi dari kegiatan ini adalah sebaiknya ada kegiatan tindak lanjut dengan kader wilayah setempat dalam kegiatan-kegiatan kesiapsiagaan bencana banjir. Abstract: Indonesia is a country that is prone to hydrometeorological disasters such as floods. Everyone is at risk of potential disasters, including the residents of Telukan Village, Sukoharjo District who live in the location of a tributary of the Bengawan Solo River. Disaster preparedness is an important thing that citizens need to have in dealing with disasters, before, during and after disasters. Community needs flood disaster response counseling to increase preparedness in flood disasters considering that their homes are at risk of being affected by flood disasters. This community service activity aims to improve flood disaster preparedness for residents. The target of this activity is the residents of Telukan Village, Sukoharjo District. The implementation method with this activity is lectures and discussions while still paying attention to social distancing and health protocols. Residents' preparedness was measured before and after outreach activities for flood response using a flood disaster preparedness questionnaire. The result of the activity is that there is an increase in the value of community flood preparedness from an average value of 50 to 84. The recommendation from this activity is that there should be follow-up activities with local area cadres in flood disaster preparedness activities.  

Page 3 of 15 | Total Record : 147